ceritaiin dong pengalaman nibbana.....
ketika pengetahuan vippasana berakhir, terlihatlah nibbana yang tidak terlukiskan oleh kata-kata. aku melihatnya, tapi tidak di sini maupun di sana. dan aku tidak lagi memiki kesadaran tentang "aku". dia hadir bukan baru, tapi telah ada di sana sejak lama. kegembiraan, kebahagiaan yang sempurna adalah saat dimana nibbana terlihat. di sana semua akar kejahatan terhapuskan, semua bentuk kebencian tercabut, semua prasangka tersingkirkan.
banyak kata dapat aku ungkapkan tentangnya. tapi barang siapa yang tidak melihatnya sendiri, akan tetap salah tafsirannya, kecuali hanya konsepsi yang mendekati.
setelah itu, ketika aku melihat, mendengar, mengambil, berjalan, merunduk, berdiri, makan, minum, bercengkrama, semuanya atas sebab, dasar dan tujuan nibbana. kemanapun aku melangkah, ke arah nibbana aku menuju. kemanapun aku berlari, nibbana adalah tujuanku. jika nibbana di umpakan dengan energi, maka semua gerak-gerikku dipengaruhi oleh energi nibbana. dengan begitu, dimanapun aku berada, tidak ada lagi yang harus aku lakukan. sedikitpun aku sudah tidak melakukan perbuatan lagi. apa yang tampaknya aku lakukan, sebenarnya tidak aku lakukan, sebab tanpa kehendak untuk berbuat. Nibbana itulah yang berbuat.
tetapi, walaupun orang telah melihat nibbana, dapatlah menjadi buta kembali, nibbana lenyap kembali. bukan dia yang hilang, tapi manusia yang menutup diri. orang yang telah tercerahkan sekalipun dapat tercemari lagi. dia bagaikan jatuh dari langit yang tinggi.
Menrut sutta, jalan menuju nibbana ada 4 cara,
1. Samatha
2. Vippasana
3. Kombinasi keduanya,
4. Batin yg fokus hanya pd satu titik yaitu nibbana.
(yang biasa dilakukan umat muslim ketika hanya ingat Allah terus menerus sepanjang pagi, sore malam, dan berbaring, duduk maupun dalam hal apapun)
niscaya akan berhasil menemukan Allah (yg bgaikan harta tersembunyi).
anda benar sekali.
tapi sebagian orang memang tidak suka dan tidak bisa menerima, kalau umat agama lain mampu mencapai nibbana. mereka berkayakinan, hanya budhisme yang mampu mencapai nibbbana. mereka salah menafsirkan ajaran sang budha.