//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Jhana78

Pages: [1] 2 3 4 5 6
1
Diskusi Umum / Re: Undangan - Diskusi Logic
« on: 14 May 2009, 07:38:09 AM »
 [at]  all

saya minta izin, beberapa dialog di forum ini akan saya copas ke forum saya sendiri.

soalnya, di sini saya tidak dapat menyelesaikan argumentasi saya. di sini argumentasi dihadapi oleh ad hominem. jadi, saya akan menyelesaikan argumentasinya di forum saya sendiri. tanks!

Quote from: johan3000
Seorang "Buddha" (udah tembus nibana) yg amat menguasi ILMU LOGIKA
tetapi tidak dapat menjelaskan Hal2 pencapaian tsb
secara LOGIKA, bagi saya adalah BENER2 TIDAK LOGIKA!


Bukankah kita diundang untuk membahas hal2 LOGIKA?
bukan pula nibanna maupun Jhanna? Logikanya dimana?

saya bukan seorang budha. jika syarat seorang disebut budha adalah seperti kemampuan yang dicapai oleh budha Gotama, maka jauhlah saya dari situ.

apakah saya seorang arahat? saya tidak tahu, karena saya sendiri tidak tahu arahat itu apa artinya? apakah setiap yang batinnya tembus kepada nibbana disebut arahat?

apakah saya telah mencapai tingkat kesucian sakadagami? saya tidak tahu, karena saya juga tidak tahu apa arti sakadagami?

apakah saya telah mencapai jhana tingkat ke 4? jika ini pertanyaannya, saya jawab dengan tidak ragu, ya benar. saya telah sampai kepada jhana tingkat ke 4.

saya tidak dapat menjelaskan pencapaian tersebut, apakah anda ingin tahu logikanya?

jawab dulu pertanyaan berikut :

"apakah setiap yang batinnya telah tembus nibbana mesti bisa menjelaskan pencapaian tersebut?"

2
Diskusi Umum / Re: Undangan - Diskusi Logic
« on: 14 May 2009, 06:55:04 AM »
 [at] all

saya mohon maaf, kalau segala kata-kata saya tidak berkenan dihati anda semua.

dalam meditasi, memang saya telah mencapai tahap yang tinggi. bukan karena dalam kehidupan ini saya memiliki guru meditasi seorang arahat, tetapi karena saya telah bertekun meditasi pada kehidupan lampau saya, sebelum kelahiran ini. itu sekitar 200 tahun yang lalu.

tetapi, kemampuan meditasi yang tinggi tersebut tak dapat saya ajarkan kepada orang lain. saya tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengajar. Jhana-jhana telah saya temukan sejak dulu, tapi saya tidak tahu apa namanya itu? batin saya telah tembus sampai kepada nibbana.

tidak ada yang dapat menjelaskan secara rinci tentang apa yang telah saya alami dalam meditasi-meditasi saya, kecuali ajaran budhis. Betapa hebatnya sang budha, karena mampu merinci keadaan batin yang paling rumit sekalipun.

kepada umat budhis saya ingin belajar, tapi bukan belajar bagaimana caranya mencapai jhana-jhana, dan bukan pula belajar bagaimana caranya mencapai pencerahan. karena aku telah mengetahui jalannya sejak lama. saya hanya ingin belajar, bagaimana cara mengatakan semua itu, bagaimana cara menyebut fenomena-fenomena batin, bagaimana cara merinci dhamma.

mohon maaf juga, bila kata-kata yang ini juga tampak menyebalkan.

3
Diskusi Umum / Undangan - Diskusi Logic
« on: 13 May 2009, 03:06:35 PM »
senang sekali saya bisa berdiskusi dengan umat budhis, bertukar pikiran tentang dhamma, tentang meditasi.

senang sekali, di forum ini saya dapat belajar banyak hal. dapat menanyakan persoalan-persoalan yang saya sulit menemukan jawabannya.

saya memborong buku-buku budhis, dan mempraktikan ajarannya. dari apa yang saya pelajari dalam budhisme, melalui buku, website budhis, forum diskusi budhis, chating dengan budhis, masih banyak hal yang ingin saya diskusikan.

sayang sekali, saya tidak dapat menemukn kawan diskusi yang bisa berdiskusi secara logic. banyak orang telah memahami kebenaran, tapi tidak dapat menyampaikannya secara logic. di sini, bila saya mencoba berdiskusi secara logic, akan disalah tafsirkan, tidak disukai, berakhir dengan lock dan banned, sehingga diskusi terhenti sebelum mencapai tujuan akhirnya. tradisi lock and banned seperti di forum ini, tidak saya temukan di forum lainnya. tapi, bagaimanapun tentu saya mengucapkan terima kasih, karena berkesempatan diskusi di sini. dan terima kasih bila sampai saat ini, id saya yang kedua ini belum di banned.

hanya, saya perlu sebuah diskusi yang selesai. oleh karena itu, siapa saja yang merasa dirinya bisa diskusi secara logic, saya mengundang anda untuk diskusi di sini ------> Diskusi Logic. Disana anda bisa merasakan tradisi diskusi dengan citarasa yang berbeda. kebebasan berpendapat dijunjung tinggi, perbedaan faham sangat dihormati.


terima kasih.


4
Quote from: indra
silahkan anda dengan pemahaman anda, tidak perlu memaksakan ajaran anda kepada kami. kami cukup bertoleransi terhadap perbedaan, tanpa berusaha menyamakan

sejak dulu sampai sekarang, di forum budhis ini sudah menjadi tradisi : pernyataan yang tidak disukai akan disebut sebagai "pemaksaan".


Quote from: hatred
kalo Allah itu sebenarnya Nibbana kok kenapa orang muslim pade gak ke Vihara ya

apakah nibbana ada di vihara?

Quote from: lykim
Nibbana = Nirwana aku masih oke, skarang coba berikan definisi dari Allah, Lao Mo dan Tao. yang lengkap yah.
aku pengen tau letak samanya.

silahkan baca sutta-sutta yang berisi penjelasan tentang nibbana. Allah sama persis dengan apa yang dijelaskan oleh sang budha di dalam sutta tentang Nibbana.


Quote from: kutho
Wah, Arahat yah. Salam, Bhante! Saya mo tanya donk. Bedanya pengalaman luar biasa "nibbana" itu sama orang teler karena ngobat, ada di mana yah? Kalau menurut penelitian saya, orang ngobat juga luar biasa "bahagia" dan tanpa "diri".

Terus ada dijelaskan "tanpa kehendak untuk berbuat. Nibbana itulah yang berbuat". Jadi Nibbana punya niatan tertentu. Bisa dijelaskan?

anda menganggap saya tidak mengerti perbedaan kebahagiaan nibbana dengan kebahagiaan ilusi. ketahuilah saya dapat membedakan bentuk kesenangan, ilusi, kegembiraan, kebahagiaan yang muncul dari dhammachariya, kebahagiaan jhana, dan semua itu berbeda dengan kebahagiaan nibbana. kebahagiaan nibbana = berhentinya dukha.

tentang perbuatan nibbana, ia berbuat bukan dengan niat dan bukannya tanpa niat. sebagaimana nibbana tidak dapat dikatakan ada di sini. bukan di sini dan bukannya tidak di sini. orang yang menganggap nibbana ada di sini dia telah keliru pikirannya. dan juga orang yang menganggap nibbana tidak ada di sini, dia juga keliru pikirannya. siapa yang mengerti kata-kataku ini, dia telah mengerti arti nibbana.

perbuatannya tidak sama dengan perbuatan segala sesuatu yang lain. ia berbuat tanpa berubah.  dia bergerak tanpa berpindah. kehendaknya adalah abadi, maka dari itu sebagian yang melihatnya mengatakan "tanpa kehendak".

5
Pengembangan DhammaCitta / Re: DhammaCitta versi Offline
« on: 13 May 2009, 01:39:25 PM »
masih dalam proses konversi :)

 [at] indra: zombie
 [at] Jhana78: kalau sudah selesai pasti kebagian :)

Sip! tanks ya...!

6
Quote from: lykim
yang dilakukan umat muslim bila mengingat allah setiap hari mungkin bisa menemukan Allah, tapi tidak nibbana.

umat budhis juga mungkin bisa menemukan nibbana, tapi tidak akan pernah tahu apa itu nirwana. soalnya bangsa pali tidak bisa mengucapkan rr.
untuk apa bermain kata, yang dimaksud adalah terbebas total/terhenti dari dukkha entah itu dinamakan nibbana atau nirvana.

untuk menyadarkan orang yang terjebak dalam lumpur konsep, agar dia sadar bahwa

nibbana = pali
nirvana = sansekerta
Allah   = arab

nibbana = nirvana = Allah = Lao Mo = Tao

7
Quote from: lykim
yang dilakukan umat muslim bila mengingat allah setiap hari mungkin bisa menemukan Allah, tapi tidak nibbana.

umat budhis juga mungkin bisa menemukan nibbana, tapi tidak akan pernah tahu apa itu nirwana. soalnya bangsa pali tidak bisa mengucapkan rr.

8
Quote from: bond
ceritaiin dong pengalaman nibbana.....

ketika pengetahuan vippasana berakhir, terlihatlah nibbana yang tidak terlukiskan oleh kata-kata. aku melihatnya, tapi tidak di sini maupun di sana. dan aku tidak lagi memiki kesadaran tentang "aku". dia hadir bukan baru, tapi telah ada di sana sejak lama. kegembiraan, kebahagiaan yang sempurna adalah saat dimana nibbana terlihat. di sana semua akar kejahatan terhapuskan, semua bentuk kebencian tercabut, semua prasangka tersingkirkan.

banyak kata dapat aku ungkapkan tentangnya. tapi barang siapa yang tidak melihatnya sendiri, akan tetap salah tafsirannya, kecuali hanya konsepsi yang mendekati.

setelah itu, ketika aku melihat, mendengar, mengambil, berjalan, merunduk, berdiri, makan, minum, bercengkrama, semuanya atas sebab, dasar dan tujuan nibbana. kemanapun aku melangkah, ke arah nibbana aku menuju. kemanapun aku berlari, nibbana adalah tujuanku. jika nibbana di umpakan dengan energi, maka semua gerak-gerikku dipengaruhi oleh energi nibbana. dengan begitu, dimanapun aku berada, tidak ada lagi yang harus aku lakukan. sedikitpun aku sudah tidak melakukan perbuatan lagi. apa yang tampaknya aku lakukan, sebenarnya tidak aku lakukan, sebab tanpa kehendak untuk berbuat. Nibbana itulah yang berbuat.

tetapi, walaupun orang telah melihat nibbana, dapatlah menjadi buta kembali, nibbana lenyap kembali. bukan dia yang hilang, tapi manusia yang menutup diri. orang yang telah tercerahkan sekalipun dapat tercemari lagi. dia bagaikan jatuh dari langit yang tinggi.


Quote from: Johsun
Menrut sutta, jalan menuju nibbana ada 4 cara,
1. Samatha
2. Vippasana
3. Kombinasi keduanya,
4. Batin yg fokus hanya pd satu titik yaitu nibbana.
(yang biasa dilakukan umat muslim ketika hanya ingat Allah terus menerus sepanjang pagi, sore malam, dan berbaring, duduk maupun dalam hal apapun)
niscaya akan berhasil menemukan Allah (yg bgaikan harta tersembunyi).

anda benar sekali.
tapi sebagian orang memang tidak suka dan tidak bisa menerima, kalau umat agama lain mampu mencapai nibbana. mereka berkayakinan, hanya budhisme yang mampu mencapai nibbbana. mereka salah menafsirkan ajaran sang budha.

9
Quote from: Johsun
Dan,
mungkn sdr jhana juga salah tulis yg dimaksud adalah BRAHMAN, HYANGWIDIWASA, bukan makhluk Maha brahma.
BRAHMAN dan mahkluk Mahabrahma itu berbeda dalam knsep hindu.

ya mungkin anda benar. mungkin saya lupa istilahnya. yang jelas, yang saya maksud maha brahma bukan seperti yang dimaksud sdr. Indra.

10
Quote from: avatar
ikutan yah.....
topiknya tentang 2 jalan menuju nibbana....
tapi kenapa banyak yang bahas soal nibbana nya yah....aneh....
mestinya dibahas bagaimana jalan mencapainya....
bagaimana prosesnya....

salam

iya ni, semuanya lagi pada OOT.

di forum ini, saya sukar menemukan thread yang tidak OOT. Kabeh OOT. Judulnya kemana, isinya kemana. satu orang OOT, semua ikut-ikutan, termasuk saya. he...he..he..

11
Quote from: Johsun
Ok bro thanks atas pengertian yg diberikan. . .
cuma satu hal yg gak gw ngerti adalah jika Allah=Nibbana, lantas siapakah yg berkata2 di dalam kitab suci-Nya?
Apakah Nibbana bisa seret orang masuk neraka jahanam? Apakah Nibbana bisa murka hebat dan gak beri ampunan kepada yg menduakannya? Apakah Nibbana bisa mengumbar kebencian kpda makhluk yg bukan menganut agamanya?

Sekian pertnyaannya, thanks.

apakah nibbana tidak dapat berkata-kata?
apakah gunung tidak dapat berbicara?
apakah anda tidak pernah mendengar bagaimana batu bisa bersuara?

orang yang bodoh menganggap batu, gunung dan lautan adalah benda mati yang tidak berbicara, seperti halnya menanggap nibbana tidak pernah bisa berkata-kata.

orang yang bijak memahami perkataan batu, gunung, lautan, dan benda-benda lainnya, sebagaimana diapun memahami perkataan nibbana.

belajarlah berbicara dengan batu, maka anda akan menemukan variabel kebenaran bahwa nibbana itu merupakan sesuatu yang berbicara.

jika nibbana adalah Allah, maka yang berbicara dalam kitab sucinya adalah nibbana.

12
Quote from: Johsun
Mungkin semua agama sedang menuju pada knsep pemahaman yg sama menuju yg Mutlak.
Bila tidak, dunia akan terus berperang karna agama.
Dan bgtu mungkin menrutku.

semua agama berasal dari sumber yang sama. inti ajarannya sama saja.

tapi, sebagian memiliki pandangan ekslusivisme, memanjakan egonya dengan pemikiran "inilah agamaku yang terbaik, yang lebih benar dari agama orang lain."

mereka berpikir, "tidak akan mencapai kebebasan sempurna, kecuali umat budhis. umat budhispun adalah yang menjalankan kebaikan/moralitas. yang menjalankan kebaikanpun adalah yang kebaikannya sesuai dengan petunjuk / anjuran sang budha. yang menjalankan moralitas baikpun adalah yang menjalankan meditasi vippasana. yang menjalankan vippasanapun adalah yang dapat merealisasi nibbana. tapi, jika di tilik ke kiri maupun ke kanan, ke atas maupun ke bawah, ke depan maupun ke belakang, tak satupun orang yang sampai kepada nibbana. hanya sedikit yang berhasil dari ribuan orang yang menjalani vippasana. hanya sedikit yang bermoral tinggi. sedikit makhluk-makhluk yang terbebaskan. inilah ekslusivisme, selalu terpisahkan dari orang lain oleh sang "aku" sebagai personal dan sang "aku" sebagai kelompok.

tapi sebagian manusia telah keluar dari pemikiran ekslusivisme, inilah orang yang telah dapat berkonsentrasi dengan benar, memiliki pandangan benar, bebas dari lumpur konsep, dan telah melihat sebagaimana adanya. dia tidak dipisahkan dari orang lain oleh sang "aku" sebagai personal maupun kelompok, oleh karena itu baginya tidak ada sekat-sekat agama, Hindu, Budha, kr****n ataupun Islam. dia hanya melihat "inilah Hindu, inilah budhis, inilah kr****n, inilah Islam, beginilah ajaran-ajarannya, inilah perbedaannya, dan inilah persamaannya, dan inilah hakikat dari semuanya."

13
Quote from: Johsun
Mungkin dalam istilah arabnya Al Ittihad, hamba bersatupadu dngan Tuhan.
Bung jhan, gw mash blum mengerti bila Allah bertajali atas diri hamba-Nya, apakah hamba ini lenyap? Seperti ibaratnya dirasuki, dan tidak tau apa-apa lagi.
Sdang dalam pemahaman sang Buddha mengenai nibbana, apabila kita mencapai Nibbana, batin kita ibarat seseorang yg memasuki taman yg indah, batinnya jadi riang, dan ceria, dan tidak berarti orang tsb yg jadi taman.
Sdangkan dalam pemahaman Al Ittihad dan Al hulul, kita ini ibarat lenyap ,hanya Dia yg nguasai seperti dirasuki.
Apakah bnar?

Allah = nibbana
tajalli Allah = realisasi nibbana

tidaklah benar tajalli Allah seperti dirasuki

perumpaan sang budha tentang masuk taman adalah tepat untuk menggambarkan masuk ke dalam nibbana, masuk ke dalam tuhan.

tidak ada diri yang menjadi nibbana
tidak ada diri yang menjadi tuhan

karena tuhan tidak terjadi dari sesuatu. dan sesuatu tidak bisa menjadi tuhan.
nibbana tidak tercipta dari sesuatu. dan sesuatu tidak bisa menjadi nibbana.
Dia kekal dan begitu selamanya, ada dan tidak berubah.

ketika seseorang memperoleh penerangan yang sempurna, maka itulah arti dari Tajalli Allah. semua pemikiran, ucapan dan tindakannya merupakan realisasi dari nibbana, dia mewakili nibbana untuk menjelaskan keberadaan realitasnya terhadap umat manusia.

manusia bodoh terikat dengan kata-kata, Allah, nibbana, Mahabrahma, Tuhan. ini yang disebut lumpur konsep. manusia bijaksana dapat melepaskan diri dari lumpur konsep yang lengket, meleburkan semua nama-nama dan melihat realita di balik semua nama. orang ini, adalah yang mengetahui kebenaran sejati.

14
Quote from: xan to
Yang ingin saya titik beratkan disini adalah waktu jamannya Sang Buddha, banyak orang yang melakukan tapa tujuannya adalah bersatu dengan dewa Brahma (Lahir dialam yang sama dengan Dewa Brahma), yah kayak orang kr****n lah ingin hidup bersama Yesus disurganya yang mereka yakinin........nah dari sini, kemunculan agama baru saya rasa gak ada hubungannya dengan pencapaian Nibbana yang menjadi goal umat Buddhist

sebagaimana banyak muslim menganggap bahwa umat budhist menyembah patung budha, sesungguhnya mereka tidak tahu apa-apa tentang budhisme.seperti itu pula jika banyak umat mengangap Hinduisme memiliki tujuan akhir menyatu dengan Brahma, maka itu tandanya mereka tidak tahu apa-apa tentang Hinduisme. bukan Brahma yang menjadi tujuan Hinduisme, tapi MahaBrahma, Sang Mahatma, Maha Purusa Luhur, Hyang Widi Wasa, Hyang Tunggal, Yang Tanpa Asal Usul, Yang Tidak Terlahir, Yang Tidak diiciptakan, Yang  Tidak Hancur  dan semua itu disebut Nirwana yang dalam bahasa sang budha disebut nibbana.

15
Quote from: xan to
Wah terlalu sulit untuk dikatakan....bisa2 malah berada dalam pandangan salah yang lain....

nibbana memiliki dua sisi dimana sisi yang satu dapat dikatakan dan sisi yang lainnya tidak dapat dikatakan. dan saya tidak sedang membicarakan nibbana yang tidak terkatakan, tetapi nibbana dari sisi yang dapat dikatakan.

Pages: [1] 2 3 4 5 6