Yang menjadi pokok persoalan sebenarnya: Apakah seseorang yang tidak melakukan apa-apa, hanya mendengar saja bisa mencapai pencerahan...? Tanpa melatih perhatian dan konsentrasi...?
Bukan itu yang sebelumnya dibahas, bro fab. Saya membahas yang ini:
Itu pengetahuan praktek bro (bukan kata orang), setelah melihat sapu tangan menjadi kotor ia menyadari bahwa sapu tangan itu tidak permanen (anicca). Memang begini cara munculnya pengetahuan anicca pada meditator yang berlatih direct Vipassana, yaitu mengalami sesuatu lalu muncul pengetahuan.
Mettacittena,
Yang saya maksudkan, pengetahuan itu ada dalam ranah pikiran, apakah inputnya lewat cerita/tulisan orang lain ataukah lewat pengalaman sendiri yang notabene adalah dirasakan indera sendiri. Melakukan suatu praktek sendiri dan menembus pengetahuan, ini tentu mungkin, misalnya Ratu Khema yang
lihat sendiri (dengan indera matanya) gambaran wanita super cantik yang menua sampai akhirnya jadi tulang, memahami ketidakkekalan (dan dinasihati dikit langsung menembus sotapatti-phala).
Namun adalah juga mungkin bagi seseorang memroses input secara tidak langsung seperti melalui cerita orang lain, dan juga menembus pengetahuan. Contohnya adalah para bhikkhu yang
mendengarkan kisah kaya-vicchinda jataka, tidak mengalami sendiri sakitnya, tidak melihat pula petapa dalam cerita, namun hanya dengar-dengar saja, namun mereka bisa menembus sotapatti-phala.
Jadi kesimpulan saya, jika sehubungan dengan pemahaman seseorang mengatakan 'ini teori' karena inputnya dari sumber luar (buku/cerita/internet/dll), dan 'ini praktek' karena inputnya dari pengalaman sendiri, maka saya katakan katakan orang itu tidak mengatakannya dengan benar. Tapi ini kesimpulan pribadi, bro fab & lainnya boleh untuk tidak setuju.