Sekedar ingin sharing pengalaman.
Akhirnya niat saya mengunjungi panti jompo kesampaian juga. Ini merupakan pertama kalinya saya mengunjungi panti jompo. Sebelumnya saya benar-benar penasaran, seperti apa sih panti jompo itu?
Saat di sana saya melihat seorang nenek, dan saya benar-benar sangat bersimpati padanya. Dia seakan-akan berada pada dunianya sendiri. Meskipun sudah tua, tapi dia masih saja tetap merokok. Duduk seorang diri di kamar, berbicara sendiri. Lalu pada suatu saat dia berdiri dan menatap lantai cukup lama. Ntah apa yang ada di pikiranny pada saat itu dan dia terlihat benar-benar sibuk dengan “dunia”nya. Apakah sikap dia ini dikarenakan oleh kepikunan atau malah dikarenakan stress terhadap suatu masalah di masa lalunya???
Ada kakek yang benar-benar sudah pikun, bahkan sampai nomor kamarnya sendiri dan jalan ke kamar mandi pun terkadang dia bisa lupa.
Ada juga kakek lain yang menghabiskan waktu dengan mencabuti rumput di pekarangan. Saat saya menyerahkan dana kepadanya, dia sedang mencabut rumput. Bahkan sampai rombongan kami meninggalkan panti pun dia terlihat masih mencabuti rumput di pekarangan.
Ini hanya sebagian kecil dari contoh nyata kehidupan para penghuni panti yang sempat saya amati langsung di lapangan.
Kehidupan disana terlihat memang benar-benar teratur. Bahkan kapan jam makan dan menu sarapan pun ditentukan oleh pihak pengurus panti. Peraturan umum di panti pun tertulis jelas di papan tulis.
Mereka semua berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Tapi saya merasa mereka mempunyai satu kesamaan, tatapan mata yang kosong. Tatapan seseorang yang kesepian. Meskipun sekitarnya ramai, tapi hati mereka hampa. Tidak ada canda tawa kekeluargaan.
Saat kami memberikan dana bantuan bagi para kakek nenek, wajah mereka terlihat tersenyum penuh terimakasih. Tapi jauh di lubuk hati mereka, saya yakin mereka pasti lebih menginginkan perhatian dan kasih sayang dari keluarga mereka.
Apabila kita pikirkan kembali, terkadang kita sebagai seorang anak, jauh lebih mengkhawatirkan kondisi teman, pacar ataupun suami/istri kita dibandingkan orang tua sendiri. Tapi kita harus selalu ingat, tanpa jasa orang tua, tidak mungkin kita bisa seperti saat ini, tidak mungkin kita bisa bertemu dengan teman, pacar ataupun suami/istri kita.
Dengan selalu mengingat jasa orang tua pada kita, semoga kita bisa jauh lebih memperhatikan orang tua kita dan memanfaatkan semua kesempatan untuk membalas budi dan jasa mereka. Without them, we will be nothing.