Wah sudah ada bagian kedua.
Saya coba deh bagian keduanya (bagian akhir)
Aku Siswa Raja Mara Yang Mendua (bagian ke-2 maksudnya)
Aku manusia mendua
Aku tak bela siapa-siapa
Tapi lalu aku berkata
Attaku yang kubela
Aku manusia mendua
Dapatkah kau pegang perkataanku?
Berpuisi indah dalam hati membara
Penuh galau dalam hatiku
Aku katakan kau hanya berteori
Tanpa sadar aku pun sedang berteori
Aku mengkritik sana dan sini
Membela atta membela diri
Aku menuduhmu
Karena guruku nomer satu
Aku menuduhmu
Hanya alasan itu
Aku menuduhmu
Karena tidak menelaah guruku
Padahal aku tidak jua.
Hanya itu alasanku
Ah! seperti biasa
Aku selalu berputar-putar
Terjebak dalam kata-kata
Terjebak dalam permainan liar
Aku tak bela siapa-siapa
Tapi mengapa attaku bergejolak
Mendengar puisi sang kelana
resah hingga ke rusuk
walau tak ingin kuakui
Mengapa aku gelisah?
Mengapa aku resah?
Jika aku tak bela siapa-siapa
Jika aku tak mendukung apa-apa
Tulat tulit…tulat tulit
Suara merdu seruling Khrisna
Bergema ke seluruh Ayodhya
Tentramkan rakyat yang sedang sulit
Aku tak mendengarnya
Aku sibuk dengan attaku
Terlalu sibuk dengan kecapiku
Kubiarkan emosiku laksana liarnya kuda
Aduh!
Tak ingin aku akui sebagai siswa Raja Mara
Tapi inilah aku siswa Raja Mara
Yang berjubahkan dosa
Beristanakan kegelapan batin
Lirih kudengar suara sang atta
“Mantap! Ayo lanjutkan, teruskan perjuanganmu!”
Aku bersemangat, attaku bangkit.
Namun sang kelana telah pergi,
tanpa sepatah kata pun,
meninggalkanku seorang diri,
berbicara sendiri,
di sebuah sudut,
di kegelapan tanpa tepi.
-The End-