DCPress menerjemahkan/menerbitkan teks-teks buddhis yang dianggap penting dan dapat memberikan sudut pandang lain, terlepas dari sekte-nya. Jadi kalau mau dilihat justru Āgama itu lebih menarik dan penting sekali karena bisa memberikan sudut pandang lain dari sebuah teks yang parallel dari sekte yang lain, bukan theravada saja.
Kalo Āgama lebih diprioritaskan daripada teks komentar Theravada, saya setuju karena bisa dijadikan sumber studi Buddhisme awal. Apakah sudah ada rencana penerjemahan Āgama tsb? Atau baru wacana yang muncul di sini....
DC tidak pernah menerjemahkan RAPB
sudah, sudah… jangan membuka aib orang lain…
Maaf, bukan bermaksud membuka aib, soalnya saya gak tahu sejarah penerbitan RAPB
Ga sih, setahu saya untuk penerbitan tidak ada masalah otoritas. Toh seperti KKSB pun BUKAN tipitaka juga, tapi hanya cuplikan sutta dan dikomentari oleh penulis (B. Bodhi). Saya hanya lihat fenomena yang menarik saja yang memang terjadi di umat semua agama. Dan sejujurnya, di antara umat-umat yang paling suka "meremehkan" kitab sucinya sendiri, umat Buddha adalah yang paling unggul (Etadagga).
ngakunya siswa Sang Buddha, tapi lebih menganut ajaran orang lain daripada ajaran Sang Buddha.
Maaf, sebaiknya masalah meremehkan atau tidak menganut kitab suci sendiri dibahas di topik lain saja. Di sini hanya membahas tentang penerjemahan/penerbitan DC Press agar tidak berkepanjangan.
Dan sebagai pencetus ide penerjemahan VM sejak 2 tahun yg lalu, saya simpulkan bahwa tampaknya penerjemahan VM masih jauh dari prioritas DC Press saat ini. Semoga semua pihak memakluminya