Mungkin lebih baik dirunut lagi asal muasal diskusi Jalan Mulia beruas-8 ini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3081.60.html
Ada beberapa bagian dari Tipitaka Pali yang saya ragukan kebenarannya. ... Yang paling mencolok adalah di dalam Mahaparinibbana-sutta, di mana Sang Buddha dikisahkan bersabda, bahwa di dalam ajaran mana pun yang tidak mengandung Jalan Mulia Berfaktor Delapan tidak mungkin ada pembebasan. ... Dengan kata lain, di situ ditampilkan Sang Buddha mengklaim bahwa hanya di dalam ajarannya sendiri mungkin tercapai pembebasan, di luar ajaran Buddha tidak mungkin ada pembebasan: ajaranku paling benar, semua ajaran lain salah.
Saya tidak percaya itu.
Salam,
hudoyo
Menurut sy Sang Buddha tidak pernah mengatakan bahwa Jalan yg Beliau tunjukkan adalah satu2nya jalan, melainkan Beliau berkata bahwa: jikapun ada jalan2 yg lain maka jalan tsb pasti MENGANDUNG ke-8 Unsur Jalan Mulia.
Yang saya baca lain sekali dengan yang Anda katakan:
"61. And the Blessed One spoke, saying: "In whatsoever Dhamma and Discipline, Subhadda, there is not found the Noble Eightfold Path, neither is there found a true ascetic of the first, second, third, or fourth degree of saintliness. But in whatsoever Dhamma and Discipline there is found the Noble Eightfold Path, there is found a true ascetic of the first, second, third, and fourth degrees of saintliness.54 Now in this Dhamma and Discipline, Subhadda, is found the Noble Eightfold Path; and in it alone are also found true ascetics of the first, second, third, and fourth degrees of saintliness. Devoid of true ascetics are the systems of other teachers. But if, Subhadda, the bhikkhus live righteously, the world will not be destitute of arahats."
Saya terjemahkan bebas: [konon] Sang Buddha bersabda: "Di dalam ajaran yang tidak mengandung JMB-8, tidak ada orang suci (tidak ada pembebasan). Tetapi, di dalam ajaran yang mengandung JMB-8, terdapat pembebasan. Nah, di dalam ajaranku ini ada JMB-8, maka hanya di situ satu-satunya terdapat pembebasan. Tidak ada pembebasan dalam ajaran guru-guru lain. ..." Apakah masih kurang jelas maksudnya? ... Itulah sebabnya saya sama sekali tidak percaya bahwa kata-kata itu berasal dari mulut Sang Buddha.
MENGANDUNG 8 Jalan Mulia bisa saja dalam bentuk rumusan2 yg lain (jika ada). Salah satu contoh yg jelas adalah: 3 rumusan (Sila Samadhi Panna) yg kebetulan masih termasuk ajaran Buddha juga, atau mungkin ada yg bisa memberi contoh Jalan apa yg membawa kepada 'padamnya AKU' yg tidak mengandung 8 Jalan Mulia?
Di dalam Hinduisme, 'moksha' adalah 'nibbana'; para rshi Hindu mengajarkan berbagai jalan untuk mencapai 'moksha'. J Krishnamurti mencapai pembebasan tanpa melalui ajaran Buddha. Bernadette Roberts mencapai keadaan 'anatta' tanpa melalui ajaran Buddha, melainkan melalui ajaran Katholik yang pada satu titik dilepaskannya. Dalam mistisisme Keristen dan Islam terdapat ajaran/jalan yang mengarah pada lenyapnya aku; lenyapnya aku adalah nibbana.
Jadi kesimpulan Pak Hud:
Dengan kata lain, di situ ditampilkan Sang Buddha mengklaim bahwa hanya di dalam ajarannya sendiri mungkin tercapai pembebasan, di luar ajaran Buddha tidak mungkin ada pembebasan: ajaranku paling benar, semua ajaran lain salah.
Saya tidak percaya itu.
Sy pikir tidak begitu. Dengan atau Tanpa rumusan 8 Jalan Mulia, seseorang mungkin saja bisa mencapai pencerahan, namun apa yg dijalaninya PASTILAH MENGANDUNG unsur2 yg 8 itu.
Ini terbalik; di sini kebenaran dicocok-cocokkan ke dalam ajaran satu guru. Yang benar adalah: JMB-8 itu konsep yang mengarah pada pembebasan, tetapi harus dilepaskan pada satu titik dalam "perjalanan" itu. Tetapi JMB-8 itu BUKAN SATU-SATUNYA konsep untuk menuju pembebasan.
Kalau Anda berkata begitu, sebagai seorang Keristen saya juga bisa berkata: "Di luar agama Keristen, misalnya di dalam agama Buddha, Allah Bapa juga berkarya melalui Kristus yang tidak tampak (anonymous) untuk menyelamatkan umat agama itu." Begitulah pendapat para teolog Keristen pada dewasa ini. Pada dasarnya ini sama saja dengan penulis Tipitaka yang menyisipkan "kata-kata Buddha" seperti di atas. Semua itu menggelikan menurut saya: masing-masing pemuka agama menonjolkan ajarannya sendiri sambil merangkul agama-agama lain (inklusivisme).
hudoyo