//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma  (Read 96959 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #15 on: 24 February 2010, 02:49:05 PM »
 [at] Kainyn_kutho: Dhammatainment kek apa bro?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #16 on: 24 February 2010, 02:50:01 PM »
And then..mau nanya,banyak ceramah Dhamma yang diiringi lelucon,kadang leluconnya menurut saya berlebihan dan banyak teman saya yang ikutan dengan saya pigi dengar Dhamma Talk ,tidak ada yang ingat apa yang ingin disampaikan[DhammaNya],yang mereka ingat hanya bahwa Dhamma Talknya lucu,dibawakan oleh "pembicara yang lucu" dan mereka tertawa mengingat hal2 tersebut..Sebenarnya bermanfaatkah melakukan Dhammadesana dengan cara2 seperti itu?

Memang tidak dapat dipungkuri bahwa jangan terlalu kaku,karena nantinya umat akan bosan,tapi apakah dengan lelucon2 yang berlebihan maka umatnya bisa mengambil manfaat Dhamma itu sendiri?atau malah menjadi Ajang Lawak?

Kadang pembicaraannya serius,tiba2 menjadi lelucon,sehingga sering kali saya lihat ,orang tidak bisa membedakan antara yang serius dan lelucon..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #17 on: 24 February 2010, 02:51:32 PM »
saya pribadi lebih suka menggunakan pendekatan kualitatif, jadi saya tidak menyukai gagasan terlalu berkompromi hingga menghalalkan segala cara demi untuk mengejar kuantitas.

Maaf kalau saya agak rendah hati mengaku bahwa saya juga adalah seorang musisi, namun saya tidak setuju mencampur musik dengan Dhamma, bahkan untuk musik2 yg soft sekalipun, apalagi yg hardcore.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #18 on: 24 February 2010, 02:53:15 PM »
Menurut saya, sudah dicontohkan oleh Sang Guru sendiri.
Membabarkan Dhamma pada saat yang sesuai, hanya bila diminta, dengan cara yang seimbang, tidak dengan membangkitkan nafsu indera, tidak berlebihan, dan seterusnya.

Kalau saya pribadi tidak melihat Dhammatainment sesuai dengan apa yang telah dicontohkan.

masalahnya kapan waktu yang tepat dan sesuai itu?hanya Buddha yang tahu..dengan cara seimbang bla2 dan seterusnya rasanya sulit dan kaku..
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #19 on: 24 February 2010, 03:29:21 PM »
[at] Kainyn_kutho: Dhammatainment kek apa bro?

Dhammatainment ini memang belum ada definisi bakunya, tapi ini istilah yang digunakan untuk perpaduan "dhamma" dan "entertainment". Misalnya penggunaan lagu dan tari-tarian dalam acara di vihara. Sepertinya film yang ada muatan dhamma juga mungkin bisa disebut dhammatainment.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #20 on: 24 February 2010, 03:36:36 PM »
And then..mau nanya,banyak ceramah Dhamma yang diiringi lelucon,kadang leluconnya menurut saya berlebihan dan banyak teman saya yang ikutan dengan saya pigi dengar Dhamma Talk ,tidak ada yang ingat apa yang ingin disampaikan[DhammaNya],yang mereka ingat hanya bahwa Dhamma Talknya lucu,dibawakan oleh "pembicara yang lucu" dan mereka tertawa mengingat hal2 tersebut..Sebenarnya bermanfaatkah melakukan Dhammadesana dengan cara2 seperti itu?
Hal yang sama pernah saya alami setelah menghadiri suatu "dhamma-talk" oleh Bhante Uttamo di MGK sekitar 2 tahun lalu. Sepulang dari acara, semua membicarakan "gurauan" dalam acara tersebut, namun tidak ada yang membahas dhamma di balik itu. Saya jadi bertanya2, betulkah makin banyak yang hadir, dhamma semakin berkembang?


Quote
Memang tidak dapat dipungkuri bahwa jangan terlalu kaku,karena nantinya umat akan bosan,tapi apakah dengan lelucon2 yang berlebihan maka umatnya bisa mengambil manfaat Dhamma itu sendiri?atau malah menjadi Ajang Lawak?

Kadang pembicaraannya serius,tiba2 menjadi lelucon,sehingga sering kali saya lihat ,orang tidak bisa membedakan antara yang serius dan lelucon..

Anumodana _/\_
Betul, saya rasa dalam kejadian itu, masalahnya sama sekali bukan pada cara berceramah Bhante yang menyenangkan, tetapi dari pola pikir pendengar itu sendiri.

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #21 on: 24 February 2010, 03:37:56 PM »


Itu memang contoh kegiatan penyebaran dhammanya. Bagaimana dengan batasan cara-caranya? Sekarang ini 'kan ada penyesuaian yang katanya mengikuti "pangsa pasar" atau "kemajuan jaman"?

[/quote]

lebih tepatnya perubahan jaman, hahaha menurut saya sich jaman mah ga bisa diblg maju, malah diblg mundur dalam beberapa segi. =)) jks....

cara cara sudah saya sebut diatas, sekarang bagaimana batasannya,
menurut aye sich, karena aye masih lugu dan polos, ;D . maka batasannya semestinya.
pertama disesuaikan dengan Norma norma yg ada pada daerah setempat hendak disebarkan Dhamma,
Kedua penyebaran tdk melalui pelanggaran dari ke 5 sila yg ada, secara langsung maupun tidak langsung, secara tersirat maupun terus terang. :))
ketiga penyebaran harus sesuai dengan Dhamma yg ada, tdk bertolak belakang dengan Dhamma yang hendak disampaikan.
Keempat penyebaran seyogyanya dilakukan tanpa menjelekkan ataupun merendahkan pihak yang lain,
Ke lima penyebaran seyogyanya dilakukan dengan cara cinta kasih, tdk dengan pemaksaan, penipuan, fitnah, kesaksian palsu, janji janji palsu

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #22 on: 24 February 2010, 03:40:44 PM »
saya pribadi lebih suka menggunakan pendekatan kualitatif, jadi saya tidak menyukai gagasan terlalu berkompromi hingga menghalalkan segala cara demi untuk mengejar kuantitas.
Jadi apa saja batasannya?


Quote
Maaf kalau saya agak rendah hati mengaku bahwa saya juga adalah seorang musisi, namun saya tidak setuju mencampur musik dengan Dhamma, bahkan untuk musik2 yg soft sekalipun, apalagi yg hardcore.
Ini memang pernah dibahas juga.

Bagi yang berminat baca tentang pembahasan musik Buddhis, bisa ke topik Musik Rohani Buddhis di Board Diskusi Umum.


Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #23 on: 24 February 2010, 03:41:52 PM »
Dhamma talk yang diiringi oleh humor adalah Relatif ( dan tidak setiap pembabar dhamma mempunyai kualitas tersebut ). Karena humor ( terutama kenyataan mengenai kehidupan ) adalah sesuatu yang dapat diterima secara luas, umum dan logika. Dan biasanya cara ini membuat pendengat lebih konsentrasi ke pembicara ( berbeda lapangan dan kondisi berbeda cara penyampaian ). Mungkin dalam membabarkan dhamma plus humor untuk pendengar yang berbeda latar belakang keinginan lebih bisa diterima secara meluas. Karena untuk membuat seseorang dengan pikiran terbuka menerima dhamma tentu tidak mudah. Dan cara ini menimbulkan “ keinginan “ untuk mengetahui lebih jauh mengenai dhamma.

Dhammadesana yang terlalu serius, akan menyebabkan pendengar tidak konsentrasi alias ngantuk ( khusus yang baru belajar atau pendengar biasa/ bukan pencari spiritual ).

Jadi semua tergantung kepada tempat, kondisi dan latar belakang dari pendengar, dan kemampuan pembabar dhamma dalam berinteraksi dengan pendengar

Beberapa rekaman VCD dan DVD, yang saya sebarkan ke teman dan keluarga memberikan efek yang positif dan berkelanjutan, dalam arti,  awalnya tidak tertarik menjadi tertarik untuk mempelajari dan mendalami dhamma lebih jauh. Ini adalah efek domino yang positif, dan menurut pendapat saya, di Indonesia kekurangan pembabar dhamma yang demikian. Karena ini adalah salah satu dari sekian metode untuk membuat Buddha Dhamma lebih berkembang.

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #24 on: 24 February 2010, 03:44:54 PM »
saya pribadi lebih suka menggunakan pendekatan kualitatif, jadi saya tidak menyukai gagasan terlalu berkompromi hingga menghalalkan segala cara demi untuk mengejar kuantitas.
Jadi apa saja batasannya?



batasannya saya kira jelas, tidak ada Dhammatainment, tidak ada penyebaran Dhamma lewat hip-hop atau ngebor.

Dhamma harus disebarkan dengan cara yg serius dan penuh penghormatan, bukan dengan cara bersantai, mengolok, dan memuaskan indria

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #25 on: 24 February 2010, 03:49:41 PM »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #26 on: 24 February 2010, 03:49:51 PM »
And then..mau nanya,banyak ceramah Dhamma yang diiringi lelucon,kadang leluconnya menurut saya berlebihan dan banyak teman saya yang ikutan dengan saya pigi dengar Dhamma Talk ,tidak ada yang ingat apa yang ingin disampaikan[DhammaNya],yang mereka ingat hanya bahwa Dhamma Talknya lucu,dibawakan oleh "pembicara yang lucu" dan mereka tertawa mengingat hal2 tersebut..Sebenarnya bermanfaatkah melakukan Dhammadesana dengan cara2 seperti itu?
Hal yang sama pernah saya alami setelah menghadiri suatu "dhamma-talk" oleh Bhante Uttamo di MGK sekitar 2 tahun lalu. Sepulang dari acara, semua membicarakan "gurauan" dalam acara tersebut, namun tidak ada yang membahas dhamma di balik itu. Saya jadi bertanya2, betulkah makin banyak yang hadir, dhamma semakin berkembang?


Quote
Memang tidak dapat dipungkuri bahwa jangan terlalu kaku,karena nantinya umat akan bosan,tapi apakah dengan lelucon2 yang berlebihan maka umatnya bisa mengambil manfaat Dhamma itu sendiri?atau malah menjadi Ajang Lawak?

Kadang pembicaraannya serius,tiba2 menjadi lelucon,sehingga sering kali saya lihat ,orang tidak bisa membedakan antara yang serius dan lelucon..

Anumodana _/\_
Betul, saya rasa dalam kejadian itu, masalahnya sama sekali bukan pada cara berceramah Bhante yang menyenangkan, tetapi dari pola pikir pendengar itu sendiri.


betul..apalagi setiap selesai Dhamma Talk keesokan harinya saya balik bertanya apa "isi" Dhamma Talk semalam,rata2 teman saya malah tidak bisa menjawab..jadinya saya aneh..walau umatNya banyak berhamburan datang tetapi umat2nya rata2 tidak paham apa yang menjadi "isi" pembicaraan tersebut..

tertawa yang bijaksana boleh2 saja menurut saya,untuk mencegah kebosanan,tetapi saya rasa pada zaman Buddha Gotama,tidak ada murid Bhagava yang berceramah sambil melawak bukan?

benar,saya setuju "masalahnya" bukan pada "pembawa ceramah" tetapi pada orang yang "mendengarkan" ceramah tersebut apakah bisa "menangkap" maksud yang ingin disampaikan oleh si penceramah,apakah bisa membedakan antara mana yang "serius" dan mana yang "lelucon"..tetapi coba perhatikan,kadang ada "pembicara" yang ngelawaknya sudah tak beraturan,dan setiap hal dikomentari dengan lelucon2 dan akhirnya entah yang lebih dominan itu lelucon atau dhammanya?

saya tidak mengomentari Bhante yang berceramah lho,karena ceramah Ajahn Brahmavamso,Uttamo,dan lainnya menurut saya oke2 saja,karena agaknya "tidak berlebihan" menurut saya,tetapi ada beberapa penceramah[salah satunya adalah pendiri buku Buddhist dan rasanya pendirinya menjalin hubungan baik dengan pendiri DC ini..] ceramahnya terlalu berlebihan dan banyak leluconnya daripada DhammaNya,walau kalau orang yang teliti bisa mendapatkan manfaat dari Dhammanya..

dan nanti hari Magha Puja ini,tepatnya tanggal 14,si penceramah ini akan datang ke medan lagi,dan tahu kah anda apa komentar pertama sahabat saya kepada saya dan kepada semua orang yang di ajak?dia bilang ke saya dan rekan2 yang lain untuk mengikuti wishing candle yang di adakan salah 1 vihara di medan,kemudian saya tanyakan apa manfaat wishing candle?apakah Buddha ada mengajarkan wishing candle?terus dia jawab tidak tahu tuh,tapi dia langsung ngeloteh,tau tidak siapa yang bawa acara?itu tuh si "penceramah yang have fun dengan leluconnya"[saya tidak menyebutkan namanya..karena yang saya bahas bukan orangnya ,tetapi "cara berceramah dengan lelucon"],kemudian teman saya yang lain nyambung,,oh dia ya?pasti seru dia pinter ceramah[saya jadi bertanya tanya dalam hati,pinter ceramah Dhamma bagi mereka,atau pinter melawak untuk mereka?]...terus disambung lagi ma teman saya ke teman yang lainnya yang tidak ikut ceramah beberapa waktu yang lalu,,,dia bilang begini,"Sayang kalian tidak ikut kami ke ceramah waktu itu..lucu banget lho..tidak kaku kayak Bhante nya...kalau yang 1 ini lucu banget.."

[Intinya yang didapat lawaknya atau dhammanya?]

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #27 on: 24 February 2010, 03:50:18 PM »
^

saya suka dengan statement Ko Indra,, memang semestinya demikian, ini bisa untuk org org yg sudah mengenal Buddhism dan mendalami Buddhism, namun untuk menarik umat, cara seperti ini effective tergantung pada pribadi umat yg ada, pendekatan apapun jg, semua jg tergantung jodoh, ketertarikan oleh si umat, sesuai tdk dengan yg dia cari cari.....

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #28 on: 24 February 2010, 03:50:21 PM »

lebih tepatnya perubahan jaman, hahaha menurut saya sich jaman mah ga bisa diblg maju, malah diblg mundur dalam beberapa segi. =)) jks....
Kadang saya lihat memang ironis. Umat Buddha sendiri yang sering bilang dhamma itu "tidak lapuk oleh waktu", tapi umat Buddha juga yang mengatakan "pembabaran dhamma harus disesuaikan dengan jaman". Saya setuju untuk fasilitasnya, misalnya dulu tidak ada komputer, VCD, radio, sekarang sudah ada, jadi dijadikan media penyebaran dhamma. Tetapi etika dan perilaku yang diubah itu adalah sedikit aneh.


Quote
pertama disesuaikan dengan Norma norma yg ada pada daerah setempat hendak disebarkan Dhamma
Disesuaikan bagaimana? Apakah maksudnya seperti jika di kalangan orang-orang yang omongannya "hardcore", ucapan benar dalam JMB 8 dijadikan "abu-abu"?


Quote
Kedua penyebaran tdk melalui pelanggaran dari ke 5 sila yg ada, secara langsung maupun tidak langsung, secara tersirat maupun terus terang. :))
"Ramani ngebor" itu ga menentang sila lho.


Quote
ketiga penyebaran harus sesuai dengan Dhamma yg ada, tdk bertolak belakang dengan Dhamma yang hendak disampaikan.
Ini saya pribadi sangat setuju.

Quote
Keempat penyebaran seyogyanya dilakukan tanpa menjelekkan ataupun merendahkan pihak yang lain,
Ke lima penyebaran seyogyanya dilakukan dengan cara cinta kasih, tdk dengan pemaksaan, penipuan, fitnah, kesaksian palsu, janji janji palsu
Ini juga setuju. Secara umum, berarti penyebaran dhamma tidak disertai dengan perbuatan yang tercela atau menentang hukum yang berlaku.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Cara Yang Sesuai Untuk Penyebaran Dhamma
« Reply #29 on: 24 February 2010, 03:52:06 PM »
thread ini sama dengan  http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2590.0.html

Mirip, tetapi saya sengaja start di board Theravada agar patokan Vinaya yang digunakan tidak meluas ke mana-mana.