Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi > Theravada

Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat

(1/6) > >>

bond:
83. Jalan Menuju Tingkat Arahat

Demikianlah yang saya dengar. Pada suatu ketika YM Ananda berdiam di Kosambi di Vihara Ghosita. Di sana YM Ananda menyapa para bhikkhu demikian:

"Para sahabat!"

"Ya, sahabat," jawab para bhikkhu. Kemudian YM Ananda berkata:

"Para sahabat, siapa pun bhikkhu atau bhikkhuni yang menyatakan di hadapanku bahwa mereka telah mencapai pengetahuan akhir tingkat Arahat, semua melakukannya dengan salah satu dari empat cara ini. Apakah yang empat itu?

"Di sini, para sahabat, seorang bhikkhu mengembangkan pandangan terang yang didahului ketenangan.65 Ketika dia telah mengembangkan pandangan terang yang didahului ketenangan itu, Sang Jalan pun muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.(66)

"Atau juga, para sahabat, seorang bhikkhu mengembangkan ketenangan yang didahului oleh pandangan terang.(67) Sementara dia mengembangkan ketenangan yang didahului oleh pandangan terang itu, Sang Jalan pun muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.

"Atau juga, para sahabat, seorang bhikkhu mengembangkan ketenangan dan pandangan terang yang digabungkan berpasangan.(68) Sementara dia mengembangkan ketenangan dan pandangan terang yang digabungkan secara berpasangan itu, Sang Jalan pun muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.

"Atau juga, para sahabat, pikiran seorang bhikkhu dicengkeram oleh kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi.(69) Tetapi ada saat ketika pikirannya secara internal menjadi mantap, tenang, terpusat, dan terkonsentrasi; kemudian Sang Jalan itu muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.

"Para sahabat, siapa pun bhikkhu atau bhikkhuni yang menyatakan di hadapanku bahwa mereka telah mencapai pengetahuan akhir tingkat Arahat, semuanya melakukannya dengan salah satu dari empat cara ini."

(IV, 170)

65 Samatha-pubbangamam vipassanam. Ini mengacu pada meditator yang menggunakan ketenangan sebagai sarana prakteknya (samatha-yanika), yaitu orang yang pertama-tama mengembangkan konsentrasi akses, jhana-jhana atau pencapaian tanpa-bentuk dan kemudian mengambil meditasi pandangan terang (vipassana).

66 "Sang Jalan" (magga) adalah jalan supra-duniawi pertama, jalan pemasuk-arus. Untuk "mengembangkan jalan itu", menurut AA, berarti berpraktek untuk pencapaian tiga jalan yang lebih tinggi. Mengenai sepuluh kekotoran batin, lihat Bab III, no. 65-67; tentang tujuh kecenderungan mendasar, lihat Bab I, no. 25.

67 Vipassana-pubbangamam samatham. AA: "Ini mengacu pada orang yang lewat kecenderungan alaminya terlebih dahulu mencapai pandangan terang, dan kemudian, berdasarkan atas pandangan terang, menghasilkan konsentrasi (samadhi)." AT: "Ini adalah orang yang menggunakan pandangan terang sebagai sarana (vipassana-yanika)."

68 Samatha-vipassanam yuganaddham. Di dalam praktek jenis ini, orang memasuki jhana pertama. Kemudian, setelah keluar dari situ, dia menerapkan pandangan terang pada pengalaman itu; yaitu orang melihat bahwa lima kelompok kehidupan di dalam jhana (bentuk, perasaan, persepsi, dll.) itu bersifat tidak kekal, terkena penderitaan dan tanpa-diri. Kemudian dia memasuki jhana kedua dan merenungkannya dengan pandangan terang; dan menerapkan prosedur pasangan seperti itu pada jhana-jhana lain juga, sampai dia dapat merealisasikan jalan pemasuk-arus dll.

69 Dhammuddhacca-viggahitam manasam hoti. Menurut AA, "kegelisahan" (uddhaca) yang dimaksudkan di sini adalah reaksi terhadap munculnya sepuluh "korupsi pandangan terang" (vipassanupakkilesa) ketika mereka secara salah dianggap merupakan indikasi pencapaian-Sang-Jalan. Istilah dhammavitakka, "pemikiran-pemikiran tentang keadaan-keadaan yang lebih tinggi" (lihat Teks 41 dan Bab III no. 70) diambil untuk mengacu pada sepuluh korupsi yang sama itu. Tetapi, ada kemungkinan bahwa "kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi" itu adalah tekanan mental yang disebabkan karena keinginan untuk merealisasikan Dhamma, suatu keadaan kecemasan spiritual yang kadang-kadang dapat mempercepat pengalaman pencerahan instan. Sebagai contoh, lihat kisah tentang Bahiya Daruciriya di Ud I, 10. _/\_


Sumber: 
http://www.mail-archive.com/dharmajala [at] yahoogroups.com/msg05144.html


Sumedho:
Sumber aslinya dari Samadhi Sutta (Anguttara Nkaya 4.94)



--- Quote ---"Monks, these four types of individuals are to be found existing in the world. Which four?

"There is the case of the individual who has attained internal tranquillity of awareness, but not insight into phenomena through heightened discernment. Then there is the case of the individual who has attained insight into phenomena through heightened discernment, but not internal tranquillity of awareness. Then there is the case of the individual who has attained neither internal tranquillity of awareness nor insight into phenomena through heightened discernment. And then there is the case of the individual who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment.

"The individual who has attained internal tranquillity of awareness, but not insight into phenomena through heightened discernment, should approach an individual who has attained insight into phenomena through heightened discernment and ask him: 'How should fabrications be regarded? How should they be investigated? How should they be seen with insight?' The other will answer in line with what he has seen & experienced: 'Fabrications should be regarded in this way. Fabrications should be investigated in this way. Fabrications should be seen in this way with insight.' Then eventually he [the first] will become one who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment.

"As for the individual who has attained insight into phenomena through heightened discernment, but not internal tranquillity of awareness, he should approach an individual who has attained internal tranquillity of awareness... and ask him, 'How should the mind be steadied? How should it be made to settle down? How should it be unified? How should it be concentrated?' The other will answer in line with what he has seen & experienced: 'The mind should be steadied in this way. The mind should be made to settle down in this way. The mind should be unified in this way. The mind should be concentrated in this way.' Then eventually he [the first] will become one who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment.

"As for the individual who has attained neither internal tranquillity of awareness nor insight into phenomena through heightened discernment, he should approach an individual who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment... and ask him, 'How should the mind be steadied? How should it be made to settle down? How should it be unified? How should it be concentrated? How should fabrications be regarded? How should they be investigated? How should they be seen with insight?' The other will answer in line with what he has seen & experienced: 'The mind should be steadied in this way. The mind should be made to settle down in this way. The mind should be unified in this way. The mind should be concentrated in this way. Fabrications should be regarded in this way. Fabrications should be investigated in this way. Fabrications should be seen in this way with insight.' Then eventually he [the first] will become one who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment.

"As for the individual who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment, his duty is to make an effort in establishing ('tuning') those very same skillful qualities to a higher degree for the ending of the (mental) fermentations.

"These are four types of individuals to be found existing in the world."
--- End quote ---

yang punya jhana tanya ke yg mengerti fenomena bagaimana mengembangkan pengertian tersebut, yg mengerti fenomena tanya ke yg punya jhana bagaimana mengembangkan jhana, yg nga punya apa2x harus tanya kepada orang2x yg mengerti jhana dan pengertian, yang punya dua2xnya tinggal mengembangkannya.

singkat kata, ketenangan (jhana) dan pengertian itu harus dimiliki bersama.  :)

williamhalim:

--- Quote from: Sumedho on 31 January 2008, 06:25:13 AM ---
singkat kata, ketenangan (jhana) dan pengertian itu harus dimiliki bersama.  :)

--- End quote ---

Sama juga dgn yg lagi dibahas di SP yah Bang, soal jalan kearahatan dan jhana ini, aku setuju dengan Bang Medho...

...Jhana dan Pandangan terang jalan barengan....  :)

::

bond:
Thanks Bro Medho, utk sumber asli suttanya. Kesimpulannya tidak mungkin salah satu ditiadakan, keduanya saling mendukung. Sehingga dikemudian hari para meditator tidak dibingungkan oleh masalah samatha dan vipasana. Smoga bermanfaat_/\_

hudoyo:
Di dalam Yuganaddha-sutta ini, YM Ananda mengatakan bahwa pembebasan bisa dicapai melalui salah satu dari empat jalan, dalam kaitan antara 'samatha' dan 'vipassana':

(1) 'samatha' dulu, dilanjutkan dengan 'vipassana';
(2) 'vipassana' dulu, dilanjutkan dengan 'samatha';
(3) 'samatha' bergandengan dengan 'vipassana';
(4) yang ini kurang jelas maksudnya dalam kaitan dengan 'samatha' dan 'vipassana' - bagi saya ini merupakan "rahasia" dari segi interpretasi.

Jalan #1-3 melibatkan 'samatha' dan 'vipassana'; yang berbeda cuma urutannya. - Tetapi apakah hakikat jalan #4? ... Di situlah "rahasia"-nya. ...

"... pikiran seorang bhikkhu dicengkeram oleh kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi.(69) Tetapi ada saat ketika pikirannya secara internal menjadi mantap, tenang, terpusat, dan terkonsentrasi; kemudian Sang Jalan itu muncul di dalam dirinya. ..."

Catatan kaki penulis (#69) mengacu pada kitab Komentar, yang bicara tentang 'kotoran vipassana'. ... Catatan kaki itu ditutup dengan:
"Tetapi, ada kemungkinan bahwa 'kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi' itu adalah tekanan mental yang disebabkan karena keinginan untuk merealisasikan Dhamma, suatu keadaan kecemasan spiritual yang kadang-kadang dapat mempercepat pengalaman pencerahan instan. Sebagai contoh, lihat kisah tentang Bahiya Daruciriya di Ud I, 10." ... (Siapa ya penulis catatan kaki itu?)

Bagi saya, jalan #4 itu tetap merupakan "rahasia". ... Tapi tampaknya jalan #4 itu tidak lagi mempermasalahkan kontroversi 'samatha' vs 'vipassana'. ... Tapi apakah itu? ...

Penulis komentar #69 itu mengacu pula pada Bahiya-sutta, yang saya gunakan dalam mengajar MMD. ... Memang tuntunan vipassana kepada Bahiya tidak bicara tentang 'samatha' dan tidak menamakan tuntunannya 'vipassana'. ... Apakah ini yang dimaksud oleh YM Ananda dengan jalan #4 itu? ...

Tentang 'kecemasan spiritual' atau 'tekanan mental', yang disebut-sebut oleh penulis komentar #69 itu, saya rasa tidak terlalu menentukan, karena tuntunan vipassana yang persis sama dengan yang diberikan Sang Buddha kepada Bahiya juga diberikan kepada Malunkyaputta (lihat: Malunkyaputta-sutta). Yang tersebut belakangan ini adalah seorang bhikkhu yang ditahbiskan pada usia lanjut. Berbeda dengan Bahiya, yang begitu mendengar tuntunan Sang Buddha langsung menjadi arahat tanpa perlu latihan lagi, Malunkyaputta harus berlatih beberapa lama melaksanakan tuntunan Sang Buddha itu, sekalipun akhirnya ia juga mencapai tingkat arahat.

Nah, kembali kepada Yuganaddha-sutta, apakah yang dimaksud oleh YM Ananda dengan jalan #4 itu? ... Saya tidak tahu ... dan hanya sampai di situ pemahaman saya tentang Yuganaddha-sutta ini ...

Salam,
hudoyo

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version