tapi ko kelana...bukankah punca dari gubahan ini gara2 ajaran Mahayana yg mengelirukan umat2 awam?
Beberapa ”ajaran dalam Mahayana” memang ada yang
berpotensi dapat disalahartikan oleh umat awam. Sekali lagi beberapa, tidak semua. Ini hanya opini saya.
Kalau keberadaan buku gubahan ini dikatakan sebagai
puncak dari ”ajaran dalam Mahayana” yang disalahartikan oleh umat awam, saya rasa tidak El. Tapi kalau dikatakan bahwa ada ”ajaran dalam Mahayana” yang disalahartikan oleh umat awam dan menjadi
salah satu penyebab keberadaan buku gubahan ini, maka ini memungkinkan.
Singkatnya, buku ini digubah oleh seseorang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah ajaran propaganda yang dilandasi oleh simple mind (tidak mau ambil pusing- kata Sdr. Ryu). Si penggubah ingin mempropagandakan ajaran yang ia dapatkan dari berbagai macam literatur. Mungkin karena ia berpikir simple: dari pada menulis dan menyebarkan banyak sumber literatur tersebut, lebih baik mengutip bagian-bagian sumber literatur tersebut dan menjadikan satu kemudian baru disebarluaskan. Dan sayangnya ada orang yang mencantumkan kata ”kitab suci”, sehingga banyak orang yang juga berpikiran sederhana, yang ingin hal yang cepat dan instan terjebak mempercayainya sebagai ”kitab suci”— yang terakhir ini hanya ilustrasi saja, karena mungkin ada hal yang lain lagi yang tidak kita ketahui.