//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara  (Read 505347 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #360 on: 28 April 2010, 11:59:25 AM »
"Meskipun ajaran-ajaran telah ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa gangguan ataupun penyimpangan, sehingga kita sekarang mendapatkan AJARAN LENGKAP dari Padmasambhava, TIDAK ADA SATUPUN dari ajaran-ajaran yang tersebut yang mengajarkan BAGAIMANA MEMBUNUH PARA PENGIKUT SESAT. SAMA SEKALI TIDAK ADA AJARAN SEPERTI ITU." (Trungpa Rinpoche)
busyet ada yang bawa-bawa Trungpa rinpoche disini.. loe tau gak kelakuan Trungpa Rinpoche itu kayak apa ? Thrungpa Rinpoche itu lineagenya sempurna, guru-gurunya terkenal , tapi kelakuannya bejat, mabuk-mabukan, hobi melakukan sex-party, diduga mati karena HIV.
kalo ada umat Buddhist yang percaya sama ucapan guru macam demikian ini sangat memualkan..

http://en.wikipedia.org/wiki/Ch%C3%B6gyam_Trungpa
Trungpa's sexuality has been one of the sources of controversy, as he cultivated relations with a number of his female students. Tenzin Palmo, who met him in 1962 while he was still at Oxford did not become one of his consorts. She mentions she refused his advances at the time because he had presented himself as "a pure monk". However, she said had she known that Trungpa began having sexual relations with women at age 13 she would not have declined, considering that in the higher stages of Tibetan Buddhist tantra, sexual relations (especially with tertöns) are a means of enhancing spiritual insights.[41] Trungpa formally renounced his monastic vows in 1969.[42]

Trungpa was also known for smoking tobacco and for his liberal use of alcohol;[43] many who knew him characterized him as an alcoholic.[44][45] He began drinking occasionally shortly after arriving in India.[46] Before his coming to America, Trungpa drove a sports car into a joke shop in Dumfries, Scotland[47]. While his companion was not seriously injured,[48] he was left partially paralyzed. Later he described this event as a pivotal moment which inspired the course of his teachings. Some accounts ascribe the accident to drinking.[49][50] Others suggest he may have had a stroke.[51][52] According to Trungpa himself, he blacked out.[53]




Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #361 on: 28 April 2010, 12:02:15 PM »
http://en.wikipedia.org/wiki/Ch%C3%B6gyam_Trungpa (lanjutan)

He often combined drinking with teaching. David Chadwick recounts:[54] "Suzuki [Roshi] asked Trungpa to give a talk to the students in the zendo the next night. Trungpa walked in tipsy and sat on the edge of the altar platform with his feet dangling. But he delivered a crystal-clear talk, which some felt had a quality – like Suzuki's talks – of not only being about the dharma but being itself the dharma." However, in some instances he was too drunk to walk and had to be carried.[50] Also, according to the Steinbecks, on a couple of occasions his speech was unintelligible.[55]

Two former students of Trungpa, John Steinbeck IV and his wife, wrote a sharply critical memoir of their lives with him in which they claim that, in addition to alcohol, Trungpa used $40,000 a year worth of cocaine, and used Seconal to come down from the cocaine. The cocaine use, say the Steinbecks, was kept secret from the wider Vajradhatu community.[56]

An incident that became a cause célèbre among some poets and artists was the Halloween party at the Fall, 1975, Snowmass Colorado Seminary, a 3-month period of intensive meditation and study of the Hinayana, Mahayana, and Vajrayana vehicles of Tibetan Buddhism. The poet W. S. Merwin had arrived that summer at the Naropa Institute and been told by Allen Ginsberg that he ought to visit seminary. Although he had not gone through the several years worth of study and preparatory mind training required, Merwin was insistent he attend, and Trungpa eventually granted his request – along with his girlfriend as well. At seminary the couple stayed to themselves. At the Halloween party, after many, including Trungpa himself, had taken off their clothes, Merwin was asked to join the event, but refused. On Trungpa's orders his Vajra Guard forced entry into the poet's locked and barricaded room; brought him and his girlfriend, Dana Naone, against their will, to the party; and eventually stripped them of all their clothes, onlookers ignoring Naone's pleas for help and for someone to call the police.[57] The next day Trungpa asked Merwin and Naone to remain at the Seminary as either students or guests. They agreed to stay for several more weeks to hear the Vajrayana teachings (which centered around samaya[citation needed]), with Trungpa's promise that "there would be no more incidents," and Merwin and Naone's assertion that "it would be with no guarantees of obedience, trust, or personal devotion to him."[58] They left immediately after the last talk. In a 1977 letter to members of a Naropa class investigating the incident, Merwin concluded,

    My feelings about Trungpa have been mixed from the start. Admiration, throughout, for his remarkable gifts; and reservations, which developed into profound misgivings, concerning some of his uses of them. I imagine, at least, that I've learned some things from him (though maybe not all of them were the things I was 'supposed' to learn) and some through him, and I'm grateful to him for those. I wouldn't encourage anyone to become a student of his. I wish him well.[59]

Author Jeffery Paine commented on this incident that "Seeing Merwin out of step with the rest, Trungpa could have asked him to leave, but decided it was kinder to shock him out of his aloofness."[60] However, he also notes the outrage felt in particular by poets such as Robert Bly and Kenneth Rexroth, who began calling Trungpa a fascist.[61]

Trungpa's choice of Westerner Ösel Tendzin as his dharma heir was controversial as Tendzin would be the first Western Tibetan Buddhist lineage holder and Vajra Regent. This was exacerbated by Tendzin's own behavior as lineage holder. Tendzin, while knowingly carrying HIV, was sexually involved with students, one of whom became infected and died.[62]


Offline indra_ihong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 239
  • Reputasi: -11
  • Gender: Male
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #362 on: 28 April 2010, 01:10:01 PM »
Edisi 5 – 2010 Majalah Maitreya
( Media Spiritual dan Informasi Umat Maitreya Indonesia )

Maitreya dan Mazhab Yogachara
Oleh : Taigen dan Leighton
Alih bahasa : Telaga Sutji

Dalam perkembangan doktrin Mahayana, Maitreya sebagai Bodhisattva berkaitan erat dengan ajaran Yogachara dan studinya mengenai kesadaran dan psikologi. Dari Surga Tusita, Buddha Maitreya sedang merenungi fenomena kesadaran dan perasaan, memikirkan secara mendalam bagaimana menyelamatkan semua makhluk dalam kesesatan dan penderitaan. Maitreya sedang berusaha untuk merealisasikan takdirnya sebagai Buddha yang sempurna.

Guru Yogachara yang paling terkenal adalah filsuf Buddhis India abad 4 dan 5, Yang Arya Asanga dan Yang Arya Vasubandhu bersaudara. Vasubandhu menulis kitab Abidharma kosha yang berisi komentar penting proto Mahayana mengenai system analisis Abidharma terhadap psikologi. Beliau kemudian masuk aliran Yogachara atas anjuran Yang Arya Asanga dan menulis berbagai komentar penting Yogachara. Yang Arya Vasubandhu juga dihormati Buddhisme Zen sebagai salah satu Patriat di India.

Beberapa naskah Yogachara secara tradisional dikaitkan dengan Asanga meski terkadang dianggap ditulis oleh Buddha Maitreya sendiri. Karya Asanga termasuk Yogachara bhumi, “Landasan atau Tahap-tahap Latihan Yoga,” yang mencakup Bodhisatva bhumi, “Tahap-tahap Bodhisatva”. Asanga juga menyusun Five Books of Maitreya, yang mencakup Abhisamayalankara, ringkasan dari Kesempurnaan kebijaksanaan dalam 25.000 jalur.

Para Guru agung Mahayana terutama dari mazhab Yogachara percaya bahwa Buddha Maitreya dengan kekuatan batin mengangkat Asanga ke Surga Tusita. Di sana Beliau menguraikan makna sutra-sutra Yogachara dan naskah-naskah penjelasannya pada Yang Arya Asanga. Visi Bodhisatva Maitreya telah mengilhami Asanga dan mengungkap naskah kepada Asanga atau pengikut Maitreya lainnya yang kemudian menuangkannya ke dalam tulisan.

Kisah legendaris hubungan Asanga dan Maitreya mengajarkan kasih nan indah, ciri khas Maitreya. Asanga menghabiskan 12 tahun dalam meditasi sunyi dalam gua di pegunungan Himalaya, dengan melatih visualisasi dan mengerahkan seluruh konsentrasinya kepada Maitreya. Setelah 12 tahun berusaha tanpa hasil nyata, Asanga meninggalkan tempat itu dengan putus asa. Saat mendekati sebuah kota kecil, beliau melihat seekor anjing tergeletak di jalan dengan tubuh bagian bawah digerogoti ulat. Asanga merasa kasihan dan berpikir, jika ulat dipisahkan dari anjing, mereka akan mati; tetapi jika dibiarkan saja, si anjing akan mati. Dengan spontan Asanga memutuskan memotong dagingnya sendiri untuk diberikan kepada ulat dari si anjing. Berangkatlah dia ke kota, menukarkan perlengkapan kebhiksuannya dengan sebilah pisau, dan kembali ke tempat semula.

Setelah memotong sejumlah daging dari pahanya, Asanga berpikir apabila dia memungut ulat dengan tangan, sebagian akan mati juga. Maka diputuskannya untuk memungut ulat dengan lidahnya! Saat Asanga mulai mendekatkan lidahnya, si anjing tiba-tiba lenyap dan berubah menjadi Buddha Maitreya dengan segala sinar kecemerlangannya. Berurai air mata karena tergugah, Asanga menanyakan kepada Buddha Maitreya, mengapa baru muncul sekarang saat dia telah putus harapan, dan mengapa Buddha Maitreya tidak menampakkan dirinya selama 12 tahun meditasinya. Buddha Maitreya menjawab, Beliau telah mendampinginya sejak awal, namun keterikatan pikiran Asanga untuk melihat-Nya malah membuatnya tidak dapat melihat-Nya. Namun berkat cinta kasih universal tanpa membeda-bedakan (ciri khas Maitreya ) Asanga kepada si anjing dan ulat, dia dapat bertatap muka dengan Buddha Maitreya.

Buddha Maitreya meminta Asanga membopongnya ke kota. Asanga melakukannya dengan girang, namun yang dilihat orang-orang adalah Asanga sedang menggendong anjing kampung. Asanga kemudian diberikan kesempatan untuk memohon apa saja yang diinginkannya, dan Beliau memohon bimbingan Maitreya untuk menyebarluaskan ajaran Mahayana. Asanga langsung dikirim ke Surga Tusita dan berguru kepada Maitreya. Setelah beberapa lama, Asanga kembali ke wujud manusia dan mendirikan pusat pelatihan kebhiksuan dan menuangkan apa yang telah dia pelajari ke dalam naskah tulisan.

Legenda mengisahkan, Asanga akan membabarkan ajaran pada siang hari dan kembali ke Tusita malam harinya untuk memperdalam ajaran Yogachara. Pemberkatan Maitreya terhadap kasih Asanga kepada anjing dan ulat tadi merupakan contoh hidup dari kasih Maitreya yang tanpa syarat. Rasa kasihan kepada makhluk hidup yang paling sederhana sekalipun dapat dilihat sebagai kualitas Maitreya, kasih yang juga dipancarkan para pengikut-nya.

SELESAI
Ujian Kehidupan itu adalah menjadi Sempurna. Cukup tau kebenaran. Hindari konflik yang tidak sependapat dengan anda. Hadapi Konflik yang tidak terhindarkan, hanya untuk membuktikan kebenaran di depan mata. Sampai ajal itu tiba dengan kedamaian, dan pikiran yang upeksa.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #363 on: 28 April 2010, 01:15:00 PM »
thanks bro atas artikelnya.. namun IMO belum jawab mengenai referensi bahwa LSY belajar dari Metteya
adakah source yang lain yang menyatakan secara explisit LSY pernah pelajar dari Metteya di surga Tusita ?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline indra_ihong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 239
  • Reputasi: -11
  • Gender: Male
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #364 on: 28 April 2010, 01:21:50 PM »
saya ga ngerti ? mohon lebih rinci pertanyaannya ? apa itu IMO ?
Ujian Kehidupan itu adalah menjadi Sempurna. Cukup tau kebenaran. Hindari konflik yang tidak sependapat dengan anda. Hadapi Konflik yang tidak terhindarkan, hanya untuk membuktikan kebenaran di depan mata. Sampai ajal itu tiba dengan kedamaian, dan pikiran yang upeksa.

Offline 4DMYN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 428
  • Reputasi: -4
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #365 on: 28 April 2010, 01:30:01 PM »
tentang pembunuhan dan penyeberangan arwah, saya pernah nonton VCD tentang seorang tukang jagal babi + isterinya. Isteri adalah seorang umat Buddhist yang taat, tiap hari baca "Namo Amitofo". sedangkan suaminya tiap hari jagal babi, dan parahnya dia suruh istrinya membantunya saat "menjagal babi". karena isteri adalah umat buddhist yang taat, dia terus membaca "Namo Amitofo" saat membantu suami menjagal babi. sampe suatu hari... dia di datengin sama Buddha Amitabha, Kwan Im, Mahastamaprapta, plus dewa dewi. ternyata dewa-dewi itu adalah Babi yang dulunya dijagal oleh sepasang suami-istri tsb, namun karena si istri terus membacakan "Namo Amitofo" dan beritikad baik, maka arwah babi itu malah terseberangkan ke alam Sukhavati, dan sekarang mereka hendak menjemput isteri menuju alam Sukhavati


Offline indra_ihong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 239
  • Reputasi: -11
  • Gender: Male
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #366 on: 28 April 2010, 01:37:21 PM »
tentang pembunuhan dan penyeberangan arwah, saya pernah nonton VCD tentang seorang tukang jagal babi + isterinya. Isteri adalah seorang umat Buddhist yang taat, tiap hari baca "Namo Amitofo". sedangkan suaminya tiap hari jagal babi, dan parahnya dia suruh istrinya membantunya saat "menjagal babi". karena isteri adalah umat buddhist yang taat, dia terus membaca "Namo Amitofo" saat membantu suami menjagal babi. sampe suatu hari... dia di datengin sama Buddha Amitabha, Kwan Im, Mahastamaprapta, plus dewa dewi. ternyata dewa-dewi itu adalah Babi yang dulunya dijagal oleh sepasang suami-istri tsb, namun karena si istri terus membacakan "Namo Amitofo" dan beritikad baik, maka arwah babi itu malah terseberangkan ke alam Sukhavati, dan sekarang mereka hendak menjemput isteri menuju alam Sukhavati
Saya pernah menontonnya sekitar 4 tahun yang lalu. Bagaimana nih, tulisan [4DMYN] bisa jadi referensi ga ?
Ujian Kehidupan itu adalah menjadi Sempurna. Cukup tau kebenaran. Hindari konflik yang tidak sependapat dengan anda. Hadapi Konflik yang tidak terhindarkan, hanya untuk membuktikan kebenaran di depan mata. Sampai ajal itu tiba dengan kedamaian, dan pikiran yang upeksa.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #367 on: 28 April 2010, 02:04:35 PM »
saya ga ngerti ? mohon lebih rinci pertanyaannya ? apa itu IMO ?
In My Opinion (menurut pendapat saya)
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline indra_ihong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 239
  • Reputasi: -11
  • Gender: Male
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #368 on: 28 April 2010, 04:57:30 PM »
thanks bro atas artikelnya.. namun IMO belum jawab mengenai referensi bahwa LSY belajar dari Metteya
adakah source yang lain yang menyatakan secara explisit LSY pernah pelajar dari Metteya di surga Tusita ?
eksplisit itu maksudnya 
"fakta-nya dari pengakuan dalam asal bukan dari, misalnya bukan pengakuan Mahaguru ?" 
atau
"ambil dari sumber apa aja ?"

Contohnya : Mahaguru Xu Yun pernah bertemu dengan Bodhisattva Maitreya. ( Diambil dari buku otobiografi Xu Yun ). yang menulis dalam buku itu sepertinya perkataan Xu Yun, bukan dibuktikan dari penulis-nya. Penulis otobiografi hanya mencatat perkataan Xu Yun.

Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Sempurna. Sumbernya dari mana ? Semua tulisan sutta berasal dari wejangan Sakyamuni Buddha. Siapa yang bisa membuktikan Penerangan Sempurna yang dicapai beliau ?

Bila Sakyamuni Buddha tidak membabarkan dharma, berarti tidak ada yang tahu apakah dalam sejarah masa lalu ada pencapaian Penerangan Sempurna ?

Bisa juga kan bila beliau langsung meninggalkan alam manusia karena udah mengatasi tumimbal lahir.

Jadi, bagaimana saya menjelaskannya ? ?
Ujian Kehidupan itu adalah menjadi Sempurna. Cukup tau kebenaran. Hindari konflik yang tidak sependapat dengan anda. Hadapi Konflik yang tidak terhindarkan, hanya untuk membuktikan kebenaran di depan mata. Sampai ajal itu tiba dengan kedamaian, dan pikiran yang upeksa.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #369 on: 28 April 2010, 05:06:16 PM »
tentang pembunuhan dan penyeberangan arwah, saya pernah nonton VCD tentang seorang tukang jagal babi + isterinya. Isteri adalah seorang umat Buddhist yang taat, tiap hari baca "Namo Amitofo". sedangkan suaminya tiap hari jagal babi, dan parahnya dia suruh istrinya membantunya saat "menjagal babi". karena isteri adalah umat buddhist yang taat, dia terus membaca "Namo Amitofo" saat membantu suami menjagal babi. sampe suatu hari... dia di datengin sama Buddha Amitabha, Kwan Im, Mahastamaprapta, plus dewa dewi. ternyata dewa-dewi itu adalah Babi yang dulunya dijagal oleh sepasang suami-istri tsb, namun karena si istri terus membacakan "Namo Amitofo" dan beritikad baik, maka arwah babi itu malah terseberangkan ke alam Sukhavati, dan sekarang mereka hendak menjemput isteri menuju alam Sukhavati



Berarti untuk menyelamatkan dunia, kita bisa ledakin nuklir sambil melafalkan "Namo Omitofo" rame-rame?

Offline kur0bane

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 8
  • namo buddhaya,namo dhammaya,namo sanghaya
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #370 on: 28 April 2010, 05:56:31 PM »
ngambil sumber ke aliran maitreya yang ngaco. pantes lah guru NGACO ketemu ajaran NGACO jadinya :))

Offline yudiboy

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 486
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #371 on: 28 April 2010, 06:25:25 PM »


Berarti untuk menyelamatkan dunia, kita bisa ledakin nuklir sambil melafalkan "Namo Omitofo" rame-rame?

[/quote]

INILAH BRO...SUSAHNYA KALAU KEMAMPUAN IQ ORANG PADA JONGKOK..SENANG PERCAYA CERITA MISTIK...
HIDUP MAU DIBIKIN GAMPANG....
saya bertekad mau menjadi orang baik....tidak selingkuh...menopang orang tua...menjadi ayah yang baik...dan bermanfaat bagi orang banyak

Offline yudiboy

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 486
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #372 on: 28 April 2010, 06:26:09 PM »
ngambil sumber ke aliran maitreya yang ngaco. pantes lah guru NGACO ketemu ajaran NGACO jadinya :))

TAKUTNYA KITA YANG MENANGGAPI THTREADINI...BAKALAN JADI IKUTAN NGACO JUGA...WKKWKW
saya bertekad mau menjadi orang baik....tidak selingkuh...menopang orang tua...menjadi ayah yang baik...dan bermanfaat bagi orang banyak

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #373 on: 28 April 2010, 07:01:28 PM »
thanks bro atas artikelnya.. namun IMO belum jawab mengenai referensi bahwa LSY belajar dari Metteya
adakah source yang lain yang menyatakan secara explisit LSY pernah pelajar dari Metteya di surga Tusita ?
eksplisit itu maksudnya 
"fakta-nya dari pengakuan dalam asal bukan dari, misalnya bukan pengakuan Mahaguru ?" 
atau
"ambil dari sumber apa aja ?"

Contohnya : Mahaguru Xu Yun pernah bertemu dengan Bodhisattva Maitreya. ( Diambil dari buku otobiografi Xu Yun ). yang menulis dalam buku itu sepertinya perkataan Xu Yun, bukan dibuktikan dari penulis-nya. Penulis otobiografi hanya mencatat perkataan Xu Yun.

Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Sempurna. Sumbernya dari mana ? Semua tulisan sutta berasal dari wejangan Sakyamuni Buddha. Siapa yang bisa membuktikan Penerangan Sempurna yang dicapai beliau ?

Bila Sakyamuni Buddha tidak membabarkan dharma, berarti tidak ada yang tahu apakah dalam sejarah masa lalu ada pencapaian Penerangan Sempurna ?

Bisa juga kan bila beliau langsung meninggalkan alam manusia karena udah mengatasi tumimbal lahir.

Jadi, bagaimana saya menjelaskannya ? ?

hm.. gpp bro.. santai aja.. saya hanya bertanya.. namun jika bro hanya bisa menjelaskan sampai segitu ya cukuplah.. :)
thanks atas penjelasannya. :)
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
Re: Korban Pemerkosaan Lu Sheng Yen berbicara
« Reply #374 on: 28 April 2010, 07:07:12 PM »
tentang pembunuhan dan penyeberangan arwah, saya pernah nonton VCD tentang seorang tukang jagal babi + isterinya. Isteri adalah seorang umat Buddhist yang taat, tiap hari baca "Namo Amitofo". sedangkan suaminya tiap hari jagal babi, dan parahnya dia suruh istrinya membantunya saat "menjagal babi". karena isteri adalah umat buddhist yang taat, dia terus membaca "Namo Amitofo" saat membantu suami menjagal babi. sampe suatu hari... dia di datengin sama Buddha Amitabha, Kwan Im, Mahastamaprapta, plus dewa dewi. ternyata dewa-dewi itu adalah Babi yang dulunya dijagal oleh sepasang suami-istri tsb, namun karena si istri terus membacakan "Namo Amitofo" dan beritikad baik, maka arwah babi itu malah terseberangkan ke alam Sukhavati, dan sekarang mereka hendak menjemput isteri menuju alam Sukhavati



Berarti untuk menyelamatkan dunia, kita bisa ledakin nuklir sambil melafalkan "Namo Omitofo" rame-rame?


wkwkwkwk, untung Angulimala pada saat ngejar ibunya ngga "Namo Omitofo", klo iya, bingung deh kita =)) =))

 

anything