terlepas dari ini kisah nyata atau khayalan, cerita ini banyak spekulasi..
1. siapa yang begitu maha-tahu bahwa ia harus menjadi raja sampai batas waktu tertentu? dan siapa yang menetapkan batas waktu itu?
2. kalau tau bahwa "karma rumit", kenapa memutuskan bahwa keadaan kacau balau adalah karena ia tidak menjadi raja lagi? kenapa tidak mempertimbangkan dugaan lain, misalnya: sudah takdirnya rakyat kehilangan raja? Sudah takdirnya keadaan menjadi kacau balau?
3. tau darimana bahwa penderitaan menghampirinya? memang dia ditangkap dan diasingkan sampe akhir hayat, tapi apa iya dia menderita?
4. dikatakan bahwa kalau ia tetap menjadi raja, mungkin kerajaannya tetap makmur dan di kehidupan mendatang dia bisa menjadi bhiksu. Penggunaan kata "mungkin" adalah tepat. Tidak ada yang bisa memastikan apa yang belum terjadi. Kalau saja raja begini atau begitu, keadaan mungkin berbeda. Ya, ini semua "mungkin". Mungkin benar, mungkin tidak..
Ini adalah cerita , entah legenda atau kenyataan
1. Jadi ketika dia (sang raja) sudah mulai tua , dia berpikir sudah waktunya menjadi bhiksu di kuil, akan tetapi tidak ada penerus kerajaannya yang pantas , tidak ada yang maha tahu
2. Mungkin memang takdirnya seperti itu, tapi misalkan kasusnya seorang penjudi yang kalah bertaruh, mungkin memang takdirnya seperti itu, tetapi orang pada awamnya berpikir bahwa salah si penjudi itu bertaruh
3. Tidak dikatakan menderita , sang raja mungkin puas dengan pilihannya, diceritakan dia hanya diasingkan tidak di siksa, hanya saja urusan pemerintahan tidak dikerjakan sehingga keadaan kacau (rakyat menderita)
4. Cerita ini mengajarkan untuk tidak terobsesi pada suatu hal, walaupun hal itu baik, jika harus memberikan penderitaan bagi orang lain, saya baca dari buku ajaran moral