Login with username, password and session length
0 Members and 1 Guest are viewing this topic.
coba lihat prospeknya bro, bisa hidup mewah misalnya.cuman baca2 parita, hadir diacara ntah apa atas undangan umat, dll ===> pulang bawa angpao (isinya gede pula tuh)dan ayolah, nanti jika sudah makin tenar, bisa pake tarif.
Tentunya beliau sudah sehebat Beethoven yang menciptakan Nineth Symphony dalam keadaaan tuli total.
kenapa jadi ngaco begini pembahasannya. mending makan kacang rempah dulu.
14. “Tetapi di sini, murid, seorang laki-laki atau perempuan memberikan makanan, minuman, pakaian, kereta, kalung bunga, wangi-wangian, salep, tempat tidur, tempat tinggal,dan pelita kepada para petapa atau para brahmana. Karena melakukan dan menjalankan perbuatan-perbuatan demikian … ia muncul kembali di alam bahagia … http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21311.0/message,379522.html
petapa/brahmana apakah sama dengan bhikkhu? bukannya mereka tidak menggunakan kereta, kalung bunga, wangi-wangian, dan salep? kecuali salep = obat.sori kalau OOT.
pakai pesawat terbang aja boleh
Maksud saya, kereta tersebut didanakan (untuk dimiliki). Lalu bagaimana dengan wangi-wangian dan kalung bunga?
eh, saya baru teringat tentang seorang umat awam yang memberikan bunga dengan cara menaburkannya ke arah Buddha. Katanya, berkat kebajikan itu, beliau mendapatkan kebahagiaan untuk waktu yang lama.Sepertinya, tidak masalah. Nah kalo dana wangi-wangian?
dupa termasuk juga wangi2anwong jaman Buddha banyak kok umat awam berdana dupa wangi kepada Beliau dan para muridnya
berdana bunga, dupa, parfum, golok, pistol, dll bukanlah pelanggaran
menerima bunga, dupa, parfum, golok, pistol, dll juga bukanlah pelanggaranpelanggaran baru terjadi jika digunakan oleh orang2 yg menurut sila/vinaya tidak boleh menggunakannya
iya mungkin memang bukan pelanggaran, tapi g akan membawa manfaat.maka kami perlu tau apakah itu boleh atau tidak, sehingga bisa mendanakan yang bermanfaat.
pelanggaran bagi si penerima yang menggunakan, ya kan om?apakah pelanggaran itu juga sedikit banyaknya berimbas pada si pemberi?
sumana si penjual bunga yah, kalo g salah.
Juga lihat dulu wangi2an untuk ruangan atau wangi-wangian untuk dikenakan? Kalau wangi2an yang seperti dupa atau bunga untuk ruangan, tentu ga apa, beda sama parfum atau bunganya diselipkan di telinga atau dibikin kalung.
pertanyaan boleh atau tidak boleh paralel dengan apakah pelanggaran atau bukan pelanggaran, sedangkan pertanyaan apakah bermanfaat atau tidak, ini adalah pertanyaan lain lagi dengan jawaban yang lain pula.tidak.kita bisa saja memberikan benda yang bermnafaat bagi bhikkhu, misalnya pisau cukur, dan tidak ada pelanggaran di sini. Tapi kemudian oleh bhikkhu itu pisau cukur itu digunakan untuk menyembelih ayam, ini adalah pelanggaran di pihak bhikkhu, tapi tidak ada imbas apa pun di pihak si pemberi pisau cukur.