//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - candra_mukti19

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 51
1
duh, kemana ya si Hatred. biasanya dia OL. jangan-jangan ada apa-apa dengan dia. soalnya kemarin dia nanya-nanya teknik membangkitkan tenaga dalam. saya kasih tahu teknik-tekniknya. saya khawatir cakranya aktif tiba-tiba, trus dia terbanting-banting dan masuk rumah sakit. waduh, jangan sampai deh bgitu.

 [at]  hatred

kemana malam ini, kok enggak OL?
gimana soal latihannya?

2
Diskusi Umum / Re: sopan dan logic
« on: 25 December 2008, 08:58:55 PM »
Quote from: johan
Meditasi yg benar adalah SETIAP SAAT....(setiap saat kita sangat berwaspada pada perbuatan kita)...
bukan tengah malam ngak ada yg ganggu... trus kita duduk .... itu namanya MEDITASI.....

mungkin senior2 bisa memberikan penjelasan.....(tentang arti meditasi)

Apakah sewaktu anda di cacimaki orang....
trus elu bilang.... tunggu... jangan cacimaki dulu.... soalnya gw belum masuk Jhanna....
(kita harus sitap setiap saat.... karna kita tidak tau.... kapan gadis cantik, mulus menggoda...hehehehe)

saya faham yang anda katakan.
tapi di sini, saya tidak ingin menunjukan kekuatan meditatif saya, atau kebagusan perangai saya. biarlah saya terlihat "busuk" di mata anda. karena tujuan saya di sini adalah "bagaimana saya dapat melihat anda." semoga difahami!

3
Diskusi Umum / Re: sopan dan logic
« on: 25 December 2008, 08:53:57 PM »
Quote from: johan
Guru yg baik adalah membantu kita MELIHAT KEBENARAN...
mengembangkan KECINTAAN KITA PADA HAL TSB (belajar)...

dan sudah jelas... bukan dgn CARA BERBICARA KASAR.....

Apakah pemimpin agama Bro Chandra mengajarkan dgn cara berbicara kasar?
(kalau ya, postkan... supaya kita juga belajar dari kata2 kasarnya)...

bukan guru agama saya, tapi guru meditasi saya yang sekaligus guru ilmu tenaga dalam. dialah yang mengajarkan cinta kasih sebenarnya dalam kemasan "sikap kasar".

saya akan ceritakan kisahnya :
pada waktu itu, ada 60 orang murid baru yang berguru kepada beliau. termasuk saya di dalamnya. dalam waktu 4 bulan, teman-teman saya sudah mahir dengan ilmu tenaga dalam. sedangkan saya sendiri, jangankan untuk mencoba menjatuhakn musuh dari jarak jauh, merasakan apa yang disebut tenaga dalam itu sendiri gak pernah.
saya minta agar teman-teman saya memukul saya dari jarak jauh dengan TD, tapi anehnya saya tidak urung jatuh. akhirnya saya minta kepada sang guru besar, hanya karena ingin mengetahui, "gimana sih rasanya dipukul dengan tenaga dalam." maka guru besar itu berkata dengan kasar,"kalo orang dipukul dengan tenaga dalam gak jatuh, bukan jagoan, bukan pintar, tapi bodoh. kamu ini jangan bangga dengan kebodohan kamu. harus di gini ni..." katanya sambil secara tiba-tiba beliau menendang perut saya. sakit rasanya. saya marah, malu dan tersinggung, dikata-katain bodoh di depan teman-teman yang lain. padahal saya kan cuma ingin belajar.
saya bermaksud berbicara lagi, tapi guru saya itu menendang pantat saya sampai saya tersungkur. pada waktu saya hendak bangun, dia memegangi kepala saya. jadi saya setengah jongkok. dia berkata,"coba keluarkan tenagamu lebih keras kalau bisa." saya dah tanggung marah, saya dorong guru saya itu dengan keras. tapi dia tidak bergeming, dan perut saya ditendang lagi. sayapun terjauh lagi. lalu bangun, dan ketika melihat guru saya rasanya membencikan sekali, saya marah. ditambah lagi dia berkata, "coba pukul hidung saya ni, pukulanmu bisa lurus enggak?" lalu dengan marah saya mencoba memukulnya. tapi anehnya, saya seperti di dorong oleh suatu energi yang tidk terlihat. saya terpental dan kaget. sebelum sempat berpikir, guru saya berteriak, "bangun kau, kalo mo bisa harus semangat! serang saya." saya mencoba menyerangnya berkali-kali, tapi bahkan dari jarak 2 meter tubuh saya seperti dihalangi oleh suatu energi yang lembut namun tidak dpat ditembus. letih sekali rasanya, karena terbanting-banting, tapi saya bahagia karena bisa yakin bahwa Tenaga Dalam itu ada, dan mengtahui kekuatannya. kejadian hari itu telah menghapuskan rasa keragu-raguan saya tentang ilmu tenaga dalam.
akhirnya guru saya menjelaskan bahwa karna kasih sayang beliau kepada saya, terpaksa dia menghina dan mencaci maki saya, bahkan sampai menentang perut dan pantat berkali-kali. sebab, saya termasuk orang yang tidak peka dan hanya bisa merasakan pukulan tenaga dalam ketika dalam keadaan emosi.
nah, itulah sebuah contoh "sikap kasar" tapi hakikatnya adalah kasih sayang dan pendidikan yang berguna. apakah dapat difahami?

4
eh, salah posting

5
pertanyaan keempat belas

apakah setiap faktor mental mewujudkan dirinya dalam bentuk "kesadaran sentuhan tubuh"?

Tidak, faktor mental berhubungan dengan batin.
Kesadaran sentuhan tubuh "hanya" merupakan salah satu kesadaran jasmani (pancaindriya), yaitu organ kulit.
Kesadaran merupakan salah satu unsur batin, termasuk kesadaran dari kesadaran itu sendiri, contoh: sadar bahwa sedang melihat, berarti, kesadaran atas kesadaran melihat.


bukankah ketika kita marah, dada kita merasa sesak, dan itu artinya "sentuhan jasmani"?
bukankah ketika kita gelisah, syaraf-syaraf kepala menjadi tegang, dan itu artinya "sentuhan jasmani"?
bukankah hal tersebut merupakan arti dari "faktor mental yang mewujudkan dirinya dalam sentuhan jasmani"?

6
pertanyaan kesebelas

orang yang tidak sempurna dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup sehari-harinya, maka meditasinya tidak akan sempurna pula. Benarkah?

Orang tersebut akan gampang gelisah, kepikiran, dan tidak tenang. Karena tidak tenang maka susah mencapai ketenangan. Dilain pihak meditasi dapat membuat pikiran tenang. Dan pikiran tenang dapat membuat orang tersebut dapat menjalankan kewajibannya dengan baik. Terdapat hubungan timbal balik didalamnya.

Apabila berlatih meditasi di Vihara, biasanya terdapat pembacaan paritta sebelum latihan meditasi, salah satu maksud pembacaan paritta ini adalah untuk menenangkan pikiran2 dan aktivitas2 sebelumnya agar meditasi dapat dilakukan dengan lebih rileks.







saya tidak suka melakukan segala sesuatu tanpa ketenangan.
jika saya khawatir kesiangan berangkat kerja, maka justru saya malah akan bersantai untuk duduk meditasi, sampai saya menjadi tenang. setelah tenang baru saya berangkat kerja.
jika saya khawatir tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas kantor, maka justru saya tidak akan segera mengerjakanannya, sebelum saya mampu menenangkan diri denga meditasi, dan tidak khawatir dengan tugas-tugas yang banyak tersebut.
menurut saya, itulah hal terbaik yang bisa saya lakukan. tapi sahabat saya berkata kalau saya ini bodoh. menurutnya, justru cara untuk menenangkan diri adalah dengan bersegera mengerjakan tugas-tugas tersebut. bagaimana pendapat anda?

7
pertanyaan keenam belas

saya cukup mahir menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi  dengan meditasi prana. Tapi, saya ingin  belajar menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi samatha. Maka walaupun saya gelisah, saya tidak melakukan meditasi prana, melainkan memaksakan diri melakukan meditasi samatha. Apakah hal yang saya lakukan tersebut tepat?
Cukup kembali memperhatikan nafas. Apabila kembali gelisah, kembali ke nafas, apabila gelisah lagi kembali ke nafas, dan seterusnya.

mengapa kita tidak mencoba untuk melihat muncul dan lenyapnya kegelisahan tersebut?

8
Maaf ya, bro candra_mukti19 pada banyak kesempatan mengaku sudah mencapai jhana. Tapi dari pertanyaan-pertanyaannya kok seperti orang yang katanya sudah mencapai suatu tempat tapi lupa pengalaman selama perjalanannya. Seperti orang yang dari Jakarta sudah tiba di Jogya tapi tanya-tanya kalau mau ke Jogya lewat mana aja ya, ada apa aja ya selama perjalanan Jakarta-Jogya?
Atau bro hanya mau menguji rekan-rekan disini? Atau ....

itulah anehnya pengetahuan spiritual. ketika kita mengalaminya, pengetahuan itu jelas bagi kita. tapi, ketika kita batin kita merosot, kita lupa dengan semua pengetahuan itu. ketika saya mencapai jhana-jhana tersebut, kemudian mampu melihat fenomena kebenaran, saya menuliskan semua itu dalam sebuah buku catatan. tapi, ketika batin saya merosot, saya baca lagi tulisan-tulisan saya tersebut, bahkan saya sendiri tidak mengerti makna-makna yang saya tulis itu. aneh benar.
sebagai contoh, dalam meditasi saya memahami suatu kebenaran nyata tentang "alam di luar waktu", alam di mana waktu tidak berjalan. saya mengerti betul kebenaran tersebut. tapi, sekarang, saya hanya ingat "judulnya saja", tapi gak mengerti artinya. dengan kata lain, saat ini berbeda, saya tidak sanggup memahami kebenaran "alam diluar waktu".
ada pula kebenaran tentang "ilusi seluruh dunia". dan hanya saya fahami pada saat itu, saat mata batin saya terbuka, dan kini saya tertutp kebodohan.
jika hanya bermaksud mencapai kemampuan-kemampuan batin yang tinggi, maka saat ini saya tidak akan nongkrong di sini, melainkan akan terus bermeditasi, mengembangkan batin. dan dari ksucian yang tinggi, sengaja saya turun kebawah, seperti petapa yang turun gunung, karena di dalam kesucian tidak dapat saya temukan "keadilan dan ketidak adilan", "benar dan salah", "bagus dan jelek", "menyenangkan dan tidak menyangkan", dan untuk memahami semua itu "yang   Maha Suci pun" turun kemuka bumi, mewujudkan dirinya dalam berupa-rupa wujud. apalagi saya. apakah hal ini dapat difahami?

9
 [at]  upasaka

terima kasih penjelasannya.

4 landasan perhatian adalah panca khanda. trus, kalau sangkhara khanda itu termasuk dalam landasan perhatian yang mana?

10
pertanyaan ketujuh belas

kalo saya merasa tidak enak badan atau masuk angin, saya dapat segera menyembuhkan diri dengan meditasi prana atau samatha. Tapi selama meditasi, saya tak henti-hentinya bersendewa. Bersendewa ketika meditasi, apakah hal itu berbahaya atau tidak?

11
Diskusi Umum / Re: sopan dan logic
« on: 25 December 2008, 05:01:14 PM »
Quote from: ckra
Tapi apakah berarti memiliki mental yang sehat? 

kalo itu sih, gak tahu ya. yang jelas, saya meliat anak guru saya itu secara fisik dan mental lebih sehat dari pada fisik mental anak-anak sebayanya yang lain.

12
Diskusi Umum / Re: sopan dan logic
« on: 25 December 2008, 04:59:37 PM »
[at] Chandra...

Quote
bahkan dalam suatu penataran, para guru dinasihati, "janganlah guru mengatakan kata "jangan" kepada murid-muridnya. misalnya, kalao murid-murid kelas 1 SD nakal, naik ke atas bangku, janganlah anda berkata,"jangan naik ke atas bangku nak!", tapi katakan padanya "siapa yang mau turun duluan?". jadi, sekali lagi, jangalah mengatakan kata "jangan"!"

Mengenai tehnik mendidik seperti diatas,
apa tujuannya membuat si anak menjadi malu dan berpikir?
ataukah menumbuhkan semangat bertanding buat si anak?

maksudnya :
1. supaya murid tidak merasa dilarang kreatifitasnya
2. supaya tidak menimbulkan perasaan "tidak menyenangkan"
3. supaya tidak menimbulkan suasana pertentangan antara guru murid

13
pertanyaan keenam belas

saya cukup mahir menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi  dengan meditasi prana. Tapi, saya ingin  belajar menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi samatha. Maka walaupun saya gelisah, saya tidak melakukan meditasi prana, melainkan memaksakan diri melakukan meditasi samatha. Apakah hal yang saya lakukan tersebut tepat?

14
pertanyaan kelima belas

sensasi-sensasi pada tubuh selama meditasi itu mengganggu konsentrasi dan menimbulkan pikiran menjadi gelisah serta timbulnya perasaan-perasaan tidak menyenangkan. Apa yang harus dilakukan? Apakah memaksa pikiran untuk terus berkonsentrasi pada nafas? Ataukah berusaha melihat muncul dan lenyapnya sensasi-sensasi tersebut?

15
pertanyaan kesepuluh
terdapat 5 khanda dan 4 landasan perhatian. 4 landasan tersebut merupakan bagian dari 5 khanda. Yang saya tanyakan, mengapa landasan perhatian hanya 4, gak lima?
Member yang lain pernah menjelaskan bahwa hal itu disebabkan yang satunya, yaitu persepsi diperlukan untuk memperhatikan yang empat. Tapi, saya belum mengerti, bagaimana maksud sebenarnya dari penjelasan tersebut.

Saya akan menjelaskan dengan bahasa saya sendiri melalui pengalaman, bukan bahasa Abhidhamma tetapi jika ada teman2 yg mengerti Abhidhamma ingin  meluruskannya  akan lebih baik lagi.

4 perhatian murni memang mencakup panca khanda, khusus sanna itu masih termasuk cittanupasanna/pikiran- yg berhubungan dengan Think/thinking==>tentang mind. Sementara vendana merupakan objek khusus yg berkenaan perasaan.
Hal yg lebih mudah, ketika Anda berpikir, merenungkan sesuatu atau mengingat sesuatu adakah perbedaan jelas dengan perasaan. Tentu ada korelasi tetapi dua objek yg berbeda. Oleh karena itu bukan 5 tapi 4, karena yg sanna itu masuk kategori objek cittanupasanna.




tapi, bukankah antara memperhatikan "pikiran" yang sedang berpikir dengan memperhatikan "sanna" itu merupakan dua hal yang berbeda?
apaka sama "ide" dengan "persepsi"?

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 51