//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?  (Read 105104 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #120 on: 20 October 2009, 08:55:41 PM »
uda dijawab atas2...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #121 on: 21 October 2009, 09:08:33 AM »
Quote
Anupubbanirodhasutta

[...]
Bagi dia yang mencapai jhana pertama, persepsi indriah berhenti.
[...]

Sepertinya kalian tidak sungguh-sungguh berjuang mencapai jhana. Sedikitnya, berhentilah berspekulasi.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #122 on: 21 October 2009, 10:01:51 AM »
apakah kedua sutta di atas yang dijadikan acuan oleh masing2 kubu salah satunya patut dipertanyakan keabsahannya?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #123 on: 21 October 2009, 02:01:30 PM »
Pernyataan apa dari saya yang menentang salah satu sutta? Menentang sutta atau menentang tafsiran sutta spekulatif?

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #124 on: 21 October 2009, 02:45:10 PM »
kedua acuan sutta tersebut spekulatif kahh?? keduanya saya baca berbeda...

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #125 on: 21 October 2009, 02:55:44 PM »
 _/\_

hehe kembali ke topic, adakah yg pernah mengalami jhana, mohon dibagi pengalamannya... pengalaman sendiri ya...  :)) (sesuai pertanyaan topic)

 _/\_

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #126 on: 21 October 2009, 03:00:05 PM »
Potthapada Sutta
Tentang Potthapada
Kondisi Kesadaran
Diterjemahkan dari bahasa Pali ke bahasa Inggris oleh
Maurice O'Connell Walshe



......9-10. "Ia menjaga pintu-pintu indrianya, dan seterusnya (DN 2, paragraf 64-75). [182] Setelah mencapai jhana pertama, ia berdiam di sana. Dan sensasi apapun yang ia miliki sebelumnya menjadi lenyap. Pada saat itu terdapat persepsi kegirangan dan kegembiraan7 yang sesungguhnya namun halus, yang muncul dari ketidak-melekatan, dan ia menjadi seorang yang sadar akan kegirangan dan kegembiraan ini. Demikianlah beberapa persepsi muncul melalui latihan, dan beberapa lenyap melalui latihan. Dan ini adalah latihan itu", Sang Bhagava berkata.

11. "Kemudian lagi, seorang bhikkhu, dengan melenyapkan awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, dengan memperoleh ketenangan di dalam dan keterpusatan pikiran, mencapai dan berdiam di dalam jhana kedua, yang bebas dari awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, yang muncul dari konsentrasi, dipenuhi dengan kegirangan dan kegembiraan. Persepsi kegirangan dan kegembiraan yang sesungguhnya namun halus yang muncul dari ketidak-melekatan yang ada sebelumnya menjadi lenyap. Pada saat itu terdapat persepsi kegirangan dan kegembiraan yang sesungguhnya namun halus [183], yang muncul dari konsentrasi, dan ia menjadi seorang yang sadar akan kegirangan dan kegembiraan ini. Demikianlah beberapa persepsi muncul melalui latihan, dan beberapa lenyap melalui latihan."

12. "Kemudian lagi, dengan memudarnya kegirangan ia berdiam dalam keseimbangan, penuh perhatian dan berkesadaran jernih, dan ia mengalami dalam tubuhnya perasaan menyenangkan yang oleh Para Mulia dikatakan: 'Berbahagia ia yang berdiam dalam keseimbangan dan perhatian', dan ia mencapai dan berdiam di dalam jhana ketiga. Persepsi kegirangan dan kegembiraan yang sesungguhnya namun halus yang muncul dari konsentrasi yang ada sebelumnya menjadi lenyap, dan di sana muncul keseimbangan dan kebahagiaan yang sesungguhnya namun halus, dan ia menjadi seorang yang sadar akan keseimbangan dan kebahagiaan yang halus ini. Demikianlah beberapa persepsi muncul melalui latihan, dan beberapa lenyap melalui latihan."

13. "Kemudian lagi, dengan ditinggalkannya kenikmatan dan kesakitan, dan dengan lenyapnya kegembiraan dan kesedihan sebelumnya, ia mencapai dan berdiam di dalam jhana keempat, suatu kondisi yang melampaui kenikmatan dan kesakitan, dimurnikan oleh keseimbangan dan perhatian. Keseimbangan dan perhatian halus yang ada sebelumnya menjadi lenyap, dan di sana muncul bukan kebahagiaan dan juga bukan bukan-kebahagiaan yang halus, dan ia menjadi seorang yang sadar akan kebahagiaan dan juga bukan bukan-kebahagiaan ini. Demikianlah beberapa persepsi muncul melalui latihan, dan beberapa lenyap melalui latihan."

14. "Kemudian lagi, dengan seluruhnya melampaui sensasi jasmani, dengan lenyapnya semua penolakan dan dengan ketidak-tertarikan pada persepsi yang beraneka-ragam, melihat bahwa ruang adalah tidak terbatas, ia mencapai dan berdiam di dalam alam ruang tanpa batas. Demikianlah beberapa persepsi muncul melalui latihan, dan beberapa lenyap melalui latihan."

http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.09.wlsh.html



Note :

Bisa dilihat bahwa ketika masih adanya sensasi jasmani disana persepsi terhadap indria masih ada...Sebagaimana persepsi itu adalah piti dikatakan persepsi indria dikarenakan berhubungan dengan jasmani yg mencakup indria.

Kedua, semua subjek meditasi kasina dan anapanasati berbasis pada indria. Misal kasina : apo..apo atau tejo..tejo...seseorang melalui indria mata melihat objek sampai muncul patibagha nimitta ini masih dalam lingkup persepsi indria dari melihat sampai melihat melalui batin secara nyata seperti objek yg dilihat (persepsi hasil dari indria penglihatanmuncul). anapanasati dari sentuhan keluar masuk nafas.

Mengenai subjek meditasi perenungan, adalah dari persepsi indria pikiran..

Bisa disimpulkan bahwa basis faktor2 jhana 1-4 berhubungan dengan jasmani.





« Last Edit: 21 October 2009, 03:06:01 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #127 on: 21 October 2009, 03:02:50 PM »
Quote
Anupubbanirodhasutta

[...]
Bagi dia yang mencapai jhana pertama, persepsi indriah berhenti.
[...]

Sepertinya kalian tidak sungguh-sungguh berjuang mencapai jhana. Sedikitnya, berhentilah berspekulasi.

Maksudnya siapa bro?

ada punya source suttanya nga? AN 9.31 bukan?
There is no place like 127.0.0.1

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #128 on: 22 October 2009, 09:57:00 AM »
Quote
Anupubbanirodhasutta

[...]
Bagi dia yang mencapai jhana pertama, persepsi indriah berhenti.
[...]

Sepertinya kalian tidak sungguh-sungguh berjuang mencapai jhana. Sedikitnya, berhentilah berspekulasi.

Maksudnya siapa bro?

ada punya source suttanya nga? AN 9.31 bukan?

Jika seseorang pernah berjuang sungguh-sungguh mencapai jhana, ia akan melihat semua adalah bagian dari hidup dan pengalaman hidup. Maka dalam merespon, ia akan mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan pengalamannya, kendatipun ia belum mencapai sesuatu. Mungkin kadang ia juga merujuk pada referensi, apakah orang lain atau pun kitab.

Bagi mereka yang tidak pernah berjuang sungguh-sungguh mencapainya, melihatnya hanya sebagai bahan omongan, bukan bagian dari pengalaman hidup, maka kecenderungan responnya pun hanya dengan referensi, apakah orang lain, atau pun kitab.


Melihat beberapa respon yang datang ke saya, semuanya hanyalah konfrontasi berdasarkan kitab. Semua kembali ke kitab dan penafsiran kitab, bukan ke kitab dan pengalaman pribadi berdasarkan panduan kitab tersebut. Itulah sebabnya seseorang tidak menangkap apa yang saya katakan sebagai internal dan eksternal dan menilai bahwa saya mengatakan dalam Rupa Jhana, sudah tidak ada kesadaran tubuh. Bagi orang yang berjuang sungguh-sungguh, juga tahu fenomena yang berubah pada saat samatha, kendatipun belum mencapai jhana. Ia tahu detak jantung dan nafas melambat ketika konsentrasi terpusat dan kembali normal ketika konsentrasi terpecah. Dengan demikian, sekali lagi, kendatipun belum mencapai jhana, ia tidak akan berspekulasi mempertahankan anapanasati masih terjadi sampai ke jhana IV.
Menimbang respon-respon yang saya dapat, saya tidak tertarik membahas lebih jauh.

Dan ya, itu Anguttara Nikaya IX, Sattavassa Vagga, Anupubbanirodha Sutta. Jika sempat, saya akan post di board Theravada. 



 [at]  Bro Hendra

Kalau saya boleh saran, sutta kadang berbeda karena konteks. Kadang interpretasi mengenai sutta juga berbeda. Janganlah dengan mudah "mengkubukan" seseorang karena interpretasinya terhadap satu sutta yang berbeda dengan orang lain. Juga janganlah menyikapi sutta semacam dogma di mana semua harus sesuai. Saya menyatakan dengan sadar bahwa adalah benar manusia tidak bisa bicara dengan kera, burung, kambing, dan binatang-binatang lainnya. Apakah kemudian saya menentang Sutta (Jataka)? 
Sekali lagi, ini kalau saya boleh saran.


Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #129 on: 22 October 2009, 10:19:42 AM »
hehehehe... klo tarzan bs ngobrol sama hewan2...

dan kecenderungan kita memang berbeda... saya lebih mengikuti apa yang umum dan jelas apa yang sudah saya jalani... 

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #130 on: 22 October 2009, 10:28:11 AM »
hehehehe... klo tarzan bs ngobrol sama hewan2...

dan kecenderungan kita memang berbeda... saya lebih mengikuti apa yang umum dan jelas apa yang sudah saya jalani... 

Ya, saya hargai perbedaan tersebut.
 _/\_

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #131 on: 22 October 2009, 10:35:33 AM »
^Meditasi sampai capai Jhana ke 4/5 gitu lho...;D

_/\_ :lotus:

Dan bagaimana anda tahu kalau saya belum ehipassiko?

karena pertanyaan yg ini... sbb:

_/\_

ya bro Indra. didalam jhana ke 5 rintangan batin sudah dapat ditekan...

kok ada jhana ke 5?

Om Kumis.... dalam sutta hanya sampai jhana ke 4 tetapi di dalam Abhidhamma itu sampai jhana ke 5.


berarti anda membenarkan bahwa rintangan batin dilenyapkan pada jhana 4/5?

Kalo udah ehipassiko..kenapa hrs tanya begitu? mau nge test?  ;D

_/\_ :lotus:

saya tidak pernah mengatakan SUDAH EHIPASSIKO, andalah yang mengatakan

Iya...aku yg mengatakan...kenapa? ;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #132 on: 22 October 2009, 10:36:41 AM »

Jika seseorang pernah berjuang sungguh-sungguh mencapai jhana, ia akan melihat semua adalah bagian dari hidup dan pengalaman hidup. Maka dalam merespon, ia akan mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan pengalamannya, kendatipun ia belum mencapai sesuatu. Mungkin kadang ia juga merujuk pada referensi, apakah orang lain atau pun kitab.

Bagi mereka yang tidak pernah berjuang sungguh-sungguh mencapainya, melihatnya hanya sebagai bahan omongan, bukan bagian dari pengalaman hidup, maka kecenderungan responnya pun hanya dengan referensi, apakah orang lain, atau pun kitab.


Melihat beberapa respon yang datang ke saya, semuanya hanyalah konfrontasi berdasarkan kitab. Semua kembali ke kitab dan penafsiran kitab, bukan ke kitab dan pengalaman pribadi berdasarkan panduan kitab tersebut. Itulah sebabnya seseorang tidak menangkap apa yang saya katakan sebagai internal dan eksternal dan menilai bahwa saya mengatakan dalam Rupa Jhana, sudah tidak ada kesadaran tubuh. Bagi orang yang berjuang sungguh-sungguh, juga tahu fenomena yang berubah pada saat samatha, kendatipun belum mencapai jhana. Ia tahu detak jantung dan nafas melambat ketika konsentrasi terpusat dan kembali normal ketika konsentrasi terpecah. Dengan demikian, sekali lagi, kendatipun belum mencapai jhana, ia tidak akan berspekulasi mempertahankan anapanasati masih terjadi sampai ke jhana IV.
Menimbang respon-respon yang saya dapat, saya tidak tertarik membahas lebih jauh.

sulitnya bro, darimanakah kita tahu dan bisa menjudge bahwa teman diskusi kita itu tidak praktek ataupun berjuang sungguh2x?

Dalam ruang lingkup forum ini, kita coba meneelah isi dari khotbah sang Buddha yang akan kita coba lihat dengan hasil praktek kita. Tentunya dalam kasus ini, we talk about text.

Problem yg terjadi adalah ketika ada perbedaan antara praktek dan teori yg kita ketahui. best waynya kan kita gali keduanya lebih dalam kan?


Quote
Dan ya, itu Anguttara Nikaya IX, Sattavassa Vagga, Anupubbanirodha Sutta. Jika sempat, saya akan post di board Theravada.  

kebetulan saya udah dapet juga, nanti kita teruskan di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13360.0.html

Quote
AN 9.31: Anupubbanirodha Sutta - Sembilan Penghentian Yang Berurutan

Para bhikkhu, sembilan inilah penghentian yang berurutan. Apakah sembilan tersebut?

Bagi seseorang yang mencapai keadaan batin yang lebih tinggi pertama persepsi sensual/inderawi berhenti. Bagi seseorang yang mencapai keadaan batin yang lebih tinggi ke dua, pemikiran-pemikiran dan permikiran analisa berhenti. Bagi seseorang yang mencapai keadaan batin yang lebih tinggi ke tiga kebahagiaan berhenti. Bagi seseorang yang mencapai keadaan batin yang lebih tinggi ke empat, nafas masuk dan keluar berhenti. Bagi seseorang yang mencapai pada alam ruang material, persepsi berhenti. Bagi seseorang yang mencapai pada alam kesadaran, persepsi pada alam ruang berhenti. Bagi seseorang yang mencapai pada alam kekosongan, persepsi pada alam kesadaran berhenti. Bagi seseorang yang mencapai pada alam bukan persepsi ataupun non-persepsi, persepsi pada alam kekosongan berhenti. Bagi seseorang yang mencapai pada penghentian persepsi dan perasaan, persepsi dan perasaan berhenti. Para bhikkhu, sembilan inilah perhentian yang berurutan.
There is no place like 127.0.0.1

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #133 on: 22 October 2009, 11:13:29 AM »
sulitnya bro, darimanakah kita tahu dan bisa menjudge bahwa teman diskusi kita itu tidak praktek ataupun berjuang sungguh2x?

Dalam ruang lingkup forum ini, kita coba meneelah isi dari khotbah sang Buddha yang akan kita coba lihat dengan hasil praktek kita. Tentunya dalam kasus ini, we talk about text.

Problem yg terjadi adalah ketika ada perbedaan antara praktek dan teori yg kita ketahui. best waynya kan kita gali keduanya lebih dalam kan?

Jika seorang musisi mendiskusikan sebuah lagu, ia akan membahas nada dan suara, walaupun mungkin kemampuannya masih sangat terbatas; dalam pembahasannya, ada kalanya dia merujuk pada partitur. Jika seseorang hanya membahas partitur, semua kembali pada partitur, dan mengkonfrontasi pengalaman seseorang tentang musik dengan partitur, dia bukanlah musisi.

Lain halnya jika memang dibahas teori musik (dalam hal ini, mungkin seperti studi sutta/sutra), yang kadang justru pengalaman pribadi harus dikesampingkan.


Untuk Sutta tersebut, kita lanjutkan di threadnya saja.
 _/\_

Offline sumana

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Limit by yourself
Re: Apakah ada yang telah mencapai Jhana ?
« Reply #134 on: 22 October 2009, 03:58:24 PM »
Pernahkah bro n sis, sewaktu meditasi sampe ngak tahu apa2 ato lupa ingatan ?
pada saat selesai meditasi, pada kebingungan karna ngak bisa ngenali diri sendiri.
segala macam atribut ngak bisa di sebut ato di pikir ato berpikir.
saya punya nama tp lupa, trus ini Buddha Rupang tp lupa nama sebutannya, itu B dlsb. ngak ada satupun bisa dikenali.
Kelahiran telah terjadi, sukha dan dukha silih berganti. Kehidupan tidak kekal, menggapai pembebasan terakhir (nibbana).