//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Abhidhamma & vipassana  (Read 199809 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #360 on: 05 August 2008, 09:04:02 PM »
Ini hanya tebak2an, tolong dikoreksi kalo salah.
Kalo dalam MMD, bisa juga menyadari nafas ketika "gerak pikiran" muncul pada nafas, dan diamati.
Kalo dalam anapanasati, memang kesadaran dan konsentrasi diarahkan kepada nafas.
Betul begitu?

Mari kita telusuri dengan berpedoman pada Mulapariyaya-sutta:

Napas itu bisa diketahui/disadari sebagai salah satu dari dua fenomena:
(A) sebagai SENTUHAN udara keluar-masuk pada lubang hidung;
(B) sebagai rasa GERAK (RABAAN) naik-turunnya dinding perut & dada;
kedua-duanya masuk ke dalam kesadaran melalui pintu-indra kulit (rabaan).

Maka proses mengenali 'napas' adalah sebagai berikut:

(1) Bila salah satu dari kedua fenomena itu masuk ke dalam kesadaran ... > di situ terjadi 'sa~njanati' (persepsi murni) ... ini langkah #1 dari Mulapariyaya-sutta: di sini fenomena itu belum dikenali, belum diberi label sebagai "napas", belum dipilah-pilah, belum dibanding-bandingkan, belum diambil kesimpulan apa-apa;

(2) ketika pikiran bergerak menanggapi 'persepsi murni' pada #1, maka muncullah 'ma~n~nati' (conceptualizing, thinking): di situ fenomena itu mulai dikenali dan diberi label sebagai "napas", dibanding-bandingkan, disimpulkan;

(3) 'ma~n~nati' itu terus berproses menciptakan diri/self/atta ... yang pada taraf ini masih belum terpisah dari obyek yang teramati;

(4) 'ma~n~nati' itu terus berproses, sekarang diri/self/atta memisahkan diri dan berhadap-hadapan dengan obyek ("napas") ... di sinilah untuk pertama kali muncul DUALITAS antara 'subyek' & 'obyek';

(5) 'ma~n~nati' itu terus berproses, diri/self/atta itu ber-relasi dengan 'obyek' ... misalnya relasi itu adalah, "Aku ingin mengamati napas itu (bemeditasi anapanasati)";

(6) 'ma~n~nati' itu terus berproses, timbul perasaan (emosi) menyertai 'ma~n~nati' itu ... dalam hal ini perasaan itu bersifat menyenangkan (abhinandunti). ... (Kalau yang disadari itu bukan "napas", tapi "ular" misalnya, perasaan itu tentu lain lagi.)

Semua yang diuraikan di atas dalam Mulapariyaya-sutta itu memang merupakan TEORI bagi orang yang belum mengalami sendiri proses itu. ... Tapi bagi pemeditasi vipassana, pada suatu titik ia bisa melihat sendiri 'berhentinya pikiran' pada 'persepsi murni' (langkah #1), di mana tidak timbul langkah #2-6. ... Dalam hal ini, proses pikiran itu bukan lagi sekadar TEORI melainkan merupakan AKTUALITA bagi pemeditasi yang sudah mengalaminya.

Ini berbeda dengan apa yang diceritakan dalam Abhidhamma tentang citta-vithi yang 17 butir itu. ... Saya rasa, tidak seorang pun bisa melihat/mengalami citta-vithi di dalam meditasi, tidak pula Nina van Gorkom, dan bagi saya itu cuma hafalan.

Jadi, menanggapi apa yang Anda tulis, kalau fenomena 'napas' itu teramati dan DIKENALI sebagai "napas", maka di situ pikiran sudah bergerak sampai setidak-tidaknya langkah #2, bahkan mungkin lebih jauh lagi. Bahkan kalau sudah timbul pikiran "Aku mengamati napas." itu sudah langkah #5, subyek ber-relasi dengan obyek. Kalau hanya sekadar 'sadar', tanpa mengenalinya, tanpa mengkonsepsikannya, maka itu tetap merupakan 'persepsi murni' dari langkah #1 ... di situ pikiran belum menanggapi. Yang disebut 'pikiran' adalah langkah #2-6 (ma~n~nati & abhinandunti); langkah #1 belum pikiran (tanggapan batin), masih 'persepsi murni' (sa~njanati).

Kepada mereka yang tengah 'berlatih' (sekha), Sang Buddha menganjurkan agar proses batin berhenti sampai langkah #1 (sa~njanati) saja dan tidak berlanjut menjadi 'ma~n~nati' (konseptualisasi, langkah #2-6).

Akhirnya Sang Buddha menyatakan bahwa dalam batin seorang arahat/buddha, proses batinnya secara permanen berhenti pada 'persepsi murni' (sa~njanati, langkah #1), dan tidak pernah lagi berlanjut menjadi 'ma~n~nati' (konseptualisasi, langkah #2-6).

Salam,
hudoyo

« Last Edit: 06 August 2008, 08:19:40 AM by hudoyo »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #361 on: 05 August 2008, 09:06:08 PM »
Jadi pada ahli mengejek oy semuanya, Mantap dah :)) pengen ikutan tapi dah bosen ahh kakakakak
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #362 on: 05 August 2008, 09:17:48 PM »
Jadi pada ahli mengejek oy semuanya, Mantap dah :)) pengen ikutan tapi dah bosen ahh kakakakak

Good.
Kita mesti tahu kapan saatnya becanda dan kapan serius. Anda bisa mendidik kerbau dengan rumput ataupun dengan tongkat, tapi semua itu dipergunakan dengan kebijaksanaan atas dasar cinta kasih. Bukan kemarahan yang kemudian kemudian tidak bisa mengendalikan diri.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #363 on: 05 August 2008, 09:21:13 PM »
Saya rasa, postingan saudara bond sama sekali tidak menyinggung "ricky dave"
dan tidak ada kata2 ricky dave..

hehe ... :))  Rekan Andry kurang teliti membaca semua posting dalam thread ini ...
yang dimaksud Bond dengan:
"bapak" = saya
"anak" = Riky
"satpam" = Suchamda

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #364 on: 05 August 2008, 09:22:25 PM »
oh, rupanya posting Rekan Andry sudah ditarik kembali (di-remove), yah. :))

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #365 on: 05 August 2008, 09:31:47 PM »
oh, rupanya posting Rekan Andry sudah ditarik kembali (di-remove), yah. :))
:)) ya pak hud, haha..
nampaknya pak hud cepat tanggap juga
dan nampaknya saya kurang sati, jd tangan lebih cepat dari pada otak..
Samma Vayama

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #366 on: 05 August 2008, 09:36:17 PM »
maap oot, tapi berhubung pak hud lg ol di topic ini,
pak ada mmd di bdg tdk? jika ada kapan?
Samma Vayama

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #367 on: 05 August 2008, 09:58:51 PM »
MMD untuk Jawa Barat diadakan di Cipanas.
Yang akan datang berlangsung selama seminggu, tgl 10-18 Agustus 2008.
Masih ada tempat untuk 2 orang lagi dari 24 tempat yang tersedia. Anda bisa ikut 3 hari, mulai tgl 16 sore sampai tgl 18 pagi.
Kalau mau ikut harap hubungi saya lewat sms 0811 873490 atau email <hudoyo [at] cbn.net.id>

Salam,
hudoyo

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #368 on: 05 August 2008, 10:00:01 PM »
MMD untuk Jawa Barat diadakan di Cipanas.
Yang akan datang berlangsung selama seminggu, tgl 10-18 Agustus 2008.
Masih ada tempat untuk 2 orang lagi dari 24 tempat yang tersedia. Anda bisa ikut 3 hari, mulai tgl 16 sore sampai tgl 18 pagi.
Kalau mau ikut harap hubungi saya lewat sms 0811 873490 atau email <hudoyo [at] cbn.net.id>

Salam,
hudoyo
wah, nampaknya blom bisa neh pak dr 10-15 ada acara..
btw thx pak atas infonya..
BTT
Samma Vayama

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #369 on: 05 August 2008, 10:08:59 PM »
Anda bisa ikut tgl 16 sore s.d. 18 pagi, kok (3 hari).

Offline fabian

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 5
  • Reputasi: 6
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #370 on: 06 August 2008, 01:42:45 AM »
Suatu ketika dalam perjalanan, di pesawat udara saya iseng iseng membaca majalah fortune, yang merupakan complimentary copy yang diberikan oleh maskapai penerbangan tersebut... tertulis di iklannya... alat yang bisa membuat anda terkonsentrasi, bahkan akan membuat anda mencapai pencerahan, alatnya adalah sejenis gogle (seperti kacamata). Saya sangat tertarik, waktu itu saya belum mengenal Vipassana, iklan di majalah tersebut sangat menarik, dikatakan bahwa alat ini akan membuat anda mencapai pencerahan dengan mudah karena akan membuat batin anda terkonsentrasi. Dengan singkat dikatakan ini adalah the lazy way to enlightenment, akhirnya saya membeli alat tersebut, dan saya menggunakan alat tersebut. (sampai sekarang alat itu masih fungsional dan menjadi sampah dirumah saya, karena saya tak lagi mempergunakan alat itu)

Tahukah anda apa manfaat terbesar dari alat itu? alat itu dapat membantu anda bila susah tidur... karena dengan memasang alat itu waktu tidur anda bisa mengantuk...

Setelah belajar Dhammma baru saya mengerti bahwa alat itu memang alat sampah... tak ada jalan yang disebut the "lazy way to enlightenment". Dari latihan kita mengerti bahwa bila tanpa semangat maka pada orang yang batinnya mulai terkonsentrasi akan mudah ngantuk jatuh tertidur, karena demikianlah yang dikatakan dalam teori dan demikianlah yang saya alami.

Memang faktor ketenangan diperlukan sehingga batin merasa puas terhadap objek dan dengan demikian fenomena yang muncul akan nampak lebih jelas.  Tetapi batin yang tenang ini harus diimbangi dengan semangat supaya batin menjadi semakin cerah dan dengan demikian semakin jelas mengamati setiap fenomena yang terjadi pada batin dan jasmani.

Keseimbangan kelima faktor kekuatan batin atau yang menurut teori disebut dengan pancabala memainkan peranan yang sangat penting. Banyak sekali orang yang kurang mendalami apa yang disebut dengan kanika samadhi...sehingga mereka keliru mengartikan dan dengan demikian beranggapan bahwa bila mereka memperhatikan batin yang berpindah pindah mereka sebut kanika samadhi...

Berdasarkan pengalaman, pola demikian memang kanika (kanika berasal dari kata kana yang berarti saat) tetapi jika kita selalu terbawa objek yang berpindah pindah maka dianggap belum samadhi.
Contohnya adalah demikian... saya teringat rumah, lalu saya ingat rumahnya bercat putih, putih melambangkan kebersihan, kebersihan adalah sesuatu yang harus dijaga saya sadar bahwa saya sedang berpikir, saya harus melihat batin dan jasmani, ada perasaan yang muncul rasa damai, saya merasa tenang dstnya... ini sebenarnya adalah batin yang mengembara...

Ini bukan samadhi... samadhi tidak mengikuti buah dari pikiran, tetapi hanya mengamati bahwa ada suatu kegiatan batin yang muncul, dengan demikian karena ia menyadari prosesnya maka proses tersebut akan lenyap bagai api yang tak mendapatkan bahan bakar. lalu ia harus kembali ke objek utama sehingga ia memperkuat konsentrasinya. Kemudian bila muncul fenomena lain maka ia harus memperhatikan fenomena tersebut, tetapi jangan berusaha tahu apa isinya..karena jika ia melihat isinya maka kemelekatan terhadap fenomena tersebut akan timbul dan dengan timbulnya kemelekatan maka batinnya akan terseret, bukan distraksi.

Distraksi (distraction) dalam meditasi adalah fenomena yang timbul yang menyebabkan perhatian beralih ke objek lain, tetapi batin yang terdistraksi belum tentu terseret. karena bagi meditator yang sudah kuat perhatiannya maka begitu objek yang muncul dia perhatikan maka secepat kilat objek tersebut lenyap saat itu juga, tak ada objek yang mampu menyeret seorang meditator yang samadhinya sudah kuat.

Mengapa harus ada objek utama dan kembali ke objek utama...? jawabannya jelas, jika tak ada objek utama, katakanlah melihat pikiran, lalu pikiran lenyap, terus ngapain..? mencari fenomena lain...? mencari fenomena yang lain adalah kegiatan batin yang melibatkan proses berpikir... sedangkan dalam meditasi Vipassana kita jangan berpikir, hanya memperhatikan dan senantiasa memperhatikan... mencari berbeda dengan memperhatikan.
Bila ada objek utama tentu kita memperhatikan objek utama. Memperhatikan objek utama tujuannya adalah supaya samadhi kita semakin lama semakin kuat.

setelah lama meditator berlatih demikian maka lambat laun meditator semakin maju, ia akan mengetahui setiap kegiatan batin tanpa mengenal apa isi dari kegiatan tersebut, ia hanya melihat suatu impuls batin yang muncul kemudian lenyap kembali. Inilah yang dikatakan batin yang semakin melepas. Semakin lama semakin cekatan batin mengetahui setiap fenomena yang terjadi dan semakin cepat lenyap juga setiap fenomena yang muncul. Disini kita melihat bahwa batin semakin waspada dan sigap terhadap segala fenomena yang muncul.

Lebih jauh lagi ia berlatih maka interval kemunculan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain semakin jarang dan akhirnya meditator bisa memperhatikan objek utama berjam-jam tanpa ada satu cercah pikiranpun muncul.... dan pada keadaan ini batin mulai masak... inilah yang dikatakan mulai masuk kanika samadhi yang sesungguhnya, mengapa...?

pada keadaan sekarang, batin melekat pada objek utama (umpamanya keluar masuk nafas di hidung atau kembung kempis perut) tetapi ada perbedaan dengan konsentrasi samatha, yaitu: pada konsentrasi kanika samadhi objeknya timbul tenggelam, yaitu kembung kempis perut atau keluar masuk nafas hanya terlihat sebagai denyut belaka.., Inilah sebabnya ada guru meditasi yang mengatakan bahwa keadaan ini disebut dengan melihat proses, ada lagi guru meditasi mengatakan ia melihat timbul tenggelamnya batin-jasmani, ada guru meditasi lain yang mengatakan bahwa ia melihat anicca, semua komentar guru meditasi ini maksudnya sama, mereka hanya menggambarkan dengan cara berbeda.

Setelah mencapai tahap ini maka batin meditator tersebut dianggap kokoh tak tergoyahkan, karena fenomena batin dan jasmani hampir tak memiliki daya untuk  mengganggu. Dengan keadaan batin seperti itu maka bila meditator melihat sesuatu jarang bereaksi karena reaksi timbul jika konsentrasi kurang kuat, ini disebabkan batinnya mudah terseret oleh fenomena yang muncul. tetapi jika hanya dengan memperhatikan sedikit fenomena tersebut langsung lenyap maka biasanya pada keadaan batin seperti ini ia jarang bereaksi melihat segala sesuatu. Memperhatikan segala sesuatu dengan tidak bereaksi inilah yang disebut dengan perhatian murni.

Perhatian murni adalah kemampuan batin memperhatikan segala sesuatu dengan tidak bereaksi sehingga melihat apa adanya. bila bereaksi maka timbul konseptual.

Mengapa ini juga disebut samadhi? Karena pada tahap ini batin tidak berkelana dan hanya terpaku pada objek sama yang timbul tenggelam. Berbeda dengan samadhi biasa, Jhana misalnya.. pada Jhana batin terserap pada objek yang konstan (nimitta), tidak berdenyut, tidak timbul tenggelam, dengan demikian tidak ada anicca disana, dengan tidak adanya anicca (tidak ada yang tenggelam) maka tak ada penghentian, karena tak ada penghentian maka tak akan mencapai Nibbana selama berada disana.

Semoga anda semua mendapatkan manfaat dari tulisan ini dan mulai melihat kaitan antara teori yang disebut nama-rupa, kemelelekatan, pancabala,anicca, melihat apa adanya. Dengan praktek samadhi yang sesungguhnya dan tidak lagi melihat bahwa teori sama sekali berbeda dengan praktek...

sukhi hotu,

fabian

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #371 on: 06 August 2008, 06:24:08 AM »
 [at] Fabian

Terima kasih banyak atas paparan Rekan Fabian tentang pengalaman meditasinya. Paparan itu jelas sekali menguraikan pengalaman meditasi vipassana versi Mahasi Sayadaw dari seorang pemeditasi versi itu yang sudah sangat senior. (Sehingga saya bertanya-tanya dalam hati, apakah Fabian ini bukan anak angkat Bhante Thitaketuko ya?) ...

Dulu saya pun pernah mencapai khanika-samadhi melalui jalan vipassana versi Mahasi Sayadaw. Versi itu titik beratnya adalah KONSENTRASI dan VIRIYA (usaha). Selebihnya persis seperti diuraikan oleh Rekan Fabian.

Tetapi selama saya mengajarkan MMD, saya melihat bahwa tidak semua pemeditasi versi itu bisa mengalami khanika-samadhi, sekalipun mereka sudah berusaha untuk waktu yang cukup lama, dengan berkali-kali mengikuti retret MMD. ... Sementara itu secara kebetulan saya menemukan bahwa khanika-samadhi bisa dicapai juga justru melalui "cara" sebaliknya, yaitu TANPA KONSENTRASI dan TANPA USAHA. Saya tahu, khanika-samadhi-nya persis sama, karena saya pernah mengalami khanika-samadhi itu ketika melakukan vipassana versi Mahasi Sayadaw dulu. ... Secara kebetulan pula saya menemukan bahwa vipassana tanpa konsentrasi dan tanpa usaha itu diajarkan oleh Sang Buddha dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta. ...

Vipassana tanpa konsentrasi dan tanpa usaha itu saya kembangkan menjadi bentuk final MMD, dan saya ajarkan dalam retret MMD ... Ternyata tidak sedikit teman-teman yang selama ini mendapat kesulitan dalam konsentrasi, begitu mengubah meditasinya menjadi tanpa usaha dan tanpa konsentrasi bisa masuk ke dalam khanika samadhi dengan relatif cepat. ... Di situlah saya mempunyai KEYAKINAN bahwa tidak ada satu versi vipassana yang cocok untuk SEMUA orang.  ... Ini berlaku untuk vipassana versi apa saja, Mahasi Sayadaw, Pa-Auk Sayadaw, Goenka, MMD, dsb. ... Saya tidak tahu apakah Rekan Fabian setuju dengan pernyataan ini atau tidak, tapi itu terserah pada beliau sendiri. ...

Di dalam MMD tidak ada "obyek utama" (napas, sentuhan waktu duduk dsb) seperti dalam versi Mahasi Sayadaw. ... Rekan Fabian bertanya, "Kalau tidak ada 'obyek utama' lalu ngapain? Mencari fenomena lain adalah kegiatan pikiran ..." Jawabannya bisa dilihat pada tuntunan pertama MMD yang saya berikan pada diskusi awal MMD: "Jangan berkonsentrasi pada satu obyek terus-menerus secara sempit, melainkan bukalah seluas-luasnya kesadaran Anda melalui keenam indra (pancaindra + ingatan). Sadari semua yang muncul pada badan & batin TANPA berkonsentrasi pada salah satu fenomena mana pun, tanpa berusaha apa pun." ... Jadi dalam MMD yang ditekankan adalah 'SATI', bukan 'SAMADHI'. ... Dengan cara ini, sementara pemeditasi MMD bisa masuk ke dalam khanika-samadhi dengan cepat, daripada melalui konsentrasi pada satu 'obyek utama'. ... Memang, sama seperti pada konsentrasi, ketika orang mulai membuka kesadaran seluas-luasnya pada keenam pintu indra, pikiran masih berseliweran menyeret kesadarannya ... tetapi bila pikiran-pikiran ini disadari saja, ia akan segera lenyap kembali ... dan pada satu titik pemeditasi akan masuk ke dalam khanika-samadhi tanpa konsentrasi dan tanpa usaha apa pun.

Salah satu keuntungan vipassana tanpa-konsentrasi ini ialah tidak diperlukan segala macam teori, khususnya teori tentang panca-balani. Pemeditasi tidak perlu memikir-mikir apakah batinnya sudah seimbang antara saddha, viriya, sati, samadhi dan panna, atau belum; memikir-mikir seperti itiu tidak lebih daripada gerak pikiran/si aku, yang hanya menghalangi 'sadar' yang sesungguhnya. ... Demikian pula dengan segala macam teori meditasi yang lain dengan cepat bisa dilepaskan (bukan dipertentangkan) di dalam praktik. ... Ini sangat bermanfaat dalam mengajar MMD kepada teman-teman non-Buddhis, yang tidak perlu menghafal semua teori itu sebelum mulai menjalankan MMD.

Jadi, kesimpulannya: Rekan Fabian adalah meditator sangat senior vipassana versi Mahasi Sayadaw, tapi beliau tidak pernah mencoba MMD, sehingga dengan gampang mengatakan "tidak ada jalan yang disebut the lazy way to enlightenment". ... Saya sudah mengalami khanika-samadhi melalui versi Mahasi Sayadaw maupun melalui versi MMD, sehingga saya berani mengatakan bahwa ada cara lain yang menurut saya pribadi 'lebih langsung' daripada cara berkonsentrasi & berusaha dari vipassana versi Mahasi Sayadaw, yaitu dengan cara 'melepas sejak awal' (melepas konsentrasi, melepas usaha) ... Cara ini diajarkan oleh Sang Buddha di dalam Bahiya-sutta dan Malunkyaputta-sutta, bukan di dalam Mahasatipatthana-sutta yang digunakan oleh Mahasi Sayadaw dalam mengajarkan versinya. (MMD ini diilhami pula oleh ajaran Krishnamurti, yang saya yakini telah bebas sempurna pada abad ke-20 lalu.) ... Silakan menamakan itu "the lazy way to enlightenment", tidak jadi soal ...

Secara terpisah saya akan menampilkan kembali pengalaman Fery (Buddhis, 29 th) dari retret MMD seminggu di Samarinda akhir Juli 2008; pengalaman batin Andi Cahya Wijaya (Muslim, 26 tahun) setelah PERTAMA KALI ikut MMD akhir pekan bulan April lalu dan kemudian menerapkan MMD dalam kesadaran sehari-harinya selama beberapa bulan terakhir; dan pengalaman batin seorang muda dari Bali, 30-an tahun, yang tidak mau disebut namanya, yang mengalami kemajuan pesat setelah pindah dari versi Mahasi Sayadaw ke MMD.

Ini tidak berarti bahwa MMD "lebih baik" daripada vipassana versi Mahasi Sayadaw; bisa saja seorang pemeditasi MMD mengalami kemajuan kalau ia pindah ke versi Mahasi Sayadaw, kalau memang versi itu cocok dengan 'parami'-nya. Jadi pesan saya kepada para pemula yang berminat untuk mencoba vipassana ('jalan langsung' menuju pembebasan yang diajarkan Sang Buddha): cobalah kedua versi vipassana itu, Mahasi Sayadaw dan MMD, atau versi lainnya kalau mau (Goenka misalnya) ... lalu pilihlah yang cocok dengan batin Anda.

PS: Bila Rekan Fabian memang anak angkat Bhante Thitaketuko, terimalah salam kenal dari saya ... setiap kali ke Denpasar saya selalu memerlukan menengok beliau di Istana Regency, di mana beliau terbaring sakit sejak beberapa tahun terakhir ini. :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 06 August 2008, 08:54:17 AM by hudoyo »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #372 on: 06 August 2008, 07:28:29 AM »
Sorry Pak Hud, mungkin lebih cocok jika di posting di thread MMD dan diberikan linknya disini saja.
thanks.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #373 on: 06 August 2008, 08:12:23 AM »
ok

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #374 on: 06 August 2008, 08:19:45 AM »
KENTUT!
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.