Nammo Buddhaya,
Kalo cerita soal WALUBI, saya ingin flash back ke belasan tahun yang lampau, dimana kejadiannya merupakan lembaran hitam bagi Umat Buddhist di Indonesia, sekaligus pencetus 'lahir'nya KASI.
Berikut harap dibaca sebagai :
"WALUBI" = Perwalian Umat Buddha Indonesia sedangkan "walubi" = wanita luar biasa.
Tepatnya di tahun berapa saya tidak terlalu ingat, tapi kalau tidak salah di sekitar 1994 atau 1995, saat itu terjadi penangkapan beberapa tokoh Buddhist (setidaknya ada 2 orang yang sempat tertangkap dan sempat di setrum listrik) bahkan Tokoh Pelopor Kebangkitan Agama Buddha di Indonesia yang juga merupakan Bikkhu Pertama di Indonesia waktu itu juga dicari-cari dengan tuduhan yang tidak jelas oleh "walubi" yang nota bene menguasai "WALUBI".
Hal ini bisa terjadi karena para tokoh2 tersebut punya harga diri yang tinggi sehingga tidak bersedia 'di beli' untuk mendukung ambisi2 "walubi" yang dianggap sudah keluar jalur dan menggunakan "WALUBI" sebagai kendaraan politik untuk mencapai ambisi2 si "walubi" tadi.
Memang "walubi" itu kan sudah lama menjadi aktifis dan terkenal di kalangan Mahasiswa Buddhis maupun umat Buddhis umumnya, tapi pada periode waktu kejadian diataslah, belangnya baru mulai terlihat, dengan Money Politic dan kekuasaannya yang dimilikinya (baik secara ekonomi maupun koneksinya dengan pejabat pemerintahan saat itu) sebagian tokoh2 Buddhis memang berhasil 'di beli' olehnya, tetapi yang menjunjung tinggi kebenaran akhirnya berseberangan dengannya sehingga dianggap musuh olehnya.
Sekali lagi dengan POWER yang di milikinya saat itu, beliau juga berhasil menggandeng seorang jenderal TNI aktif (kalau tidak salah posisinya Kasum ABRI waktu itu) untuk menangkapi para tokoh yang tidak bersedia 'di beli' olehnya (seperti tersebut diatas), nah kejadian pertikaian ini terjadi cukup lama yang juga mengakibatkan terpecahnya Umat Buddhis di Indonesia termasuk juga sebagian kalangan anggota Sangha, sampai seorang keluarga dari Ibu Tien Soeharto yang adalah aktifis Buddhis dan berpihak kepada yang berseberangan dengan "walubi", akhirnya minta bantuan Ibu Tien untuk turun tangan, barulah tokoh2 Buddhis kita yang masuk daftar buronan pihak "walubi" baru bisa aman.
Belakangan para anggota Sangha dari berbagai aliran yang tidak bersedia ikut berpihak kepada "walubi" akhirnya berkonferensi dan lahirlah KASI yang ada sekarang ini (dahulu hanya ada SAI = Sangha Agung Indonesia).
Terakhir juga sang "walubi" sempat duduk di kursi pemerintahan sebagai anggota MPR dari golongan agama Buddha, dan sampai sekarang "WALUBI" adalah dibawah kekuasaan dia dan identik dengan "walubi".
Nah cerita singkat diatas adalah sedikit gambaran realita yang benar2 terjadi yang saya ingin para Saudara seDharma disini yang mungkin belum tau untuk sedikit banyak mengetahui fakta yang ada (karena kalau lihat usia dari banyak anggota DC disini, pada saat kejadian diatas, mungkin baru duduk dibangku SD / SMP), bagi saya yang juga adalah seorang Umat Buddhis Indonesia yang katanya 'Suara' saya juga diwakili oleh "WALUBI" tentunya, ingin saya TEGAS kan bahwa "WALUBI" yang sekarang bukan "WALUBI" yang dulu lagi, dan 'suara' umat Buddhis mana yang diwakilinya juga sudah tidak jelas. Karena nota bene "WALUBI" yang sekarang adalah merupakan kendaraan politik bagi "walubi" untuk menggolkan ambisi2 pribadinya dengan mem-bawa2 nama UMAT BUDDHIS di INDONESIA.
Dengan demikian, menurut saya, semua organisasi, lembaga atau apa saja yang dibentuk oleh "WALUBI" maupun "walubi" (termasuk FKUB tentunya) yang mengatas namakan umat Buddha Indonesia adalah tidak valid lagi, memang secara hukum "WALUBI" diakui pemerintah Indonesia, tapi faktanya hanya mewakili segelintir umat Buddha yang bersedia jadi alat politiknya "walubi".
Nah jadi tidak heran kalau terjadi pernyataan2 mengenai kasus Burma seperti yang dibahas dalam thread ini, wong dia-nya aja prakteknya tidak beda sama junta militer kok. Masalahnya adalah "WALUBI" masih juga dipakai untuk meng-atas nama-kan Umat Buddha Indonesia.
Nah saudara2 se Dharma, saya tegaskan disini, cerita yang singkat mengenai kejadian belasan tahun yang lalu ini adalah yang benar2 terjadi, bahkan saat itu juga mengundang keprihatinan dari tokoh2 agama tetangga, (apa bukan lembaran hitam bagi kita?), nah saya ceritakan disini sebenarnya tidak bermaksud untuk subjektif atau menyudutkan pihak2 tertentu, tidak bermaksud mencari musuh, melainkan hanya ingin membuka FAKTA yang ada karena kita sebagai UMAT BUDDHA di INDONESIA, 'suara' kita sering diatas namakan oleh "WALUBI" yang nota bene bagi kebanyakan dari kita sudah dianggap tidak valid.
Satu hal lagi, saya juga tidak ingin berpolemik berkepanjangan dengan cerita saya ini, sebagai Umat Buddha, sebenarnya kasus ini sudah Closed dan tidak perlu diungkit2 lagi, akan tetapi dengan adanya tindak tanduk dan pernyataan2 yang sering keluar dari "WALUBI" yang meng-atas nama-kan suara kita2 padahal tidak sesuai Hati Nurani kita, barulah saya ingin beritau tentang sejarah yang pernah terjadi ini agar saudara2 se Dharma tau "WALUBI" yang sebenarnya (ditujukan bagi yang belum tahu aja yah). Terlebih lagi Tokoh2 dan para anggota Sangha yang jadi korban pada saat itu saja (yang kebanyakan orangnya masih hidup saat ini), sekarang tidak mengungkit ungkit kejadian itu lagi, jadi mungkin ada karma yang harus saya tanggung dengan membuka kebenaran disini? saya siap untuk sebuah kebenaran. Dengan cerita ini saya juga tidak bermaksud mengajak keberpihakan saudara2 sekalian, bahkan saya anjurkan untuk memakai kebijaksanaan dan ehipasiko dalam menelaah suatu masalah.
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.