//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - 7 Tails

Pages: [1]
1
LONDON--MI: Seorang perempuan tua di Inggris harus membayar denda mahal dan dipasangi tanda elektronik karena menjual ikan emas kepada seorang anak. Putusan itu kemudian memicu kecaman masyarakat.

Pemilik toko hewan peliharaan itu, Joan Higgins, yang berusia 66 tahun, didenda 1.000 poundsterling (US$1.500) dan juga dikenakan larangan keluar rumah dari fajar hingga senja karena menjual hewan kepada seorang anak yang berusia di bawah 16 tahun.

Putranya yang berusia 47 tahun, Mark, juga diperintahkan menjalani pengabdian masyarakat.

Mark mengecam putusan itu sebagai "lelucon" dan menyatakan penerapan hukum perlindungan hewan dilaksanakan secara berlebihan.

Ibu dan anak itu dijatuhi hukuman setelah dewan setempat mengirim seorang anak lelaki yang berusia 14 tahun untuk membeli ikan emas dalam operasi "sengatan" itu. Sempat tersiar laporan bahwa toko mereka, Major Pets, telah menjual tikus "gerbil" kepada seorang remaja yang memiliki gangguan kemampuan belajar.

Pemilik toko tersebut menjual ikan emas itu tanpa menanyakan usia anak lelaki tersebut atau bagaimana ikan itu akan dirawat, kata jaksa penuntut.

"Saya kira ini lelucon dan kegilaan hukum dan saya memberitahu dewan mengenai itu," kata Mark Higgins, sebagaimana dikutip oleh Daily Telegraph, Rabu (31/3).

Ia mengatakan ibunya juga diberikan penanda elektronik.

"Yang membuat saya sangat marah ialah mereka memasang penanda pada ibu saya --ia berusia hampir 70 tahun, demi kebaikannya ... Anda akan berpendapat mereka dapat melakukan tindakan lebih baik dengan uang dan waktu mereka," katanya.

Namun Dewan Trafford di Inggris utara mempertahankan keputusan hukuman tersebut, dan menyatakan "gerbil" yang dijual kepada remaja dengan gangguan belajar itu --yang juga berusia 14 tahun-- ditaruh di gelas berisi kopi.

"Bukti yang diajukan bagi putusan ini jelas-jelas memperlihatkan bahwa mereka tak bertanggung jawab saat menjual hewan kepada orang yang belum cukup tua untuk merawatnya," kata Iain Veitch, pemimpin unit perlindungan masyarakat di dewan tersebut.

Higgins dan putranya dinyatakan bersalah di Pengadilan Trafford Magistates karena menjual hewan kepada seseorang yang berusia di bawah 16 tahun. Ia diperintahkan mematuhi larangan keluar rumah dari pukul 18:00 sampai pukul 07:00 waktu setempat selama tujuh pekan karena ia tak cocok bagi layanan masyarakat.

Putranya, yang mengelola toko itu, didenda 750 pound (US$1.100) dan diperintahkan melakukan pekerjaan tanpa dibayar selama 120 jam, dalam sidang putusan vonis, Selasa lalu, setelah delapan bulan proses hukum.

Berita tersebut menjadi sorotan sejumlah surat kabar Inggris. Daily Express menyatakan itu membuat sistem hukum Inggris jadi "olok-olok". KOran iotu juga menurunkan artikel berjudul Proof Britain really has gone mad.

sumber

2
Buddhisme untuk Pemula / [ask]cerita Buddha
« on: 18 July 2009, 11:28:00 AM »

kenapa buddha lebih banyak dan mungkin saja (kalau tidak salah)
bercerita kehidupan nya yg berlain-lain , kenapa tidak satu hidupnya yg berlain-lain momentnya
apa sepertinya disatu kehidupan manusia hanya mempunyai 1 moment paling penting gitu

3


lumayan sih he...

4
Theravada / [Ask]Surga Tusita
« on: 06 February 2009, 11:37:12 PM »
apa yang dimaksud surga tusita, ada gambarannya gak..

5
Buddhisme untuk Pemula / Buddha wanita
« on: 02 February 2009, 10:27:37 PM »
kenapa wanita tidak bisa menjadi Buddha?

6
Pojok Seni / lukisan 3 D
« on: 31 January 2009, 12:03:56 AM »
in real actuality, these are just chalk drawings on a sidewalk, but if u look at it from the right angle, they become 3-d.


Spoiler: ShowHide




























7
Pojok Seni / siapa pelukisnya???
« on: 30 January 2009, 11:55:33 PM »
Spoiler: ShowHide


















These rare pieces of art are the original works of Adolf Hitler.

8
Pojok Seni / Gift for JRD Tata
« on: 30 January 2009, 11:39:13 PM »

Here are two pics of an amazing piece of art. Location: Tata Museum ,Jamshedpur . In the first pic, you can see a painting. This was a gift to JRD Tata on his Birthday by a street artist. Nobody was able to understand his art. Unfortunately, only the painting was given to JRD and the artist had promised to reveal the secret shortly . However, JRD was no more when the secret was actually revealed .



Here's the secret revealed. When you place a steel rod at the circle in the first pic you saw, you will see the image of the JRD Tata as a reflection on the steel rod as seen in the second pic below. Isn't it incredible!!




9
Kafe Jongkok / Can you bite your own nose?
« on: 30 January 2009, 11:30:47 PM »













10
Kafe Jongkok / David Copperfield
« on: 30 January 2009, 11:12:27 PM »











11
Buddhisme untuk Pemula / [ask] buddhist pemula
« on: 13 January 2009, 11:52:59 PM »
kalau nibbana adalah tujuan akhir kok buddha tau?
bukannya harus parinibbana dulu, apa dinibbana ada orang?
dan bagaimana buddha yakin kalau ajaran yg diajarkan adalah yg paling benar
kalau dia mengucapkan kalama sutta
buddha sendiri bilang jangan telan bulat2 apa yg dibilang olehnya
tapi pahamin dulu dan ehipassiko
bagaimana memulai ehipassiko kalau ada sesuatu diluar jangkauan kita
apa perbedaan nyata dan ilusi?
kalau tidak ada yg kekal, kenapa pikiran dan ingatan bisa kekal?
kalau buddha pernah ketemu brahma, berarti ajaran ketuhannan belum tentu salah dong, kan kesurga umurnya sangat panjang dan mungkin saja ada kesempatan bisa belajar nibbana disana.

mohon maaf untuk pertanyaan terakhir..
semuanya adalah pemikiran pemula dan ingin belajar

12
Kesehatan / [INFO] Thalasemia
« on: 18 December 2008, 06:25:41 PM »
Tanpa perawatan yang baik, penderita thalasemia hanya dapat bertahan hidup sampai usia delapan tahun saja.

Thalasemia memang kurang populer. Namun, bukan berarti tak ada penderita penyakit ini di sekitar kita. Dengan perawatan yang baik, penderita thalasemia bisa melakukan aktivitas layaknya orang normal. Tapi jika tidak, thalasemia bisa merenggut nyawa.

Karena kurang populer, orang pada umumnya tidak paham gejala thalasemia. Mereka juga tidak tahu cara mendeteksi penyakit ini secara dini. Deteksi dini merupakan hal yang sangat penting. Sebab, jika terdeteksi secara dini, penanganan penyakit pun bisa dilakukan sedini mungkin. Hasilnya tentu lebih baik dibanding jika penanganan dilakukan ketika perjalanan penyakit sudah lanjut.

Penyakit thalasemia dapat dideteksi sejak bayi masih di dalam kandungan. Seperti dijelaskan Dr Suthat Fucharoen dari Pusat Studi Thalasemia Universitas Mahidol, Thailand, dalam simposium thalasemia di Jakarta, belum lama ini, jika suami atau istri merupakan pembawa sifat (carrier) thalasemia, maka anak mereka memiliki kemungkinan sebesar 25 persen untuk menderita thalasemia. Karena itu, ketika sang istri mengandung, disarankan untuk melakukan tes darah di laboratorium untuk memastikan apakah janinnya mengidap thalasemia atau tidak.

Selain dalam kandungan, thalasemia juga bisa dideteksi ketika si anak telah lahir dan mulai tumbuh. Pada mereka, gejala dini thalasemia dapat dilihat dari kulit dan wajah yang tampak pucat, pertumbuhan lebih lambat dibanding anak-anak pada umumnya, dan terjadi pembengkakan pada perut akibat pembengkakan limpa.

Hanya saja, gejala ini amat umum dan dapat terjadi pada banyak penyakit. ''Karena itu, untuk memastikan apakah seseorang menderita thalasemia atau tidak, maka harus dilakukan pemeriksaan darah,'' tutur Suthat. Gejala thalasemia, kata Suthat, dapat dilihat pada anak usia tiga sampai 18 bulan. Bila tidak mendapat perawatan serius, anak-anak dengan kelainan darah bawaan yang disebut thalasemia ini hanya dapat hidup hingga delapan tahun saja. ''Satu-satunya perawatan yang bisa dilakukan untuk penderita thalasemia mayor adalah dengan transfusi darah secara teratur seumur hidup,'' katanya.

Dengan perawatan rutin ini, penderita thalasemia bisa hidup normal bahkan dapat berkarier seperti halnya orang yang tidak menderita thalasemia. Tak heran, ada penderita thalasemia yang berhasil menjadi dokter, insinyur, atau profesi lainnya. ''Mereka memiliki kemampuan intelektual yang tidak berbeda dengan manusia normal,'' demikian Suthat.

Kerusakan DNA
Thalasemia, menurut pakar hematologi dari Rumah Sakit Leukas Stauros, Yunani, dr Vasili Berdoukas, merupakan penyakit yang diakibatkan oleh kerusakan DNA dan penyakit turunan. Penyakit ini muncul karena darah kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin sehingga tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah secara normal.

Hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, jelas Berdoukas, mengandung zat besi (Fe). Nah, kerusakan sel darah merah pada penderita thalasemia mengakibatkan zat besi akan tertinggal di dalam tubuh. Pada manusia normal, zat besi yang tertinggal dalam tubuh digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.

Pada penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah yang rusak itu menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati (lever). Jumlah zat besi yang menumpuk dalam tubuh atau iron overload ini akan mengganggu fungsi organ tubuh. Menurut Berdoukas, penumpukan zat besi terjadi karena penderita thalasemia memperoleh suplai darah merah dari transfusi darah. Penumpukan zat besi ini, bila tidak dikeluarkan, akan sangat membahayakan karena dapat merusak jantung, hati, dan organ tubuh lainnya, yang pada akhirnya bisa berujung pada kematian. ''Penderita thalasemia tidak bisa memproduksi rantai globin sehingga tidak bisa memproduksi hemoglobin dan sel darah merahnya mudah rusak,'' kata dia dalam simposium yang sama.

Dikatakan Berdoukas, tidak sedikit penderita thalasemia yang meninggal dunia akibat penimbunan zat besi pada organ jantung. Walau penimbunan zat besi akibat transfusi darah terjadi di berbagai organ -- paling banyak di hati -- namun karena jantung mempunyai daya kompensasi yang kurang di banding organ lain, maka banyak penderita thalasemia meninggal karena komplikasi jantung.

Pencegahan
Pengidap thalasemia yang mendapat pengobatan secara baik dapat menjalankan hidup layaknya orang normal di tengah masyarakat. Sementara zat besi yang menumpuk di dalam tubuh bisa dikeluarkan dengan bantuan obat. Selama ini, kata Suthat, zat besi yang menumpuk di tubuh penderita thalasemia hanya bisa dikeluarkan dengan penyuntikan obat Desferal. Obat yang disuntikkan di bawah kulit ini akan mengikat zat besi dan dikeluarkan melalui urine.

Dia mengatakan, saat ini telah ditemukan tablet yang dapat menggantikan proses pembuangan zat besi berlebih dalam tubuh sehingga penderita tidak perlu mendapat suntikan Desferal. ''Tablet ini dapat mengurangi risiko gagal jantung karena penumpukan zat besi,'' kata Suthat. Walau begitu, pencegahan tetap lebih penting ketimbang pengobatan. Untuk mencegah penyebaran thalasemia, menurut Berdoukas, hal paling baik adalah melakukan tes darah pada setiap calon pengantin. ''Karena apabila salah satunya memiliki kerusakan DNA yang dapat menyebabkan thalasemia, maka ada kemungkinan penyakit itu menurun pada anak mereka.''

Saran tersebut tentu perlu dipertimbangkan oleh para calon pengantin. Sebab, harus diakui, thalasemia sudah ada di tengah masyarakat Indonesia. Data menunjukkan, terdapat 3.000 penderita thalasemia yang terdaftar dan tersebar di Pulau Jawa. Dari jumlah itu, 1.300 di antaranya tinggal di Jakarta. Untuk Indonesia, diperkirakan terdapat 3.000 penderita baru setiap tahun. Sementara di Thailand, terjadi penambahan penderita thalasemia sebanyak 12 ribu orang setiap tahunnya.

13
Kaki Lima / amega asli
« on: 18 November 2008, 03:01:07 PM »
http://eamega.com/Web/titan.asp#

semua yg model bahan titanium

silahkan browsing dulu. tertarik hubungi 0251-84229999 / 0818958757 via sms juga boleh

rekomendasi dari dokter2 terbukti khasiatnya

kalau ada pertannyaan tanya saja..

14
Tolong ! / Mudra itu apa ya...
« on: 17 November 2008, 11:09:55 PM »
mudra itu apa ya..


terima kasih sudah melihat  :>-

15
Perkenalan / join 10-11-2008
« on: 10 November 2008, 09:17:40 PM »
salam semuanya. baru tau ni ada komunitas buddhis indonesia..
mohon bimbingan suhu-suhu
javascript:void(0);

Pages: [1]