//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Pariahina

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 21
61
Lingkungan / Re: Menggalang Kekuatan Ekonomi Buddhis
« on: 28 July 2010, 09:49:45 PM »
Untuk aa. Organisasi2 semacam itu sudah bejibun banyaknya. Jika Dhammacitta mau membangun suatu organisasi baru, itu hanya akan menambah satu lagi organisasi di dunia Perbuddhisan. TETAPI... belum tentu menyelesaikan masalahnya. Mengapa kita tidak sinergikan saja berbagai organisasi yang susah ada?
Gw ambil contoh kasus buletin Buddhis. Buletin Buddhis ada sangat banyaknya. TEtapi berapa banyak yang sanggup bertahan? Ada yang hanya beberapa kali terbit saja langsung berhenti beredar. Mengapa tidak seluruhnya bersatu dan menciptakan buletin bersama? Tentu dari segi isi dan kualitas akan lebih berbobot bukan? Apalagi kalo bisa dikelola secara profesional.

62
Lingkungan / Re: Menggalang Kekuatan Ekonomi Buddhis
« on: 28 July 2010, 09:46:25 PM »
Sedikit opini lagi. Menurut gw kekuatan ekonomi Buddhis ada kaitannya dengan pendidikan. Karena kurangnya sekolah dan universitas Buddhis bermutu maka banyak generasi muda Buddhis yang menuntut ilmu di institusi pendidikan agama lain, karena memang institusi pendidikan agama lain itu yang bagus2. Idealnya universitas Buddhis itu dibangun di ibukota2 propinsi yang ada umat Buddhanya. Kemudian, institusi pendidikan Buddhis itu jangan hanya institusi pendidikan ala kadarnya. Harus benar-benar bermutu. Kalau tidak bermutu bagaimana menarik orang tua menyekolahkan anaknya di sana? Minim untuk SMP atau SMU harus bisa lulus UNAS 100 %.
Penyekolahan generasi muda Buddhis di institusi pendidikan agama lain itu berpotensi menjaring mereka ke agama tersebut. Tentu saja pindah agama adalah hak azasi manusia. Kendati demikian, bila kita tahu agama Buddha itu baik, mengapa kita biarkan mereka terjaring ke agama lain? Kita perlu melindungi generasi muda kita.
Nah jika membicarakan hal itu masalahnya terkendala lagi masalah dana. Mendirikan gedung sekolah mungkin gampang, tetapi penyelenggaraannya butuh biaya. Sebagai contoh menggaji guru-gurunya. Tentu saja kita juga harus menyekolahkan guru2 itu agar menjadi tenaga pengajar yang handal.
Nah inilah masalah2 yang harus dipecahkan. Kalau kita tidak menggalang suatu kekuatan ekonomi yang mumpumi, bagaimana mungkin cita2 mendirikan sekolah atau universitas ini dapat terlaksana?

63
Lingkungan / Re: Menggalang Kekuatan Ekonomi Buddhis
« on: 28 July 2010, 07:58:20 PM »
Sekedar opini gw Bang. Mungkin lingkup kerjanya masih belum luas, karena banyak rekan-rekan Buddhis yang belum mengetahui mengenai kiprah apalagi keberadaan organisasi tersebut. Kedua masih banyak pengusaha Buddhis yang belum tergabung dalam organisasi tersebut. Jadi perlu ada suatu gebrakan yang lebih luas demi mengembangkan konsep-konsep Ekonomi Buddhis. Demikianlah hasil pengamatan gw. Any idea?
Sekedar tambahan lagi, mengapa tidak dibentuk pula Ikatan Karyawan Buddhis dan organisasi2 keprofesionalan lainnya? Tentu saja masing-masing organisasi wajib memiliki AD/ ART yang jelas serta sanggup mendatangkan manfaat bagi anggotanya.

64
bro paria.. kalau gak salah ada koq kumpulan pengusaha buddhist.. mereka juga bekerja sama dengan siddhi, untuk membuka lowongan kerja yang diutamakan buddhist..

Abang Forte untuk masalah ekonomi Buddhis diskusinya saya alihkan ke "Menggalang Ekonomi Buddhis" di bagian "Diskusi Umum." Mungkin bisa ada ide atau sumbang saran. Oya Siddhi saya tahu. Saya beberapa kali hadir di sana.

65
Lingkungan / Menggalang Kekuatan Ekonomi Buddhis
« on: 28 July 2010, 07:48:10 PM »
Ini sekedar wacana.

Tujuan umum: Meningkatkan kekuatan ekonomi umat Buddha pada umumnya.

Tujuan khusus:

1Menyatukan kekuatan bersama bagi kaum pengusaha Buddhis dan menggalang visi dan misi bersama serta didasari prinsip saling tolong menolong.
2.Menyediakan lapangan kerja bagi yang membutuhkan dengan gaji yang layak dan sedapat mungkin di atas rata-rata.
3.Menolong para pengusaha kecil Buddhis yang berekonomi lemah sehingga sanggup meningkatkan daya saing mereka.
4.Memanfaatkan kekuatan ekonomi sebagai sarana mengembangkan Dharma/ Dhamma dan menciptakan kondisi masyarakat yang lebih baik.
5.Sebagai wahana persatuan bagi berbagai sekte dan aliran yang ada di Indonesia.


66
Ya kamu benar sekali Bond. Berapa banyak umat Buddha yang hidupnya masih susah? Kalau kita bandingkan dengan umat agama lain, kita ini masih banyak yang kalah secara ekonomi. Materi meski bukan tujuan akhir pada kenyataannya sangat penting bagi perkembangan suatu agama. Marilah kita renungkan, membangun universitas Buddhis butuh dana berapa? Membangun rumah sakit Buddhis butuh dana berapa? Membangun vihara butuh dana berapa? Membangun pemancar TV/ radio Buddhis butuh dana berapa? Semuanya kaga murah Kang Bond. Belum lagi mencetak buku2 pelajaran agama Buddha.
Makanya mau tidak mau umat Buddha harus makmur. Ini pemikiran saya. Kalau umat Buddha kaga makmur, kita juga ga akan maju2. Oleh karena itu, sangat penting sekali dipikirkan mengenai Ekonomi Buddhis. Ini jauh lebih penting ketimbang debat sektarian yang tanpa ujung pangkal. Coba renungkan, kalau sekte A + B + C bisa bersama-sama membangun perekonomian Buddhis, siapakah yang diuntungkan? Marilah kita renungkan bersama. Apakah perlu kita bentuk SDB (Serikat Dagang Buddhis)? Apakah perlu kita bentuk SPBI (Serikat Pengusaha Buddhis Indonesia)?

67
Mahayana / Re: Apakah Amitabha dapat berperan dalam hidup kita?
« on: 28 July 2010, 07:33:14 PM »
Apakah Amiduofo akan menjemput saya pada saat saya meninggal? Sebenarnya saya malu memikirkan hal itu. Dalam hidup ini, kita banyak melakukan kesalahan yang mengakibatkan penderitaan pada makhluk lain. Kemungkinan besar kita lebih banyak melakukan kejahatan dibandingkan kebajikan. Lalu bagaimana mungkin kita berani berharap Amitabha menjemput kita? Seharusnya kalau ingin ke Sukhavati (qile shijie) kitalah sendirilah yang harus pergi ke sana.
Kita harus dapat menjadi Amitabha bagi diri kita sendiri. Demikian sedikit yang dapat saya bagikan.

68
Mahayana / Re: Apakah Amitabha dapat berperan dalam hidup kita?
« on: 28 July 2010, 07:30:23 PM »
Saudara Juice Alpukat,

Dalam Sutra-sutra tidak disebutkan bahwa Amitabha (Amiduofo) akan menjadi seperti "jin" yang dapat mengabulkan segenap permohonan kita. Amiduofo itu sebenarnya ada dalam diri kita sendiri. Mengenai masalah dalam kehidupan sehari2 itu, semuanya adalah kita sendiri yang buat. Karena itu, sudah sewajarnya apabila kita sendiri yang menyelesaikannya. Tapi setidaknya melafal Namo Amiduofo dapat membuat pikiran kita tenang. Dengan pikiran tenang, bukankah keruwetan hidup bisa dicari lebih mudah solusinya.
Suatu ketika ada seorang yang mati karena terjebak dalam kebakaran? Mengapa dia sampai terjebak? Jawabannya karena panik. Membuka kunci pintu yang seharusnya hal sehari2 yang mudah menjadi sulit. Karena itu, sebagian besar problematika hidup berakar dari pikiran. Kadang sebenarnya solusi suatu persoalan itu mudah, tetapi karena pikiran kita keruh, maka menjadi sulit. Demikianlah sedikit yang dapat owe bagikan di sini.

69
Ini opini pribadi, yang mungkin saja salah mungkin saja benar. Kita kembali pada ilustrasi temen gw itu. Karena dia punya keluarga buat dihidupi, sebagai temannya gw justru akan menganjurkan dia supaya lebih mementingkan materi. Tentu saja dengan tidak melupakan pelatihan diri. Apabila dia lebih mementingkan pelatihan diri ketimbang mencari uang, anak dan isterinya mau dikasih makan apa? Jadi di sini kita perlu melihat per kasus.
Tapi bagi orang yang hidupnya sudah berkecukupan, telah tiba saatnya dia mengalihkan diri pada pelatihan diri. Hidup ini singkat. Mau berapa lama lagi kita hidup? Sedangkan kapan kita mati pun ga ada yang tahu. Mencari materi terus kapan mau kenyang? Bahkan kalau seandainya ada teman yang anak isteri sudah berkecukupan, gw menyarankan alangkah baiknya kalau dia bisa zhujia (menjadi Bhikshu/ni) atau paling tidak bisa mendukung perkembangan Buddhadharma.
Materi hendaknya justru menjadi pendukung seseorang dalam berpraktik Dharma. Kalau dia belum bisa melatih meditasi, alangkah baiknya dia berlatih dana paramita. Barulah dengan demikian hidup menjadi bermakna.
Orang yang terus menerus mengumpulkan materi banyak yang hidupnya menjadi tak berkna.  Oleh karena itu, semuanya hendaknya seimbang.

70
Kaynin benar. Gw sangat setuju. Memang kalo kebablasan cari materi bisa jauh dari tujuan akhir tersebut. Itu sangat benar. Oleh karena itu, materi bukan tujuan akhir. Ini juga ditekankan dalam ceramah di vihara gw. Tapi bagi orang yang masih kekurangan materi, mau tidak mau demi mengenyangkan perutnya ia boleh saja berorientasi pada materi. Dengan catatan orang yang gw maksud di sini adalah upasaka dan upasika alias non Bhiksu ataupun Bhiksuni.
Sebagai ilustrasi ada temen gw yang penghasilan pas-pasan. Dia punya isteri dan dua orang anak buat dihidupi. Bagi gw tidak ada masalah kalau dia mau memanfaatkan sadhana Paustika yang ada di dalam Tantrayana. Umpamanya dengan bersadhana Jambhala.
Namun bagi gw yang secara materi berkecukupan (dalam artian tidak berkekurangan, walaupun tidak kaya), gw lebih memanfaatkan sadhana Tantra untuk pelatihan diri. Secara fakta tidak sedikit para penganut aliran gw yang tidak materialistis (mementingkan uang) dan lebih mementingkan pelatihan diri. Sebaliknya gw kira dalam aliran lain yang non Tantra (dalam artian tidak ada sadhana semacam itu) belum tentu hidupnya tidak materialistis.
Jadi semuanya berpulang ke pribadi masing-masing. Bagaimana kita memanfaatkan sadhana2 tersebut. Di dalam teks2 Tantra juga disebutkan bahwa masih ada kekayaan yang akan diperoleh dari menekuni sedhana tersebut, yakni kekayaan spiritual.
Sebagai tambahan, meskipun di dalam Tantra ada sadhana Abhicaruka  pada kenyataannya gw belum pernah denger ada penganut Tantra yang jadi pembunuh karena sadhana tersebut.

71
Oke. Gw mau ngasih tanggepan mengenai masalah materi, alkohol, dan wanita. Tapi ini mungkin opini gw doank, yang semoga sekali lagi semoga ga terlalu menyimpang jauh dari pakem.

1.Masalah alkohol
Seperti yang kita ketahui dalam agama Buddha ada ajaran "surayamerayamaja pamadatana veramani sikkhapadang samadiyani." Tentunya ga mungkin bagi kita mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan Dharma demi menarik orang itu masuk ke dalam Dharma. Ajaran ZFZ juga tidak ada hal seperti itu, khususnya yang berkaitan dengan alkohol ataupun mabuk2an.

2.Masalah wanita
Kita ambil contoh tari bugil. Alasannya juga mirip dengan di atas. Agama Buddha sebenarnya bertujuan akhir mentransformasi segenap hasrat, termasuk hasrat seksual. Karenanya, dengan alasan yang mirip dengan poin 1 tidak bijaksana memakai wanita sebagai penarik seseorang belajar Dharma, termasuk dalam kasus tari bugil. Mahaguru dalam bukunya berjudul "Sacred Illumination" bahkan mengajarkan kesucian dalam hal seksual. Ngomong yang berbau porno pun ga dianjurkan, apalagi tari bugil.

72
Baik.. Mengikuti saran Sdr. Wizardlaxy. Saya akan menanggapi Kang Dilbert. Tapi ini sudah diulas oleh Shixiong Vidyadhara dengan amat sangat baik. Silakan merefer pada:

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17326.720.html

Agar penjelasannya tidak dobel2.


73
Saya mau bahas lagi yang ini:
http://.blogspot.com/2010/07/rinpoche-tibet-mengucapkan-selamat.html

Pada postingan2 sebelumnya terdapat prasangka bahwa Rinpoche dalam berita di blog saya itu adalah palsu. Sekarang agar permainannya semakin seru, saya menantang orang-orang di sini yang merasa bahwa Rinpoche di atas adalah palsu agar memberikan pernyataan tegas dan definitif; semisal:

YA! RINPOCHE PADA BERITA DI ATAS ADALAH PALSU.

Nah, saya nantikan tanggapannya.

74
Untuk Bro Dilbert, mungkin dapat membuat thread di bagian lain, karena ini adalah thread yang membahas LSY dan TBS. Mungkin bisa di post di bagian Mahayana atau Tantrayana biar rekan2 yang lebih pakar menjawabnya. Sekedar saran saja. Pengetahuan saya sejujurnya masih minim. Saya cuman mau diskusi yang ada hubungannya dengan ajaran Guru gw saja. Ma kacih.

75
Baik.. setidaknya beberapa hal sudah klir di sini bukan? Meskipun demikian, owe sama sekali ga mengharap orang semuanya sependapat dengan owe. Sesudah kita menutup layar komputer ini, life must go on. Semuanya akan jalan sendiri2 menapaki kehidupannya masing2.

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 21