//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: AbhiDhamma Class  (Read 130855 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #225 on: 17 September 2009, 04:50:38 PM »
mau nanya neh...
kata bro markos...kalau kita kritik pasti ada dosa mula citta....

jadi waktu sang buddha membabarkan dhamma tentang guru yang pantas dicela,teman yg pantas dijauhi........
apakah sang buddha juga dosa mula citta?

karena saya rasa menolak itu belum tentu membenci.

inti dari dosa mula citta adalah menolak hal yg tidak menyenangkan, bro.....

dalam batin seorang arahat, kondisinya sudah kiriya, berbeda dengan putthujhana yang masih kusala/akusala

ini yg sering terjadi salah persepsi di kalangan buddhist bhw seolah2 apa yg dilakukan oleh buddha/arahat, lalu menjadi sah juga utk dilakukan oleh kita yg masih putthujhana

mirip ky org dewasa sering becanda pukul tangan temennya
tapi anak 6 tahun, kalo mukul tangan temennya, itu akan bener2 mukul.....

sama2 memukul tapi yg satu sudah bisa mengatur bhw itu hanya becanda tp anak kecil yg cuma liat mukulnya, merasa sah utk mukul (tp beneran mukul)  :P
jadi bisa donk para arahat melakukan hal aneh seperti berhubungan intim lalu mengatakan tidak disertai hawa nafsu? upayakausalya?
ini malah kelihatan rancu...

karena ini berbeda..tapi agak tipiss

misalkan anda disuruh jalan kaki dari kantor pulang ke rumah...lalu anda menolak karena faktor kotoran dijalan, panas, belum lagi keamanan...apakah ini disebut dosa mula citta?
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #226 on: 17 September 2009, 04:52:20 PM »
tapi yg tepat keknya karena penolakan atas Akunya, sehingga mencoba membuat Aku yg lain yg menurutnya lebih baik dari Akunya yg sekarang.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #227 on: 25 September 2009, 04:18:53 PM »
mau nanya neh...
kata bro markos...kalau kita kritik pasti ada dosa mula citta....

jadi waktu sang buddha membabarkan dhamma tentang guru yang pantas dicela,teman yg pantas dijauhi........
apakah sang buddha juga dosa mula citta?

karena saya rasa menolak itu belum tentu membenci.

inti dari dosa mula citta adalah menolak hal yg tidak menyenangkan, bro.....

dalam batin seorang arahat, kondisinya sudah kiriya, berbeda dengan putthujhana yang masih kusala/akusala

ini yg sering terjadi salah persepsi di kalangan buddhist bhw seolah2 apa yg dilakukan oleh buddha/arahat, lalu menjadi sah juga utk dilakukan oleh kita yg masih putthujhana

mirip ky org dewasa sering becanda pukul tangan temennya
tapi anak 6 tahun, kalo mukul tangan temennya, itu akan bener2 mukul.....

sama2 memukul tapi yg satu sudah bisa mengatur bhw itu hanya becanda tp anak kecil yg cuma liat mukulnya, merasa sah utk mukul (tp beneran mukul)  :P
jadi bisa donk para arahat melakukan hal aneh seperti berhubungan intim lalu mengatakan tidak disertai hawa nafsu? upayakausalya?
ini malah kelihatan rancu...

karena ini berbeda..tapi agak tipiss

misalkan anda disuruh jalan kaki dari kantor pulang ke rumah...lalu anda menolak karena faktor kotoran dijalan, panas, belum lagi keamanan...apakah ini disebut dosa mula citta?

Saat berhubungan seks, udah pasti isinya adalah lobha mula citta

Arahat masih bisa berkata yg tidak benar (walau batinnya tidak akusala lagi) tapi tidak mungkin bisa berhubungan seks, membunuh dgn sengaja

mengenai menolak : tentu itu dosa mula citta karena inti dari dosa mula citta adalah menolak. Memang tidak terasa karena kita masih berasumsi bhw itu khan demi kebaikan, keamanan, biar ga kotor dsbnya...... Tapi jika kita sudah biasa mengamati batin (dan yg penting : jujur), kita akan bisa melihat bhw saat menolak itu, karena sesungguhnya kita tidak menyukai, kita menolak kondisi yg tidak aman, kondisi yg tidak baik bahkan sering muncul ego : masa gw disuruh jalan? ;D


semoga bisa bermanfaat

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #228 on: 25 September 2009, 04:23:33 PM »
whoaaa ramainya Abdhi Dhamma..

ok maw coba ikut2 dech ^^

hmm.. setau saya mengenai kepribadian ganda itu.. dikarenakan batinnya tidak tetap.. tetapi berkeliaran setiap saatnya.. disebut ganda karena kepribadian yang muncul dan ditangkap oleh kita adalah suatu bentuk yang ekstrim..

misal seseorang bisa senang bukan kepalang.. tiba2 bisa membenci tanpa sebab.. buat saya itu adalah kepribadian ganda.. tapi sebenarnya setiap saat kita itu selalu berubah2 ^^

hehe.. seperti itu saja ^^

Memang.. kepribadian atau batin terpengaruh dengan lingkungan yang terkondisi tentunya.. namun ternyata tanpa lingkungan yang terkondisi.. batin itu sendiri pun dapat terpengaruh.. hal ini menurut saya dikarenakan hasil dari kamma lampau seseorang??
CMIIW

bro emg hebat..... kalo batin dibiasakan berubah2 terus, yah lambat laun akan jadi kepribadian ganda, dan mungkin multi personality

hal sama sebenarnya terjadi pada inter hubungan antara batin dan lingkungan.
Batin berubah2 sesuai kondisi lingkungan
Tapi karena konsep Law of Attraction, begitu batin mengikuti perubahan2 itu, membuat kondisi di sekitarnya jadi berubah2 juga

mirip snow ball effect

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #229 on: 26 September 2009, 09:15:52 AM »
mau nanya neh...
kata bro markos...kalau kita kritik pasti ada dosa mula citta....

jadi waktu sang buddha membabarkan dhamma tentang guru yang pantas dicela,teman yg pantas dijauhi........
apakah sang buddha juga dosa mula citta?

karena saya rasa menolak itu belum tentu membenci.

inti dari dosa mula citta adalah menolak hal yg tidak menyenangkan, bro.....

dalam batin seorang arahat, kondisinya sudah kiriya, berbeda dengan putthujhana yang masih kusala/akusala

ini yg sering terjadi salah persepsi di kalangan buddhist bhw seolah2 apa yg dilakukan oleh buddha/arahat, lalu menjadi sah juga utk dilakukan oleh kita yg masih putthujhana

mirip ky org dewasa sering becanda pukul tangan temennya
tapi anak 6 tahun, kalo mukul tangan temennya, itu akan bener2 mukul.....

sama2 memukul tapi yg satu sudah bisa mengatur bhw itu hanya becanda tp anak kecil yg cuma liat mukulnya, merasa sah utk mukul (tp beneran mukul)  :P
jadi bisa donk para arahat melakukan hal aneh seperti berhubungan intim lalu mengatakan tidak disertai hawa nafsu? upayakausalya?
ini malah kelihatan rancu...

karena ini berbeda..tapi agak tipiss

misalkan anda disuruh jalan kaki dari kantor pulang ke rumah...lalu anda menolak karena faktor kotoran dijalan, panas, belum lagi keamanan...apakah ini disebut dosa mula citta?

Saat berhubungan seks, udah pasti isinya adalah lobha mula citta

Arahat masih bisa berkata yg tidak benar (walau batinnya tidak akusala lagi) tapi tidak mungkin bisa berhubungan seks, membunuh dgn sengaja

mengenai menolak : tentu itu dosa mula citta karena inti dari dosa mula citta adalah menolak. Memang tidak terasa karena kita masih berasumsi bhw itu khan demi kebaikan, keamanan, biar ga kotor dsbnya...... Tapi jika kita sudah biasa mengamati batin (dan yg penting : jujur), kita akan bisa melihat bhw saat menolak itu, karena sesungguhnya kita tidak menyukai, kita menolak kondisi yg tidak aman, kondisi yg tidak baik bahkan sering muncul ego : masa gw disuruh jalan? ;D


semoga bisa bermanfaat
maaf gw ga sepahamam....

karena kadang bhante menolak tawaran di ajak ke vihara ini itu....apa bhante tersebut dosa mula citta? tidak juga kan...

jadi tidak selamanya menolak itu dosa mula citta....> asumsi saya..
memang perbedaan nya tipis antara menolak kemudian timbul benci, dan cuma menolak saja..
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #230 on: 26 September 2009, 10:22:37 AM »
mau nanya neh...
kata bro markos...kalau kita kritik pasti ada dosa mula citta....

jadi waktu sang buddha membabarkan dhamma tentang guru yang pantas dicela,teman yg pantas dijauhi........
apakah sang buddha juga dosa mula citta?

karena saya rasa menolak itu belum tentu membenci.

inti dari dosa mula citta adalah menolak hal yg tidak menyenangkan, bro.....

dalam batin seorang arahat, kondisinya sudah kiriya, berbeda dengan putthujhana yang masih kusala/akusala

ini yg sering terjadi salah persepsi di kalangan buddhist bhw seolah2 apa yg dilakukan oleh buddha/arahat, lalu menjadi sah juga utk dilakukan oleh kita yg masih putthujhana

mirip ky org dewasa sering becanda pukul tangan temennya
tapi anak 6 tahun, kalo mukul tangan temennya, itu akan bener2 mukul.....

sama2 memukul tapi yg satu sudah bisa mengatur bhw itu hanya becanda tp anak kecil yg cuma liat mukulnya, merasa sah utk mukul (tp beneran mukul)  :P
jadi bisa donk para arahat melakukan hal aneh seperti berhubungan intim lalu mengatakan tidak disertai hawa nafsu? upayakausalya?
ini malah kelihatan rancu...

karena ini berbeda..tapi agak tipiss

misalkan anda disuruh jalan kaki dari kantor pulang ke rumah...lalu anda menolak karena faktor kotoran dijalan, panas, belum lagi keamanan...apakah ini disebut dosa mula citta?

Saat berhubungan seks, udah pasti isinya adalah lobha mula citta

Arahat masih bisa berkata yg tidak benar (walau batinnya tidak akusala lagi) tapi tidak mungkin bisa berhubungan seks, membunuh dgn sengaja

mengenai menolak : tentu itu dosa mula citta karena inti dari dosa mula citta adalah menolak. Memang tidak terasa karena kita masih berasumsi bhw itu khan demi kebaikan, keamanan, biar ga kotor dsbnya...... Tapi jika kita sudah biasa mengamati batin (dan yg penting : jujur), kita akan bisa melihat bhw saat menolak itu, karena sesungguhnya kita tidak menyukai, kita menolak kondisi yg tidak aman, kondisi yg tidak baik bahkan sering muncul ego : masa gw disuruh jalan? ;D


semoga bisa bermanfaat
maaf gw ga sepahamam....

karena kadang bhante menolak tawaran di ajak ke vihara ini itu....apa bhante tersebut dosa mula citta? tidak juga kan...

jadi tidak selamanya menolak itu dosa mula citta....> asumsi saya..
memang perbedaan nya tipis antara menolak kemudian timbul benci, dan cuma menolak saja..


IMO menolak tidak selalu dosa mula citta.

contoh : ada seorang teman menyuruh kita minum baygon  untuk diminum dan dia mengatakan kalau ngak mati dikasi 100 jt dan dia sambil bercanda menyuguhkan baygon juga. Lalu kita tolak karena kita mengerti itu membahayakan. Tentunya saat citta tentang pengertian akan minuman baygon  muncul belum disertai dosa mula citta kecuali ada pikiran lanjutannya yang muncul. Misalnya :gila nih orang, mo bunuh gua ya..? nah ini penolakan yang disertai dengan dosa mula citta tetapi ada juga kemungkinan orang yg menyikapinya dengan batin netral dan santai saja untuk menolak dan dia tau temannya bercanda dan tidak dipikirkan secara serius.

Misal : saat direstoran, sang pramusaji menawarkan : " mau jus tomat pak" , Lalu si tamu cuma menolak " tidak terima kasih, saya mau jus melon" nah bagaimana dengan penolakan in? Karena memang dari awal niat mo jus melon dan dia hanya menolak jus tomat, pikiran sampai  kata 'tidak saja'.

Dalam hal penolakan tentu harus dilihat case by case. Bagaimana dengan adanya sila2. Jika ada orang yg mengajak kita melanggar sila lalu kita tolak, apakah juga ada dosa mula citta? atau tergantung kondisi batin yg menolak?

 _/\_





« Last Edit: 26 September 2009, 10:26:21 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #231 on: 26 September 2009, 02:25:08 PM »

maaf gw ga sepahamam....

karena kadang bhante menolak tawaran di ajak ke vihara ini itu....apa bhante tersebut dosa mula citta? tidak juga kan...

jadi tidak selamanya menolak itu dosa mula citta....> asumsi saya..
memang perbedaan nya tipis antara menolak kemudian timbul benci, dan cuma menolak saja..

IMO menolak tidak selalu dosa mula citta.

contoh : ada seorang teman menyuruh kita minum baygon  untuk diminum dan dia mengatakan kalau ngak mati dikasi 100 jt dan dia sambil bercanda menyuguhkan baygon juga. Lalu kita tolak karena kita mengerti itu membahayakan. Tentunya saat citta tentang pengertian akan minuman baygon  muncul belum disertai dosa mula citta kecuali ada pikiran lanjutannya yang muncul. Misalnya :gila nih orang, mo bunuh gua ya..? nah ini penolakan yang disertai dengan dosa mula citta tetapi ada juga kemungkinan orang yg menyikapinya dengan batin netral dan santai saja untuk menolak dan dia tau temannya bercanda dan tidak dipikirkan secara serius.

Misal : saat direstoran, sang pramusaji menawarkan : " mau jus tomat pak" , Lalu si tamu cuma menolak " tidak terima kasih, saya mau jus melon" nah bagaimana dengan penolakan in? Karena memang dari awal niat mo jus melon dan dia hanya menolak jus tomat, pikiran sampai  kata 'tidak saja'.

Dalam hal penolakan tentu harus dilihat case by case. Bagaimana dengan adanya sila2. Jika ada orang yg mengajak kita melanggar sila lalu kita tolak, apakah juga ada dosa mula citta? atau tergantung kondisi batin yg menolak?

 _/\_


sori saya gabung karena intinya adalah sama yaitu bhw tidak semua penolakan adalah dosa mula  citta

coba aja kita rasakan, kenapa kita menolak tawaran jus A, dan ingin jus B?
kenapa bhante menolak ke vihara tertentu?

demikianlah lobha dan dosa yg makin halus, yg semakin tidak terasa...... sesungguhnya mudah saja utk melabeli lobha sebagai kemelekatan dan dosa sebagai menolak

namun dalam prakteknya, sering kita tidak "menyadari" dan menganggapnya sebagai hal yg lumrah karena sedemikian cepatnya proses pikiran berlangsung  dan batin kita yg sudah terbiasa dengan akusala

hal simpel aja, bahkan menutup hidung saat lewat depan tempat sampah saja udah merupakan dosam ula citta loh

itu kenapa org ga bisa "tercerahkan" dengan mudah karena sungguh sulit utk bisa mencapai kondisi "sadar dan waspada setiap saat"


Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #232 on: 26 September 2009, 06:05:01 PM »

maaf gw ga sepahamam....

karena kadang bhante menolak tawaran di ajak ke vihara ini itu....apa bhante tersebut dosa mula citta? tidak juga kan...

jadi tidak selamanya menolak itu dosa mula citta....> asumsi saya..
memang perbedaan nya tipis antara menolak kemudian timbul benci, dan cuma menolak saja..

IMO menolak tidak selalu dosa mula citta.

contoh : ada seorang teman menyuruh kita minum baygon  untuk diminum dan dia mengatakan kalau ngak mati dikasi 100 jt dan dia sambil bercanda menyuguhkan baygon juga. Lalu kita tolak karena kita mengerti itu membahayakan. Tentunya saat citta tentang pengertian akan minuman baygon  muncul belum disertai dosa mula citta kecuali ada pikiran lanjutannya yang muncul. Misalnya :gila nih orang, mo bunuh gua ya..? nah ini penolakan yang disertai dengan dosa mula citta tetapi ada juga kemungkinan orang yg menyikapinya dengan batin netral dan santai saja untuk menolak dan dia tau temannya bercanda dan tidak dipikirkan secara serius.

Misal : saat direstoran, sang pramusaji menawarkan : " mau jus tomat pak" , Lalu si tamu cuma menolak " tidak terima kasih, saya mau jus melon" nah bagaimana dengan penolakan in? Karena memang dari awal niat mo jus melon dan dia hanya menolak jus tomat, pikiran sampai  kata 'tidak saja'.

Dalam hal penolakan tentu harus dilihat case by case. Bagaimana dengan adanya sila2. Jika ada orang yg mengajak kita melanggar sila lalu kita tolak, apakah juga ada dosa mula citta? atau tergantung kondisi batin yg menolak?

 _/\_


sori saya gabung karena intinya adalah sama yaitu bhw tidak semua penolakan adalah dosa mula  citta

coba aja kita rasakan, kenapa kita menolak tawaran jus A, dan ingin jus B?
kenapa bhante menolak ke vihara tertentu?

demikianlah lobha dan dosa yg makin halus, yg semakin tidak terasa...... sesungguhnya mudah saja utk melabeli lobha sebagai kemelekatan dan dosa sebagai menolak

namun dalam prakteknya, sering kita tidak "menyadari" dan menganggapnya sebagai hal yg lumrah karena sedemikian cepatnya proses pikiran berlangsung  dan batin kita yg sudah terbiasa dengan akusala

hal simpel aja, bahkan menutup hidung saat lewat depan tempat sampah saja udah merupakan dosam ula citta loh

itu kenapa org ga bisa "tercerahkan" dengan mudah karena sungguh sulit utk bisa mencapai kondisi "sadar dan waspada setiap saat"


menutup hidung
bagi saya itu bukan dosa mula citta, tapi kebijaksanaan...
lain cerita kalau sambil menutup hidung, kemudian timbul pikiran "aneh-aneh"
bagi saya pertama kali kita mencium bau busuk, disitu kebijaksanaan bekerja dengan menutup hidung, tetapi kalau tidak waspada baru pikiran secepat kilat terseret kebencian.


pemahaman saya sama dengan bro bond, ga semua menolak itu dosa mula citta.
sulit hal ini di diskusikan kecuali ada 1 pakar meditasi yang berbicara....yah minimal bhante 10 tahun vassa lah...^^
« Last Edit: 26 September 2009, 06:07:29 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #233 on: 26 September 2009, 06:08:28 PM »
Bagaimana dengan menolak untuk melanggar sila?
Dan seseorang menolak dengan dasar dan pengertian manfaat dari tidak melanggar sila itu sehingga dia menolak untuk melanggarnya. Demikian Bhikkhu yg menolak melanggar vinaya?

Jika juga masih ada dosa mula citta dan dipukul rata terhadap menolak sesutau maka apa yg diajarkan Sang Buddha menjadi sia-sia karena apa yg diajarkan SB adalah penolakan bukan  dengan dasar dosa mula citta tetapi panna. Dan panna ini juga dimiliki seorang putthujana yg berlatih.

mohon petunjuknya  _/\_
« Last Edit: 26 September 2009, 06:13:11 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #234 on: 26 September 2009, 06:29:22 PM »
setahu saya menurut Ajahn Brahm melekat pada metta itu baik, melepas ego...
melekat pada sila, melepas kesalahan dan pikiran buruk...[bahkan Arahat masih saja menjalani SILA]

dan menurut Ajahn Brahm hanya ada 4 yang tidak boleh di lekati[upadana] yang membawa pada kelahiran berulang dan penderitaan.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #235 on: 26 September 2009, 07:09:49 PM »
Bagaimana dengan menolak untuk melanggar sila?
Dan seseorang menolak dengan dasar dan pengertian manfaat dari tidak melanggar sila itu sehingga dia menolak untuk melanggarnya. Demikian Bhikkhu yg menolak melanggar vinaya?

Jika juga masih ada dosa mula citta dan dipukul rata terhadap menolak sesutau maka apa yg diajarkan Sang Buddha menjadi sia-sia karena apa yg diajarkan SB adalah penolakan bukan  dengan dasar dosa mula citta tetapi panna. Dan panna ini juga dimiliki seorang putthujana yg berlatih.

mohon petunjuknya  _/\_

gini loh bro, ini mirip seperti kasus ibu memarahi anaknya dengan tujuan baik

tujuan baiknya tentu merupakan kusala, namun kita harus jujur utk mengakui bhw marah itu sendiri adalah dosa mula citta

demikian juga dengan kasus menolak melanggar sila. Menjalankan sila adalah kusala kamma namun menolak itu sendiri adalah dosa mula citta

selama kita masih menjadi putthujhana, dilema kusala - akusala ini masih terus terjadi. Jadi sewaktu kita menolak, kita seyogyanya menyadari bhw saat itu sedang akusala, dan kita bisa mencegah agar akusala ini tidak terus berkembang seperti yg biasa dilakukan oleh kebanyakan orang

Makanya jangan heran bhw itu kenapa batin arahat sudah tidak ada lagi kusala - akusala melainkan kiriya karena saat itu sudah tidak ada preferensi utk menolak atau melekati

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #236 on: 26 September 2009, 07:19:56 PM »
setahu saya menurut Ajahn Brahm melekat pada metta itu baik, melepas ego...
melekat pada sila, melepas kesalahan dan pikiran buruk...[bahkan Arahat masih saja menjalani SILA]

dan menurut Ajahn Brahm hanya ada 4 yang tidak boleh di lekati[upadana] yang membawa pada kelahiran berulang dan penderitaan.

Jika ditilik secara citta/pikiran, selama kita di putthujhana hanya ada 3 yaitu kusala, akusala dan vipaka

nah mari kita semua lihat dalam koridor 3 jenis citta itu, ok? biar jelas apa yg sedang kita diskusikan

Mengenai perbuatan yg membantu melepas ego tentunya baik, namun saat dilekati, tentunya saat itu muncul akusala

pertapa sumedha sendiri juga dulu melekat pada tujuan untuk menjadi seperti buddha dipankara yg terang gemilang, yg sangat cemerlang
makanya jangan heran kalau dalam kehidupan2nya, dia berkali2 masuk ke alam apaya khan? biasanya menjadi peta, yg relatif tidak terperosok terlalu bawah

disini kita harus mengakui bhw menolak itu dosa mula citta, apapun bentuknya karena dengan kita sudah mengakui ini dengan jujur, saat akusala itu muncul, kita bisa mulai mengendalikan agar tidak berkepanjangan

bukan berarti tidak boleh loh, ini yg harus dibedakan bhw seolah karena itu akusala, berarti harus dihentikan

langkah pengendalian akusala ini sesungguhnya selaras dengan apa yg disebut dalam ovada patimokha yaitu kurangi akusala dan perbanyak kusala

akusala itu sendiri baru tidak akan dilakukan sama sekali saat kita menjadi arahat namun selama belum mencapai arahat, kita tetap melakukan akusala
bahkan anagami saja masih melakukan ucapan yg tidak bermanfaat loh  :))

semoga poin yg dibahas sudah dimengerti yah.....

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #237 on: 28 September 2009, 09:16:36 AM »
setahu saya menurut Ajahn Brahm melekat pada metta itu baik, melepas ego...
melekat pada sila, melepas kesalahan dan pikiran buruk...[bahkan Arahat masih saja menjalani SILA]

dan menurut Ajahn Brahm hanya ada 4 yang tidak boleh di lekati[upadana] yang membawa pada kelahiran berulang dan penderitaan.

Jika ditilik secara citta/pikiran, selama kita di putthujhana hanya ada 3 yaitu kusala, akusala dan vipaka

nah mari kita semua lihat dalam koridor 3 jenis citta itu, ok? biar jelas apa yg sedang kita diskusikan

Mengenai perbuatan yg membantu melepas ego tentunya baik, namun saat dilekati, tentunya saat itu muncul akusala

pertapa sumedha sendiri juga dulu melekat pada tujuan untuk menjadi seperti buddha dipankara yg terang gemilang, yg sangat cemerlang
makanya jangan heran kalau dalam kehidupan2nya, dia berkali2 masuk ke alam apaya khan? biasanya menjadi peta, yg relatif tidak terperosok terlalu bawah

disini kita harus mengakui bhw menolak itu dosa mula citta, apapun bentuknya karena dengan kita sudah mengakui ini dengan jujur, saat akusala itu muncul, kita bisa mulai mengendalikan agar tidak berkepanjangan

bukan berarti tidak boleh loh, ini yg harus dibedakan bhw seolah karena itu akusala, berarti harus dihentikan

langkah pengendalian akusala ini sesungguhnya selaras dengan apa yg disebut dalam ovada patimokha yaitu kurangi akusala dan perbanyak kusala

akusala itu sendiri baru tidak akan dilakukan sama sekali saat kita menjadi arahat namun selama belum mencapai arahat, kita tetap melakukan akusala
bahkan anagami saja masih melakukan ucapan yg tidak bermanfaat loh  :))

semoga poin yg dibahas sudah dimengerti yah.....

Coba perhatikan kalimat yg dibold biru.

1. Jika demikian apakah yg akusala tadi selalu menghasilkan akusala vipaka atau akusala bisa menghasilkan kusala vipaka.?

2. Adakah yg disebut pikiran/citta yg netral selain kusala dan akusala pada putthujana?
« Last Edit: 28 September 2009, 09:18:35 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #238 on: 28 September 2009, 01:22:51 PM »
1. Akusala selalu berakibat akusala juga.... yg dimaksud pada kalimat adalah persepsi yg ada dalam diri kita, bhw "itu akusala", jadi harus dihentikan..... padahal pikiran utk menghentikan seperti itu sendiri sesungguhnya adalah dosa mula citta

2. TIDAK ADA pikiran netral..... dalam 7 Javana, hanya ada 2 citta yaitu kusala dan akusala
netral hanya ada pada sisi vipaka, jadi sifatnya pasif/menerima saja

selama ini yg org sering bilang "pikiran saya netral kok, ga terpengaruh" sesungguhnya hanya dari sisi vedana aja. Itupun vedana secara batin, bukan vedana di badan jasmani

Itu kenapa vedana ada 5 jenis yaitu :
- di badan jasmani (sifatnya adalah vipaka)
1. akusala
2. kusala
- di batin
3. menyenangkan
4. tidak menyenangkan
5. bukan menyenangkan, pun bukan tidak menyenangkan (netral)

nah no 5 itulah yg sering disalah artikan sebagai "pikiran netral".... padahal sesungguhnya di javana putthujhana tidak ada citta yg netral, hanya ada kusala dan akusala saja


kalau dalam bahasa inggris, penjelasannya sebagai berikut :

Quote
Somanassasahagatam The citta arises with somanassa-vedana-cetasika (gladness).
Domanassasahagatam     The citta arises with domanassa-vedana-cetasika (sorrow)
Upekkhasahagatam          The citta arises with upekkha-vedana-cetasika
(indifference).
Sukhasahagatam             The citta arises with sukha-vedana-cetasika      (pleasant bodysense feeling)
Dukkhasahagatam           The citta arises with dukkha-vedana-cetasika (unpleasant bodysense feeling)

source : http://www.dhammastudy.com/paramat2citta10.html


mari kita lihat dalam penjelasan mengenai akusala citta :

Lobha Mula Citta terdiri :
1. Kesadaran yang muncul Spontan, disertai perasaan senang dan bersekutu dengan pandangan salah (Somanassa-sahagatam, dittigatasampayuttam, asankharikam)
2. Kesadaran yang muncul dengan ajakan, disertai perasaan senang dan bersekutu dengan pandangan salah (Somanassa-sahagatam, dittigatasampayuttam, sasankharikam)
3. Kesadaran yang muncul yang spontan, disertai perasaan senang dan tidak bersekutu dengan pandangan salah (Somanassa-sahagatam, dittigatavippayuttam, asankharikam)
4. Kesadaran yang muncul dengan ajakan, disertai perasaan senang dan tidak bersekutu dengan pandangan salah (Somanassa-sahagatam, dittigatavippayuttam, sasankharikam)
5. Kesadaran yang muncul spontan disertai perasaan netral dan bersekutu dengan pandangan salah (Upekkha-sahagatam, dittigatasampayuttam, asankharikam)
6. Kesadaran yang muncul dengan ajakan disertai perasaaan netral dan bersekutu dengan pandangan salah (Upekkha-sahagatam, dittigatasampayuttam, sasankharikam)
7. Kesadaran yang muncul spontan disertai perasaan netral dan tidak bersekutu dengan pandangan salah (Upekkha-sahagatam, dittigatavippayuttam, asankharikam)
8. Kesadaran yang muncul dengan ajakan disertai perasaan netral dan tidak bersekutu dengan pandangan salah (Upekha-sahagatam, dittigatavippayuttam, sasankharikam)

Dosa Mula Citta terdiri :
1. Kesadaran yang muncul spontan, disertai perasaan tidak menyenangkan dan bersekutu dengan keinginan jahat (Domanassa-sahagatam patighasampayuttam asankharikam)
2. Kesadaran yang muncul dengan ajakan, disertai perasaan tidak menyenangkan dan bersekutu dengan keinginan jahat (Domanassa-sahagatam patighasampayuttam sasankharikam)

Moha Mula Citta terdiri :
1. Kesadaran yang disertai perasaan netral dan bersekutu dengan keraguan skeptis (Upekkha-sahagatam, vicikicchasampayuttam)
2. Kesadaran yang disertai dengan perasaan netral dan bersekutu dengan kegelisahan (Upekkha-sahagatam, Uddhaccasampayuttam)



semoga penjelasan mengenai ini bisa bermanfaat  _/\_

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: AbhiDhamma Class
« Reply #239 on: 28 September 2009, 02:12:01 PM »


mari kita lihat dalam penjelasan mengenai akusala citta :



Dosa Mula Citta terdiri :
1. Kesadaran yang muncul spontan, disertai perasaan tidak menyenangkan dan bersekutu dengan keinginan jahat (Domanassa-sahagatam patighasampayuttam asankharikam)
2. Kesadaran yang muncul dengan ajakan, disertai perasaan tidak menyenangkan dan bersekutu dengan keinginan jahat (Domanassa-sahagatam patighasampayuttam sasankharikam)




semoga penjelasan mengenai ini bisa bermanfaat  _/\_


Makin menarik  ^-^

Dalam hal citta jika hanya ada kusala dan akusala menurut abhidhamma , saya bisa mengerti. Jadi yg netral hanya pada vedana. Tetapi menolak adalah selalu diikuti dosa mula citta sampai saat ini saya melihat hal ini bertentangan dengan kenyataan atau mungkin saya belum melihat dengan jelas. Dan jika ada yg sudah melihat dengan jelas bisa share juga.

Nah pertanyaan saya tentang yg saya bold diatas:

Bagaimana jika perpaduannya adalah :

"Kesadaran yg muncul secara spontan, disertai perasaan netral dan bersekutu dengan keinginan baik"-->masuk kategori mana?

Baru saja saya mengalami hal yg nyata yaitu saya sedang panas dalam dan tenggorokan sedikit sakit, lalu saya memilih makanan prasmanan

Dan pelayan resto bilang "nasi campurnya semua pak?"  lalu saya bilang : " yang pedas jangan" dan sehubungan dengan topik ini saya amati batin saya bahwa saya menolak karena pengertian sehubungan dengan penyakit saya, agar jasmani ini sembuh...dan saya liat kondisinya bukan takut sakit atau benci sakit tapi pengertian tentang memelihara jasmani. Tentu dilain waktu dosa terhadap sakit juga muncul, tapi SAAT itu saya tidak melihat membenci makanan pedas ataupun karena takut sakit...tapi yg muncul adalah asas manfaat..

Sama halnya ketika arahat telah menerima dana makanan dan ia memiliki sakit tetapi dalam dana makanannya terdapat makanan yg seharusnya dia tidak makan, dan dia tidak memakannya karena pengertian tentang kesehatan, apakah karena dia arahat maka dikatakan bukan karena dosamulacitta?

Dengan menolak melanggar sila , vipaka apakah yg dihasilkan jika penolakan itu didasarkan pengertian asas manfaat? kusala atau akusala. Jika kusala dan pernyataan menolak adalah selalu akusala berarti itu kontradiktif bukan?

Jadi sampai saat ini saya tidak melihat kenyataan dari menolak melulu disertai dosamula citta.
Jika karena puthujana maka ini bisa diasumsikan dan dipukul rata maka arahat membunuh kucing beda dengan batin putthujana  dan terjadi generalisasi arahat boleh melakukan tindakan yg dimata awam akusala tetapi kondisi batin dijadikan alasan kiriya. IMO ada hal2 yg standard bisa dipukul rata terhadap tindakan dan batin sama sehubungan dengan arahat dan putthujana, dan ada hal2 yg khusus yg berbeda dalam hal tindakan dan kondisi batin arahat dan puthujana.

Contoh : dalam hal ngeseks sudah pasti dan dipukul rata pasti lobha. Tapi dalam kasus arahat yg punya kebiasaan berucap kasar yg pernah di diskusikan dengan bro kainyn adalah hal khusus. Untuk mengetahui hal ini hanya Seorang Buddha dan tidak menutup kemungkinan yg ada abinna tertentu.

Kebetulan baru diskusi dengan Mami Lily sehubungan topik lain mengenai keluar airmata apakah selalu akusala vipaka. Dan dia pernah bertanya kepada istri bro Markos katanya tidak selalu akusala. Dan katanya itu menurut Abhidhamma Dhammasangani(bisa dishare referensinya bila memungkinkan)
Nah mungkin bisa dikonfirmasi tentang hal ini bro? karena saya liat ada korelasinya dengan bahasan topik kita. Dan menurut info Abhidhamma dhammasangani lebih dalam dan detil dari abidhammasangha. Yang konon apa yg tidak ada dalam abhidhamma sangha ada di abhidhamma dhammasangani..
Saya bertanya ini karena memang gaptek tentang abhidhamma dan cuma tau sedikit..

 _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada