itu joke aja kok... biar lebih enak ngobrolnya
Bagi anda enak, apakah anda pernah merenungkan bagi orang lain? Begitukah cara diskusi yang baik?
saya tidak merenungkan bro fabian, kalau anda merasa tidak enak, saya minta maaf.
soal cara diskusi, saya tidak ber-adhominem... saya tidak membantah bro ryu krn bagi saya tidak perlu. itu cuma saran, pilihan tetap ditangan anda, menerima atau menolak. bacalah essay bhikkhu Thanissaro dgn cermat.
& maaf lagi, saya tidak punya niat baik utk menerjemahkan ke bahasa Indonesia
Baiklah bro, saya kira kita boleh tidak sependapat, tetapi kita ungkapkan argumen yang baik, tanpa menyinggung dengan kata-kata yang bersifat offensif. Sehingga teman-teman juga dapat menikmati diskusi ini.
Saya menunggu jawaban anda atas pertanyaan saya: Apakah anda percaya bahwa atta ada atau tidak ada?
pertanyaan ini ga ada gunanya, jadi saya tidak perlu berpikir utk menggenggam satu dari dua kepercayaan tsb.
Sebenarnya saya sudah menerangkan mengenai hal ini, pada berbagai postingan yang lain. Mengapa dikatakan anatta? Karena anatta tak terpisahkan dengan kedua fenomena yang lain, yaitu anicca dan dukkha.
Kelima objek kemelekatan yang disingkat batin dan jasmani hanya terdiri dari proses berkesinambungan yang timbul-lenyap (anicca) dan karena timbul-lenyap (kadang ada tapi lenyap kembali) maka itu tidak memuaskan dukkha.
Karena batin dan jasmani hanya merupakan kumpulan kemelekatan yang berproses terus menerus adakah atta (yang dianggap kekal oleh agama tetangga) disana?
Bro Tesla boleh baca kembali menyimak lebih banyak sutta-sutta, dalam sutta-sutta hampir selalu anatta dikaitkan dengan kedua fenomena yang lain sebagai tiga serangkai tilakkhana.
Ajaran Sang Buddha bukan nihilis tetapi juga tidak mengakui adanya atta, karena kepercayaan adanya atta merupakan atta ditthi. (pandangan salah mengenai atta).
- perasaan ada tetapi selalu berubah
- kesadaran ada tetapi selalu berubah
- jasmani ada tetapi selalu berubah
- persepsi ada tetapi selalu berubah
- bentuk-bentuk pikiran ada tetapi selalu berubah
Batin dan jasmani ada tetapi selalu berubah,
Dimanakah adanya atta?
Ajaran lain mengajarkan atman/atta yang menggerakkan jasmani
Ajaran Sang Buddha mengajarkan nama dan jasmani (rupa) interdependen
Penggerak jasmani tak ada - pandangan nihilis
Penggerak jasmani entitas kekal abadi - atta ditthi /eternalis
Ajaran Sang Buddha tidak di kedua ekstrim ini.