//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Melihat Shaolin dari sisi yang bukan Kungfu  (Read 2495 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Melihat Shaolin dari sisi yang bukan Kungfu
« on: 09 February 2011, 05:24:35 PM »
Sejarah singkat pendirian Vihara Shaolin sebagai pusat meditasi
(Melihat Shaolin dari sisi yang bukan Kungfu)

Menelusuri awal berdirinya Vihara Shaolin,  di sini kita akan menjajaki dari pendirinya, Bhiksu Bhadra. Bhiksu Bhadra berasal dari India.  Menurut kitab XuGaoSengZhuan (Riwayat Bhiksu Agung-  Edisi lanjutan), saat meninggalkan kehidupan rumah tangga, Bhiksu Bhadra sering berlatih meditasi bersama 5 rekan bhiksu lainnya. Namun kelima rekannya telah berhasil mencapai kesucian, hanya Bhadra yang belum merealisasinya. Meskipun telah berlatih keras, beliau tetap belum berhasil juga.  Rekannya yang telah mencapai kesucian melihat dengan mata batinnya bahwa Bhadra memiliki jodoh karma dengan umat Buddha di Tiongkok, maka menasihatinya untuk menyebarkan Dharma dan melanjutkan latihan di sana. Bhadra menerima nasihat ini dan mengunjungi Tiongkok yang pada saat itu merupakan dinasti Wei Utara (495 M).

Pada saat itu, penguasa Wei Utara, Kaisar Xiaowendi, adalah pemeluk agama Buddha yang sering menyokong Sangha. Terlebih lagi, kaisar sangat memperhatikan bhiksu yang datang dari India. Kedatangan Bhiksu Bhadra, misalnya, kaisar menyokong beliau dengan antusias, menyediakan goa untuk latihan meditasi beliau. Goa batu yang ditempati Bhiksu Bhadra terletak di kota Tatong barat, disebut Goa Yunmen.
Pada kesempatan lain, ketika berada di kota Cheng’an, seorang hartawan dari keluarga Kang menjadi penyokong Bhiksu Bhadra di sebuah cetiya. Bhiksu Bhadra kerap bermeditasi di cetiya ini. Satu ketika, seorang bocah melihat dari jendela cetiya terpancar cahaya terang yang dikiranya terjadi kebakaran, lalu memberitahu keluarga Kang. Setelah mereka memeriksanya, ternyata tidak terjadi apa-apa dan hanya terlihat Bhiksu Bhadra yang sedang bermeditasi di dalamnya. Dari kejadian ini,orang-orang lalu menyimpulkan bahwa kemungkinan Bhiksu Bhadra telah mencapai tingkat kesucian.

Tahun 495, pemerintahan Wei Utara memindahkan ibukota ke kota Luoyang. Seiring dengan itu, Bhiksu Bhadra juga datang ke Luoyang. Kaisar lalu menyediakan ruang meditasi untuk beliau. Namun karena Bhiksu Bhadra lebih menyukai tempat yang jauh dari hiruk pikuk, beliau lebih banyak menyepi dan bermeditasi di pegunungan Song. Meskipun demikian, Kaisar Xiaowendi tetap menyokong beliau dengan mendanakan sebuah vihara di wilayah itu dengan nama Vihara Shaolin. Nama Shaolin diambil berdasarkan letak geografisnya di hutan pegunungan Shaoshi (bagian dari pegunungan Song), maka disebut Shaolin (Hutan gunung Shao). Setelah berdirinya Vihara Shaolin, banyak umat yang datang belajar meditasi dibawah bimbingan Bhiksu Bhadra. Di samping mengajar meditasi, Bhiksu Bhadra juga memberi ceramah Dharma. Tidak berapa lama kemudian, Vihara Shaolin menjadi pusat meditasi.

Saat itu Bhiksu Bhadra mengajarkan samatha dan vipassana.  Murid utama Bhiksu Bhadra adalah Sengchou, Huiguang, dan Daofang.  Bhiksu Sengchou dipuji Bhiksu Bhadra sebagai murid yang paling berkembang meditasinya, hingga menjulukinya “Dari Pamirs ke Timur, dia yang paling terkemuka meditasinya”. 

*(Pamirs - >sekarang merupakan wilayah Tajikistan) 

Sedangkan Huiguang menjadi Bhiksu yang cukup terkemuka dalam praktik Vinaya dengan bersandarkan kitab “Empat bagian Vinaya”.
 Th 508, Bhiksu dari India Tengah, Ratnamati berkunjung ke Vihara Shaolin. Bersama Bodhiruci,  beliau diundang utk menerjemahkan kitab komentar, seperti Dasabhumika-sastra (12 bab), Saddharmapundarika Upatisa.  Ratnamati terkenal dengan daya ingatnya yang kuat, konon sanggup melafal 10juta gatha (sama sperti kemampuan para Tipitakadara).   

Kemudian, Bhiksu yang datang ke Shaolin adalah Bodhidharma.  Beliau mengajarkan meditasi juga. Dan kitab utama yang diajarkan adalah Er ru si xin, Wu xin lun, Xue mai lun,  dan Lankavatara Sutra. Murid utamanya adalah Huike.

Memasuki masa Dinasti Sui , Kaisar yang juga menjadi pemeluk agama Buddha, Suiwendi, di sekitar tahun 581-600 memberi sokongan besar kepada Vihara Shaolin. Beliau mendanakan tanah sebesar 100 qin. Vihara Shaolin menjadi Vihara yang asetnya cukup besar.  Tahun 618, Dinasti Sui memasuki pergolakan, konfrontasi politik terjadi di mana2. Vihara Shaolin yang besar menjadi sasaran para perampok dan pembrontak.  Vihara dibakar, para bhiksu diserang. Di sinilah awal sejarah perlawanan para bhiksu kepada pihak luar yang ingin mencaplok Vihara Shaolin.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Melihat Shaolin dari sisi yang bukan Kungfu
« Reply #1 on: 10 February 2011, 06:28:47 AM »
harusnya tetap dipertahankan jadi pusat meditasi  :jempol:

 _/\_
« Last Edit: 10 February 2011, 06:31:34 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.