Perhatikan ini:
Berarti jika kita melakukan sesuatu secara sadar, dan keburukan terjadi, maka ada karma terjadi walaupun tanpa niat buruk.
Lucunya dilanjutkan begini:
Di sini orang melakukan sesuatu secara sadar (berjalan), dan keburukan terjadi (semut mati), tapi tidak ada karma.
Kontradiktif dengan pernyataannya sendiri di atas:
Kemudian membelut ke kasus guru menabrak murid.
Tidak ada niat menabrak, namun murid tertabrak. Berarti ada karma buruk.
Lalu membelut ke kebijaksanaan.
Iya, jadi 'tidak sengaja' ini kontras dengan 'lalai'.
Kalau masak mie instant malam-malam dan tidak sengaja ketiduran sehingga rumah kebakaran, ini tidak ada karma.
Kalau masak mie instant malam-malam dan lalai ketiduran sehingga rumah kebakaran, ini menghasilkan karma.
Anda tidak bisa membedakan antara teledor dan niat baik/jahat?
Teledor itu kelalaian, berhubungan dengan ketidakbijaksanaan. Dalam teledor tidak ada niat baik ataupun jahat.
Berjalan itu jelas sadar, tapi menginjak semut jelas tidak sadar (tahu pun tidak, karena tidak sengaja). Ini sulit bagi Anda?
Tentang tabrakan, jelas karena kelalaian (baca saja pasal dakwaan pengadilan). Tentang niat menabrak, tentu saja tidak ada, yang ada hanya niat baik memindahkan mobil agar lapangan lebih luas.
Tentang mie instan, jelas adalah kelalaian, ini penyebab umum kebakaran.
Tidak sengaja tidur dengan tidak sengaja menginjak semut adalah dua tidak sengaja yang berbeda. Yang satu sudah tahu masak mie kenapa ditinggal tidur? Sedangkan dalam berjalan tidak mungkin kita selalu melihat ke bawah. Kata-kata tidak selalu menunjuk makna yang sama, belajar memahami konteks kalimat.
"Saya tidak sengaja mendorong dia waktu ultah sehingga dia terpeleset di pinggir kolam dan
terluka."
"Saya tidak sengaja menabrak penjual siomay itu karena dia muncul tiba-tiba dari tikungan."
Dari kedua kasus itu saja, jelas secara umum kasus pertama lebih berat karmanya, karena diniatkan mendorong walau tidak diniatkan melukai (karena itu disebut tidak sengaja). Kasus kedua, jelas situasi dan kondisi yang membuat peristiwa tersebut sulit dihindari (bukan murni kesalahan pihak pertama).
Jadi, dua tidak sengaja ternyata bisa bermakna lain?
Karena itu (sekali lagi), belajarlah
konteks (
context).
Salam. Semoga bahagia selalu.