Jadi pandangan benarnya seperti apa? Tolong dijelaskan
Alucard,
Sulitnya mengerti konsep Anatta terjadi kita terbiasa mengonsepsikan sesuatu sebagai 2 ekstrim: baik-jahat, benar-salah, eksis-tidak eksis, abadi-tidak abadi. Dengan kata lain, kita memberikan satu
konsep kaku, kalau tidak A, ya berarti B.
Hal ini tidak bisa kita terapkan dalam memahami konsep Anatta, karena konsep Anatta sendiri adalah Jalan Tengah antara eternalist dan nihilist.
_____________________________________________________________________________________________
Sebelum saya memberikan pendapat saya, coba kita renungkan kedua ekstrim tersebut dahulu:
1. Eternalist: Kita percaya bahwa diri kita adalah pusat dari realitas dan abadi dari waktu ke waktu.
Kalau begitu, darimana kita muncul sebelum semuanya bermula? Dan bila alam semesta ini hancur, kemana jiwa abadi kita pergi? Dengan konsep abadi, kita akan menghadapi masalah untuk selamanya melindungi diri abadi kita.
2. Nihilist: Bila tidak ada diri, jadi siapa yang mengalami hidup kita ini? Bila semuanya hanya energi, mengapa kita bisa sadar dan merasakan ada perasaan "aku" ini? Dan juga dengan pandangan ini juga tidak ada yang perlu kita kejar karena semua juga akan hilang.
Kedua ekstrem akan mengalami masalah masing-masing.
Namun Sang Buddha melihat dalam pencerahannya bahwa kedua konsep di atas benar adanya dan memberikan Middle Way untuk kedua ekstrim.
____________________________________________________________________________________________
Ini pemahaman yang saya tangkap dari konsep Anatta: ada yang namanya diri (perasaan "aku" yang kamu rasakan sekarang), namun inti diri yang kita rasakan itu tidaklah sekonsisten seperti yang kamu kira (dalam satu detik saja sudah terjadi banyak kelahiran dan kematian --seperti regenerasi sel atau perubahan pikiran-- tanpa kamu sadari).Dan juga ketika manusia meninggal (5 skandha terurai) dan terlahir kembali, maka dia tidak ingat lagi siapa dia di kehidupan sebelumnya (kecuali dengan teknik-teknik tertentu seperti meditasi dan hipnotis PLR), namun lagi-lagi perasaan "aku" di kehidupan itu tetap ada. Makanya walaupun sudah tidak terhitung kali terlahir ulang, manusia tidak pernah sadar dan mau lepas akan roda samsara ini.
Kata-kata hanyalah petunjuk, namun untuk benar-benar mengerti, kita harus mengalaminya sendiri. Semoga kita semua bisa mengerti konsep ini dari pengalaman langsung.