//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hukum rimba dunia kerja Jepang  (Read 6167 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Pikochan_chan

  • Sebelumnya: Good Listener
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 232
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Welcome at Jungle
Hukum rimba dunia kerja Jepang
« on: 01 September 2011, 12:06:52 PM »
Hukum rimba dunia kerja Jepang

Mungkin beberapa dari kita ingin hidup dan bekerja di Jepang. Bayangkan koleksi anime yang bisa didapat dengan mudah, makanan² yang eksotis, dan wanita-wanitanya yang baik hati.

Namun bukan hal-hal tersebut yang saya akan bahas namun kehidupan mayoritas karyawan di Jepang yang biasa disebut Salaryman.
Setiap tahun terdapat jutaan mahasiswa yang bersorak gembira ketika mereka dinyatakan lulus dari universitas. Mereka senang karena jerih payah orang tua tidak sia-sia setelah mereka di wisuda mengenakan toga. Sayang sekali... mereka tidak sadar kalau mereka baru saja keluar dari "kandang anak kucing" dan masuk ke hutan belantara yang dipenuhi oleh singa, ular berbisa, mawar beracun, dan banyak lagi yang aneh-aneh.

Spoiler: ShowHide


(Baru lulus nih, ga sia² belajar keras)


Menurut survey di Tokyo, orang-orang yang baru lulus kuliah cenderung mengalami tingkat stress yang lebih tinggi jika dibandingkan ketika mereka sedang menghadapi ujian terakhir di kampus.

Kenapa mereka lebih stress? Karena mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan!

Makin hari makin banyak darah segar yang bersaing ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Dan ketika saingan semakin banyak, banyak pula yang rela di gaji rendah, kerja semakin larut, dan tingkat kesehatan yang semakin menurun.

Inilah dunia kerja Jepang yang sesungguhnya.

"Setiap hari saya hidup dengan kegelisahan yang mengerikan," kata Ikezaki, seorang karyawan kontrak yang saat ini kerja dengan gaji ¥75.000/bulan (atau sekitar 7 juta rupiah per bulan). "Ketika saya berpikir tentang masa depan saya, saya jadi tidak bisa tidur di malam hari."

Berdasarkan data dari pemerintah Jepang, terdapat lebih dari 10 juta orang yang hidup dengan penghasilan kurang dari standard normalnya Jepang yaitu ¥1.600.000/tahun (atau sekitar 155 juta rupiah per tahun).

Mungkin ini semua adalah akibat dari perusahaan-perusahaan Jepang yang lebih mementingkan keuntungan perusahaan dan memanfaatkan keluguan para pekerja baru (yang jelas-jelas tidak punya pilihan lain)

Spoiler: ShowHide


Terciptalah salaryman. Orang-orang yang hidup dengan gaji rendah, kerja setengah mati, tanpa uang lembur, dan tanpa kepastian peningkatan karir meskipun mereka telah bekerja puluhan tahun. Makanya jangan heran ketika kamu melihat banyak karyawan Jepang yang tertidur pulas di kereta ketika mereka menuju pulang ke rumah. Mereka terlalu lelah.

Spoiler: ShowHide

Spoiler: ShowHide

Spoiler: ShowHide

Spoiler: ShowHide

Kata salaryman sendiri diambil dari bahasa Inggris, yaitu salary (gaji) dan man (orang), jadi salaryman artinya adalah orang yang hidupnya 100% tergantung dari gaji. Mereka kalo sampai dipecat rasanya dunia kiamat. Kalo di Indonesia, ini sama dengan bangsawan = bangsa karyawan.

Saking stressnya, tercipta satu kata baru yang terkenal di dunia pekerja Jepang untuk menggambarkan betapa kerasnya kerja di Jepang, yaitu karoshi.

Apa itu karoshi?
Karoshi artinya "mati di kerja" atau kematian karena stress pekerjaan. Halusnya berarti "meninggal karena setia dan mengabdi kepada perusahaan". Kematiannya bisa karena kecelakaan di tempat kerja, kematian karena terlalu lelah (kesehatannya menurun jauh), ataupun karena bunuh diri karena stress kerja.

Saking seriusnya masalah ini, pemerintah Jepang telah mencoba berbagai cara untuk mengatasinya. Mulai dari menyediakan nomor telepon darurat untuk menerima keluh-kesah para salaryman, buku petunjuk untuk mengurangi stress, sampai mensahkan undang-undang yang memberikan sejumlah uang (asuransi) ke para janda dan anak-anak yang ditinggal mati karena karoshi.

Spoiler: ShowHide


Menurut data pemerintah, dari 2.207 kasus bunuh diri pada tahun 2007, 672-nya adalah karena pekerjaannya terlalu banyak. Kasus karoshi yang terkenal adalah kasus kematian Kenichi Uchino pada tahun 2002, seorang manager quality-control berusia 30 tahun yang bekerja di perusahaan otomotif terbesar di dunia, To***a.

Kenichi dikabarkan bekerja lembur selama 80 jam setiap bulan selama 6 bulan lamanya tanpa dikasih uang lembur atau bonus tambahan apapun. Dia akhirnya jatuh pingsan di tempat kerjanya dan dilarikan ke rumah sakit, yang kemudian membawanya ke akhirat.

M****ald's Jepang pun terkena masalah ini. Salah seorang manager restorannya jatuh sakit dan meninggal karena bekerja lembur tanpa bayaran apapun.

Mau gak mau, karena tekanan publik, To***a dan M****ald's akhirnya memutuskan akan memberikan uang lembur bagi yang ingin bekerja lembur dan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Para salaryman ini sebenarnya niatnya baik, yaitu ingin memajukan perusahaannya. Ditambah lagi dengan kebudayaan Jepang yang selalu menekankan disiplin tinggi, mereka berpikiran bahwa dengan bekerja lebih lama dan lebih keras daripada karyawan lain dan tanpa meminta bayaran apapun, boss mereka bisa memberikan posisi yang lebih baik. Tapi kenyataan, tidak….

Jadwal Seorang Salaryman Jepang:
06:30 = bangun dari tempat tidur
07:30 = berangkat ke kantor (jalan kaki / naik sepeda / subway)
08:50 = harus tiba di kantor
09:00 = meeting pagi dengan supervisor
09:10 = mulai kerja
12:00 = makan siang (bento / kantin / restoran terdekat)
13:00 = mulai kerja lagi
17:00 = lembur dimulai (biasanya tanpa uang lembur)
20:30 = pesta nomikai (kalau ada)
21:30 = pulang ke rumah (jalan kaki / naik sepeda / subway)
22:30 = sampe rumah, nonton TV, baca koran
23:00 = tidur


Ulangi terus dari Senin-Jumat. Sabtu biasanya pulang lebih awal (kalau ada lembur, kerja seperti biasa). Minggu libur (kalau ada lembur, kerja seperti biasa).


Peraturan di kantor:

#1. Kalau atasan bilang bumi berbentuk kotak, maka bumi bentuknya kotak.
#2. Kalau dia berubah pikiran, maka bumi juga bentuknya berubah.
#3. Lupakan apa kata pelanggan. Boss adalah raja.
#4. Karyawan baru? Boss adalah Tuhan.
#5. Membungkuk. Membungkuk. Membungkuk.

Jepang.net

:) Setelah mengetahui hal tersebut, sdh sepatutnya BroSis yg memiliki usaha sendiri(Entrepreneur) terutama yg melanjutkan usaha Mama Papa(include me) dpt lbh bersyukur bahwa BroSis cenderung masih memiliki Kebahagiaan yg lbh besar drpd Mereka yg work sebagai pegawai. So berbaktilah kpd MamaPapa selagi ada kesempatan…..

_/\_ SSBS


Offline antidote

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 249
  • Reputasi: 25
  • Gender: Male
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #1 on: 01 September 2011, 01:06:51 PM »
thread yg bagus Pikochan_chan
:)
NOW

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #2 on: 01 September 2011, 06:12:03 PM »
Quote
Berdasarkan data dari pemerintah Jepang, terdapat lebih dari 10 juta orang yang hidup dengan penghasilan kurang dari standard normalnya Jepang yaitu ¥1.600.000/tahun (atau sekitar 155 juta rupiah per tahun).
mungkin hidup dihutan. budidaya ikan, pohon pisang, kentang, ayam telur.... bisa lebih enak ya...

kalau pekerja cewek?: ShowHide



teknologi semangkin maju, seharusnya manusia semangkin sejahtera..
_/\_ :P :P


yg kerna nanti mesin/robot2 aja yaaa
« Last Edit: 01 September 2011, 06:27:41 PM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Pikochan_chan

  • Sebelumnya: Good Listener
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 232
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Welcome at Jungle
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #3 on: 01 September 2011, 06:31:49 PM »
thread yg bagus Pikochan_chan
:)

 _/\_ Sadhu3  ;)

 _/\_ SSBS

Offline Pikochan_chan

  • Sebelumnya: Good Listener
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 232
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Welcome at Jungle
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #4 on: 01 September 2011, 06:34:14 PM »
mungkin hidup dihutan. budidaya ikan, pohon pisang, kentang, ayam telur.... bisa lebih enak ya...

kalau pekerja cewek?: ShowHide



teknologi semangkin maju, seharusnya manusia semangkin sejahtera..
_/\_ :P :P


yg kerna nanti mesin/robot2 aja yaaa

 ;) Sepertinnya paling enak hidup seperti Tarzan, all free from nature.....

 ;) Apakah Koko Johan adalah seorang Wiraswasta?

 _/\_ SSBS

Offline sin guang

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 11
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #5 on: 01 September 2011, 06:53:39 PM »
lebih nyaman bisnis MLM <multilevel marketing>.......
Dari pada jadi bangsawan.........
sabbe satta bhavantu sukhitatta_/\_

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #6 on: 08 September 2011, 02:48:07 PM »

:) Setelah mengetahui hal tersebut, sdh sepatutnya BroSis yg memiliki usaha sendiri(Entrepreneur) terutama yg melanjutkan usaha Mama Papa(include me) dpt lbh bersyukur bahwa BroSis cenderung masih memiliki Kebahagiaan yg lbh besar drpd Mereka yg work sebagai pegawai. So berbaktilah kpd MamaPapa selagi ada kesempatan…..

_/\_ SSBS

[/center]
selain bersyukur maka ada baiknya jika usaha sendiri jangan seperti pengusaha yg seperti kasus tersebut, jangan licik kepada pelanggan/pegawai, jangan hanya memikirkan kesejahteraan sendiri saja dan lain2 hal yg buruk..

jika dapat pegawai yg baik maka berikan yg baik..  0:)

jika dapat pegawai yg buruk maka berikan yg buruk (dalam arti masih positif buruknya).. >:D

« Last Edit: 08 September 2011, 02:57:29 PM by stephen chow »
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline Pikochan_chan

  • Sebelumnya: Good Listener
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 232
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Welcome at Jungle
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #7 on: 08 September 2011, 07:29:05 PM »
selain bersyukur maka ada baiknya jika usaha sendiri jangan seperti pengusaha yg seperti kasus tersebut, jangan licik kepada pelanggan/pegawai, jangan hanya memikirkan kesejahteraan sendiri saja dan lain2 hal yg buruk..

jika dapat pegawai yg baik maka berikan yg baik..  0:)

jika dapat pegawai yg buruk maka berikan yg buruk (dalam arti masih positif buruknya).. >:D

 ;) Yes Sir......

 _/\_ SSBS

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #8 on: 08 September 2011, 09:49:17 PM »
jika dapat pegawai yg buruk maka berikan yg buruk (dalam arti masih positif buruknya).. >:D

bisa bantu beri contohnya? ;D
soalnya kalo kerja di bangunan, kalo kita beri yang buruk (walau secara baik-baik), bisa-bisa ada bata, palu atau apa aja yang tiba-tiba nimpah ke kepala ;D.

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #9 on: 09 September 2011, 10:11:15 AM »
bisa bantu beri contohnya? ;D
soalnya kalo kerja di bangunan, kalo kita beri yang buruk (walau secara baik-baik), bisa-bisa ada bata, palu atau apa aja yang tiba-tiba nimpah ke kepala ;D.
mungkin contoh menurut pendapat saya saja..

..ini kisah nyata tentang pekerja yg baik.

waktu beberapa lalu saya kerja di suatu tempat di bidang musik, ada seorang bapak sudah tua umur 50an, dia kerja kurang lebih sudah 4 taon, kerjanya ya apa saja seperti supir, OB, tukang kebun, betulin rumah, cuci ac, betulin alat2 rusak, jadi apa saja jika ada kerjaan jika di suruh ya di lakukan, saya juga bingung jabatannya itu apa..

menurut saya mencari orang yg seperti dia sudah susah, setahu saya dia orangnya kerja rajin, multi talenta di dunia kerjanya, jujur.. pokoknya sudah menjadi kriteria pekerja yg baik lah.. tapi menurut saya atasan saya yg duitnya banyak, rumahnya saja saya lihat bisa kurang lebih 5M, tidak menghargai pekerjannya yg sudah menjadi pekerja yg sangat baik, bayangkan saja kenaikan gajinya saja yg terakhir waktu saya tanya ternyata cuma 25.000 perbulan waktu setiap tahun kenaikan gaji.. silahkan lah menilai sendiri..

..kalau yg buruk..
ya kalau misalnya pekerjanya kita menilai malas, korupsi, sering tidak masuk dan lain2 yg buruk maka pecat saja, ya dengan memberikan SP terlebih dahulu..

kalo tukang bangunan ya bayar orang yg badannya yg lebih besar dari pekerjanya, suruh bilang you di pecat karena kerja tidak becus..  =))

tapi memang susah menilai pikiran manusia,
sudah di kira baik tapi jahat..
sudah di kira jahat tapi baik..

itu mungkin tergantung kepintaran pikiran kita menilai dan karma juga, benar atau salah penilain kita kepada seseorang.. tapi inilah kehidupan, tidak semua sempurna yg kita nilai sesuatu baik atau buruk..
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #10 on: 09 September 2011, 01:37:49 PM »
mungkin contoh menurut pendapat saya saja..

..ini kisah nyata tentang pekerja yg baik.

waktu beberapa lalu saya kerja di suatu tempat di bidang musik, ada seorang bapak sudah tua umur 50an, dia kerja kurang lebih sudah 4 taon, kerjanya ya apa saja seperti supir, OB, tukang kebun, betulin rumah, cuci ac, betulin alat2 rusak, jadi apa saja jika ada kerjaan jika di suruh ya di lakukan, saya juga bingung jabatannya itu apa..

menurut saya mencari orang yg seperti dia sudah susah, setahu saya dia orangnya kerja rajin, multi talenta di dunia kerjanya, jujur.. pokoknya sudah menjadi kriteria pekerja yg baik lah.. tapi menurut saya atasan saya yg duitnya banyak, rumahnya saja saya lihat bisa kurang lebih 5M, tidak menghargai pekerjannya yg sudah menjadi pekerja yg sangat baik, bayangkan saja kenaikan gajinya saja yg terakhir waktu saya tanya ternyata cuma 25.000 perbulan waktu setiap tahun kenaikan gaji.. silahkan lah menilai sendiri..

..kalau yg buruk..
ya kalau misalnya pekerjanya kita menilai malas, korupsi, sering tidak masuk dan lain2 yg buruk maka pecat saja, ya dengan memberikan SP terlebih dahulu..

kalo tukang bangunan ya bayar orang yg badannya yg lebih besar dari pekerjanya, suruh bilang you di pecat karena kerja tidak becus..  =))

tapi memang susah menilai pikiran manusia,
sudah di kira baik tapi jahat..
sudah di kira jahat tapi baik..

itu mungkin tergantung kepintaran pikiran kita menilai dan karma juga, benar atau salah penilain kita kepada seseorang.. tapi inilah kehidupan, tidak semua sempurna yg kita nilai sesuatu baik atau buruk..

semoga jika anda jadi BOS nanti-nya, bisa berbeda... wkwkwkwkwk

saya juga mau curhat lah...

Diperusahaan saya, posisi saya cukup tinggi... kira-kira dibawah 1 orang, di atas ratusan orang... kalau saya sama bawahan terkenal cin chai... jadi kalau ada apa-apa, karyawan datang nyari saya, mau pinjaman lah, mau ini, mau itu...
Tapi kadang-kadang cin chai saya itu ditanggapi dengan sedemikian fleksibel-nya saya, sehingga sering perintah saya itu mereka berani "acuh-in" sedangkan perintah dari atasan saya (yg sifatnya lebih keras) mereka tidak berani.

Kadang saya berpikir, apakah dengan harus dengan keras, sehingga rantai komando kita lebih bisa di-turut-i ? sampai sekarang saya tidak merubah style saya, masih tetap seperti yang dulu... Kadang saya hanya berpikir dalam diri sendiri... YAH memang kualitas dan sifat mereka sudah seperti itu...
« Last Edit: 09 September 2011, 01:41:11 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: Hukum rimba dunia kerja Jepang
« Reply #11 on: 09 September 2011, 02:07:20 PM »
semoga jika anda jadi BOS nanti-nya, bisa berbeda... wkwkwkwkwk

saya juga mau curhat lah...

Diperusahaan saya, posisi saya cukup tinggi... kira-kira dibawah 1 orang, di atas ratusan orang... kalau saya sama bawahan terkenal cin chai... jadi kalau ada apa-apa, karyawan datang nyari saya, mau pinjaman lah, mau ini, mau itu...
Tapi kadang-kadang cin chai saya itu ditanggapi dengan sedemikian fleksibel-nya saya, sehingga sering perintah saya itu mereka berani "acuh-in" sedangkan perintah dari atasan saya (yg sifatnya lebih keras) mereka tidak berani.

Kadang saya berpikir, apakah dengan harus dengan keras, sehingga rantai komando kita lebih bisa di-turut-i ? sampai sekarang saya tidak merubah style saya, masih tetap seperti yang dulu... Kadang saya hanya berpikir dalam diri sendiri... YAH memang kualitas dan sifat mereka sudah seperti itu...
jadi CEO donk om..  :D

ketika waktunya ketawa ya ketawa, ketika serius ya serius om..  ;D
mungkin lakukan seperlunya saja om, atur tempo buat lunak+kerasnya..  0:) >:D

saya juga pernah kerja jadi atur anak buah jika sering di becandain maka akan ngelunjak..  ~X(
jika serius+galak maka akan nurut..  =))

maaf ya om bukan maksudnya ngajarin..  :hammer:
« Last Edit: 09 September 2011, 02:11:29 PM by stephen chow »
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

 

anything