om kainyt nanya lg,
masih mengenai masalah diatas,
katakanlah ada desa/kampung yg coba bertahan dari gempuran2 penguasa dgn cara angkat senjata.
Apa itu termasuk perbuatan yg patut dihindari(dlm pandangan buddhis)?
*seperti yg terjadi di Thailand,konflik pattani,puluhan warga sipil menjaga vihara dgn senjata otomatis/senapan mesin.
bagamaina menurut om kainy?
Saya pernah dengar kisah bahwa di India, Buddhisme itu kembali menjadi minoritas karena sewaktu invasi ke sana yang masih mayoritas Buddhist, kebanyakan tidak melawan balik demi menjaga sila. Karena itu akhirnya sebagian kembali lagi ke non-Buddhis dan melawan para penjajah itu.
Kalau kita mau bilang idealisme Buddhis, tentu mengacu pada kehidupan petapa. Dalam kehidupan petapa, orang berlatih agar tidak ada "aku". Bagi orang yang tidak mengerti, sepertinya pesimis dan apatis sekali, namun sebetulnya bukan itu. Tidak ada "aku" bukan berarti ga perlu jaga kesehatan, makan sembarangan, tetapi tidak menggenggam sesuatu sebagai "aku", karena segala sesuatu selalu berubah, dan jika "aku" yang memuaskan itu berubah, timbullah dukkha. Itulah sebabnya petapa yang berlatih "tanpa aku", tidak punya kepemilikan, tidak ikut politik, dan sebagainya. Para bhikkhu berkewajiban selalu mendukung ketenteraman dan kesejahteraan rakyat, tetapi selalu netral dalam pandangan duniawi, termasuk politik. (Pendapat saya adalah berdasarkan Kitab Pali, tradisi lain mungkin berbeda.) Jadi kalau dari segi "petapa" sudah jelas, diperjuangkan semua yang baik, namun tidak mempertahankan sesuatu dengan cara yang salah.
Kalau dari segi perumahtangga saya juga tidak tahu ketentuan dari Agama Buddha, tapi kalau menurut saya pribadi, walaupun sama sekali tidak menjadi pembenaran, perlawanan yang berdasarkan bela diri murni, bukanlah hal yang sepenuhnya tercela. Masalahnya, seringkali yang terjadi adalah "bela gengsi", "bela dogma", "bela harta" atau "bela lain-lain dengan kulit bela diri". Jadi kalau hal-hal seperti ini, sudah susah dinilai karena menyangkut bathin masing-masing orang.