//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Chandra Rasmi

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 97
46
betul, bahkan disebut pipanya berdiameter 10 cm.
dari tadi saya juga ngambil penggaris, dan coba mengamati 10 cm ini gimana caranya bayi masuk.

 :)) :)) :)) ampe segitunya ambe penggaris....

47
td pagi gue baca and liat ampe tiga kali, ampe skrg, logika gue masih ga jalan, gimana bisa itu bayi masuk pipa, napasnya cemana? pipa toilet lagi, darimana masuknya?

48
Spoiler: ShowHide


mungkin saja buddhism adalah hindu  ;D

49
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 28 May 2013, 11:05:21 AM »
OH BISA SAJA.... Saya hanya membuat catatan kok.  :D

Hanya saja, mungkin kalian harus mulai memikirkan jawaban yang lebih baik, karena mungkin saja umat lain atau ilmuwan yang logis yang akan mempertanyakannya dan juga hal-hal lainnya.


tapi apa yang anda mulai tidak tampak seperti anda sedang membuat catatan, tapi lebih kepada pengumuman bahwa ada berbagai jenis macam kursi yang tidak boleh diduduki bagi seseorang yang sedang menjalankan atthasila. tentu saja hal ini mengundang pertanyaan atas pengumuman itu. yang berarti bahwa selama ini, orang yang tidak tahu bahwa ada jenis-jenis kursi, ketinggian kursi yang tidak blh diduduki selama atthasila, telah melanggar sila ke 8 tanpa diketahui. sehingga mendatangkan penyesalan terhadap diri orang tersebut. oleh karena itu, IMO, anda setidaknya bisa bertanggung jawab atas itu, dan menunjukkan bahwa itu bukanlah komentar pribadi anda atas yang anda baca :D

50
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 28 May 2013, 10:56:14 AM »
imo, topik diskusi seperti tidak akan pernah tuntas.
pembaca diminta untuk tidak malas dan mengambil kesimpulan sendiri...


maksudnya tidak malas bagaimana ya?
mengambil kesimpulan sendiri? bagaimana kalau kesimpulan yg kita ambil malah salah dan tidak sesuai ? jd sesat donk ?  ;D

51
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 28 May 2013, 10:42:11 AM »
oh saya memang tidak tahu etika penulisan itu, saya hanya menuliskan spt apa yg saya ucapkan dengan tanda baca yg saya anggap perlu, lagipula itu hanya flash back dari diskusi yg sudah terjadi, bukan bermaksud untuk memulai diskusi baru. soal pengecualian dalam sutta-vinaya, tentu saja saya bersedia menunjukkan sumbernya jika diminta dengan cara yg benar, tapi saya sudah malas melanjutkan diskusi ini karena alasan yg pernah saya sebutkan di atas.

saya mohon maaf atas hal ini, saya sendiri tidak pernah berniat meluruskan apa pun apa lagi di thread forbidden spt ini, tapi karena banyak yg nimbrung saya pikir saya juga boleh bergabung ngobrol2. Maaf atas gangguan yg sudah saya timbilkan di sini. _/\_

padahal judul thread pasti yg pertama diketik tapi bisa bukan itu tujuan awalnya, anda memang penuh dengan keterbalik2an.
Jika itu dalam "scene", seharusnya anda beri tanda petik, atau bentuk percakapan yang ada pelakonnya (seperti "A:" dan "B:" di atas). Karena plain begitu, maka saya anggap penjelasan, dan saya pikir dengan pengalaman anda yang juga begitu lama di forum bisa mengerti tujuan statement pendek saya yang langsung itu adalah mempertanyakan pengecualian yang sebagian-sebagian. Juga awalnya 'kan anda berkutat pada sutta-vinaya, dan setahu saya, di sutta tidak ada pengecualian begitu.

Tapi ya sudahlah, saya juga sudah tidak niat melanjutkan. Saya sarankan jika anda ingin meluruskan segalanya tentang atthasila, lebih baik buat di thread bernuansa Buddhis, bukan thread pribadi.

Memang tidak lazim karena awalnya memang bukan itu tujuannya.



OH TIDAK BISA.... IMO, anda berdua wajib menuntaskan diskusi ini, byk pertanyaan-pertanyaan muncul sebab bro KK memulai "fakta" yang di anggap komentarnya sendiri dan dilanjutkan oleh Bro Indra yang menanggapi berdasarkan sutta vinaya.. kalau dihentikan, jadi gantung begini. juga tidak tau sebenarnya bagaimana ini? rupanya begitu banyak larangan dalam atthasila ??

 [at] Bro Indra, lalu bagaimanakah caranya yang benar dalam meminta sumber kepada anda? maklum masih newbie  :-[

52
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 28 May 2013, 10:35:52 AM »
terlalu maksa, karena pengecualian itu disebutkan dalam kasus tempat duduk/tempat tidur, tapi bukannya membantah soal ini malah digiring ke lagu, apa hubungannya tempat duduk/tempat tidur dan sila 8 dengan lagu? diskusi model begini sungguh tidak produktif, i'm out.

IMO, ada hubunganny, karena sedang membahas 8 sila, yang dimulai dari sila ke delapan, otomatis berkembang dengan pertanyaan tentang sila lainny  ;D

jika hanya membaca sesuai  dengan yang di sila itu sendiri, tentunya mmg tidak dimuat hal apa yang menyebabkan pelanggaran sila itu sndiri. selama ini saya juga cm dikasih tau kalau sila ke 8 itu berhubungan dengan tidak boleh tidur di kasur yang tinggi.. baru ini tau bahwa kursi juga  :hammer:
 

53
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 27 May 2013, 04:04:03 PM »
tidak boleh, maka pertanyaan selanjutnya tidak perlu dijawab

fans kuciwaaa

54
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 27 May 2013, 03:56:13 PM »
tidak

tidak yang mana ini? tidak boleh tau atau tidak bermanfaat ?

55
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 27 May 2013, 03:47:38 PM »

jujur saya saya bukan praktisi atthasila, saya makan sesuka gue.


boleh tau kenapa? apakah tidak bermanfaat ?

56
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 27 May 2013, 03:12:14 PM »
Dalam Latukikopamasutta, ketika Buddha menetapkan makan 2x, siang disebut sebagai divāvikāla (waktu siang yang salah). Ketika belakangan peraturan makan malam ditetapkan, malam disebut rattiṃvikāla (waktu malam yang salah). Selanjutnya vikāla merujuk pada kedua waktu tersebut.

jd pada waktu yang tidak salah, kita tetap boleh makan berulang kalikah?
pandangan makan satu kali sehari itu, didasarkan kepada kebiasaan Buddha kah?




57
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 27 May 2013, 03:05:38 PM »

6. ‘Di sini, Yang Mulia, sewaktu aku sedang sendirian dalam meditasi, buah pikiran berikut ini muncul dalam pikiranku: “Betapa banyaknya kondisi menyakitkan yang telah disingkirkan oleh Sang Bhagavā dari kami! … Betapa banyaknya kondisi bermanfaat yang telah dibawa oleh Sang Bhagavā untuk kami!” Yang Mulia, sebelumnya kami terbiasa makan di malam hari, di pagi hari, dan sepanjang siang hari di luar waktu selayaknya. Kemudian ada suatu kejadian ketika Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut: ‘Para bhikkhu, tinggalkanlah makan di siang hari, yang adalah di luar waktu yang selayaknya.’  Yang Mulia, aku kecewa dan sedih, dengan pikiran: ‘Para perumah tangga yang berkeyakinan memberikan berbagai jenis makanan kepada kami selama siang hari di luar waktu selayaknya, namun Sang Bhagavā memberitahukan kepada kami untuk meninggalkannya, Yang Sempurna memberitahukan kepada kami untuk melepaskannya.’ Demi cinta kasih dan penghormatan kepada Sang Bhagava, dan karena malu dan takut akan pelanggaran, kami meninggalkan makan di siang hari, yang di luar waktu selayaknya.

“Kemudian kami hanya makan di malam hari dan di pagi hari. Kemudian ada suatu kejadian ketika Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut: ‘Para bhikkhu, tinggalkanlah makan di malam hari, yang adalah di luar waktu yang selayaknya.’ Yang Mulia, aku kecewa dan sedih, dengan pikiran: ‘Sang Bhagavā memberitahukan kami untuk meninggalkan makanan yang lebih mewah dari dua kali makan kami, Yang Sempurna memberitahukan kami agar meninggalkannya.’ Suatu ketika, Yang Mulia, seseorang telah memperoleh sup pada siang hari dan ia berkata: ‘Sisihkanlah itu dan kita akan memakannya bersama pada malam hari.’ [Hampir] semua makanan dipersiapkan pada malam hari, sedikit pada siang hari. Demi cinta kasih dan penghormatan kepada Sang Bhagava, dan karena malu dan takut akan pelanggaran, kami meninggalkan makan di malam hari, yang di luar waktu selayaknya.

“Pernah terjadi, Yang Mulia, para bhikkhu itu mengembara untuk menerima dana di malam hari yang gelap gulita telah terperosok ke lubang kakus, jatuh ke saluran air kotor, menabrak semak berduri, dan menabrak sapi yang sedang tertidur; mereka telah bertemu dengan para penjahat yang telah melakukan kejahatan dan yang sedang merencanakan kejahatan, dan mereka digoda secara seksual oleh perempuan-perempuan. Suatu ketika, Yang Mulia, aku sedang berjalan untuk menerima dana makanan di malam yang gelap gulita. Seorang perempuan yang sedang mencuci panci melihatku dengan cahaya kilat halilintar dan ia berteriak ketakutan: ‘Kasihanilah aku, setan telah datang padaku!’ aku memberitahunya: ‘Saudari, aku bukan setan, aku adalah seorang bhikkhu [449] yang sedang mengumpulkan dana makanan.’ – ‘Maka, engkau adalah seorang bhikkhu yang ibu dan ayahnya telah mati!  Lebih baik, bhikkhu, engkau membelah perutmu dengan pisau daging yang tajam daripada berkeliaran mencari dana makanan demi perutmu di malam yang gelap gulita ini!’ Yang Mulia, ketika aku teringat hal itu aku berpikir: ‘Betapa banyaknya kondisi menyakitkan yang telah disingkirkan oleh Sang Bhagavā dari kami! Betapa banyaknya kondisi menyenangkan yang telah dibawa oleh Sang Bhagavā kepada kami! Betapa banyaknya kondisi tidak bermanfaat yang telah disingkirkan oleh Sang Bhagavā dari kami! Betapa banyaknya kondisi bermanfaat yang telah dibawa oleh Sang Bhagavā untuk kami!’”
(MN 66  Laṭukikopama Sutta)

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa motivasi Bhikkhu Udayin menaati aturan makan itu adalah " Demi cinta kasih dan penghormatan kepada Sang Bhagava, dan karena malu dan takut akan pelanggaran, kami meninggalkan makan di siang hari, yang di luar waktu selayaknya." bukan karena memahami latar belakangnya, walaupun ia sendiri merasakan manfaat itu setelah menghubungkannya dengan pengalamannya sendiri.



kalau begitu, bukankah sama aja dengan percaya secara membabi buta dulu pertama kaliny?

seperti bila saya ngefans sama bro Indra, apapun perkataan anda akan saya ikuti terlebih dahulu, demi cinta kasih dan penghormatan kepada bro indra.... manfaat hanya akan diketahui setelah menjalankannya ???

58
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 27 May 2013, 12:11:03 PM »
solusi yg ditawarkan oleh Sang Buddha ada dalam sutta dan vinaya

maaf, saya seorg yang sangat kurang pengetahuan akan sutta dan vinaya, mohon bro Indra berbaik hati menjelaskan disini.
saya kurang mengerti, solusi apa yang ditawarkan Sang Buddha bagi seorang wasit? apa dia tidak duduk di bangku tinggi itu? atau tidak usa menjalankan atthasila ?


Quote
lalu kenapa tulisan gue yg di-quote? bukankah gagasan satu kali sehari itu bukan berasal dari gue?


maaf, bukan begitu, mksdnya, saya sedang bertanya ,bukan mngatakan itu gagasan dari anda.
jadi apakah begitu menurut sutta vinaya? rentang waktu dari matahari terbit sampai jam 12 blh makan apapun? misalnya setelah sarapan jam 6 pagi, jam 7 makan buah, jam 7.30 makan snack, jam 8 makan roti sampai jam 12 makan siang?

59
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 27 May 2013, 11:15:19 AM »
seorang wasit Buddhis yg berlatih sungguh2 itu pun saya ragukan akan lebih menuruti solusi anda daripada solusi yg ditawarkan oleh Sang Buddha.

solusi apa yang ditawarkan oleh Sang Buddha dalam hal ini?


tapi kalau tidak salah, setau saya, selama tidak melewati jam 12 siang, boleh makan apa saja, jadi bukan makan hanya satu kali sehari donk? rentang waktu dari matahari terbit sampai jam 12 siang, kita bukannya diperbolehkan makan apa saja?

60
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 27 May 2013, 11:13:04 AM »
sering kali kita menolak teks2 komentar atau Abhidhamma, tapi malah menciptakan komentar sendiri untuk membenarkan ketidak-sesuaian dengan Dhammavinaya.

 tentunya setiap orang akan menciptakan komentar sendiri setiap kali membaca, hanya sang penulis sendiri yang tahu apa maksud sebenarnya dari yang dia tulis bukan?


lalu bagaimana pandangan anda mengenai latihan atthasila ini ? kita sudah membaca pandangan dari KK, menurut bro Indra sendiri bagaimana?

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 97
anything