//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - dhammadinna

Pages: [1] 2 3 4
1
Theravada / Sekedar menyandingkan saja (buku dan sutta)
« on: 19 September 2014, 09:56:15 AM »
Iseng-iseng saja, mau menyandingkan buku dan sutta.

________________
Buku = Buku yang beredar di pasaran, yang ditulis oleh bhikkhu/bhiksu atau umat awam.

Sutta = Tipitaka (terlepas dari apakah murni dari Buddha atau sudah ada perubahan di tengah jalan)
________________

Silakan dikoreksi kalau ada sandingan yang tidak sesuai, dan ditambahkan kalau ada yang mau menyandingkan buku dan sutta juga..

2

http://www.change.org/id/petisi/tolak-revisiuumd3-mk-ri-humas-mkri-lakukan-judicial-review

http://www.change.org/id/petisi/tolak-revisiuumd3-mk-ri-humas-mkri-lakukan-judicial-review

Quote
Dimalam sebelum PEMILU saat kita semua sedang menanti-nanti hari dimana kita sebagai rakyat punya SUARA dan bisa menentukan nasib bangsa, para wakil partai telah mengubah undang-undang yang menjadi dasar demokrasi keterwakilan kita.

Revisi Undang-Undang MD3 punya 4 poin penting:

1.Mengubah ketentuan kuorum untuk hak menyatakan pendapat dari 3/4 menjadi 2/3

2.Anggota DPR tidak bisa dipanggil untuk diperiksa untuk penyidikan tindak pidana (termasuk kasus korupsi) tanpa izin Presiden

3. Partai pemenang suara terbanyak tidak lagi menjadi Ketua DPR melainkan akan dipilih dengan suara terbanyak.

4. Dihapusnya ketentuan yang menekankan pentingnya keterwakilan perempuan khususnya terkait dengan alat kelengkapan DPR (AKD)

Apa akibatnya:

Adanya kekuasaan yang sangat tinggi untuk satu koalisi di legislatif. Di saat yang bersamaan dengan pengesahan Revisi UU MD3 ini, sebuah koalisi permanen yang diusung 6 fraksi telah diumumkan. Secara total mereka memiliki 353 suara (yaitu 63% dari total 560 kursi). Sebelum revisi UU ini, mereka perlu 67 suara lagi untuk mencapai kuorum 3/4 atau 420 suara. Tetapi mereka telah mengganti undang-undang yang memudahkan mereka dimana mereka cuma perlu 21 suara lagi untuk mencapai kuorum 2/3 - dan karenanya jauh lebih mudah untuk mereka bisa meloloskan atau menolak UU APAPUN - sepenuhnya di tangan mereka.

DPR akan sulit disentuh hukum, baik untuk kasus korupsi atau extraordinary crime lain. Jadi sebuah koalisi akan punya kekuasaan penuh, sementara mereka akan sulit diperiksa untuk tuduhan tindak pidana karena proses permohonan izin pada presiden untuk investigasi korupsi akan semakin sulit. Ayo tanya kenapa DPR memiliki keistimewaan lebih sulit disentuh hukum dan diperiksa? Bukannya kita harusnya membuat mereka lebih mudah diawasi??

Mempersempit peran perempuan di posisi strategis di DPR. Dengan adanya ketentuan keterwakilan perempuan, maka perempuan dapat melawan stigma dan diskriminasi dan mendapat tempat di Alat Kelengkapan DPR (AKD). Tetapi Revisi UU MD3 justru menghapus ketentuan ini, dan ini berarti peran perempuan semakin kecil – hanya supaya partai-partai bisa leluasa menempatkan orang-orangnya

Revisi UU MD3 tidak demokratis dan membohongi rakyat.

Kenapa? Karena rakyat memilih partai di pemilihan legislatif, dengan dasar UU MD3sebelum direvisi - dimana rakyat mengasumsikan pemenang partai akan menjabat ketua DPR. Dan walaupun suara terbagi-bagi, kita mengharapkan ada demokrasi melalu saling oposisi antara banyak partai. Kita tidak pernah tahu ini adalah pilihan antara 2 koalisi!!!! Mereka mengganti aturan setelah kita sudah memilih!!!!

Dengan sistem ini, tidak ada gunanya orang menjadi wakil rakyat. Mereka akan memilih menjadi wakil koalisi. Dan suara kita tidak ada harganya.

Betapa pintarnya untuk mengadakan sidang paripurna ini di malam hari sebelum PEMILU - di saat media juga sibuk membahas PEMILU. PDI-P dan PKB telah meminta adanya penundaan pengesahan UU ini sampai setelah pilpres untuk mempelajari lebih dalam - namun ditolak. DPR tetap memutuskan untuk mengesahkan walaupun tiga partai memutuskan untuk walkout.

Saya tidak terima para “wakil koalisi” ini semena-mena mengganti undang-undang yang begitu krusial cuma untuk memudahkan mereka mendapat kekuasaan – rakyat seolah tidak punya suara.

Saya tidak terima rakyat sebagian besar tidak mengetahui hal ini - padahal ini di momen kampanye dimana yang seharusnya menjadi wakil rakyat sedang aktif bicara pada kita.

Saya menolak cuma dilibatkan saat mereka mau dipilih tapi tidak saat ada perubahan sistem demokrasi mendasar seperti ini.

Saat ini PDI-P sedang meminta adanya judicial review dari Mahkamah Konstitusi  terhadap revisi UU MD3 ini. Kita harus membantu proses ini. Bukan untuk membantu PDI-P, tapi untuk membantu menjamin proses parlementer yang lebih akuntabel. Bukan cuma untuk melawan koalisi permanen, tetapi untuk mencegah bentuk oligarki koalisi manapun. Supaya kita punya orang-orang yang terinsentif untuk menjadi wakil rakyat, bukan wakil koalisi.

Kita tidak bisa berhenti bersuara hanya karena PEMILU sudah lewat. Demokrasi dijaga setiap saat, bukan 5 tahun sekali. Ayo tunjukkan masyarakat siap untuk terus mengawasi pemerintah!!

 

Sumber berita untuk analisa diatas:

1. Naskah Dengar Pendapat Revisi UU MD3 Mei 2014: http://parlemen.net/sites/default/files/dokumen/Naskah%20Kapolri%20RDPU%20Pansus%20RUU%20MD3%2019Mei14.pdf

2. Tanggapan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Revisi UU MD3:
http://www.beritasatu.com/nasional/195457-diskriminatif-pembahasan-ruu-md3-dianggap-layak-dihentikan.html

3
Jurnal Pribadi / note
« on: 23 March 2014, 12:32:48 AM »
Pada suatu hari, ada anak kecil yang membagikan sebagian roti cokelatnya untuk seekor anjing. Ayah si anak lalu menasihati: “Tidak perlu bagi rotimu ke anjing itu. Tahi pun dimakan sama dia.” Ada yang tidak terlihat oleh si ayah, yaitu kemurahan hati si anak. Ini adalah hal yang jauh lebih berharga dibandingkan sepotong roti.

4
Theravada / my random questions
« on: 23 February 2014, 10:41:23 PM »
Sebetulnya, apa yang dimaksud dengan persepsi (sanna)? Dalam hal, persepsi sebagai salah satu pancakhanda.

1. Apakah persepsi adalah proses mencerap?

"Dan mengapakah, para bhikkhu, engkau menyebutnya persepsi?

'Karena ia mencerap,' para bhikkhu, oleh karena itu disebut persepsi.

Dan apakah yang dicerap? Ia mencerap kuning, ia mencerap merah, ia mencerap putih. 'Ia mencerap', para bhikkhu, oleh karena itu disebut persepsi."


____________________
2. Ataukah persepsi adalah semacam objek pikiran yg merupakan hasil dari proses mencerap? Dalam hal ini, Persepsi = Ingatan? Misalnya, objek pikiran yg muncul-lenyap secara acak, dari apa yang saya cerap seharian atau sebelumnya? Misalnya saya liat orang di jalan, lalu waktu sudah sampai di rumah, ingatan itu muncul sekilas. Bergantian muncul lenyap acak dengan ingatan yang lain.

____________________
3. Apakah Pandangan adalah bentuk Persepsi juga? Misalnya saya baca buku, lalu terbentuk suatu Pandangan tentang sesuatu. Apakah Pandangan = Persepsi?

Misalnya "segala sesuatu yang terkondisi adalah tidak kekal". Apakah ini adalah suatu Persepsi?

_____________
4. Atau yg mirip dengan no.3, pandangan tentang "Tuhan ada" atau "Tuhan tidak ada", dst. Apakah ini juga adalah bentuk Persepsi?

5
Ternyata melaporkan pajak bisa online.. Lumayan, tidak perlu repot ke kantor pajak atau cari dropbox.  Hemat kertas juga..

Kalau mau baca infonya, klik di sini:

http://www.pajak.go.id/content/mudahnya-pelaporan-pajak-melalui-e-filing-0

http://www.pajak.go.id/content/mudahnya-pelaporan-pajak-melalui-e-filing-0

6
Buddhisme untuk Pemula / Pandangan umum yang keliru tentang Buddhisme
« on: 17 October 2013, 07:57:39 AM »
Ini adalah pendapat saya. Silakan dikoreksi, ditambahkan, atau didiskusikan.

Saya akan menambahkannya satu demi satu, tidak sekaligus.

7
DhammaCitta Press / Laporan (salah set) Samyutta Nikaya
« on: 23 September 2013, 10:20:07 AM »
Di saya ada buku:

Samyutta Nikaya 2 = 13 buku
Samyutta Nikaya 4 = 3 buku
Samyutta Nikaya 5 = 10 buku

itu sisa cetak, jadi tidak komplit.

 [at]  DC Press: apa mungkin ada yang salah set dan butuh pengganti? Tapi, memangnya bisa salah set?

benar2 terjadi.
dan tempat saya memang ada kekurangan
kirim aja ketempat saya, biar di lengkapi jadi 1 set komplit

thanks infonya, yaa.. Btw, bisa tolong ditulis detailnya? Contoh:

Set 1: SN1 (1 buku), SN2 (1 Buku), SN3 (2 buku), SN4 (0), SN5 (1 buku).

Set 2: ... dst

Saya mau tau kurangnya apa saja, lebihnya apa saja :D

Selain bro Adi, kalo ada yg mengalami hal serupa, silakan posting di sini (kalo memungkinkan, infonya jangan setengah-setengah, biar kirimnya bisa sekalian. Cek-cek aja dulu) yaa..

8
Kafe Jongkok / [joke] How Do You Decide Who to Marry?
« on: 12 July 2013, 08:17:27 AM »
Pertanyaan-pertanyaan ini dijawab oleh anak kecil  :))
Source


HOW DO YOU DECIDE WHO TO MARRY?

(1) You got to find somebody who likes the same stuff. Like, if you like sports, she should like it that you like sports, and she should keep the chips and dip coming.
- Alan, age 10

(2) No person really decides before they grow up who they’re going to marry. God decides it all way before, and you get to find out later who you’re stuck with.
- Kr1sten, age 10


WHAT IS THE RIGHT AGE TO GET MARRIED?

(1) Twenty-three is the best age because you know the person FOREVER by then.
- Camille, age 10

(2) No age is good to get married at. You got to be a fool to get married.
- Freddie, age 6 (very wise for his age)


WHAT DO YOU THINK YOUR MOM AND DAD HAVE IN COMMON?

(1) Both don’t want any more kids.
- Lori, age 8


WHAT DO MOST PEOPLE DO ON A DATE?

(1) Dates are for having fun, and people should use them to get to know each other. Even boys have something to say if you listen long enough.
- Lynnette, age 8 (isn’t she a treasure)

(2) On the first date, they just tell each other lies and that Usually gets them interested enough to go for a second date.
- Martin, age 10


WHAT WOULD YOU DO ON A FIRST DATE THAT WAS TURNING SOUR?

(1) I’d run home and play dead. The next day I would call all the newspapers and make sure they wrote about me in all the dead columns.
-Craig, age 9


WHEN IS IT OKAY TO KISS SOMEONE?

(1) When they’re rich.
- Pam, age 7

(2) The law says you have to be eighteen, so I wouldn’t want to mess with that.
- Curt, age 7

(3) The rule goes like this: If you kiss someone, then you should marry them and have kids with them. It’s the right thing to do.
- Howard, age 8


IS IT BETTER TO BE SINGLE OR MARRIED?

(1) I don’t know which is better, but I’ll tell you one thing. I’m never going to have sex with my wife. I don’t want to be all grossed out.
- Theodore, age 8

(2) It’s better for girls to be single but not for boys. Boys need someone to clean up after them.
- Anita, age 9 (bless you child)


HOW WOULD THE WORLD BE DIFFERENT IF PEOPLE DIDN’T GET MARRIED?

(1) There sure would be a lot of kids to explain, wouldn’t there?
- Kelvin, age 8


HOW WOULD YOU MAKE A MARRIAGE WORK?

(1) Tell your wife that she looks pretty, even if she looks like a truck.
- Ricky, age 10

9
Theravada / Kamma = Jawaban praktis umat Buddha?
« on: 05 July 2013, 08:33:21 AM »
Saya perhatikan, cukup banyak buddhist yang intens mengaitkan apapun dengan kamma.

Entah apa ya sebutan yang pas? mungkin kamma itu seperti dijadikan jawaban-praktis atas sesuatu yang tidak kita pahami.

Ohh.. tentu itu karena kamma-nya...
Ohh dia begitu sesuai kamma-nya...

Sepertinya, sedikit-sedikit kamma... Padahal entah perbuatan-lalu apa yang menyebabkan sesuatu itu terjadi pun kita belum tentu tau secara pasti. Pokoknya kamma-lah...

Daripada meng-kambing-hitam-kan kamma, saya lebih condong menjawab bahwa: "saya tidak tahu". Sesuai teori dan logika, kita bisa berspekulasi. Tapi apa yang pasti, bukankah kita tidak tau?

Ada yang pernah bertanya, kenapa seseorang meninggal? apa karena kammanya? Ini juga menurut saya adalah pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan. Meninggal ya meninggal. Kok bahas kamma?
_________________________

Lalu ada satu hal lagi, yaitu tentang menggolongkan sesuatu sebagai kamma buruk atau baik. Sebagian orang takut melakukan karma buruk, karena takut atas buahnya. Dan sebaliknya.

Mulailah sebagian orang sibuk menggolongkan sesuatu sebagai baik atau buruk. Fangsen, adalah salah satu perbuatan yang berdasarkan logika adalah karma baik. Maka orang berbondong-bondong fangsen, tanpa benar-benar memikirkan kebahagiaan hewan yang difangsen (contoh: burung dibiarkan berdesakan lama-lama dalam satu sangkar, atau ikan dilepaskan di sungai yang ada predatornya. Intinya mah, fangsen lah).

Sederhananya, kamma itu niat. Intropeksi diri dengan jujur aja, kita bisa tau apakah sesuatu itu memang baik karena berdasarkan logika adalah baik? Atau sebenarnya buruk, walaupun tampak baik?
______________________

Lalu tentang apa yang orang lain lakukan...

Kadang kita tertarik juga menggolongkannya sebagai kamma baik atau buruk. Tujuannya apa? Seperti di thread sebelah tentang seorang bhikkhu yang lepas jubah. Ada yang menanyakan, bhikkhu itu melakukan kamma burukkah? dan wanitanya, kamma buruk juga ga ya? Saya rasa jawaban atas pertanyaan ini akan membingungkan... toh yang kudu intropeksi diri adalah si empunya pikiran bukan?
_______________________

Saya lebih suka untuk tidak memperlakukan kamma sebagai jawaban-praktis. Dan lebih suka untuk tidak berspekulasi tentangnya...

Kita intropeksi diri saja dengan jujur, apakah suatu perbuatan/ucapan/pikiran adalah baik atau tidak. Saya rasa ini lebih tidak repot dan tidak ribet..

Sedangkan tentang pikiran orang lain, itu lebih-lebih lagi di luar kuasa kita.
_______________________

Bagaimana menurut kalian?  :D

10
Di Samyutta Nikaya terbitan DC, ada kata nama dan bentuk. Palinya, nāma dan rūpa.

Imho, kalau nāma diterjemahkan sebagai "nama" rasanya tidak pas... walaupun inggrisnya "name" (kenapa jadi name?).

Kalau diterjemahkan menjadi batin, juga tidak pas (harafiahnya di KBBI kurang tepat)...

Apa sebaiknya lainkali DC pakai palinya saja?

11
Diskusi Umum / Tentang Praktik Blessing dan Amulet
« on: 01 May 2013, 07:59:05 AM »
ughh.... saya tidak setuju dengan "cara marketing yang diiming-imingi blessing".

ughh lagi... kok seolah-olah kehadiran para bhikkhu dijadikan sarana pengumpulan dana...

ughh lagi dan lagi... harus sampe segitunyakah?? apa daya tarik Dhamma kalah telak dengan itu semua??


[gmod=KK]Split dari Gebyar Waisak.[/gmod]

12
Tolong ! / Ada yang tau atau pernah pakai Kindle?
« on: 29 April 2013, 08:50:55 AM »
Kindle

bagus ga? Beli di mana ya? katanya di luar negeri paling hanya $69. Kalo di indonesia bisa sejutaan atau 2 jt...  ::)

ebooknya ga harus beli kan?  ;D Maksudnya, bisa masukin ebook yang didownload free ke sana kan? Cara masukinnya gimana ya? :P Apa bisa pake flashdisk gitu atau musti connect internet?

13
Sutta Vinaya / bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« on: 26 February 2013, 04:56:33 PM »
Sudah beberapa kali saya bertemu dengan bhikkhu / bhiksu yang meramal. Pertama kalinya waktu saya masih kecil. dan baru-baru ini seorang bhikkhu meramal garis tangan seseorang (ia menceritakannya ke saya). Menurut saya hal ini tidak pantas.


10 Sucimukhi

Pada suatu ketika Yang Mulia Sariputta sedang berdiam di Rajagaha di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai. Kemudian, pada pagi harinya Yang Mulia Sariputta merapikan jubah dan, membawa mangkuk dan jubahnya, memasuki Rajagaha untuk menerima dana makanan. Kemudian, ketika ia telah menerima dana makanan secara berurutan di Rajagaha,277 ia memakan makanan itu sambil bersandar di dinding.

Kemudian pengembara perempuan Sucimukhi mendekati Yang Mulia Sariputta dan berkata kepadanya: “Petapa, apakah engkau makan dengan menghadap ke bawah?”278

“Aku tidak makan dengan menghadap ke bawah, Saudari.”

“Kalau begitu, Petapa, apakah engkau makan dengan menghadap ke atas?”

“Aku tidak makan dengan menghadap ke atas, Saudari.” [239]

“Kalau begitu, Petapa, apakah engkau makan dengan menghadap ke [empat] penjuru?”279

“Aku tidak makan dengan menghadap ke [empat] penjuru, Saudari.”

“Kalau begitu, Petapa, apakah engkau makan dengan menghadap ke arah di antaranya?”

“Aku tidak makan dengan menghadap ke arah di antaranya, Saudari.”

“Ketika engkau ditanya, ‘Petapa, apakah engkau makan dengan menghadap ke bawah?’ … ‘Apakah engkau makan dengan menghadap ke arah di antaranya?’ Engkau menjawab, ‘Aku tidak makan dengan cara demikian, Saudari.’

Kalau begitu bagaimanakah engkau makan, Petapa?”

“Saudari, para petapa dan brahmana yang mencari penghidupan mereka dengan – cara penghidupan yang salah –  seni rendah meramal melalui tanda-tanda bumi 280mereka ini disebut petapa dan brahmana yang makan dengan menghadap ke bawah.

Para petapa dan brahmana yang mencari penghidupan mereka dengan  – cara penghidupan yang salah – seni rendah ilmu perbintangan281 mereka ini disebut petapa dan brahmana yang makan dengan menghadap ke atas.

Para petapa dan brahmana yang mencari penghidupan mereka dengan  – cara penghidupan yang salah – menjadi pesuruh dan menyampaikan pesan282 mereka ini disebut petapa dan brahmana yang makan dengan menghadap ke [empat] penjuru.

Para petapa dan brahmana yang mencari penghidupan mereka dengan – cara penghidupan yang salah –  seni rendah ilmu meramal garis tangan283 mereka ini disebut petapa dan brahmana yang makan dengan menghadap ke arah di antaranya.

“Saudari, aku tidak mencari penghidupan dengan cara-cara penghidupan yang salah seperti seni rendah meramal melalui tanda-tanda bumi, atau seni rendah ilmu perbintangan, atau menjadi pesuruh dan menyampaikan pesan, atau seni rendah meramal garis tangan. Aku mencari dana makanan dengan benar, dan setelah mendapatkannya, aku memakan makananku dengan benar.” [240]

Kemudian sang pengembara perempuan Sucimukhi pergi dari jalan ke jalan dan dari lapangan ke lapangan mengumumkan: “Para petapa pengikut putra Sakya memakan makanan yang benar; mereka memakan makanan tanpa cela. Berikanlah persembahan makanan kepada para petapa pengikut putra Sakya."

______________
Catatan kaki

277. Baca I, n. 377.

278. Namanya berarti “Muka Suci.” Spk menjelaskan bahwa ia mendekati sang bhikkhu dengan niat untuk mengoloknya dengan pertanyaannya dan memancing perdebatan. Tiap-tiap pertanyaan memiliki makna implisit, yang diuraikan persis di bawah.

279. Disāmukha. Spk: Catasso disā olokento tī attho.

280. Vatthuvijjā, ilmu lokasi, termasuk di antara jenis-jenis penghidupan salah bagi para petapa pada DN I 9, 7. Spk menjelaskannya sebagai cara-cara untuk menentukan apakah suatu lokasi cocok untuk pertanian, tetapi Sv I 93, 14-17 menyebutkan sebagai ilmu untuk menentukan kebaikkan dan keburukkan suatu tempat yang dipilih untuk membangun rumah dan vihara, dan sebagainya, termasuk mantra pelindung yang harus dibacakan untuk tempat itu.

281. Nakkhattavijjā. Baca DN I 10, 10-31 untuk perlakuan yang lebih terperinci.

282. Dūteyya-pahiṇagamanānuyoga. Baca DN I 8, 20-25. ini dianggap tidak layak bagi seorang bhikkhu karena menurunkan martabatnya hingga menjadi penyampai pesan.

283. Aṅgavijjā, disebutkan juga pada DN I 9, 7. Spk menjelaskan sebagai ilmu untuk mengetahui masa depan seseorang dari ciri-ciri fisiknya.”ilmu meramal garis tangan” tentu saja terlalu sempit, tetapi tidak ada kata lain yang lebih tepat untuk menangkap makna ini.

____________
Sumber: Samyutta Nikaya 3 - Khanda Vagga, 28:8, halaman 1113

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%203%20-%20Khanda%20Vagga.pdf

14
Tolong ! / [ask] Public Speaking
« on: 04 December 2012, 04:30:44 PM »
Hai.. saya mau nanya tentang public speaking nih...

Di kantor saya kan tiap akhir bulan ada meeting tuh... Rasanya otomatis aja, berasa nervous di depan beberapa atasan (minimal ada 3 orang termasuk atasan saya). 

Dari dulu saya pengen banget mahir public speaking, karena saya pengen bisa mengutarakan dengan baik apa yang saya tau dan apa yang saya mau.

Sudah beberapa bulan ini saya ngajar di sekolah informal. Maksudnya, ya latihan public speaking itu. Ternyata kalo di depan murid-murid, saya biasa-biasa aja. Sepertinya karena muridnya tidak terlalu serius dan tegang. Tapi di saat meeting, dengan suasana yang berbeda atau apa, saya ga bisa rileks, rasanya deg-degan.

Dulu waktu kuliah, karena saya di jurusan ekonomi, ga ada mata-kuliah public speaking kayak di jurusan sosial yang lain. Padahal saya pengen banget. Akhirnya saya ambil mata-kuliah tambahan yang ada di jurusan ekonomi yaitu 'kepemimpinan' (soalnya di sana ada presentasinya juga). Dulu lumayan lah, ada kemajuan. Tapi keknya ga banyak.

Gimana ya? apa perlu ikut kursus public speaking ya? Ada yang punya masalah yang sama dan berhasil mengatasinya?
_________

Jangan nge-junk ya....

15
Kesempatan Berbuat Baik / Ada yang mau jadi relawan guru?
« on: 12 October 2012, 12:14:42 PM »
Ada satu sekolah, tapi bukan sekolah formal... gurunya tidak dibayar, muridnya juga tidak bayar uang sekolah. Lokasinya di daerah Jakarta Barat.

Ceritanya, lagi butuh guru matematika kelas 3 SMK... Ada yang mau??

Kurikulumnya:
Semester 1: Integral, Program Linear, Matriks
Semester 2: Baris dan deret.

Semua bab itu tidak begitu sulit, kecuali integral... Butuh waktu ekstra untuk belajar lagi karena basic dari integral adalah 'turunan' (pelajaran kelas 2 SMK).

Ada yang bisa bantu? Siapa tau ada yang punya waktu untuk belajar lagi, atau baru lulus SMA (jadi ingatannya masih fresh tentang integral)..

Pages: [1] 2 3 4
anything