Ada yg sebel ama orang super bawel atau pengganggu yg maha nyolot? hehehe... Tenang aje, anda gak sendiri. Saya udah sering ngalamin, karena saya sendiri juga si bawel dan skaligus si maha nyolot itu, hihihi... Gini, dalam beberapa kesempatan share (baik di kebaktian ato seminar), sering banget saya jumpai tipe trouble-maker spt ini. Mulai dr sedikit menganggu smp sangat mengganggu (umat ato audiens yg lain). Saya biasanya menyikapinya dgn humor dan biasanya mereka (sejauh ini) biasanya bisa STOP (dan sering beberapa kali kejadian, mereka mau minta maaf dgn tulus sama saya usai acara, secara personal dan saya sangat salut sama kebesaran jiwa mereka itu).
Saya sendiri bisa enjoy, karena saya juga seperti itu (buka aib.com). Banyak temen saya (hari ini) bisa blak2x-an bicara sama saya bahwa saya itu adlh pribadi yg cukup menyebalkan, sangat egois skaligus super bawel, hahaha.... Saya bisa maklumin mereka smp komen spt itu, karena saya nyadar bhw saya emang spt itu
Tapi andai mereka tau masa lalu saya kenapa sampe bisa spt itu, mungkin mereka baru bisa ngeh dan bisa saja jd ubah sudut pandanng mereka terhadap saya. Gini, saya kebetulan memiliki masa lalu yg lumayan gak positif. Saya kebetulan bertumbuh tanpa figur seorang ayah, karena kebetulan sang ayah memiliki masalah dgn bdg hukum dan mengakibatkan anak2x-nya terpaksa menanggung beban dr tindakan ayah saya tersebut (termasuk hidup dlm teror, dilemparin batu, diludahin bahkan sampe kaca rumah saya waktu itu pecah krn dilempar petasan yg diiketkan ke batu, yg untungnya petasan gede itu gak smp meledak di rumah kami, serta bentuk2x intimidasi lainnya), dan itu semuanya bisa terjadi hny karena efek dari kelemahan ayah saya (dulu saya sempat membencinya, karena kita anak2x-nya ikut jadi "korban" dari tindakannya itu. Namun hari ini, saya bisa berterima kasih kpd beliau, karena berkat kejadian itu, akhirnya bisa membuat saya bisa berempati dgn orang lain).
Dan karena itu terjadi pada masa saya masih anak2x hingga menjelang remaja, praktis itu menjadi sedikit beban tersendiri bagi pertumbuhan kepercayaan diri kita pribadi. Saya tumbuh menjadi pribadi yg super pendiam karena minder dan lumayan trauma terhadap teror2x yg mengiringi perjalanan pertumbuhan hidup saya. Ibu memang tidak henti2x-nya memompa rasa percaya diri kami yg jatuh sampe titik minus itu, dan untungnya akhirnya pekerjaan pertama saya sbg marketing, akhirnya membawa saya ke dunia yg baru yaitu KOMUNIKASI.
Sekian tahun dalam kebisuan, seketika jebol dan meluap tanpa ada kendali, dan akhirnya saya berubah mjd ekstrim bawel, hahaha... Namun hari ini, saya sudah perlahan-lahan mulai belajar untuk "menutup keran" bibir saya, supaya saya bisa jadi pendengar yg baik. Karena bagaimana pun, dalam hidup ini, faktanya jelas, bahwa kita punya dua kuping dan hny satu mulut, karena kita emang sebaiknya
LEBIH BANYAK DENGER DARIPADA NGOCOL, wakakakakkakak....;p
Nah berkaca dari pengalaman saya pribadi, maka saya bisa lumayan sedikit memahami setiap orang, karena saya sendiri pun punya pengalaman pribadi yg kurang baik. Sehingga setiap kali ketemu biang kerok seperti itu, saya biasanya langsung berdiri pada sisi mereka (ketimbang menghakimi mereka), sehingga bisa mengetahui latar belakang kenapa mereka smp seperti itu, kemudian timbul empati dan sukur2x bisa bantu sebuah solusi yg positif buat mereka. Dan semua itu bisa terjadi, bukan karena saya orang baik ato hebat, tapi karena saya sama seperti mereka,
yaitu BELUM BEBAS DARI KESALAHAN Yang terakhir tentu saja adalah,
KITA GAK AKAN PERNAH BISA MENYENANGKAN (APALAGI MEMUASKAN HATI) SEMUA ORANG. Karena sebaik apapun kita (termasuk para manusia agung dan nabi skalipun juga mengalaminya), pasti akan selalu ada pihak2x yg tidak suka ataupun membenci kita, karena sekali lagi, itu lebih ke arah
MASALAH SELERA DAN JUGA MUNGKIN SYIRIK.COM, huehuehue....;P
Tapi daripada buang waktu mikirin yg gak suka ama kita itu, mendingan kita fokus untuk melatih terus kebajikan kita itu dan jadikan kritik (dan juga makian dan fitnah yg mungkin hadir) sebagai vitamin terbaik bagi pertumbuhan kesabaran kita dan juga kebijaksanaan kita. Karena terkadang, kritik jauh lebih jujur daripada sebuah pujian Semoga sharing sederhana ini bisa mjd reminder yg positif bagi kita semua, khususnya saya sendiri, agar dapat selalu mampu dalam memahami setiap orang skaligus slalu mampu melihat sisi kebaikan dari setiap orang, karena hanya dengan cara itulah, kita baru bisa bisa belajar jd orang baik yg sukur2x bisa bijak skaligus bahagia, jia you
Dipersembahkan penuh cinta Wedyanto Hanggoro 
Topic: Bukan Bungkusnya Tapi Isinya :) (Read 1595 times)