saya ini jadi bingung... karena sepertinya thread ini sudah membahas tentang kasus tertentu (kasus nyata), tetapi di-samar-kan dalam bentuk anomim YYY, SSS dsbnya...
jadi saya gak nyambung nih... mohon pencerahannya...
Maaf kalau membingungkan, bro Dilbert, tapi ini memang kasus nyata.
Tulisan yg berwarna (hijau dan biru) memang isi surat kami.
Sedang yg hitam, barulah tambahan saya pribadi. Semoga lebih jelas.
***
Sesungguhnya trit saya adalah masalah umat Buddha, kita bersama. Jangan dilihat SIAPA (yayasan, saya, Sangha mana) nya, tapi mari kita lihat dan diskusikan PERMASALAHAN-nya. Sekarang kami yg alami, mungkin besok ANDA yg mengalaminya....
Bila ini terjadi pada diri kita sendiri, apa yg mesti, patut, pantas kita lakukan sehingga masih dalam batas yg wajar, sesuai Dhamma?
agar tidak kebablasan, begitu. Kebetulan saat ini saya alami, karena tak ada respon tahu2 ada "upper cut", maka saya berharap sekaligus bisa mendapat masukan di sini. Saya memang mohon masukan, apa yg sebaiknya saya lakukan selanjutnya? Diam saja, atau bagaimana? demikian bro.
Menurut saya, karena ini masalah riel, mestinya justru menjadi lebih menarik untuk dibahas bersama-sama. Dibandingkan topik yg TIDAK RIEL. Sekali lagi yg penting adalah TOPIKnya, bukan SIAPAnya. Itu sebabnya saya samarkan.
Semoga menjadi lebih jelas, bro.