//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah mungkin menjalankan bisnis dengan tanpa musavada (berbohong / tidak jujur)?  (Read 86812 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Saya juga tidak tahu... Saya hanya membalas postingan terakhir dari om wang kok. ;D



santai... ikuti arus  :P :))

tapi memang bener kadang bingung mengerti sutta, ada yang menyimpulkan ini, ada yang menyimpulkan itu...  ??? ??? tanya kenapa???
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Importir biasanya mencari supplier yang bisa diajak kerjasama dalam jangka waktu panjang. Para importir juga biasanya membuat term and condition dalam kerjasama bisnis ini untuk menjadi agen tunggal. Misalnya A adalah importir dari Libanon, dan B adalah eksportir dari Indonesia. Importir A meminta klausul perjanjian kerjasama agar eksportir B ini hanya menjual kopi ke Libanon hanya melalui A. Persoalannya, kadang kala eksportir B sudah memiliki customer lain di Libanon. Importir A pasti akan bertanya: "Apakah kamu punya customer lain di Libanon?" Jika eskportir B menjawab: "ya, kami punya"; no business then.

saya melihat tidak wajib musavada di sini. kalau kerja sama ini memang memguntungkan maka eksportir B harus siap menerima term and condition yg telah disepakati bersama dan menghentikan eksportnya ke customer lain. atau jika dianggap tidak menguntungkan maka eksportir B berhak untuk tidak bekerja sama. sederhana kan? dan pilihan mana pun akan tetap menguntungkan si eksportir B. jadi bukan berdasarkan keserakahan semata.

Quote
Contoh kedua mirip, namun terjadi di dalam negeri. Eksportir B tentu memiliki supplier kopi di negaranya. Dan ada banyak supplier yang juga memiliki divisi ekspor sendiri; sehingga bisa mengekspor kopi secara mandiri. Kadangkala supplier kopi ini memiliki agen tunggal di negara lain, katakanlah di Uni Emirat Arab. Persoalannya, eksportir B bisa mempunyai puluhan daftar customer (importir) dari Uni Emirat Arab. Supplier tentu bukanlah perusahaan bodoh yang tidak memeriksa kompetitor pasarnya. Supplier sesekali akan bertanya: "Apakah kamu mengekspor kopi dari saya ke Uni Emirat Arab?" Jika eksportir B menjawab: "ya, kami juga mengekspor ke sana";

kasus yg sama, juga tidak wajib musavada.

Quote
Contoh ketiga berkenaan dengan prosedur ekspor-impor. Para importir di negara manapun akan dikenakan pajak impor yang tidak kecil di negaranya, katakanlah di Kuwait. Importir dari Kuwait akan meminta Undervalue Invoice dari eksportir B, yaitu dokumen Invoice yang nilai (value) pembelian barangnya direduksi lebih kecil supaya pajak impor yang dikenakan lebih kecil di Kuwait. Semua importir selalu butuh dokumen ini! Jika eksportir B tidak bisa menyediakan dokumen ini, no business then.

jika importir hanya menerima undervalue invoice, maka resiko yg dihadapi si eksportir jujur hanyalah kehilangan 1 pelanggan, bukan berarti "no business".

semua contoh di atas hanyalah contoh apakah demi keuntungan sebesar2nya kita harus melakukan pelanggaran sila. padahal ada pilihan lain, yaitu dengan keuntungan yg cukup, kita tetap dapat mempertahankan sila.

menurut saya bukan tidak mungkin menjalankan bisnis dengan jujur tanpa musavada, pilihan kembali kepada masing2 pebisnis.
contoh ekstrim adalah Ghatikara yg berbisnis dengan jujur demi mencukupi kebutuhannya saja, bukan untuk mencari kekayaan yg sebesar2nya. kita tidak perlu meniru contoh ekstrim tersebut, namun menjalankan bisnis tanpa melanggar sila adalah hal yg sangat mungkin.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Karena tujuan menikah (seharusnya) adalah untuk menikmati kehidupan berkeluarga, bukan untuk mencapai Pembebasan. :D

Kalo gitu bagusan menikah ato gak kk? ;D

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Kalo gitu bagusan menikah ato gak kk? ;D

tuidak menikah lah...biar ga ada beban pikiran dan hati...
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
tuidak menikah lah...biar ga ada beban pikiran dan hati...

Tar tua siapa yang rawat donk?

Offline Sunyata

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.082
  • Reputasi: 52
diri sendiri merawat diri sendiri lho nona yen2 ;D

(Bawel Mode:ON)
sudah lama gak liat om bawel ama nona hema.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
diri sendiri merawat diri sendiri lho nona yen2 ;D

(Bawel Mode:ON)
sudah lama gak liat om bawel ama nona hema.
Mrk suka menghilang n muncul bersamaan  :))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Mrk suka menghilang n muncul bersamaan  :))

ini tuduhan serius, apakah ada buktinya? dan apakah sudah dilaporkan ke hansip?

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Memang tidak ada pajak ekspor di Indonesia. Tapi ada di hal-hal operasional lainnya:
  • Importir biasanya mencari supplier yang bisa diajak kerjasama dalam jangka waktu panjang. Para importir juga biasanya membuat term and condition dalam kerjasama bisnis ini untuk menjadi agen tunggal. Misalnya A adalah importir dari Libanon, dan B adalah eksportir dari Indonesia. Importir A meminta klausul perjanjian kerjasama agar eksportir B ini hanya menjual kopi ke Libanon hanya melalui A. Persoalannya, kadang kala eksportir B sudah memiliki customer lain di Libanon. Importir A pasti akan bertanya: "Apakah kamu punya customer lain di Libanon?" Jika eskportir B menjawab: "ya, kami punya"; no business then.
Berapa harga yang berani diajukan oleh importir A untuk menjadi agen tunggal? Biasanya itu kan dibicarakan,
 contoh anda diatas seperti pedagang kaki lima yang tawar menawar dengan pembelinya.


Quote
  • Contoh kedua mirip, namun terjadi di dalam negeri. Eksportir B tentu memiliki supplier kopi di negaranya. Dan ada banyak supplier yang juga memiliki divisi ekspor sendiri; sehingga bisa mengekspor kopi secara mandiri. Kadangkala supplier kopi ini memiliki agen tunggal di negara lain, katakanlah di Uni Emirat Arab. Persoalannya, eksportir B bisa mempunyai puluhan daftar customer (importir) dari Uni Emirat Arab. Supplier tentu bukanlah perusahaan bodoh yang tidak memeriksa kompetitor pasarnya. Supplier sesekali akan bertanya: "Apakah kamu mengekspor kopi dari saya ke Uni Emirat Arab?" Jika eksportir B menjawab: "ya, kami juga mengekspor ke sana"; no business again then.
Mau diekspor kemanapun tidak akan memberi pengaruh pada supplier, malah rugi bagi supplier jika menghilangkan pelanggan.

[/list]
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
setiap usaha/bisnis bisa dilakukan dengan musavada atau melanggar musavada
tergantung niat masing2 pelaksananya

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
ini tuduhan serius, apakah ada buktinya? dan apakah sudah dilaporkan ke hansip?

 :)) cm kebetulan kok kayanya... ^:)^

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Quote from: Indra
saya melihat tidak wajib musavada di sini. kalau kerja sama ini memang memguntungkan maka eksportir B harus siap menerima term and condition yg telah disepakati bersama dan menghentikan eksportnya ke customer lain. atau jika dianggap tidak menguntungkan maka eksportir B berhak untuk tidak bekerja sama. sederhana kan? dan pilihan mana pun akan tetap menguntungkan si eksportir B. jadi bukan berdasarkan keserakahan semata.

;D Maksudnya ambil customer baru dan buang customer lama, atau tetap bisnis dengan customer lama dan lupakan calon customer baru? ;D Kalau General Manager, Direktur dan Perusahaan Ekpor Trading menerapkan kebijakan seperti ini; mana mungkin bisa mengatasi beban yang muncul dari restitusi pajak, harga kopi yang selalu naik, dan kurs mata uang yang selalu berubah. Belum lagi ada beban-beban lainnya. ^-^


Quote from: Indra
kasus yg sama, juga tidak wajib musavada.

:)) Jawab dengan jujur: "ya, saya juga mengekspor ke Uni Emirat Arab.", yah? Itu namanya merusak reputasi perusahaan sendiri di lingkungan pelaku eksportir kopi loh. Mana ada yang mau jadi supplier eksportir B lagi, kalau eksportir B sudah ketahuan "pernah nusuk dari belakang". ^-^


Quote from: Indra
jika importir hanya menerima undervalue invoice, maka resiko yg dihadapi si eksportir jujur hanyalah kehilangan 1 pelanggan, bukan berarti "no business".

??? Sepertinya Bro Indra kurang paham soal yang ini. Justru jika importir mendapatkan Undervalue Invoice, maka bisnis akan lanjut dan terus berjalan loh.


Quote from: Indra
semua contoh di atas hanyalah contoh apakah demi keuntungan sebesar2nya kita harus melakukan pelanggaran sila. padahal ada pilihan lain, yaitu dengan keuntungan yg cukup, kita tetap dapat mempertahankan sila.

Bukan maksud untuk menyepelekan maksud Bro Indra. Saya tahu Bro Indra sangat idealis dengan keteguhan pada sila. Tapi kalau mau tetap berpegang pada sila dan menolak untuk "berbohong kecil", maka darimana perusahaan mendapatkan omzet yang sesuai target? Ingat bahwa setiap perusahaan (khususnya perusahaan ekspor) sangat bergantung pada PENJUALAN dan OMZET; dan ada TARGET YANG HARUS DICAPAI agar beban dan biaya operasional dapat ditutupi dan tentu saja PROFIT yang diharapkan.

Bisnis ekspor tidak seperti jual kacang goreng; mau ambil boleh, tidak mau juga gak apa-apa. Ada banyak kendala yang terjadi di lingkup operasional. Tidak semudah dengan prinsip "jangan musavada" maka semua urusan beres. Adakalanya kita tidak perlu jujur pada orang lain, selama kita tidak menipu! Tidak semua bisnis harus melakukan tipuan. Namun menurut saya, semua bisnis (apalagi bisnis besar) yang dijalankan dalam jangka waktu panjang butuh beberapa trik khusus untuk tidak terlalu jujur dengan pihak lain.

Kadangkala ada anekdot yang berlaku di zaman ini: "Orang jujur itu langka dan baik, orang tidak jujur dan penipu itu sangat banyak. Namun orang yang terlalu jujur adalah orang bodoh, sedangkan orang yang lihai dan tidak terlalu jujur adalah cerdas".


Quote from: Indra
menurut saya bukan tidak mungkin menjalankan bisnis dengan jujur tanpa musavada, pilihan kembali kepada masing2 pebisnis.
contoh ekstrim adalah Ghatikara yg berbisnis dengan jujur demi mencukupi kebutuhannya saja, bukan untuk mencari kekayaan yg sebesar2nya. kita tidak perlu meniru contoh ekstrim tersebut, namun menjalankan bisnis tanpa melanggar sila adalah hal yg sangat mungkin.

Benar. Jika memakai prinsip Bro Indra untuk menjalankan bisnis ekspor (trading), saya jamin dalam tahun pertama perusahaan akan punya kendala terbesar. Restitusi pajak!

Spoiler: ShowHide
Itulah sebabnya "Negara Buddhis yang Idealis" tidak ada yang maju dan makmur seperti negara-negara maju lainnya di dunia.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Quote from: sriyeklina
Berapa harga yang berani diajukan oleh importir A untuk menjadi agen tunggal? Biasanya itu kan dibicarakan,
 contoh anda diatas seperti pedagang kaki lima yang tawar menawar dengan pembelinya.

Keliru. ;D Justru ketika importir A menawarkan kerjasama untuk menjadi agen tunggal, itu artinya importir A meminta fasilitas-fasilitas khusus dan harga yang lebih murah daripada biasanya.


Quote from: sriyeklina
Mau diekspor kemanapun tidak akan memberi pengaruh pada supplier, malah rugi bagi supplier jika menghilangkan pelanggan.

Supplier kopi adalah supplier tunggal di Uni Emirat Arab. Itu artinya tidak boleh ada ekspor kopi dari supplier tersebut yang menuju Uni Emirat Arab selain melalui divisi eskpor si supplier kopi tersebut. Jika eksportir B menjual kopi tersebut ke Uni Emirat Arab, itu artinya terjadi persaingan pasar di Negara Uni Emirat Arab. Artinya: eksportir B adalah customer sekaligus pesaing (kompetior) dari supplier kopi.

Tentu saja supplier kopi akan memutus hubungan kerjasama. Dan parahnya, jika isu ini sudah diketahui; maka supplier mungkin saja bisa melacak siapa importir yang membeli kopi dari eksportir B. Resiko terburuknya adalah eksportir B kehilangan supplier, reputasi perusahaan eksportir B memburuk, supplier kopi mendapatkan importir baru di Uni Emirat Arab tanpa sepengetahuan importir lamanya, dan supplier kopi sama sekali tidak merasa rugi kehilangan customer (eksportir B).
« Last Edit: 26 June 2011, 01:21:35 PM by upasaka »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
setiap usaha/bisnis bisa dilakukan dengan musavada atau tidak melanggar musavada
tergantung niat masing2 pelaksananya

 _/\_

Betul. Dan seringkali pelaku bisnis dihadapkan pada perlunya musavada untuk dapat melindungi diri, reputasi perusahaan, dan menjaga kelangsungan bisnis. Saya tidak percaya ada satu orang pun pebisnis yang selama hidupnya tidak pernah berbohong (sekecil apapun) untuk menjaga dan mengkoordinasi bisnisnya. ;)
« Last Edit: 26 June 2011, 02:03:02 PM by upasaka »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
;D Maksudnya ambil customer baru dan buang customer lama, atau tetap bisnis dengan customer lama dan lupakan calon customer baru? ;D Kalau General Manager, Direktur dan Perusahaan Ekpor Trading menerapkan kebijakan seperti ini; mana mungkin bisa mengatasi beban yang muncul dari restitusi pajak, harga kopi yang selalu naik, dan kurs mata uang yang selalu berubah. Belum lagi ada beban-beban lainnya. ^-^


tidak ada yg tidak mungkin, alasan yg anda kemukakan hanyalah pembenaran untuk berperilaku tidak jujur.

Quote
:)) Jawab dengan jujur: "ya, saya juga mengekspor ke Uni Emirat Arab.", yah? Itu namanya merusak reputasi perusahaan sendiri di lingkungan pelaku eksportir kopi loh. Mana ada yang mau jadi supplier eksportir B lagi, kalau eksportir B sudah ketahuan "pernah nusuk dari belakang". ^-^


??? Sepertinya Bro Indra kurang paham soal yang ini. Justru jika importir mendapatkan Undervalue Invoice, maka bisnis akan lanjut dan terus berjalan loh.


kalau perbuatan dilakukan sebelum terjadi kontrak, maka itu saya pikir bukan "menusuk dari belakang". setelah kontrak sebaiknya memang lakukanlah sesuai kontrak. seperti halnya saya tidak mau orang membohongi saya, maka saya juga tidak akan membohongi orang lain, bahkan dengan alasan berbisnis.

Quote
Bukan maksud untuk menyepelekan maksud Bro Indra. Saya tahu Bro Indra sangat idealis dengan keteguhan pada sila. Tapi kalau mau tetap berpegang pada sila dan menolak untuk "berbohong kecil", maka darimana perusahaan mendapatkan omzet yang sesuai target? Ingat bahwa setiap perusahaan (khususnya perusahaan ekspor) sangat bergantung pada PENJUALAN dan OMZET; dan ada TARGET YANG HARUS DICAPAI agar beban dan biaya operasional dapat ditutupi dan tentu saja PROFIT yang diharapkan.

Bisnis ekspor tidak seperti jual kacang goreng; mau ambil boleh, tidak mau juga gak apa-apa. Ada banyak kendala yang terjadi di lingkup operasional. Tidak semudah dengan prinsip "jangan musavada" maka semua urusan beres. Adakalanya kita tidak perlu jujur pada orang lain, selama kita tidak menipu! Tidak semua bisnis harus melakukan tipuan. Namun menurut saya, semua bisnis (apalagi bisnis besar) yang dijalankan dalam jangka waktu panjang butuh beberapa trik khusus untuk tidak terlalu jujur dengan pihak lain.

Kadangkala ada anekdot yang berlaku di zaman ini: "Orang jujur itu langka dan baik, orang tidak jujur dan penipu itu sangat banyak. Namun orang yang terlalu jujur adalah orang bodoh, sedangkan orang yang lihai dan tidak terlalu jujur adalah cerdas".


Benar. Jika memakai prinsip Bro Indra untuk menjalankan bisnis ekspor (trading), saya jamin dalam tahun pertama perusahaan akan punya kendala terbesar. Restitusi pajak!

Spoiler: ShowHide
Itulah sebabnya "Negara Buddhis yang Idealis" tidak ada yang maju dan makmur seperti negara-negara maju lainnya di dunia.


hanya juga berbisnis, dan saya harus mencari nafkah, tapi saya berusaha untuk tidak berbohong kepada pelanggan2 saya, misalnya jika ada pelanggan yg menawar, "apa tidak bisa kurang lagi pak?" saya akan menjawab, "bisa aja, tapi saya tidakk mau untung kecil." dan biasanya cara saya berhasil. saya pikir dalam berbisnis yg lebih penting adalah kemampuan berdiplomasi dan bernegosiasi, adalah pilihan kita apakah mau memasukkan unsur tipu atau tidak, tapi unsur tipuan ini sama sekali bukan keharusan dalam berbisnis.


ada istilah baru yg anda perkenalkan, "berbohong kecil", bisa anda jelaskan definisinya dan batasannya?

dan mohon sebutkan juga negara buddhis idealis yg anda maksudkan agar daapt kita tinjau bersama apakah kejujuran memang menjadi hambatan bagi kemajuan

 

anything