Mungkin...
Sang Buddha Dipankhara mengerti tingkat kekuatan tekad Sumedha dan Sumitta. Dan mengerti bahwa kekuatan tekad seperti yang mereka punya itu "pasti" terwujud. Karena kekuatan tekad mereka, maka "garis" mereka menjadi jelas.
Kalo kaya kita2, diramalin sukses, belum tentu hasilnya sukses, diramalin jatuh, belum tentu juga jatuh. Kaya kisah nyata seorang teman, dia diramalin bakal mati muda... "kecuali"... jika dia jadi bhikkhu. Alhasil, setelah dia jadi bhikkhu, dia ga jadi mati muda, tapi cukup luka parah (akibat kecelakaan). Notabene, yang ngeramalin gitu bukan cuma 1 orang lho. Orang2 biasa seperti kita ini "garisnya" bercabang-cabang, jadi kalo diramalin, bisa jadi ini bisa juga itu.
Pastinya... mungkin hanya Buddha yang tau.
Kok gak langsung disetujui aja adanya bhikkhuni? Tepatnya ya tanya yang bersangkutan... Tapi, mungkin... Sang Buddha ingin menunjukkan hal-hal tertentu, seperti alasan-alasan yang Beliau ungkapkan dalam sutta, bahwa suatu kumpulan akan menjadi lebih lemah dengan adanya wanita di dalamnya. Pertanyaan yang serupa... Mengapa Sang Buddha tidak langsung membabarkan Dhamma, sampai akhirnya diminta oleh Brahma Sahampati, padahal Beliau tahu bahwa Sammasambuddha adalah Sang Pembabar Dhamma?
Sori Teman, saya hanya bisa berpendapat dengan bilang "mungkin", soalnya saya ga bisa ngeramal, juga bukan penemu Sangha.
Hi hi... salam kenal...