//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???  (Read 68502 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #60 on: 27 September 2010, 03:08:02 PM »
Thread yang panas,...sorri kalo sedikit OOT, sekedar refresh aja...

Kasihan yah umat wanita, padahal mereka yang dekat dengan bhiksu belum tentu punya niat buruk....


 ;D  ;D ....okeh....silahkan dilanjut....
Iya, memang kasihan. Apalagi wanita tukang pijat yang berniat memijat si bhiksu tanpa ada maksud apa-apa, jadi korban deh.


Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #61 on: 27 September 2010, 03:30:21 PM »
bro Jerry, hendrako, dan upasaka, saya gabungkan menjadi 1 saja dan saya sederhanakan,

A. seorang bhikku sedang sedih lalu mengambil gitar dan bermain bernyanyi untuk menghibur dirinya
B. seorang bhikku diminta oleh umat untuk bermain gitar bernyanyi bersama2.

A. seorang bhikku melihat ada wanita cantik lalu menawarkan bantuan agar bisa berdekatan dengan wanita itu.
B. seorang bhikku meihat ada wanita yg sedang membutuhkan bantuan dan dengan spontan menawarkan bantuan.

bagi saya, A adalah pelanggaran vinaya dan B bukan sebuah pelanggaran.
karena A dilandasi keinginan untuk memuaskan diri, dan B dilandasi sesuatu yg tulus.
dan bila dilihat makna dan tujuan dari vinaya, bagi saya adalah membatasi A, bukan membatasi B.

saya ingin komen, suatu peraturan atau vinaya itu adalah untuk dituruti, seorang bhikkhu ketika diminta bermain gitar "misalnya umat awam tidak mengetahui vinaya" sang Bhikkhu itu bisa memberitahukan pada umat tersebut peraturan tidak boleh bermain musik.
dan sebaliknya seorang bhikkhu ketika bermain gitar "misalnya tidak mengetahui vinaya (saya rasa tidak mungkin tidak tau)" tugas umat awam yang mengetahui untuk memberikan pengetahuan tersebut pada bhikkhu itu.

bukannya sudah tau salah malah melegalkan hal itu.

ini masalah yang sederhana.

kalau misalkan seorang bhikkhu sedih apakah "hanya dengan bermain gitar" satu2nya cara untuk menghilangkan kesedihan? apakah itu ajaran dari Buddha? ASTAGA!

seorang bhikkhu boleh2 saja melanggar vinaya, tapi dia harus siap menerima resikonya yaitu seperti contoh sekarang, dibuat thread khusus, itulah hukum sebab akibat, sungguh ajaran buddha terbukti sangat hebat =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #62 on: 27 September 2010, 03:47:18 PM »
saya ingin komen, suatu peraturan atau vinaya itu adalah untuk dituruti, seorang bhikkhu ketika diminta bermain gitar "misalnya umat awam tidak mengetahui vinaya" sang Bhikkhu itu bisa memberitahukan pada umat tersebut peraturan tidak boleh bermain musik.
dan sebaliknya seorang bhikkhu ketika bermain gitar "misalnya tidak mengetahui vinaya (saya rasa tidak mungkin tidak tau)" tugas umat awam yang mengetahui untuk memberikan pengetahuan tersebut pada bhikkhu itu.

bukannya sudah tau salah malah melegalkan hal itu.

ini masalah yang sederhana.

kalau misalkan seorang bhikkhu sedih apakah "hanya dengan bermain gitar" satu2nya cara untuk menghilangkan kesedihan? apakah itu ajaran dari Buddha? ASTAGA!

seorang bhikkhu boleh2 saja melanggar vinaya, tapi dia harus siap menerima resikonya yaitu seperti contoh sekarang, dibuat thread khusus, itulah hukum sebab akibat, sungguh ajaran buddha terbukti sangat hebat =))

Bhikkhu ga tau vinaya, lebih baik masuk masa percobaan lagi jadi samanera.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #63 on: 27 September 2010, 03:52:11 PM »
jadi ingat salekha sutta nih =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #64 on: 27 September 2010, 06:22:44 PM »
C. seorang bhikkhu diminta oleh umat untuk mabuk bersama2.

Jika anda menjawab PELANGGARAN, mengapa untuk kasus bermain gitar tidak dianggap pelanggaran sementara dua2nya adalah larangan dalam Vinaya?

karena berbeda. bermain gitar masih dalam kondisi sadar terhadap apa yg timbul dan lenyap. mabuk sudah tidak sadarkan diri.


jadi menurut anda, Sang Buddha menetapkan vinaya dengan berdasarkan parameter sadar terhadap apa yg timbul dan lenyap?

no comment, sebab dikatakan kita tidak boleh menalar sang Buddha


Quote
C. seorang bhikkhu melihat seorang wanita cantik tidak bersuami tapi kepengen punya anak dan spontan menawarkan bantuan

seorang bhikku tidak boleh melakukan hubungan sexual. jika bhikku itu bijak, maka bhikku itu menyarankan agar wanita itu mencari pria untuk menikah agar mempunyai keturunan

bukankah jawaban ini juga bisa diaplikasikan pada kasus "diminta main gitar"?

bisa, tapi semua kembali lagi ke bhikku tsb. bhikku juga ada pertimbangan sendiri, apakah mengabulkannya atau tidak mengabulkannya.


itu pemahaman anda :)

Pemahaman saya tidak seperti di atas. Kalau pemahaman Anda bukan seperti di atas, maka tolong jelaskan apa intepretasi Anda atas dua pernyataan Sang Buddha berikut ini...
  • Inilah Sila untuk kalian: "aku bertekad untuk tidak menikmati musik, tarian, dan hiburan-hiburan lainnya."
  • "Ananda, sebagai seorang bhikkhu janganlah kau melihat wanita. Jika kondisi mengharuskan melihat wanita, maka janganlah berbicara dengan wanita. Jika kondisi mengharuskan berbicara dengan wanita, maka kau harus menjaga kewaspadaanmu."

saya jadi teringat perdebatan kecil kita dimana kita memiliki perbedaan penafsiran terhadap pancasila.
maaf kali ini, saya tidak akan mengintepretasi pada dua pernyataan Sang Buddha tsb, karena saya tidak ingin dikatakan menggunakan penafsiran untuk mencari kemenangan.
bukan anda, tapi ada yg berkata begitu secara tidak langsung.
jadi kali ini, saya hanya memberikan bold intinya.

dan sebuah pertimbangan lain,
bila menolong wanita tapi dikatakan melanggar vinaya, karena dikatakan tidak boleh dekat dengan wanita. apakah tidak terasa aneh? apakah tidak merasa ada yg salah?
yg membuat vinaya yg salah, apa pembacanya yg salah dalam mencerna vinaya tsb?



Melihat tulisan Bro wen78, saya membayangkan luar biasanya penegak vinaya di Mahayana. Mereka pasti bisa mengetahui isi pikiran dan bathin orang lain, sehingga bisa mengetahui orang ini melanggar vinaya, orang ini tidak, TANPA mempertimbangkan perilakunya.

saya ingin meluruskan, sebenarnya saya tidak berbicara atas nama Mahayana dan atau atas nama vinaya Mahayana.
saya hanya "melawan" pandangan2 umum atas sebuah kesempurnaan sosok bhikku yg harus begini, tidak boleh begitu, dll.

segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.


sekian dan terima kasih.
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #65 on: 27 September 2010, 06:27:58 PM »
C. seorang bhikkhu diminta oleh umat untuk mabuk bersama2.

Jika anda menjawab PELANGGARAN, mengapa untuk kasus bermain gitar tidak dianggap pelanggaran sementara dua2nya adalah larangan dalam Vinaya?

karena berbeda. bermain gitar masih dalam kondisi sadar terhadap apa yg timbul dan lenyap. mabuk sudah tidak sadarkan diri.


jadi menurut anda, Sang Buddha menetapkan vinaya dengan berdasarkan parameter sadar terhadap apa yg timbul dan lenyap?

no comment, sebab dikatakan kita tidak boleh menalar sang Buddha

baik, saya ralat pertanyaan saya, "apakah dalam melakukan hubungan seksual, seseorang dalam keadaan sadar atau tidak sadar?

Quote
Quote
C. seorang bhikkhu melihat seorang wanita cantik tidak bersuami tapi kepengen punya anak dan spontan menawarkan bantuan

seorang bhikku tidak boleh melakukan hubungan sexual. jika bhikku itu bijak, maka bhikku itu menyarankan agar wanita itu mencari pria untuk menikah agar mempunyai keturunan

bukankah jawaban ini juga bisa diaplikasikan pada kasus "diminta main gitar"?

bisa, tapi semua kembali lagi ke bhikku tsb. bhikku juga ada pertimbangan sendiri, apakah mengabulkannya atau tidak mengabulkannya.


jadi menurut anda menjalani kehidupan kebhikkhuan cukup dengan cara menjalankan sesuai pertimbangan sendiri? tanpa memperhatikan vinaya?


Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #66 on: 27 September 2010, 06:32:14 PM »
 [at] mas wen 78:
CMIIW
 setahu saya vinaya, itu timbul karena adanya pelanggaran2..(jaman dulu)
 jadi vinaya itu, semacam (saya katakan sekali lagi, SEMACAM) pagar2 pelindung, agar YBS tidak keluar dari jalur....

*mengenai, dilarang menalar sang buddha..

, oh itu, kata saya kurang tepat mas, dimana kita wajib dan harus mempertanyakan dan merasakan kembali apa yg sang buddha ucapkan/ajarkan, ttg ke absahannya.

*dan sebuah pertimbangan lain,
bila menolong wanita tapi dikatakan melanggar vinaya, karena dikatakan tidak boleh dekat dengan wanita. apakah tidak terasa aneh? apakah tidak merasa ada yg salah?
yg membuat vinaya yg salah, apa pembacanya yg salah dalam mencerna vinaya tsb?


bagi saya pribadi, hal tersebut tidak ada yg aneh, dan tidak ada yg salah. dimana letak kesalahan dan keanehannya? jika anda merasakannya
Samma Vayama

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #67 on: 27 September 2010, 06:33:59 PM »

saya jadi teringat perdebatan kecil kita dimana kita memiliki perbedaan penafsiran terhadap pancasila.
maaf kali ini, saya tidak akan mengintepretasi pada dua pernyataan Sang Buddha tsb, karena saya tidak ingin dikatakan menggunakan penafsiran untuk mencari kemenangan.
bukan anda, tapi ada yg berkata begitu secara tidak langsung.
jadi kali ini, saya hanya memberikan bold intinya.

dan sebuah pertimbangan lain,
bila menolong wanita tapi dikatakan melanggar vinaya, karena dikatakan tidak boleh dekat dengan wanita. apakah tidak terasa aneh? apakah tidak merasa ada yg salah?
yg membuat vinaya yg salah, apa pembacanya yg salah dalam mencerna vinaya tsb?

Melihat tulisan Bro wen78, saya membayangkan luar biasanya penegak vinaya di Mahayana. Mereka pasti bisa mengetahui isi pikiran dan bathin orang lain, sehingga bisa mengetahui orang ini melanggar vinaya, orang ini tidak, TANPA mempertimbangkan perilakunya.

saya ingin meluruskan, sebenarnya saya tidak berbicara atas nama Mahayana dan atau atas nama vinaya Mahayana.
saya hanya "melawan" pandangan2 umum atas sebuah kesempurnaan sosok bhikku yg harus begini, tidak boleh begitu, dll.

segala perilaku dan pencapaian seorang bhikku tentu akan diketahui oleh gurunya/senior diatasnya yg pada akhirnya yg memutuskan apakah melanggar atau tidak melanggar vinaya.


sekian dan terima kasih.

bro Wen,

suatu pelanggaran terhadap Vinaya tetaplah pelanggaran terlepas dari apa motivasinya, apa motif di balik pelanggaran itu akan ditanya oleh Sangha dalam mengambil keputusan atas pelanggaran itu. setelah mendengarkan alasan dan pembelaannya maka selanjutnya Sangha memutuskan jenis pelanggaran itu serta sanksi yg harus ia jalani. di sini kita tidak berhak melakukan judgement atas suatu pelanggaran, jadi sejauh ini kita hanya mencoba membahas apakah terjadi pelanggaran atau tidak, hanya sejauh itu.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #68 on: 27 September 2010, 07:13:59 PM »
saya jadi teringat perdebatan kecil kita dimana kita memiliki perbedaan penafsiran terhadap pancasila.
maaf kali ini, saya tidak akan mengintepretasi pada dua pernyataan Sang Buddha tsb, karena saya tidak ingin dikatakan menggunakan penafsiran untuk mencari kemenangan.
bukan anda, tapi ada yg berkata begitu secara tidak langsung.
jadi kali ini, saya hanya memberikan bold intinya.

dan sebuah pertimbangan lain,
bila menolong wanita tapi dikatakan melanggar vinaya, karena dikatakan tidak boleh dekat dengan wanita. apakah tidak terasa aneh? apakah tidak merasa ada yg salah?
yg membuat vinaya yg salah, apa pembacanya yg salah dalam mencerna vinaya tsb?

Baiklah, saya tidak akan memaksa... :)

Saya bukan bhikkhu, tapi saya mau menjelaskan prinsip dasar Vinaya di sini. Vinaya adalah kode etik yang dipegang oleh seorang bhikkhu selama ia masih berstatus sebagai bhikkhu. Seorang bhikkhu tunduk di bawah Vinaya, yang salah satunya adalah "tidak berdekatan dengan wanita". Di Vinaya Pitaka dan Atthakatha, ada penjelasan lanjut mengenai mengapa seorang bhikkhu tidak boleh berdekatan dengan wanita. Jika ada teman-teman lain yang mempunyai referensi akuratnya, saya harap bisa di-share di sini.

Dalam kasus Tanzan (bhiksu yang menolong wanita dengan menggendongnya), letak kesalahan bhiksu tersebut bukan pada "memberi pertolongannya". Letak kesalahannya berada di "menggendong wanitanya". Harap dipisahkan jelas mengenai perbuatan baik dan pelanggaran Vinaya-nya. Ini sangat mudah dipahami. Kalau Anda kurang paham, saya bisa memberi contoh yang lain...

Misalnya seorang bhiksu memiliki Vinaya untuk tidak berkata dusta (berbohong). Suatu saat, ada seorang pembunuh yang mengejar seorang wanita muda. Wanita muda itu meminta pertolongan sang bhiksu untuk melindunginya dari pembunuh. Wanita itu bersembunyi di suatu tempat, dan sang pembunuh datang menghampiri sang bhiksu. Bhiksu itu kemudian berkata: "aku melihat wanita itu pergi ke arah sana". Kemudian, pembunuh itu pergi ke arah yang ditunjukkan sang bhiksu; sehingga wanita itu pun akhirnya selamat dari ancaman sang pembunuh. Dalam hal ini, pertolongan yang diberikan sang bhiksu adalah hal yang baik. Namun jangan berdalih bahwa ucapan dusta sang bhiksu itu tidak melanggar Vinaya. Kedua hal ini harus dipertimbangkan sendiri-sendiri.

Apa tujuan Vinaya ditetapkan dengan keras? Sebab, bila Vinaya tidak ditegakkan; maka para bhikkhu / bhiksu bisa semakin melenceng dari ketentuan Sang Buddha. Hari ini kita mengenal kisah dimana seorang bhiksu tidak melanggar Vinaya meskipun sudah menggendong wanita. Esok hari, banyak orang yang beranggapan bahwa seorang bhiksu tidak apa-apa untuk berdekatan dengan wanita. Lusa hari, banyak bhiksu lain yang tidak menjaga jarak dengan wanita. Hari-hari berikutnya, akan ada lagi kekenduran Vinaya yang lainnya.

Anda bisa lihat sendiri, Aliran Buddhisme Theravada adalah aliran yang sangat ketat menjaga Vinaya. Sesuai petunjuk Sang Buddha, patuh pada Vinaya akan membuat usia Dhamma bertahan lebih lama. 2500 tahun sudah berlalu, namun Aliran Theravada masih tetap bertahan sebagaimana 2500 tahun yang lalu. Tidak terlalu banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh Theravada. Semua Aliran Theravada baik di Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Indonesia, Kamboja, Laos, ... Australia; memiliki pemahaman Dhamma dan Vinaya yang sama. Bandingkan dengan Aliran Mahayana yang ternyata malah terberai menjadi banyak cabang (Sukhavati, Zen, Tien Tai, Avatamsaka, Nichiren, Dhyana, Vinaya, Yogacara, Tantra, ...), dan tiap cabang pun memiliki pemahaman Dharma dan Vinaya yang cukup berbeda.

Fondasi pemahaman Vinaya terletak pada kepatuhan. Jika sudah memiliki sikap kepatuhan, seorang bhikkhu / bhiksu sudah bisa melihat bahwa: Vinaya memang ditegakkan demi kelangsungan Dhamma itu sendiri. Memang keras, namun saya harus patuh untuk mempertahankan usia Dhamma. Selain itu, aspek Vinaya tentu saja mengatur kehidupan seorang bhikkhu. Seorang bhikkhu memiliki tujuan hidup untuk bertapa. Sangat ironis melihat petapa (bhikkhu / bhiksu) zaman sekarang tidak semuanya bersikap sebagai seorang petapa. Dan di samping hal ini, seorang bhikkhu sebenarnya tidak memiliki kewajiban untuk turun ke "lumpur duniawi". Tidak ada kewajiban seorang bhikkhu untuk menolong wanita yang takut pakaiannya basah.

Di zaman Sang Buddha, ada seorang wanita yang terkena musibah sehingga menjadi tidak waras. Wanita itu bernama Patacara. Pada saat itu, Patacara yang kehilangan akal sehat, sambil menangis dan tidak memakai pakaian; mendatangi Sang Buddha. Patacara menghampiri Sang Buddha dalam kondisi tanpa pakaian. Namun Sang Buddha sama sekali tidak menyentuhnya. Hingga akhirnya ada seorang pria yang memberikan pakaian untuk Patacara, supaya Patacara tidak lagi ditertawakan karena tanpa pakaian. Sang Buddha kemudian berkata pada Patacara, dan singkat cerita... Patacara akhirnya mendapatkan akal sehatnya kembali. Inilah sikap Sang Buddha, yang tetap konsisten untuk menjaga jarak dengan wanita. Sang Buddha tetap tidak menyentuh wanita meski dengan alasan apapun. Jika seorang bhiksu Zen dihadapkan pada kasus ini, saya sangat ragu apakah bhiksu tersebut masih bisa konsisten pada Vinaya atau tidak.

Maaf jika terlalu panjang. Jika Anda masih tidak sependapat dengan saya, maka saya pikir ini adalah hak Anda.
« Last Edit: 27 September 2010, 07:18:46 PM by upasaka »

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #69 on: 27 September 2010, 08:17:41 PM »

*mengenai, dilarang menalar sang buddha..

, oh itu, kata saya kurang tepat mas, dimana kita wajib dan harus mempertanyakan dan merasakan kembali apa yg sang buddha ucapkan/ajarkan, ttg ke absahannya.

saya hanya mengikuti suara mayoritas forum ini.



bro Wen,

suatu pelanggaran terhadap Vinaya tetaplah pelanggaran terlepas dari apa motivasinya, apa motif di balik pelanggaran itu akan ditanya oleh Sangha dalam mengambil keputusan atas pelanggaran itu. setelah mendengarkan alasan dan pembelaannya maka selanjutnya Sangha memutuskan jenis pelanggaran itu serta sanksi yg harus ia jalani. di sini kita tidak berhak melakukan judgement atas suatu pelanggaran, jadi sejauh ini kita hanya mencoba membahas apakah terjadi pelanggaran atau tidak, hanya sejauh itu.

bagi saya, sudah terjadi sebuah persidangan di thread sebelah.



*dan sebuah pertimbangan lain,
bila menolong wanita tapi dikatakan melanggar vinaya, karena dikatakan tidak boleh dekat dengan wanita. apakah tidak terasa aneh? apakah tidak merasa ada yg salah?
yg membuat vinaya yg salah, apa pembacanya yg salah dalam mencerna vinaya tsb?


bagi saya pribadi, hal tersebut tidak ada yg aneh, dan tidak ada yg salah. dimana letak kesalahan dan keanehannya? jika anda merasakannya
&
Dalam kasus Tanzan (bhiksu yang menolong wanita dengan menggendongnya), letak kesalahan bhiksu tersebut bukan pada "memberi pertolongannya". Letak kesalahannya berada di "menggendong wanitanya". Harap dipisahkan jelas mengenai perbuatan baik dan pelanggaran Vinaya-nya. Ini sangat mudah dipahami. Kalau Anda kurang paham, saya bisa memberi contoh yang lain...

ternyata bro ryu sudah men-post di sebelah,
Quote
2. Seorang Bhiksu yang dengan birahi menyentuh bagian apapun dari tubuh
seorang wanita, telah melakukan satu kesalahan Sanghavasesa

soal bermain gitar, tinggal bagaimana menafsirkankan kalimat "aku bertekad untuk tidak menikmati musik, tarian, dan hiburan-hiburan lainnya."
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #70 on: 27 September 2010, 08:21:38 PM »
bro Wen,

suatu pelanggaran terhadap Vinaya tetaplah pelanggaran terlepas dari apa motivasinya, apa motif di balik pelanggaran itu akan ditanya oleh Sangha dalam mengambil keputusan atas pelanggaran itu. setelah mendengarkan alasan dan pembelaannya maka selanjutnya Sangha memutuskan jenis pelanggaran itu serta sanksi yg harus ia jalani. di sini kita tidak berhak melakukan judgement atas suatu pelanggaran, jadi sejauh ini kita hanya mencoba membahas apakah terjadi pelanggaran atau tidak, hanya sejauh itu.

bagi saya, sudah terjadi sebuah persidangan di thread sebelah.

dan vonisnya adalah ? dalam persidangan tentu akan dihasilkan vonis. berbeda dengan anda saya melihat bahwa thread sebelah itu masih dalam koridor pro kontra terhadap adanya pelanggaran atau tidak, para pengikut "bhikkhu" tersebut mengatakan tidak ada pelanggaran, sebaliknya para penganut vinaya mengatakan ada pelanggaran.

Quote
soal bermain gitar, tinggal bagaimana menafsirkankan kalimat "aku bertekad untuk tidak menikmati musik, tarian, dan hiburan-hiburan lainnya."

yah anda benar, seorang yg sedang bermeditasi dengan obyek main gitar, besar kemungkinan tidak menikmati permainan gitarnya
« Last Edit: 27 September 2010, 08:23:30 PM by Indra »

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #71 on: 27 September 2010, 08:50:45 PM »
bro Wen,

suatu pelanggaran terhadap Vinaya tetaplah pelanggaran terlepas dari apa motivasinya, apa motif di balik pelanggaran itu akan ditanya oleh Sangha dalam mengambil keputusan atas pelanggaran itu. setelah mendengarkan alasan dan pembelaannya maka selanjutnya Sangha memutuskan jenis pelanggaran itu serta sanksi yg harus ia jalani. di sini kita tidak berhak melakukan judgement atas suatu pelanggaran, jadi sejauh ini kita hanya mencoba membahas apakah terjadi pelanggaran atau tidak, hanya sejauh itu.

bagi saya, sudah terjadi sebuah persidangan di thread sebelah.

dan vonisnya adalah ? dalam persidangan tentu akan dihasilkan vonis. berbeda dengan anda saya melihat bahwa thread sebelah itu masih dalam koridor pro kontra terhadap adanya pelanggaran atau tidak, para pengikut "bhikkhu" tersebut mengatakan tidak ada pelanggaran, sebaliknya para penganut vinaya mengatakan ada pelanggaran.

memang belum ada vonisnya, tapi bila bro Indra adalah seorang bhikku dan foto anda ada disana dan dipertanyakan oleh umat apakah melanggar atau tidak melanggar walaupun dikatakan hanya sebatas membahas, apakah anda merasa sedang dalam persidangan?
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #72 on: 27 September 2010, 08:57:52 PM »
bro Wen,

suatu pelanggaran terhadap Vinaya tetaplah pelanggaran terlepas dari apa motivasinya, apa motif di balik pelanggaran itu akan ditanya oleh Sangha dalam mengambil keputusan atas pelanggaran itu. setelah mendengarkan alasan dan pembelaannya maka selanjutnya Sangha memutuskan jenis pelanggaran itu serta sanksi yg harus ia jalani. di sini kita tidak berhak melakukan judgement atas suatu pelanggaran, jadi sejauh ini kita hanya mencoba membahas apakah terjadi pelanggaran atau tidak, hanya sejauh itu.

bagi saya, sudah terjadi sebuah persidangan di thread sebelah.

dan vonisnya adalah ? dalam persidangan tentu akan dihasilkan vonis. berbeda dengan anda saya melihat bahwa thread sebelah itu masih dalam koridor pro kontra terhadap adanya pelanggaran atau tidak, para pengikut "bhikkhu" tersebut mengatakan tidak ada pelanggaran, sebaliknya para penganut vinaya mengatakan ada pelanggaran.

memang belum ada vonisnya, tapi bila bro Indra adalah seorang bhikku dan foto anda ada disana dan dipertanyakan oleh umat apakah melanggar atau tidak melanggar walaupun dikatakan hanya sebatas membahas, apakah anda merasa sedang dalam persidangan?


tentu saja tidak, itu adalah konsekuensi dari perbuatan sendiri, saya melakukan sesuatu yg tidak selayaknya dan wajar mendapat gunjingan. dan saya bahkan dengan sengaja mempublikasikan ketidak-layakan itu, jadi kenapa saya tidak bisa menerima ketika saya dijadikan bahan perbincangan oleh banyak orang?

perlu anda ketahui, bahwa dalam kasus thread sebelah, tidak ada yg mempublikasikan foto siapapun, foto itu nemang sudah ada di sana, bisa diakses oleh seluruh dunia (tadinya, sebelum issue ini muncul).

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #73 on: 27 September 2010, 08:58:56 PM »
Spoiler: ShowHide
bro Jerry, hendrako, dan upasaka, saya gabungkan menjadi 1 saja dan saya sederhanakan,

A. seorang bhikku sedang sedih lalu mengambil gitar dan bermain bernyanyi untuk menghibur dirinya
B. seorang bhikku diminta oleh umat untuk bermain gitar bernyanyi bersama2.

A. seorang bhikku melihat ada wanita cantik lalu menawarkan bantuan agar bisa berdekatan dengan wanita itu.
B. seorang bhikku meihat ada wanita yg sedang membutuhkan bantuan dan dengan spontan menawarkan bantuan.

bagi saya, A adalah pelanggaran vinaya dan B bukan sebuah pelanggaran.
karena A dilandasi keinginan untuk memuaskan diri, dan B dilandasi sesuatu yg tulus.
dan bila dilihat makna dan tujuan dari vinaya, bagi saya adalah membatasi A, bukan membatasi B.

sehingga sebenarnya tidak salah dengan apa yg dikatakan oleh bro purnama.
salah tapi tak salah, tak salah tapi salah. menjalankan tapi tidak menjalankannya, tidak menjalankannya tapi menjalankannya. sehingga sebenarnya tidak bisa dikatakan vinaya mengikat total atau tidak total secara gamblang, tapi harus dilihat latar belakang dan tujuan vinaya itu dibuat.

namun, bila anda menganggap A dan B adalah sama, dan dua2nya adalah melanggar vinaya, maka kita memiliki persepsi yg berbeda. mungkin karena saya melihat dari makna dan tujuan dari vinaya tsb dibuat, dan anda melihat dari apa isi vinaya itu. secara kasarnya, saya melihat dari apa yg tersirat, dan anda melihat dari apa yg tersurat.
karena perbedaan ini saya rasa tidak ada gunanya lagi diskusi ini.

saya setuju dengan apa yg dikatakan oleh bro purnama, hanya saja saya sudah janji pada diri saya untuk tidak post komentar di thread Theravada, kecuali post pertanyaan. jadi maaf saya menggunakan cara ini  ;D


OK Bro Wen.. Bagi saya sudah cukup deh.. Toh yang awalnya saya tanyakan juga apakah kontrak permanen atau lepas. Dan Bro Wen udah jawab Kontrak Permanen. Hanya saja kemudian Bro Wen menganggap meski bersifat Kontrak Permanen, tetapi ada kalanya boleh dilanggar dan itu bukan sesuatu yang salah.

Sampai di sini kurang lebih kesimpulan menurut saya:
Persamaan kita: sama-sama menganggap Vinaya bersifat kontrak permanen bagi seorang bhikkhu/bhikshu.
Perbedaan kita:
Bro Wen menganggap kalau untuk tujuan baik (sekalipun kebaikan yang remeh), pelanggaran Vinaya diperbolehkan dan itu bukan lagi tergolong pelanggaran.
Sementara bagi saya, kalau untuk tujuan yang bermanfaat (tidak hanya sekadar baik) bagi bhikshu dan bagi makhluk lain, juga secara waktu bersifat genting & memaksa, pelanggaran mungkin saja boleh tetapi tetap harus diakui sebagai pelanggaran.

Makasih atas partisipasi diskusinya.


Be happy
_/\_
appamadena sampadetha

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tanya: Vinaya dalam Mahayana Bukan Kontrak Wajib???
« Reply #74 on: 27 September 2010, 09:38:21 PM »
bro Wen,

suatu pelanggaran terhadap Vinaya tetaplah pelanggaran terlepas dari apa motivasinya, apa motif di balik pelanggaran itu akan ditanya oleh Sangha dalam mengambil keputusan atas pelanggaran itu. setelah mendengarkan alasan dan pembelaannya maka selanjutnya Sangha memutuskan jenis pelanggaran itu serta sanksi yg harus ia jalani. di sini kita tidak berhak melakukan judgement atas suatu pelanggaran, jadi sejauh ini kita hanya mencoba membahas apakah terjadi pelanggaran atau tidak, hanya sejauh itu.

bagi saya, sudah terjadi sebuah persidangan di thread sebelah.

dan vonisnya adalah ? dalam persidangan tentu akan dihasilkan vonis. berbeda dengan anda saya melihat bahwa thread sebelah itu masih dalam koridor pro kontra terhadap adanya pelanggaran atau tidak, para pengikut "bhikkhu" tersebut mengatakan tidak ada pelanggaran, sebaliknya para penganut vinaya mengatakan ada pelanggaran.

memang belum ada vonisnya, tapi bila bro Indra adalah seorang bhikku dan foto anda ada disana dan dipertanyakan oleh umat apakah melanggar atau tidak melanggar walaupun dikatakan hanya sebatas membahas, apakah anda merasa sedang dalam persidangan?

itu hanyalah sample, kalau anda merasa keberatan nanti saya sensor deh mukanya jadi kotak2, boleh?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything