Tabloid Buddhis Zhen Fo Zong
Cen Fo Indonesia
Edisi 98 Mei 2009
Halaman 4
Master Talk
Maha Guru Lu Shengyan
SAYA TIDAK MENDUKUNG HUKUMAN MATI
Hukuman mati merupakan sebuah kontroversial di antara negara-negara di dunia ini, ada yang masih memberlakukannya dan ada yang telah menghapusnya.
Pendapat mereka yang mendukung berlakunya hukuman mati adalah masih adanya jenis manusia jahat yang dosanya tak bisa diampuni, bila tidak dikenakan hukuman mati maka masyarakat tidak akan puas.
Misalnya 5 macam karma berat:
1. Membunuh ayah kandung
2. Membunuh ibu kandung
3. Membunuh Arahat
4. Mencederai Buddha
5. Memecahbelah Sangha
Semua perbuatan itu memang tak bisa diterima dan diampuni.
Menurut Buddha Dharma memecah belah Sangha adalah perbuatan dosa yang amat berat bahkan PALING BERAT. Perbuatan itu menyebabkan ditinggalkannya sang Triratna oleh sebagian masyarakat dengan akibat terjerumus ke alam durgati (alam buruk) untuk SELAMA-LAMANYA.
Sepintas, dosa memecahbelah Sangha tidaklah seberat dosa membunuh. Tapi dalam ajaran Buddha, perbuatan itu tergolong perbuatan dengan dosa lebih berat daripada pembunuhan. Mengapa?
Penjelasannya adalah perbuatan itu telah membunuh JIWA manusia, telah membunuh SUKMA manusia, dan telah membunuh SIFAT BUDDHA manusia.
Karena itu mereka yang MENGANJURKAN MENINGGALKAN SATYA BUDDHA (=ZHEN FO ZONG?) adalah sama dengan membunuh SIFAT BUDDHA yang dosanya tak terampuni, termasuk dosa terberat.
Selain itu membunuh makhluk hidup, mencuri, berzinah, berdusta, berkepala dua, berucap jahat, berucap tak senonoh, mengumbar nafsu, serakah serta berpandangan sesat termasuk dalam kategori 10 dosa besar.
Ada lagi perbuatan memperkosa sebelum membunuh yang berulangkali dilakukan atau merampok disertai dengan pemerkosaan dan pembunuhan. Semua itu sungguh merupakan perbuatan terkutuk yang tak dapat diterima oleh manusia beradab. Bagaimana bisa orang-orang berdosa itu tak dikenakan hukuman mati?
Namun sepanjang yang saya ketahui, mereka yang menjalani hukuman mati dengan ditembak, digantung, disetrum, dll, mereka semua mati dengan membawa dendam dan rasa penasaran.
Saat arwah memasuki alam bardo. Dendam dan penasaran terbawa dalam pikiran dan kesadaran, terbawa dalam jalinan hetu dan pratitya (hukum sebab akibat), terbawa pada kehidupan berikutnya, terbawa dalam segala aspek.
Seandainya mereka terlahir lagi sebagai manusia, dendam itu akan membuatnya menjadi manusia yang lebih bejat lagi dengan perbuatan yang lebih menggila.
Maka saya berpendapat lebih baik mereka dikenakan hukuman penjara seumur hidup agar dalam masa hukuman itu mereka bisa diberikan pendidikan dan pengarahan untuk menyadari kesalahan masa lampau, bertekad memperbaiki diri dan selanjutnya mati secara alamiah. Karena itu upaya dan tugas pembabaran Dharma kepada narapidana janganlah diabaikan.
(masih ada sekitar 5 paragraf lagi, capek nulis nih,….)
Pertanyaan: ada netter di dhammacitta ini yang berani mengkritik bahkan 'menghina' Lu Shengyan seperti Ryu (sampai-sampai ada umat Zhen Fo Zong yang membuat blog untuk menuntut Ryu secara legal karena melakukan pelecehan agama), dengan kata lain, Ryu secara tidak langsung menganjurkan orang meninggalkan SATYA BUDDHA / ZHEN FO / TRUE BUDDHA, maka Ryu, menurut artikel ini, bakal masuk alam durgati/buruk SELAMA-LAMANYA (maksudnya trilyunan tahun?). Benarkah demikian? Mari kita diskusikan baik-baik.