//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Borobudur ramai menjelang waisak  (Read 2457 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Borobudur ramai menjelang waisak
« on: 16 May 2011, 07:19:06 AM »
Pengunjung Borobudur Naik Empat Kali Lipat
Biasanya sekitar 3000-4000. Jelang perayaan Hari Waisak, naik sampai 12.000 pengunjung.


Senin, 16 Mei 2011, 04:27 WIB
http://nasional.vivanews.com/news/read/220532-pengunjung-borobudur-naik-empat-kali-lipat

VIVAnews - Gegap gempita perayaan Waisak sudah mulai terasa di sekitar Candi Borobudur. Pengunjung ke candi Budha terbesar di nusantara itu melonjak sejak Sabtu kemarin. Polisi telah mengerahkan ratusan personilnya untuk pengamanan di lokasi.

Menurut General Manager PT. Taman Wisata Borobudur, Pujo Suwarno, kepada VIVAnews, Minggu, 25 Mei 2011, kenaikan jumlah pengunjung pada Sabtu hingga Minggu kemarin mencapai hingga empat kali lipat dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Pada hari Sabtu saja, ujar Pujo, pengunjung yang mengunjungi Borobudur mencapai 12.000 orang. Sedangkan pada Minggu pagi, pengunjung menembus angka hingga 10.000 orang. "Jauh berbeda dari hari biasa yang hanya sekitar 3000-4000 orang saja," ujarnya.
Angka ini diperkirakan akan terus bertambah hingga perayaan Waisak pada Selasa, 17 Mei 2011.
Untuk mengamankan lokasi ditambah sebagai persiapan pelaksaan Waisak yang jatuh pada pukul 18.03 pada Selasa, Pujo mengatakan, sebanyak 600 personil kepolisian telah disebar di lokasi. "Jumlah ini juga diperbantukan oleh TNI," ujarnya.
Jumlah ini masih belum final. Karena diperkirakan jumlah pengamanan akan terus ditambah hingga perayaan puncak Waisak Selasa nanti.


VIVAnews - Sebanyak 1000 umat Buddha diperkirakan akan menghadiri perayaan Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Tidak hanya dari dalam negeri, umat Buddha dari berbagai negara juga diperkirakan hadir dalam  perayaan nanti.

"Estimasi umat sekitar 1.000 orang, termasuk dari beberapa negara. Diantaranya dari Thailand, India, Singapura dan negara-negara Eropa," ujar General Manager PT. Taman Wisata Borobudur, Pujo Suwarno, kepada VIVAnews, Minggu, 15 April.

Pujo mengatakan bahwa persiapan untuk perayaan Waisak telah dilakukan semaksimal mungkin, termasuk pengamanan. Saat ini, petugas yang disebar di lokasi sekitar 600 personil, kemungkinan akan ditambah seiring jumlah pengunjung yang meningkat pada hari H.

Penambahan pengamanan juga mungkin akan dilakukan karena pada perayaan Waisak, pintu masuk candi Borobudur tetap dibuka untuk umum, bukan hanya umat Buddha. Harga tiket tidak mengalami kenaikan, untuk wisatawan lokal tetap Rp20.000 dan wisatawan mancanegara US$15. "Diharapkan wisatawan bisa berinteraksi langsung dengan acara peribadatan. Ini juga bisa digunakan untuk daya tarik wisatawan," ujarnya.

Perayaan Waisak di Borobudur adalah perayaan tahunan yang kerap dihadiri oleh ribuan orang. Puncak acaranya nanti adalah pelepasan 1.000 buah lampion ke udara. Pada tahun sebelumnya, lampion yang dilepaskan hanya berjumlah 500 buah. "Pelepasan lampion dilakukan agar doanya sampai," ujar Pujo.
 

• VIVAnews
Perayaan Waisak telah menjadi budaya tahunan di Candi Borobudur. Prosesi jelang Waisak telah dilakukan di Candi Mendut dengan menyemayamkan api abadi dan air suci tanda perdamaian dunia. Api dan air ini nantinya akan dibawa ke Borobudur pada prosesi perayaan Waisak.
http://dunia.vivanews.com/news/read/220525-prosesi-jelang-waisak-dimulai-di-candi-mendut

Upacara menjelang hari suci umat Buddha, Waisak, mulai dilakukan di pelataran Candi Mendut, Magelang, Jawa Tengah. Walaupun diguyur hujan, ratusan umat Buddha tetap khusyuk melakukan upacara penyemayaman api abadi, dan air murni lambang perdamaian dunia di candi ini.

Sekitar 100 orang biksu mengawal prosesi penyemayaman api abadi dan air murni di Candi Mendut, Minggu, 15 Mei 2011. Api abadi ini diambil dari Mrapen, Kabupaten Grobogan, sedangkan air murni diambil dari dua mata air, yaitu dari sumber mata air Umbul Jumprit dan Tarakan di lereng gunung Sindoro, Temanggung, Jawa Tengah.

Mata air dari Umbul Jumprit dikisahkan tidak pernah kering, bahkan saat musim kemarau panjang sekalipun. Air di sumber mata air ini telah lama disucikan oleh umat Buddha Indonesia. Setiap berlangsung upacara menjelang Waisak, air ini selalu digunakan menjadi salah satu bagian yang tak terlepaskan dari prosesi.

"Dengan perwakilan api ini, umat Buddha Indonesia berharap terciptanya perdamaian di Indoensia. Api ini melambangkan kebersamaan untuk menciptakan hidup yang tentram dan damai bagi umat manusia," ujar seorang biksu, Phabakaro.

Siang tadi, api dan air ini telah disemayamkan di Candi Mendut dalam upacara Api Dharma Trisuci Waisak. Api dan air ini akan dijaga agar tidak padam maupun habis sampai jatuhnya hari Waisak pada Selasa, 17 Mei 2011, pukul 18.03. Pada hari Waisak nanti, kedua elemen ini akan dibawa ke Candi Borobudur dalam acara peribadatan puncak hari Waisak.

Ketua dewan pembina Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Murdaya Po, mengatakan bahwa pesan perdamaian pada Waisak kali ini adalah mencari kebahagiaan dan kedamaian dari dalam diri kita sendiri.

"Mari kita kembali kepada diri kita sendiri. Mari kita kembali pada UUD 45, dan Pancasila, terkait persoalan sosial dan kemasyarakatan Indonesia saat ini," ujar Murdaya. (Laporan Yogyakarta|Erick Tanjung)
• VIVAnews
« Last Edit: 16 May 2011, 07:30:34 AM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma