//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: cinta vs kemelekatan  (Read 15019 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #15 on: 28 June 2011, 11:08:31 AM »
Quote
lima gugus kemelekatan[72] adalah penderitaan
‘Dan bagaimanakah, para bhikkhu, singkatnya, lima gugus kemelekatan adalah penderitaan? Yaitu sebagai berikut: gugus kemelekatan bentuk, gugus kemelekatan perasaan, gugus kemelekatan persepsi, gugus kemelekatan bentukan-bentukan batin, gugus kemelekatan kesadaran.[77] Ini adalah, singkatnya, lima gugus kemelekatan adalah penderitaan. Dan itu, para bhikkhu, disebut Kebenaran Mulia Penderitaan.’

Mungkin cinta yang baik itu cinta tanpa aku ya? Seperti beda Love you dengan I Love you?

Apakah terlahir menjadi pria itu lebih baik? Apakah karma yg membuat org terlahir jadi pria ato wanita?

Offline horina

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 15
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #16 on: 28 June 2011, 11:09:03 AM »
Tanya; (cinta dalam konteks lawan jenis) cinta indentik dengan ketertarikan seks(fisik)??
Yah tp kn ga gt jg Mr...
masalah perasaan aja sih,kalo berlebihan itu yg akan menyebabkn penderitaan,nah skrg sy lg bljr utk tdk trlalu melekat.
Yasodara tdk membenci sang buddha walau ditinggal tanpa pesan,mgkn itu hakikat cinta yg semestinya
berdana adlh cara paling mudah berbuat karma baik.

Offline horina

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 15
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #17 on: 28 June 2011, 11:12:24 AM »
Mungkin cinta yang baik itu cinta tanpa aku ya? Seperti beda Love you dengan I Love you?

Apakah terlahir menjadi pria itu lebih baik? Apakah karma yg membuat org terlahir jadi pria ato wanita?
Ya mungkin bgtu sist,cinta yg tanpa aku...asal tdk berbuah buruk bagi kt.namanya manusia awam mana bs lepas dr prsn asal tdk menderita karnanya paling tdk mengendalikan diri agar tdk menderita.
ya semua kn ada sebab ada akibat,yg sy dengar sih bgtu karma baik dimasa lampau trlahir sbg pria.
berdana adlh cara paling mudah berbuat karma baik.

Offline horina

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 15
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #18 on: 28 June 2011, 11:16:23 AM »
Sama-sama, semoga demikian adanya.
1. Tidak selalu pria lebih jernih dan bijak dalam berpikir. Bisa dilihat dari para Agga & 13 Mahasavika dari Buddha Gotama.
2. Samma Sambuddha memang selalu pria, tapi untuk mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin secara total, wanita pun bisa melakukannya seperti halnya para Ariya Theri.
wah betul jg.Terimakasih...senang mendapat sedikit penerangan dr Mr.
Semoga semua makhluk berbahagia...
berdana adlh cara paling mudah berbuat karma baik.

Offline Chinsun

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 27
  • Reputasi: 2
  • Gender: Female
  • Hidup ini sgt singkat,lakukan kebaikan selagi bisa
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #19 on: 28 June 2011, 11:17:00 AM »
Sobat DC yang bijaksana.
Saya mw tanya jika dikehidupan ini kt terlahir hidup bersama apakah dikehidupan selanjutnya mungkin saja bs bersama lagi?
apakah cinta itu kemelekatan?dan seorang buddhist kn harus bljr membebaskan diri dari kemelekatan/penderitaan itu sndri?

I like thiz post ,mau nyimak bgsss daa :-?... CINTA 1kata yg tiada akhr dibahas...cinta itu tidak kekal dlm hdp ini mnrt saya , jadi cintailah org2 disekelilingmu selagi ada kesempatan..jgn sia2kan..jgn smp terbelenggu trlalu dlm pd cinta krn gak ada yg abadi...cinta dpt berubah dari wkt ke wkt ..bs bertmbh besar atau sebaliknya berkrg pd wktnya ..
Birth was not our choice, dealth will not be our choice,but the way we live our life is our choice. Absolutely our choice,life fullest for today..strive to learn something new today :)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #20 on: 28 June 2011, 11:25:52 AM »
I like thiz post ,mau nyimak bgsss daa :-?... CINTA 1kata yg tiada akhr dibahas...cinta itu tidak kekal dlm hdp ini mnrt saya , jadi cintailah org2 disekelilingmu selagi ada kesempatan..jgn sia2kan..jgn smp terbelenggu trlalu dlm pd cinta krn gak ada yg abadi...cinta dpt berubah dari wkt ke wkt ..bs bertmbh besar atau sebaliknya berkrg pd wktnya ..
Maksud sis Chinsun ini, cinta terhadap pasangan, atau cinta kasih secara universal?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #21 on: 28 June 2011, 11:31:28 AM »
Mungkin cinta yang baik itu cinta tanpa aku ya? Seperti beda Love you dengan I Love you?
Cinta tanpa aku itu maksudnya kalau saya pacaran sama sis M14ka, ngomongnya, "terwelu kuping caisim yang sedang joget, dia mencintaimu"? Atau bagaimana?


Quote
Apakah terlahir menjadi pria itu lebih baik? Apakah karma yg membuat org terlahir jadi pria ato wanita?
Terlahir jadi wanita ada kerugian yang umum: menstruasi, hamil, melahirkan, dan keterkondisian sosial yang mayoritas lebih meng-inferior-kan wanita. Namun tidak selalu menjadi wanita adalah akibat karma yang kurang baik dibanding menjadi seorang laki-laki.

Contoh gampangnya, semua mahasavika dan upasika terunggul dari Buddha, terinspirasi oleh para murid dari Buddha terdahulu, bertekad untuk menjadi murid wanita dengan keunggulan yang sama.


Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #22 on: 28 June 2011, 11:50:55 AM »
Cinta tanpa aku itu maksudnya kalau saya pacaran sama sis M14ka, ngomongnya, "terwelu kuping caisim yang sedang joget, dia mencintaimu"? Atau bagaimana?




Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #23 on: 28 June 2011, 11:54:14 AM »



Daripada saya bilang, "terwelu kuping caisim yang berjoget, tidak ada yang mencintaimu"?

Spoiler: ShowHide
Aku = tidak ada. Aku mencintaimu = tidak ada yang mencintaimu.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #24 on: 28 June 2011, 12:01:13 PM »
Daripada saya bilang, "terwelu kuping caisim yang berjoget, tidak ada yang mencintaimu"?

Spoiler: ShowHide
Aku = tidak ada. Aku mencintaimu = tidak ada yang mencintaimu.

:hammer:
 =)) =)) =))

Tu cuma kiasan aja deh kk....  :>-

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #25 on: 28 June 2011, 01:54:18 PM »
Penyebab muncul atau tidak munculnya, serta lenyapnya cinta (dan kemelekatan).

Quote
Setelah melihat bentuk (rupa), seseorang menjadi kehilangan perhatian dan tenggelam dalam keindahan yang diciptakannya, ia merasakan serbuan keinginan untuk mencoba menelannya.

Lanjutannya: ShowHide
Banyak nafsu seperti keiri-hatian dan kemarahan, timbul dari bentuk (rupa), menyiksa mereka yang mencengkeramnya, dengan akibat pikirannya menjadi terbebani oleh kekesalan. Oleh karena itu, Nibbàna, tetap jauh dari mereka yang membawa-bawa muatan penderitaan daripada bermeditasi.

Nafsu tetap tidak berkembang dalam diri mereka yang merenungkan dengan penuh perhatian pada bentuk (rupa), yang telah ia lihat. Demikianlah, dengan terbebas dari nafsu, ia menolak menelannya.

Melihat suatu obyek-mata, seorang yogi hanya melihatnya dan hanya merasa bahwa ia melihatnya, tanpa mencerap bentuk (rupa), yang ditampilkan olehnya. Baginya penderitaan lenyap. Ia harus mempraktikkan meditasi seperti ini; dan jika ia mempraktikkan demikian, ia dikatakan berada dalam jarak pandang Nibbàna.


Demikian juga dengan suara (sadda), bau (gandha), rasa kecapan (rasa), objek sentuhan (phassa), dan objek pikiran.

Sumber: Malukyaputta Sutta (Komentar)

Quote
10 (10) Berakar pada Kontak

“Para bhikkhu, tiga perasaan ini lahir dari kontak, berakar pada kontak, dengan kontak sebagai sumber dan kondisinya. Apakah tiga ini?

Perasaan yang menyenangkan, perasaan yang menyakitkan, perasaan yang bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan.

“Dengan bergantung pada kontak yang dialami sebagai menyenangkan, para bhikkhu, maka muncul perasaan yang menyenangkan. Dengan lenyapnya kontak yang dialami sebagai menyenangkan itu, maka perasaan yang bersesuaian – perasaan yang menyenangkan yang muncul bergantung pada kontak yang dialami sebagai menyenangkan – berhenti dan mereda.

Demikian juga dengan perasaan yang menyakitkan, dan perasaan yang bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan.

Sutta lain yang sejenis: ShowHide

8 ( 8 ) Bangsal si Sakit (2)

“Seorang bhikkhu harus memanfaatkan waktunya dengan penuh perhatian dan memahami dengan jernih. Ini adalah instruksi kami untuk kalian.

“Para bhikkhu, sewaktu seorang bhikkhu berdiam demikian, penuh perhatian dan memahami dengan jernih, rajin, tekun, dan bersungguhsungguh, jika muncul dalam dirinya suatu perasaan yang menyenangkan, ia memahami: ‘Telah muncul dalam diriku perasaan yang menyenangkan. Sekarang perasaan itu bergantung, bukan tidak bergantung.

Bergantung pada apakah? Bergantung pada kontak ini. Tetapi kontak ini tidak kekal, terkondisi, muncul bergantungan. Maka ketika perasaan yang menyenangkan muncul dengan bergantung pada kontak yang tidak kekal, terkondisi, muncul bergantungan, bagaimana mungkin perasaan ini kekal?’

Ia berdiam dengan merenungkan ketidakkekalan dalam kontak dan dalam perasaan yang menyenangkan itu, ia berdiam dengan merenungkan lenyapnya, merenungkan peluruhannya, merenungkan penghentiannya, merenungkan pelepasannya. Ketika ia berdiam demikian, kecenderungan tersembunyi nafsu sehubungan dengan kontak dan sehubungan dengan perasaan yang menyenangkan ditinggalkan olehnya.

Demikian juga untuk perasaan menyakitkan (serta kecenderungan tersembunyi keengganan), dan perasaan bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan (serta kecenderungan tersembunyi kebodohan).


Sumber: Samyutta Nikaya, buku ke-4

How about true love ?

Quote
Dalam Zen, pasangan jiwa bukanlah seorang di luar diri anda. Pasangan jiwa bukan objek yang anda cari dan akan membuat anda utuh secara ajaib. Kerinduan pada pasangan jiwa pada akhirnya tidak tertuju pada seseorang, tetapi kerinduan untuk mengakhiri penderitaan dan perpisahan yang dirasakan seseorang. Jadi dalam Zen, kita belajar mengakhiri penderitaan. Dengan demikian, kita mendapati bahwa setiap orang mungkin adalah pasangan jiwa kita – atau bahwa kita saat ini sedang bersama pasangan jiwa kita. Kita bahkan mungkin menyapa pasangan jiwa kita saat melihat Matahari bersinar melalui jendela atau anak-anak yang bermain di jalanan.

Cara pandang ini bukanlah suatu penolakan terhadap hubungan manusia, tetapi saat cinta berubah menjadi suatu substansi untuk meraih rasa aman atau mengakhiri penderitaan, cinta jenis ini adalah palsu. Jika mengira bahwa kita akan merasakan keadaan yang sempurna bersama orang lain, niscaya kita akan kecewa dan terluka. Hidup dan hubungan hanya berkaitan dengan satu hal: perubahan, perubahan, perubahan.

Karena banyak orang hidup dalam kesepian, mencari cinta atau mati-matian berusaha bergayut pada apa yang telah mereka temukan, mereka pasti tidak akan pernah menemukan pemenuhan. Berapa pun orang yang mereka kenal atau hubungan yang mereka miliki, seiring dengan waktu dan perubahan yang terjadi, mereka akan kembali sendiri.

Sumber: Buku “Zen Wisdom”, penulis: Brenda Shoshanna, Ph.D, Penerbit: PT Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia)

Sekian copas-mengopas. Kalau pendapat saya sendiri, cinta dan kemelekatan adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi. Tapi, muncul dan peluruhannya, bisa dijadikan bahan perenungan. Mengapa muncul, mengapa luruh. Bagaimana agar tidak terombang-ambing. Belajar melihat batin yang kadang masih seperti anak-anak yang mudah terpengaruh, dan bagaimana agar bisa lebih dewasa.
« Last Edit: 28 June 2011, 01:58:30 PM by Mayvise »

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #26 on: 28 June 2011, 01:58:24 PM »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #27 on: 28 June 2011, 02:25:07 PM »
Sobat DC yang bijaksana.
Saya mw tanya jika dikehidupan ini kt terlahir hidup bersama apakah dikehidupan selanjutnya mungkin saja bs bersama lagi?
apakah cinta itu kemelekatan?dan seorang buddhist kn harus bljr membebaskan diri dari kemelekatan/penderitaan itu sndri?

Saya juga bingung kalau ditanya seperti ini, karena dalam kehidupan sekitar kita yang sekarang ada terdapat orang2 yang mempunyai istri/suami lebih dari satu.. yang duda/janda cerai matipun bisa menikah lagi koq dengan pasangan yang lain.. jadi jawabnya maybe yes maybe no.. karena kalau di kehidupan mendatang contoh : yang satu jadi dewi terus yang satu jadi kodok bagaimane ? bersama lagi sih mungkin, tapi cuma jadi hewan peliharaan kesayangan doang ...  :(




Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #28 on: 28 June 2011, 02:30:35 PM »
Saya juga bingung kalau ditanya seperti ini, karena dalam kehidupan sekitar kita yang sekarang ada terdapat orang2 yang mempunyai istri/suami lebih dari satu.. yang duda/janda cerai matipun bisa menikah lagi koq dengan pasangan yang lain.. jadi jawabnya maybe yes maybe no.. karena kalau di kehidupan mendatang contoh : yang satu jadi dewi terus yang satu jadi kodok bagaimane ? bersama lagi sih mungkin, tapi cuma jadi hewan peliharaan kesayangan doang ...  :(
Maka dibilang pasangan yang ideal itu adalah memiliki keyakinan, kedermawanan, moralitas, dan kebijaksanaan yang seimbang. Moralitas dan kedermawanan sama menunjang untuk terlahir di kondisi yang setara. Keyakinan dan kebijaksanaan yang sama menunjang untuk 'berjalan' dengan 'pandangan' yang sama.

Offline kakao

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.197
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • life is never sure, but die is certain
Re: cinta vs kemelekatan
« Reply #29 on: 28 June 2011, 04:13:07 PM »
Saya juga bingung kalau ditanya seperti ini, karena dalam kehidupan sekitar kita yang sekarang ada terdapat orang2 yang mempunyai istri/suami lebih dari satu.. yang duda/janda cerai matipun bisa menikah lagi koq dengan pasangan yang lain.. jadi jawabnya maybe yes maybe no.. karena kalau di kehidupan mendatang contoh : yang satu jadi dewi terus yang satu jadi kodok bagaimane ? bersama lagi sih mungkin, tapi cuma jadi hewan peliharaan kesayangan doang ...  :(
iya juga ya kalau pasangan kita jd kodok???  ;D
tapi apakah para dewa akan membuka suaranya bahwa pasangan kita adalah kodok? kalau nggak salah, kakao pernah baca, pertemuan adalah jodoh,..nah sebenarnya jodoh itu banyak, yaitu sebanyak mata kita saling bertemu, namun kadang hati kita bilang,.apakah dia adalah pasangan saya? trus dlm hati kita menolak,.contoh seorang gadis bertemu dg co.ah terlalu tampan,.nggak mungkin,..trus ketemu lagi yang sdh mapan,.kaya,.punya mobil,.hati kecil kita bicara,..ah kayaknya nggak mungkin,.terlalu kaya,.maka akan dilewatkan lagi, trus ketemu lagi dg pemuda biasa hatinya berkata lagi,.ah terlalu biasa,..lalu lewat lagi ketemu dg pemuda jelek dan gendut, hatinya berkata mungkin inilah jodoh saya yang pantas untuk saya, tapi masih dilewatkan lagi sampai sdh tidak ada yang lewat lagi didepan gadis itu,..nah begitu jg dg pasangan kita sebenarnya yang nentuin itu kita sendiri...kita terlalu banyak melewatkan kesempatan2 sehingga akhirnya ya kita sendiri kesepian ;D ;D tidak ma kodok lah wkwkwkwkkw =))
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[img]

 

anything