For Char101:
Benar, saya juga pernah mendengar demikian dari salah seorang guru meditasi. Beliau hanya mengatakan bahwa apa yang disebut sebagai āloka (cahaya) yang muncul ketika seseorang merealisasi nibbāna bukan seperti apa yang dipikirkan seseorang mengenai cahaya yang gilang-gemilang. Cahaya ini, secara sederhana, dikatakn hanya karena seseorang melihat melalui kebijaksanaan sifat alami fenomena (anicca, dukkha dan anatta).
Ada satu definisi āloka udapādi yang bisa memperjelas hal ini: āloko udapādīti yo pakatiyā guhāyaṃ andhakāro, so antarahito, āloko jāto - munculnya cahaya artinya '(seperti halnya) kegelapan eksis di dalam gua secara alami, ketika kegelapan itu lenyap, (secara alami) cahaya muncul'.
Melihat definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa āloka hanya kiasan yang digunakan untuk menunjukkan 'keadaan' lenyapnya kegelapan batin (avijjandhakara). Cahaya demikian bukan cahaya yang umumnya orang melihat melalui mata daging.
Namun bagaimana dengan Viññānaṃ sabbatopabhaṃ - kesadaran yang seluruhnya bercahaya? Apakah ini juga hanya metafora belaka yang juga hanya untuk menunjukkan lenyapnya kegelapan batin?
Be happy.