//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?  (Read 106420 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #135 on: 08 November 2009, 11:14:01 AM »
 [at] sdr Peacemind

Saya ada suatu pertanyaan. Dalam suatu kesempatan diskusi tentang abhidhamma. Ada tertulis ketika seseorang mencapai anupadisesa nibbana yang tersisa hanyalah nama dhama.

Dapatkah dijelaskan lebih lanjut apa makna 'yg tersisa hanyalah nama dhamma'?

Apa definisi nama dhamma ini yang sebenarnya?


Bagi yg lain mau ikutan menjawab juga diperkenankan.

Terima kasih sebelumnya  _/\_
« Last Edit: 08 November 2009, 11:16:45 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #136 on: 08 November 2009, 11:19:11 AM »
saya tidak sedang mengkonfirmasi tentang perbuatan ucapan dan pikiran saya.
Tanpa usaha-> karena saya blm berusaha
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata -> karena blm usaha, bgm bisa saya ungkapkan?
kebahagiaan tertinggi Nibbana--> Karena makhluk yang diliputi oleh kilesa adalah dukkha, maka dengan lenyapnya kilesa, tidak mungkin ada dukkha lagi, karena tidak ada dukkha, maka disebut sukkham. Jadi walaupun belum mengalami nibbana paranam sukkham, kita sudah mendapat gambaran bahwa dengan berakhirnya dukkha tentu adalah sukkham.

Maka kebahagiaan yang apabila masih terdapat kilesa tidak dapat disebut kebahagiaan, tetapi hanya sebagai sensasi-sensasi senang belaka yang selalu muncul dan lenyap, yang tetap masih dalam lingkup dukkha (penderitaan), Karena masih merupakan dukkha ,bagaimana bisa disebut sukkha?     ;D



 ;D

jadi menurut anda, tidak adanya dukkha adalah sukha? bukan penderitaan=kebahagiaan?

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #137 on: 08 November 2009, 11:40:44 AM »
saya tidak sedang mengkonfirmasi tentang perbuatan ucapan dan pikiran saya.
Tanpa usaha-> karena saya blm berusaha
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata -> karena blm usaha, bgm bisa saya ungkapkan?
kebahagiaan tertinggi Nibbana--> Karena makhluk yang diliputi oleh kilesa adalah dukkha, maka dengan lenyapnya kilesa, tidak mungkin ada dukkha lagi, karena tidak ada dukkha, maka disebut sukkham. Jadi walaupun belum mengalami nibbana paranam sukkham, kita sudah mendapat gambaran bahwa dengan berakhirnya dukkha tentu adalah sukkham.

Maka kebahagiaan yang apabila masih terdapat kilesa tidak dapat disebut kebahagiaan, tetapi hanya sebagai sensasi-sensasi senang belaka yang selalu muncul dan lenyap, yang tetap masih dalam lingkup dukkha (penderitaan), Karena masih merupakan dukkha ,bagaimana bisa disebut sukkha?     ;D



 ;D

jadi menurut anda, tidak adanya dukkha adalah sukha? bukan penderitaan=kebahagiaan?

Orang yang tercerahkan tidak melekat lagi pada konsepsi eksis; non-eksis, dan segala bentuk dualisme. Karena terbebas dari kemelekatan , mereka tidak melihatnya sebagai suatu kenyataan, semuanya hanya merupakan fenomena yang ilusif karena setiap saat terus berubah (anicca). Sehingga mereka tidak ternoda lagi dengan segala sensasi tentang apa yang baik dan buruk, senang dan susah , menderita dan bahagia. Ketika melihat ini hanya sekedar melihat, ketika mendengar ini hanya sekedar mendengar. Tidak ada pikiran yang diskriminatif. Itulah maksud dari penderitaan=kebahagiaan.
Tidak adanya dukkha adalah sukkha--> adalah konsep yang dibicrakan dari sudut pandang putthujana. Tentu tidak dapat dicampur adukkan dengan sudut pandang orang yang tercerahkan.
  
« Last Edit: 08 November 2009, 11:43:34 AM by chingik »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #138 on: 08 November 2009, 11:45:17 AM »
saya tidak sedang mengkonfirmasi tentang perbuatan ucapan dan pikiran saya.
Tanpa usaha-> karena saya blm berusaha
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata -> karena blm usaha, bgm bisa saya ungkapkan?
kebahagiaan tertinggi Nibbana--> Karena makhluk yang diliputi oleh kilesa adalah dukkha, maka dengan lenyapnya kilesa, tidak mungkin ada dukkha lagi, karena tidak ada dukkha, maka disebut sukkham. Jadi walaupun belum mengalami nibbana paranam sukkham, kita sudah mendapat gambaran bahwa dengan berakhirnya dukkha tentu adalah sukkham.

Maka kebahagiaan yang apabila masih terdapat kilesa tidak dapat disebut kebahagiaan, tetapi hanya sebagai sensasi-sensasi senang belaka yang selalu muncul dan lenyap, yang tetap masih dalam lingkup dukkha (penderitaan), Karena masih merupakan dukkha ,bagaimana bisa disebut sukkha?     ;D



 ;D

jadi menurut anda, tidak adanya dukkha adalah sukha? bukan penderitaan=kebahagiaan?

Orang yang tercerahkan tidak melekat lagi pada konsepsi eksis; non-eksis, dan segala bentuk dualisme. Karena terbebas dari kemelekatan , mereka tidak melihatnya sebagai suatu kenyataan, semuanya hanya merupakan fenomena yang ilusif karena setiap saat terus berubah (anicca). Sehingga mereka tidak ternoda lagi dengan segala sensasi tentang apa yang baik dan buruk, senang dan susah , menderita dan bahagia. Ketika melihat ini hanya sekedar melihat, ketika mendengar ini hanya sekedar mendengar. Tidak ada pikiran yang diskriminatif. Itulah maksud dari penderitaan=kebahagiaan.
Tidak adanya dukkha adalah sukkha--> adalah konsep yang dibicrakan dari sudut pandang putthujana. Tentu tidak dapat dicampur adukkan dengan sudut pandang orang yang tercerahkan.
 


tentu saja saya berbicara dari sudut pandang putthujana karena saya adalah seorang puthujana, dan saya bertanya "menurut anda" kecuali bahwa anda bukanlah puthujana, in that case saya menarik pertanyaan saya.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #139 on: 08 November 2009, 01:11:11 PM »
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

kl bole saya bertanya balik, bro Peacemind tertarik mencapai nibbana atau mencapai yg tercerahkan? ;D
Buddha itu sendiri artinya yg tercerahkan ;D
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #140 on: 08 November 2009, 03:20:00 PM »
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

kl bole saya bertanya balik, bro Peacemind tertarik mencapai nibbana atau mencapai yg tercerahkan? ;D
Buddha itu sendiri artinya yg tercerahkan ;D

Mencapai / merealisasi nibbāna dan tercerahkan, bedanya apa ya?  ;D Bagi saya, nibbāna adalah lenyapnya segala kekotoran batin, terbebasnya seseorang dari penderitaan karena tumimbal lahir yang tiada henti. Seseorang yang telah bebas dari tumimbal lahir dikatakan sebagai tercerahkan jika anda mengacu kata Buddha sebagai tercerahkan. Sesungguhnya, Buddha bisa diartikan sebagai "Orang yang telah Bangun". Kata kerja dari kata ini adalah "bujjhati"  yang berarti " ia bangun". Seseorang yang mencapai nibbāna dikatakan sebagai Orang yang Bangun dalam arti ia telah bangun dari ilusi dunia. Ia telah melihat sifat sesungguhnya dunia. Ia tidak lagi seperti makhluk-makhluk awam (puthujjana) yang selalu terbawa arus mimpi dalam tidur mereka yang berkepanjangan.

Mengenai pertanyaan anda pada saya, sesungguhnya saya sudah menjawab ini di antara komen awal. Ada pernyataan menarik yang diungkapan oleh Sang Buddha khususnya ditujukan kepada para bhikkhu di beberapa Sutta, dan meskipun saya bukan bhikkhu, saya merasa baik juga untuk menanamkan hal yang sama:

"‘‘Idha, bhikkhave, ekacco kulaputto saddhā agārasmā anagāriyaṃ pabbajito hoti – ‘otiṇṇomhi jātiyā jarāya maraṇena sokehi paridevehi dukkhehi domanassehi upāyāsehi, dukkhotiṇṇo dukkhapareto, appeva nāma imassa kevalassa dukkhakkhandhassa antakiriyā paññāyethā’ti.

"Di sini, O, para Bhikkhu, beberapa orang, karena keyakinan, telah pergi dari kehidupan berumah-tangga ke kehidupan tanpa rumah - '(Selama hidup) saya ditimpa kelahiran, usia tua, kematian, kesedihan, ratapan, penderitaan, stress, keputus-asaan, ditimpa oleh penderitaan, ditekan oleh penderitaan; Barangkali (dengan menjalankan kehidupan pabbajita), akhir dari seluruh kelompok penderitaan akan dicapai".

 :) Be Happy.

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #141 on: 08 November 2009, 03:46:37 PM »
Tertarik untk mncpai nibbana.
Tpi kalau dah cpai nibbana, aku ini ada atau tidak ya? Siapa ya yg mengalami kebhagiaan nibbana kalau aku ini tanpa jiwa, atau roh atau diri yg kekal??
Tlg jawab dong?
CMIIW.FMIIW.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #142 on: 08 November 2009, 04:01:18 PM »
Tertarik untk mncpai nibbana.
Tpi kalau dah cpai nibbana, aku ini ada atau tidak ya? Siapa ya yg mengalami kebhagiaan nibbana kalau aku ini tanpa jiwa, atau roh atau diri yg kekal??
Tlg jawab dong?

Kalau kita menerima kata2 yang ada di Kitab Suci, kalau anda telah mencapai nibbāna, pertanyaan apakah anda ada ataukah tidak ada justru akan lenyap...  ;) ;) ;)

Be happy...

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #143 on: 08 November 2009, 04:07:38 PM »
Jd kebhagiaan abadi itu ada atau tidak??Bila ada siapa yg ada(alami)?
CMIIW.FMIIW.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #144 on: 08 November 2009, 04:20:36 PM »
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

kl bole saya bertanya balik, bro Peacemind tertarik mencapai nibbana atau mencapai yg tercerahkan? ;D
Buddha itu sendiri artinya yg tercerahkan ;D

Mencapai / merealisasi nibbāna dan tercerahkan, bedanya apa ya?  ;D Bagi saya, nibbāna adalah lenyapnya segala kekotoran batin, terbebasnya seseorang dari penderitaan karena tumimbal lahir yang tiada henti. Seseorang yang telah bebas dari tumimbal lahir dikatakan sebagai tercerahkan jika anda mengacu kata Buddha sebagai tercerahkan. Sesungguhnya, Buddha bisa diartikan sebagai "Orang yang telah Bangun". Kata kerja dari kata ini adalah "bujjhati"  yang berarti " ia bangun". Seseorang yang mencapai nibbāna dikatakan sebagai Orang yang Bangun dalam arti ia telah bangun dari ilusi dunia. Ia telah melihat sifat sesungguhnya dunia. Ia tidak lagi seperti makhluk-makhluk awam (puthujjana) yang selalu terbawa arus mimpi dalam tidur mereka yang berkepanjangan.

Mengenai pertanyaan anda pada saya, sesungguhnya saya sudah menjawab ini di antara komen awal. Ada pernyataan menarik yang diungkapan oleh Sang Buddha khususnya ditujukan kepada para bhikkhu di beberapa Sutta, dan meskipun saya bukan bhikkhu, saya merasa baik juga untuk menanamkan hal yang sama:

"‘‘Idha, bhikkhave, ekacco kulaputto saddhā agārasmā anagāriyaṃ pabbajito hoti – ‘otiṇṇomhi jātiyā jarāya maraṇena sokehi paridevehi dukkhehi domanassehi upāyāsehi, dukkhotiṇṇo dukkhapareto, appeva nāma imassa kevalassa dukkhakkhandhassa antakiriyā paññāyethā’ti.

"Di sini, O, para Bhikkhu, beberapa orang, karena keyakinan, telah pergi dari kehidupan berumah-tangga ke kehidupan tanpa rumah - '(Selama hidup) saya ditimpa kelahiran, usia tua, kematian, kesedihan, ratapan, penderitaan, stress, keputus-asaan, ditimpa oleh penderitaan, ditekan oleh penderitaan; Barangkali (dengan menjalankan kehidupan pabbajita), akhir dari seluruh kelompok penderitaan akan dicapai".

 :) Be Happy.

mmmm.... gak bisa jelaskan, tp bagi saya ada bedanya ;D

contoh nya:
Siddhattha Gotama gak pernah mengatakan, saya telah mencapai nibbana(tolong koreksi kl salah).
Siddhattha Gotama pernah mengatakan, Aku lah yg tercerahkan(kl gak salah kata2nya gitu....., tolong koreksi kl salah)

;D
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #145 on: 08 November 2009, 06:49:11 PM »
Logikanya memang demikian. Akan tetapi, logika terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Seseorang bisa mengatakan bahwa karena tiada DIRI yang menderita maka tiada penderitaan, tapi toh nyatanya ia masih merasa bahwa "IA" menderita. Kenapa? Karena ia masih memiliki kecenderungan akan adanya 'DIRI'.

Saya setuju karena adanya kecenderungan adanya "DIRI" maka seseorang merasa menderita. Namun, pandangan "adanya penderitaan" dan "tidak adanya penderitaan" sendiri adalah perangkap masuk dalam dualisme. Demikian juga pandangan "adanya DIRI" dan "tidak adanya DIRI". Karena kedua pandangan-pandangan di atas terperangkap dalam dualitas "ada" dan "tiada." Selama seseorang di dalam dirinya mengenal "ada" dan "tiada" maka muncul di dalam dirinya sebuah kondisi subyek dan obyek yang menghasilkan perspektif tertentu, sehingga berarti seseorang memiliki kedirian di dalam dirinya. :) cmiiw

Sesungguhnya, konsep anatta di atas diambil mengingat bahwa segala fenomena yang muncul hanya merupakan gejala sebab dan akibat. Sebuah fenomena muncul karena kondisi2 tertentu. Di sana tidak ada entitas atau diri tertentu yang mengatur fenomena bersangkutan untuk muncul dan lenyap. Pikiran yang seringkali dianggap sebagai entiti, diri atau atma bagi kebanyakan orang juga hanya sekedar fenomena. Pikiran muncul karena kondisi2 lain. Melihat bekerjanya hukum ini (Paticcasamuppāda), meskipun ada perbuatan dan hasil perbuatan, nibbāna dan Jalan untuk mencapainya, seseorang tidak bisa mengatakan akan adanya "DIRI' yang berbuat, merasa, mengalami dan menjalankan. Segalanya hanya merupakan fenomena2 yang saling bergantungan.

Sebab dan akibat atau fenomena yang saling bergantungan, menurut opiniku, tidak dilihat sebagai hakikat "sebenarnya". Karena bagaimanapun, jika kita menyakini hal tersebut sebagai "sebenarnya" demikian atau sebagai sebab maka kita akan terjebak dalam pandangan bahwa samsara itu obyektif ada. Padahal jika demikian, maka kembali kita masuk dalam dikotomi subyek dan obyek, dan sekali lagi pandangan adanya sebab dan akibat atau fenomena saling bergantungan juga berpotensi menjadi penghasil suatu "DIRI" terselubung, yaitu yang berangkat dari dualitas "yang sebenarnya" dan "yang palsu". Dualitas "yang sebenarnya" dan "yang palsu" tidak lain sama saja dengan dualitas "ada" dan "tiada." So bagaimana pendapat saudara peacemind mengenai ini?


Suatu kali ada seorang pertapa bertanya kepada Sang BUddha, "Apakah yang menjadi penyebab munculnya kebahagiaan dan penderitaan? Apakah mereka disebabkan oleh diri sendiri (sayaṃkataṃ), atau pihak lain (paraṃkataṃ) atau disebabkan oleh diri sendiri dan pihak lain (sayaṃkatañca paraṃkatañca) ataukah mereka muncul karena tanpa sebab (ahetuka)? Sang Buddha menolak empat argumentasi  di atas. Alasannya, jika beliau menerima tiga argumentasi  pertama, sama halnya beliau menerima keberadaan "DIRI" yang menjadi penyeban penderitaan dan kebahagiaan. Kemudian jika beliau menerima argumentasi yang terakhir, beliau akan dianggap sebagai guru nihilis yang mengajarkan segala sesuatu tanpa sebab. Untuk menghindari keduanya, beliau mengatakan bahwa kebahagiaan dan penderitaan muncul, secara sederhana, karena kontak (phassa). Jawaban ini sangat penting karena selain menghindari konsep nihilisme, juga menghindari konsep akan adanya "DIRI".

Jika demikian, mengapa phassa tidak disebut sebagai pihak lain (paraṃkataṃ) bagi kebahagiaan dan penderitan? Mohon pencerahannya. Terimakasih.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #146 on: 08 November 2009, 08:55:33 PM »
Saya rasa lebih luas dari itu. Atta itu inti, essen, atau identitas. Inti atau
essen adalah hal terkecil yang tidak dapat diuraikan lagi. Identitas artinya
bukan hal yang lain. Batu misalnya, jika batu punya atta maka batu punya hal
terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi menjadi hal lain. Tapi karena Sang
Buddha mengajarkan batu itu terdiri dari 4 elemen utama, jadi batu tidak punya
inti, atau identitas sendiri, tapi bergantung pada hal lainnya.

Memang batu terdiri dari beberapa unsur penyusun bro ... Tapi bukan berarti batu itu tidak punya inti bila batu tersebut diurai berdasarkan unsurnya (dan tentunya namanya bukan lagi batu, tapi berubah jadi unsur penyusunnya) ...

Nah unsur-unsur penyusun itulah inti-inti dari batu ... Tidak tunggal dan tidak kekal, karena batu tersebut dapat terurai karena kondisi ...

Sabbe dhamma anatta, dhamma di sini terdiri dari sankhara + nibbana. Sankhara
selalu anatta karena by definition sankhara itu merupakan gabungan dari
hal-hal lainnya (coexistence). Nibbana anatta karena nibbana tidak
dibentuk oleh apapun.

Saya lebih tertarik untuk menerjemahkan sabbe dhamma anatta secara lebih sederhana ...
'Segala sesuatu tidak mempunyai inti yang kekal'

Jadi menurut saya intinya sih tetap ada, tapi tidak kekal (selalu terkondisi)

Lalu apakah intinya? khanda-khanda inilah intinya dan tidak kekal (karena keberadaannya tidak tetap, terkondisi sehingga tak bisa dibuat kekal karena setiap mengalami akibat, selalu menghasilkan sesuatu yang menyebabkannya terkondisi dan berakibat kembali) ...

Inti-inti ini tergabung membentuk makhluk, tidak tunggal dan selalu berubah karena terkondisi ... itulah yang saya maksud sebagai tidak ada inti yang kekal ...

Saya rasa di sini yang dimaksud Jiwa itu orang, jadi tidak merujuk pada hal
seperti roh. Karena tidak melihat bahwa seseorang itu hanya pancakkhandha,
muncul pandangan bahwa seseorang itu punya inti, essen, atau identitas. Artinya
dalam seseorang kita bisa menemukan sesuatu yang bisa disebut sebagai orang dan
tidak terdiri dari hal lainnya lagi. Tapi karena orang itu hanya pancakkhandha
dan tidak satupun dari khandha-khandha ini yang bisa diidentifikasikan sebagai
orang, artinya kalau muncul sendiri khandha-khandha itu tidak sebut orang, maka
yang namanya orang hanya sebutan.

Karena orang itu hanya pancakhanda, makanya orang itu punya inti-inti penyusun yang berkumpul sebagai kesatuan dikenal sebagai orang ... Sekali lagi, tidak tunggal dan tidak kekal ...
« Last Edit: 08 November 2009, 09:00:27 PM by g.citra »

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #147 on: 08 November 2009, 09:16:07 PM »
Memang batu terdiri dari beberapa unsur penyusun bro ... Tapi bukan berarti batu itu tidak punya inti bila batu tersebut diurai berdasarkan unsurnya (dan tentunya namanya bukan lagi batu, tapi berubah jadi unsur penyusunnya) ...

Nah unsur-unsur penyusun itulah inti-inti dari batu ... Tidak tunggal dan tidak kekal, karena batu tersebut dapat terurai karena kondisi ...

Quote
Ātman is an essence of things that does not depend on others; it is an intrinsic nature. The non-existence of that is selflessness.

—Bodhisattvayogacaryācatuḥśatakaṭikā 256.1.7

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #148 on: 08 November 2009, 09:54:32 PM »
^batu itu memang tidak ada inti, tapi jangan samakan ama manusia, krna batu itu tidak bs brgerak, sdangkan manusia bs bergerak.
CMIIW.FMIIW.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« Reply #149 on: 08 November 2009, 10:25:44 PM »
air mengalir? jadi?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days