Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Peacemind on 06 November 2009, 12:44:11 PM

Title: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 06 November 2009, 12:44:11 PM
     Sekitar tiga tahun yang lalu, saya bertemu dengan salah seorang teman saya. Kami berdiskusi kesana kemari hingga pada suatu kesempatan, saya bertanya, "Apa sih yang menjadi tujuan akhir umat Buddha?" Ia pun dengan cepat menjawab, "Tentu nibbāna". Kemudian saya melanjutkan pertanyaan, "Setelah mengetahui nibbāna sebagai tujuan akhir, apakah anda benar-benar tertarik dengan pencapaian tersebut?" Ia berdiam sejenak dan akhirnya menjawab, "Tidak".
     Sekitar tiga hari yang lalu saya dan seorang teman saya mengunjungi seorang guru meditasi di hutan. Pada kesempatan itu, guru meditasi tersebut mengatakan bahwa saat ini meskipun banyak orang yang mempelajari Dhamma, namun sedikit dari mereka yang benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna. Karena inilah, saya ingin teman-teman di DC ini untuk berbagi pengalaman  mengenai hal ini. Ada dua pertanyaan yang ingin saya tanyakan, dan saya berharap anda menjawab dengan sejujurnya:

1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

     Pertanyaan di atas terdengar simple, namun akan sangat berarti khususnya untuk membangunkan kesadaran kita terhadap tujuan terakhir kita sebagai penganut ajaran Buddha.

                                                 May you all be happy
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: 7 Tails on 06 November 2009, 12:49:24 PM
kalau saya lebih suka nibbana sebagai kondisi . kalau suhu tertarik mencapainya ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 01:00:26 PM
1. & 2.

Saya lebih tertarik untuk melenyapkan dukkha daripada mencapai nibbana (hal yang sama tapi sudut pandang yang berbeda).

Sedangkan apakah benar-benar tertarik atau hanya sedikit tertarik, bisa dilihat dari besar usaha yang dilakukan seseorang.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 06 November 2009, 01:01:46 PM
1. benar2 tertarik.
2. Penyebabnya karena puyeng muter2 terus seperti hamster bermain di roda putar.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 06 November 2009, 01:02:19 PM
Sedangkan apakah benar-benar tertarik atau hanya sedikit tertarik, bisa dilihat dari besar usaha yang dilakukan seseorang.

Tajem bro.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: tesla on 06 November 2009, 01:07:42 PM
(saat ini) tidak tertarik juga.
saya sebagai diri tidak mau terkikis oleh praktik/latihan dhamma.
namun ada kalanya saya jenuh dg ketidakpastian ini, dan pada waktu itu saya kembali latihan lagi.
nanti diri merasa terancam lagi, saya berhenti lagi.
mungkin saya sudah terlalu melekat dg dunia :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 06 November 2009, 01:27:41 PM
Rasanya aneh sekali, menjadi pengikut Buddha tetapi tidak tertarik mencapai nibbana.
Minimal jawaban yang lebih masuk akal 'kan begini : "tertarik , cuma selalu terhalang oleh belenggu duniawi,*"

*duniawi di sini tidak semata-mata merujuk pada kehidupan manusia, tetapi meliputi Tiloka. 
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 06 November 2009, 01:32:43 PM
1. & 2.

Saya lebih tertarik untuk melenyapkan dukkha daripada mencapai nibbana (hal yang sama tapi sudut pandang yang berbeda).

Sedangkan apakah benar-benar tertarik atau hanya sedikit tertarik, bisa dilihat dari besar usaha yang dilakukan seseorang.

Yg di bold itu...bukankah akhir dukkha adalah nibbana?

Menurut aku... kalo yg memahami dukkha itu pasti tertarik dengan Nibbana....;D

_/\_ :lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 06 November 2009, 01:49:28 PM
kalau saya lebih suka nibbana sebagai kondisi . kalau suhu tertarik mencapainya ?

Suhu yang mana? Kalau anda bertanya pada saya, jawabannya, tentu itu merupakan keharusan apalagi jika seseorang menjalankan kehidupan Brahmacari.

Saya lebih tertarik untuk melenyapkan dukkha daripada mencapai nibbana (hal yang sama tapi sudut pandang yang berbeda).

Yap, anda memang benar. Yang pertama memang tampaknya lebih sreg. Akan tetapi, ada dua kalimat pernyataan berbeda namun memiliki makna sama, (1) dukkhanirodha (lenyapnya penderitaan), (2) nibbāna sacchikarana (pencapaian nibbāna atau lebih tepatnya perealisasian nibbāna).

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 02:05:25 PM
1. & 2.

Saya lebih tertarik untuk melenyapkan dukkha daripada mencapai nibbana (hal yang sama tapi sudut pandang yang berbeda).

Sedangkan apakah benar-benar tertarik atau hanya sedikit tertarik, bisa dilihat dari besar usaha yang dilakukan seseorang.

Yg di bold itu...bukankah akhir dukkha adalah nibbana?

Menurut aku... kalo yg memahami dukkha itu pasti tertarik dengan Nibbana....;D

Kalau ada orang ingin membunuh kita, apakah kita diam saja atau berusaha menyelamatkan diri? Apakah orang menyelamatkan diri biar bisa terus berlatih untuk mencapai nibbana? Kepikiran saja belum tentu kan... yang jelas orang menyelamatkan diri agar bisa terus eksis di dunia ini. Need of existence itu basic instict tiap makhluk hidup di dunia ini, dari hewan sampai manusia. Ini disebabkan atta-ditthi dan kemelekatan. Nibbana jelas-jelas adalah oposisi dari kedua hal itu. Saya sendiri merasa itu dillema besar untuk memiliki kedua hal itu.

Yang jelas saya lihat, pancakkhandha itu dukkha, orang pasti sakit, tua, mati. Dhamma memberikan kita pengetahuan untuk mengerti realitas di dunia ini, anicca, dukkha, anatta. Saya sih ingin membiarkan saja ke mana pengetahuan itu akan membawa diri kita setelah dicapai.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Tekkss Katsuo on 06 November 2009, 02:09:18 PM
saya tertarik membebaskan diri dari kondisi penyebab dukha ini. saya tdk bisa mengatakan tertarik mencapai Nibbana karena saya tdk mengetahui Nibbana itu seperti apa

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 02:09:36 PM
Quote
"Even though this wish may occur to a monk who dwells without devoting himself to development — 'O that my mind might be released from effluents through lack of clinging!' — still his mind is not released from the effluents through lack of clinging. Why is that? From lack of developing, it should be said. Lack of developing what? The four frames of reference, the four right exertions, the four bases of power, the five faculties, the five strengths, the seven factors for Awakening, the noble eightfold path.

"Even though this wish may not occur to a monk who dwells devoting himself to development — 'O that my mind might be released from effluents through lack of clinging!' — still his mind is released from the effluents through lack of clinging. Why is that? From developing, it should be said. Developing what? The four frames of reference, the four right exertions, the four bases of power, the five faculties, the five strengths, the seven factors for Awakening, the noble eightfold path.

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.101.than.html
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 06 November 2009, 02:15:38 PM
Rasanya aneh sekali, menjadi pengikut Buddha tetapi tidak tertarik mencapai nibbana.
Minimal jawaban yang lebih masuk akal 'kan begini : "tertarik , cuma selalu terhalang oleh belenggu duniawi,*"

*duniawi di sini tidak semata-mata merujuk pada kehidupan manusia, tetapi meliputi Tiloka.  

Memang aneh, setelah mengaku beragama Buddha, tapi tidak tertarik untuk merealisasi nibbāna. Namun yang menjadi pertanyaan penting di sini, apakah ketertarikan ini muncul dari kesungguhan hati untuk melenyapkan dukkha, ataukah karena kita umat Buddha, maka LOGIKANYA harus demikian?  

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 02:26:12 PM
Memang aneh, setelah mengaku beragama Buddha, tapi tidak tertarik untuk merealisasi nibbāna. Namun yang menjadi pertanyaan penting di sini, apakah ketertarikan ini muncul dari kesungguhan hati untuk melenyapkan dukkha, ataukah karena kita umat Buddha, maka LOGIKANYA harus demikian?  

Tergantung tertariknya hanya di ucapan atau di perbuatan. Kalau di perbuatan bahkan orangnya sendiri tidak perlu tahu ada yang namanya nibbana tapi bisa dilihat dari perbuatannya kalau dia memang menuju ke situ.

Yang lebih aneh lagi kalau mengaku beragama Buddha tapi tidak tahu apa yang diajarkan oleh Buddha atau mengaku ingin mencapai Nibbana tapi tidak tahu itu Nibbana atau cara mencapainya :P
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: adi lim on 06 November 2009, 02:36:56 PM
Tertarik !!!!!! dan pengin untuk merealisasi nya.
masalah nya itu LDM yang susah di kikis, harus berlatih terus !
 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 06 November 2009, 02:49:44 PM
Rasanya aneh sekali, menjadi pengikut Buddha tetapi tidak tertarik mencapai nibbana.
Minimal jawaban yang lebih masuk akal 'kan begini : "tertarik , cuma selalu terhalang oleh belenggu duniawi,*"

*duniawi di sini tidak semata-mata merujuk pada kehidupan manusia, tetapi meliputi Tiloka. 

Memang aneh, setelah mengaku beragama Buddha, tapi tidak tertarik untuk merealisasi nibbāna. Namun yang menjadi pertanyaan penting di sini, apakah ketertarikan ini muncul dari kesungguhan hati untuk melenyapkan dukkha, ataukah karena kita umat Buddha, maka LOGIKANYA harus demikian? 

Be happy.

Ya tentu dua-duanya lah, kalo tidak maka pasti ada ketimpangan dalam memahami tujuan inti dari pelatihan diri.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: ratnakumara on 06 November 2009, 03:02:55 PM
Mau ikutan komen post ini, boleh khan ?   ...   ;)

70% saya sangat inginkan menempuh Jalan menuju kesana.. , tapi masih ada 30 % dalam hidup ini yang masih tetap merupakan belenggu yang belum bisa dipatahkan dan selalu membuat batin dalam kondisi dilematis.. ,

ingin tetapi masih terbelenggu..., terbelenggu tapi sangat menginginkannya...

hmmh....  Ada saran ?

Hanya bila yang 30 % ini kelak sudah berakhir, barulah benar2 bisa secara khusus menempuh Jalan ke "sana"... , meski sebenarnya sudah lelah juga , ingin bisa secepatnya / segera pindah jalur ke "Jalan Tol" menuju Nibbana.. ;)

Anumodana

_/\_  ;)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 06 November 2009, 03:09:21 PM
saya tertarik membebaskan diri dari kondisi penyebab dukha ini. saya tdk bisa mengatakan tertarik mencapai Nibbana karena saya tdk mengetahui Nibbana itu seperti apa

 _/\_

Jika seseorang tertarik untuk membebaskan diri dari kondisi penyebab dukkha, di sana pasti ada kecenderungan batin untuk terbebas dari dukkha.  Sekarang, Nibbāna atau lenyapnya penderitaan sendiri juga sering diartikan sebagai lenyapnya penyebab dukkha.  Katamo  ca,  bhikkhave, dukkhanirodho? Yo tassāyeva taṇhaya asesavirāganirodho cāgo  paṭinissaggo  mutti  anālayo, ayaṃ  vuccati,  bhikkhave,  dukkhanirodho- O, para bhikkhu, apa lenyapnya penderitaan? Detasemen dan pelenyapan nafsu keinginan ini tanpa sisa, pelepasan, pembuangan, terbebasnya dan tanpa adanya kemelekatan adalah apa yang disebut sebagai lenyapnya penderitaan.

Jadi menurut hemat saya, ingin membebaskan diri dari sebab penderitaan tidak berbeda dari ketertarikan untuk mencapai nibbāna. Hanya yang menjadi salah kaprah bagi banyak orang adalah bahwa nibbāna sering dianggap sebagai 'sesuatu' yang berada di luar manusia. Padahal secara sederhana, seperti yang kita lihat dalam sutta-sutta, nibbāna adalah lenyapnya penderitaan dan sebab2nya. Kalau kita berpikir nibbāna adalah 'sesuatu' yang berada di luar manusia, memang akan terasa ganjil mengapa kita tertarik untuk mencapai 'sesuatu' yang belum pernah kita alami. Namun jika kita mengetahui bahwa nibbāna tidak lain adalh lenyapnya penderitaan dan sebab2nya, kita tidak akan terlalu jauh berimaginasi karena setidaknya kita tahu bahwa sekarang kita menderita dan juga tahu bahwa ada penyebab2 kenapa kita menderita.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Tekkss Katsuo on 06 November 2009, 03:13:12 PM
^^
  ;D

tq atas penjelasannya. Mao menrealisasikan Nibbana tp ntah kapan bisa berhasil

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 06 November 2009, 03:17:07 PM
lelah...  :|

Quote from: Anattalakkhana Sutta
"Kesadaran bukanlah diri. Jika kesadaran adalah diri, kesadaran ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Adalah mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, 'Kesadaranku demikian. Kesadaranku tidak demikian.' Tetapi karena kesadaran bukan diri, kesadaran membiarkan dirinya menjadi tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, 'Kesadaranku jadi demikian. Kesadaranku tidak jadi demikian.'
"Bagaimana menurutmu, para bhikkhu — Apakah wujud kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."
"Dan apakah hal yang tidak kekal itu memberikan kenyamanan atau penderitaan?"
"Penderitaan, yang mulia."
"Dan apakah tepat sesuatu yang tidak kekal, menyebabkan penderitaan, akan berubah sebagai: 'Ini milikku. Ini adalah diriku. Ini adalah aku'?"
"Tidak, yang mulia."
"... Apakah sensasi kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."...
"... Apakah persepsi kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."...
"...Apakah bentukan kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."...
"Bagaimana menurutmu, para bhikkhu — Apakah kesadaran kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."
"Dan apakah hal yang tidak kekal itu memberikan kenyamanan atau penderitaan?"
"Penderitaan, yang mulia."
"Dan apakah tepat sesuatu yang tidak kekal, menyebabkan penderitaan, akan berubah sebagai: 'Ini milikku. Ini adalah diriku. Ini adalah aku'?"
"Tidak, yang mulia."
"Karena itu, para bhikkhu, siapapun dimasa lampau, masa depan, atau masa sekarang; didalam atau diluar; kasar atau halus; biasa atau indah; jauh atau dekat; siapapun dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'
"Sensasi apapun...
"Persepsi apapun...
"Bentukan apapun...
"Kesadaran apapun dimasa lampau, masa depan, atau masa sekarang; didalam atau diluar; kasar atau halus; biasa atau indah; jauh atau dekat: setiap kesadaran dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'
"Melihat demikian, murid mulia yang telah diinstruksikan dengan baik menjadi kecewa pada tubuh, kecewa pada sensasi, kecewa pada persepsi, kecewa pada bentukan, kecewa pada kesadaran. Setelah kecewa, dia menjadi tidak tertarik. Setelah tidak tertarik, dia terbebas sepenuhnya. Dengan terbebas penuh, disana ada pengetahuan, 'Terbebas sepenuhnya.' Dia mengerti bahwa 'Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah terpenuhi, tugas telah selesai. Tidak ada lagi lebih jauh untuk dunia ini.'"
Itulah yang dikatakan Yang Terberkahi. Terpuaskan, kelompok lima bhikkhu tersebut bersenang atas kata-katanya. Dan ketika penjelasan ini sedang diberikan, hati kelompok lima bhikkhu, tidak melekat (tidak dipertahankan), terbebas sepenuhnya dari kegelisahan/kotoran.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 03:24:31 PM
Namun jika kita mengetahui bahwa nibbāna tidak lain adalh lenyapnya penderitaan dan sebab2nya, kita tidak akan terlalu jauh berimaginasi karena setidaknya kita tahu bahwa sekarang kita menderita dan juga tahu bahwa ada penyebab2 kenapa kita menderita.

1. Nibbana tidak lain adalah lenyapnya penderitaan
2. Semua yang berkondisi (pancakkhandha) adalah penderitaan (sabbe sankhara dukkha)
.:. Jadi Nibbana adalah lenyapnya pancakkhandha

Jadi kalau seseorang ingin mencapai nibbana, berarti juga ingin agar pancakkhandha lenyap? Jadi paham nihilisme ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 06 November 2009, 03:29:11 PM
nihilisme itu perlu kita kaji juga maksudnya loh nanti salah sangka

Quote
nihilism |ˈnīəˌlizəm; ˈnē-|
the rejection of all religious and moral principles, often in the belief that life is meaningless.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: ratnakumara on 06 November 2009, 03:30:17 PM
Anumodana Bro Sumedho ;)

Lelah.., karena belum bisa pindah jalur ke "Jalan-Tol" .. , meski di jalur yang sekarang sudah mengarah ke "sana" juga, tujuan sama.. , tapi jalurnya sekarang sedang jalur umum, sering banyak kemacetan... ;)

Bagaimanapun, menurut saya,"Jalan-Tol" lebih pas untuk merealisasikan tujuan ke"sana", dibandingkan "jalan-umum" seperti sekarang ini... ;)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 06 November 2009, 03:31:27 PM
akur bro :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Nevada on 06 November 2009, 03:36:25 PM
Namun jika kita mengetahui bahwa nibbāna tidak lain adalh lenyapnya penderitaan dan sebab2nya, kita tidak akan terlalu jauh berimaginasi karena setidaknya kita tahu bahwa sekarang kita menderita dan juga tahu bahwa ada penyebab2 kenapa kita menderita.

1. Nibbana tidak lain adalah lenyapnya penderitaan
2. Semua yang berkondisi (pancakkhandha) adalah penderitaan (sabbe sankhara dukkha)
.:. Jadi Nibbana adalah lenyapnya pancakkhandha

Jadi kalau seseorang ingin mencapai nibbana, berarti juga ingin agar pancakkhandha lenyap? Jadi paham nihilisme ;D

Nibbana adalah berhentinya proses kelangsungan pancakhandha yang mengambil bentuk baru. Pancakhandha lenyap karena sifat alami; terurai kembali. Nibbana adalah padamnya sebab-sebab penderitaan, sehingga pancakhandha yang terurai tidak lagi mengambil bentuk selanjutnya.

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 03:36:52 PM
nihilisme itu perlu kita kaji juga maksudnya loh nanti salah sangka

Quote
nihilism |ˈnīəˌlizəm; ˈnē-|
the rejection of all religious and moral principles, often in the belief that life is meaningless.

Nihilisme = setelah mati, tubuh jadi tanah, mental lenyap tanpa sisa
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: ryu on 06 November 2009, 03:39:53 PM
1. tidak
2. karena jawaban no 1 tidak maka jawaban no 2 tidak perlu ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 06 November 2009, 03:43:14 PM
^
^
Tertariknya sama surga ya bro ^-^
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 06 November 2009, 03:44:34 PM
Quote from: char101
Nihilisme = setelah mati, tubuh jadi tanah, mental lenyap tanpa sisa
kekna berbeda dengan definisi umum. Tapi kalau definisi nihilism demikian yg dimaksud, memang AADI (Ada Apa Dengan Itu)? kekna koq ditakutkan atau diharamkan sekali. :-/
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sunce™ on 06 November 2009, 03:53:23 PM
aku, setelah mengetahui dhamma, melihat kenyataan dunia beserta isinya, merenungkan betapa besar penderitaan yang terlah disebabkan oleh kelahiran berulang-ulang, bertekad untuk melenyapkan lobha, dosa dan moha dan mencapai nibbana akhir secepatnya.

:)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 03:56:47 PM
Quote from: char101
Nihilisme = setelah mati, tubuh jadi tanah, mental lenyap tanpa sisa
kekna berbeda dengan definisi umum. Tapi kalau definisi nihilism demikian yg dimaksud, memang AADI (Ada Apa Dengan Itu)? kekna koq ditakutkan atau diharamkan sekali. :-/

Ya KMSI (Kalau Memang Seperti Itu!) rasanya tidak sesuai aja dengan definisi nibbana sebagai kebahagian tertinggi.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 06 November 2009, 04:01:59 PM
Nibanna yang mana neh? saupadisesa atau anupadisesa?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 06 November 2009, 04:08:40 PM
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

Ikutan ... :))

1. Tertarik ... Sangat tertarik ...
2. Karena ada AKU masih berpikir untuk ini, itu ... Coba kalau nggak, mungkin gak thread ini ada ?

Saya lebih tertarik untuk melenyapkan dukkha daripada mencapai nibbana (hal yang sama tapi sudut pandang yang berbeda).

Dukkha timbul karena apa bro ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: tesla on 06 November 2009, 04:12:23 PM
Quote from: char101
Nihilisme = setelah mati, tubuh jadi tanah, mental lenyap tanpa sisa
kekna berbeda dengan definisi umum. Tapi kalau definisi nihilism demikian yg dimaksud, memang AADI (Ada Apa Dengan Itu)? kekna koq ditakutkan atau diharamkan sekali. :-/

Ya KMSI (Kalau Memang Seperti Itu!) rasanya tidak sesuai aja dengan definisi nibbana sebagai kebahagian tertinggi.

lho kok ga sesuai?
kan tubuh dan mental itu bukan diri, & karenanya (jika dilekati) hanya menyebabkan penderitaan.
kebahagiaan tertinggi juga dikatakan Sariputta justru sebagai karena tidak adanya perasaan (seingat saya).
imo, lenyapnya tubuh & mental emg kebahagian tertinggi kok ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: sobat-dharma on 06 November 2009, 04:17:40 PM
Cukup lepaskan saja... tidak perlu mencapai apapun
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 04:18:51 PM
Nibanna yang mana neh? saupadisesa atau anupadisesa?

Anupadisesa.

Tapi pertanyaanya saya tarik kembali, yang saya maksud pancakkhandha itu ternyata atta, sedangkan pancakkhandha anatta, dan kalau tidak punya atta, tidak ada yang bisa dibilang lenyap. Sankhara punya eksistensi tapi tidak punya atta.

Mungkin pertanyaanya menjadi, sankhara yang waktu hidup disebut seseorang, setelah anupadisesa nibbana akan menjadi apa?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 06 November 2009, 04:20:55 PM
yang saya maksud pancakkhandha itu ternyata atta

Malah jadi aneh. Sabbe dhamma anatta. Apakah anda mengimplikasikan ada atta?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 04:21:41 PM
Dukkha timbul karena apa bro ?

Dukha di tubuh timbul karena kamma buruk.
Dukha di perasaan timbul karena pandangan salah terhadap atta.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 04:26:04 PM
Malah jadi aneh. Sabbe dhamma anatta. Apakah anda mengimplikasikan ada atta?

Ada, di pikiran saya ;D.

EDIT: Biar tidak salah paham, maksud saya, walaupun saya tulis pancakkhandha, tapi tetap yang saya maksud "atta" dari pancakkhandha itu, karena saya masih dikuasai atta-ditthi. Karena pancakkhandha itu sankhara, jadi pancakkhanda itu sendiri hanya nama, bukan sesuatu yang benar-benar ada.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 06 November 2009, 04:27:45 PM
Mungkin pertanyaanya menjadi, sankhara yang waktu hidup disebut seseorang, setelah anupadisesa nibbana akan menjadi apa?

sankhara = berkondisi
anupadisesa nibanna = berkondisi?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: marcedes on 06 November 2009, 04:33:51 PM
ada yg sedikit miss comunication waktu bicara dengan salah seorang bhante....bhante nya orang thailand tapi bisa dikit-dikit bahasa inggris.

waktu itu saya lupa persis nya nanya apa...tapi pokoknya berhubungan dengan nibbana..
tapi bhante nya kira-in saya nanya "apa bhante mau parinibbana cepat-cepat"

bhante nya jawab "not this year"  ^^

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 06 November 2009, 04:57:50 PM
Dukha di tubuh timbul karena kamma buruk.
Dukha di perasaan timbul karena pandangan salah terhadap atta.

Ada hubunganya dengan 'tanha' gak bro ?

Saya lebih tertarik untuk melenyapkan dukkha daripada mencapai nibbana (hal yang sama tapi sudut pandang yang berbeda).

Apakah tulisan diatas masih merupakan pandangan salah terhadap atta, atau tidak ?
Kalau tidak, 'saya' yang mana yah bro ?
Lebih detailnya ... bagian mana dari 'saya' yang tertarik untuk melenyapkan dukkha ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Ivanzius on 06 November 2009, 05:15:58 PM
Namo Buddhaya,

1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?                                         
1. Tertarik.
2. Penyebabnya adalah Dukkha.

Dukkha timbul karena apa bro ?
Dhukka timbul karena Tanha.  :)

Salam Metta,

 _/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 06 November 2009, 05:21:57 PM
Tertarik !!!!!! dan pengin untuk merealisasi nya.
masalah nya itu LDM yang susah di kikis, harus berlatih terus !
 _/\_

1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

Ikutan ... :))

1. Tertarik ... Sangat tertarik ...
2. Karena ada AKU masih berpikir untuk ini, itu ... Coba kalau nggak, mungkin gak thread ini ada ?

Saya lebih tertarik untuk melenyapkan dukkha daripada mencapai nibbana (hal yang sama tapi sudut pandang yang berbeda).

Dukkha timbul karena apa bro ?


Bila tertarik ini adalah langkah awalnya... hayo daftar...daftar....  ;D

http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,69.0.html
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 06 November 2009, 05:37:46 PM
Dukkha timbul karena apa bro ?
Dhukka timbul karena Tanha.  :)

Jawabannya simpel kan ... ;)

Trus ada lagi pertanyaan:

Siapa yang mengalami dukkha ? :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 05:38:51 PM
Dukha di tubuh timbul karena kamma buruk.
Dukha di perasaan timbul karena pandangan salah terhadap atta.

Ada hubunganya dengan 'tanha' gak bro ?

Kalau tidak ada pandangan salah terhadap atta maka tidak ada tanha karena tidak ada "atta" yang perlu dipuaskan keinginannya.

Quote
Saya lebih tertarik untuk melenyapkan dukkha daripada mencapai nibbana (hal yang sama tapi sudut pandang yang berbeda).

Apakah tulisan diatas masih merupakan pandangan salah terhadap atta, atau tidak ?
Kalau tidak, 'saya' yang mana yah bro ?
Lebih detailnya ... bagian mana dari 'saya' yang tertarik untuk melenyapkan dukkha ?

Kata saya digunakan untuk melengkapi kalimat agar bisa dimengerti dengan mudah oleh orang lain (koq saya merasa seperti orang yang sudah menghilangkan atta-ditthi aja ya :P )

Tapi kalau anda menanyakan saya di mana atau yang mana itu tidak ada jawabannya karena saya tidak bisa ditemukan di mana-mana.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 06 November 2009, 05:40:34 PM
Bila belum pernah mencapai Nibbana maka kita bisa terlahir sebagai Manusia, Dewa, Brahma, alam setan kelaparan... alam hewan dan........alam neraka yang penuh penderitaan...
Mau merasakan kejamnya alam neraka?
Coba sundut tangan kita dengan rokok yang masih menyala, itu hanya pembuktian yang sangat kecil dan tak ada artinya dibandingkan Neraka...
Kita bisa terlahir di neraka jutaan, milyaran, trilyunan kali bahkan mungkin lebih daripada itu.

Ingatlah kecendrungan mahluk jatuh dari alam lebih tinggi ke alam lebih rendah bukan sebaliknya.
Jadi pilih mana... kesenangan sebagai manusia... mungkin hanya 25-50 tahun lagi....
Atau Nibbana...?


 _/\_

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 05:44:55 PM
Bila belum pernah mencapai Nibbana maka kita bisa terlahir sebagai Manusia, Dewa, Brahma, alam setan kelaparan... alam hewan dan........alam neraka yang penuh penderitaan...

Sedih amat ya hidup manusia dan makhluk lainnya, hidup dukkha, bunuh diri, lahir lagi, lahirnya di alam menderita lagi (kalau bunuh diri cuti citanya akusala jadi lahirnya juga di alam menderita), mau bebas, susah, abis bebas juga yah end of story (apa bener nibbana itu end of story).
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Nevada on 06 November 2009, 05:53:31 PM
Bila belum pernah mencapai Nibbana maka kita bisa terlahir sebagai Manusia, Dewa, Brahma, alam setan kelaparan... alam hewan dan........alam neraka yang penuh penderitaan...

Sedih amat ya hidup manusia dan makhluk lainnya, hidup dukkha, bunuh diri, lahir lagi, lahirnya di alam menderita lagi (kalau bunuh diri cuti citanya akusala jadi lahirnya juga di alam menderita), mau bebas, susah, abis bebas juga yah end of story (apa bener nibbana itu end of story).

Ya, Nibbana = end of story.

Karena, story = dukkha.

:D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: luis on 06 November 2009, 06:03:27 PM
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?

Jawab: Yup, tertarik :)

2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

Jawab: No choice ... cuma itu satu2nya jalan untuk mengakhiri Dukkha

Sedikit komentar aja, memang rasanya "janggal" kalau mendengar umat Buddha tidak tertarik untuk mencapai nibbāna ... seakan2 nibbāna bukan tujuan akhir mereka :) Tapi menurut saya, sebenarnya mereka tertarik untuk mencapai nibbāna, hanya saja mereka tidak yakin bisa mencapainya dalam waktu dekat (dalam kehidupan ini, ataupun dalam rentang waktu beberapa kehidupan ke depan). Oleh karena itu, mereka menganggap nibbāna sebagai suatu "tujuan" jangka panjaaaaaaaaaaaang yang entah perlu berapa kehidupan lagi untuk mencapainya... makanya mereka bilang tidak tertarik pada nibbāna dan LDM yang masih tebal jadi "biangnya".

Tetapi kalau boleh saya kasih analogi, misalnya aja kita mau pergi ke tempat jauh, misalnya Amerika. Tentu saja tidak mungkin mencapai Amerika dalam waktu 1 jam saja ... perlu waktu dan usaha yang benar untuk mencapainya, dan juga perlu jalur yang benar untuk mencapainya (dalam hal nibbāna, perlu Jalan Ariya Beruas 8). Tetapi walaupun bukan ditempuh dalam waktu yang dekat, dan kita tahu butuh waktu lama (misalnya 24 jam penerbangan) untuk mencapainya, tetap saja kita sebenarnya tertarik untuk mencapainya, oleh karena itulah kita berusaha menapaki jalur untuk mencapainya.

Hanya ada satu jalan ke nibbāna (Jalan Ariya Beruas 8), tetapi ada banyak planning yang bisa kita rangkai untuk mencapainya :) kalau tidak memiliki kondisi yang matang untuk lewat jalan tol ke sana (yang bisa saja dalam 1 kehidupan sampai ke sana), tidak ada salahnya mengambil jalur lambat asalkan berada pada orientasi dan arah yang benar. Banyak para murid Sang Buddha yang masih menikmati kesenangan duniawi sebagai layperson, berhasil memasuki arus dalam kehidupannya saat itu ... dan kalau sudah begitu, di kehidupan selanjutnya tinggal "lanjutkan!" maksimal 7 kehidupan lagi :)

Segitu aja pendapat saya. Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis


Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 06 November 2009, 06:07:49 PM
Mau ikutan komen post ini, boleh khan ?   ...   ;)

70% saya sangat inginkan menempuh Jalan menuju kesana.. , tapi masih ada 30 % dalam hidup ini yang masih tetap merupakan belenggu yang belum bisa dipatahkan dan selalu membuat batin dalam kondisi dilematis.. ,

ingin tetapi masih terbelenggu..., terbelenggu tapi sangat menginginkannya...

hmmh....  Ada saran ?

Hanya bila yang 30 % ini kelak sudah berakhir, barulah benar2 bisa secara khusus menempuh Jalan ke "sana"... , meski sebenarnya sudah lelah juga , ingin bisa secepatnya / segera pindah jalur ke "Jalan Tol" menuju Nibbana.. ;)

Anumodana

_/\_  ;)

Saran saya sih, ketimbang terus hidup dalam keraguan, lebih baik mulailah praktik Dhamma. Lama2 yang 30% juga akan lenyap..
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 06 November 2009, 06:18:33 PM
Dukkha timbul karena apa bro ?
Dhukka timbul karena Tanha.  :)

Jawabannya simpel kan ... ;)

Trus ada lagi pertanyaan:

Siapa yang mengalami dukkha ? :) --> AN ATTA


_/\_ :lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 06 November 2009, 06:50:20 PM
Namun jika kita mengetahui bahwa nibbāna tidak lain adalh lenyapnya penderitaan dan sebab2nya, kita tidak akan terlalu jauh berimaginasi karena setidaknya kita tahu bahwa sekarang kita menderita dan juga tahu bahwa ada penyebab2 kenapa kita menderita.

1. Nibbana tidak lain adalah lenyapnya penderitaan
2. Semua yang berkondisi (pancakkhandha) adalah penderitaan (sabbe sankhara dukkha)
.:. Jadi Nibbana adalah lenyapnya pancakkhandha

Jadi kalau seseorang ingin mencapai nibbana, berarti juga ingin agar pancakkhandha lenyap? Jadi paham nihilisme ;D

Nibbana adalah berhentinya proses kelangsungan pancakhandha yang mengambil bentuk baru. Pancakhandha lenyap karena sifat alami; terurai kembali. Nibbana adalah padamnya sebab-sebab penderitaan, sehingga pancakhandha yang terurai tidak lagi mengambil bentuk selanjutnya.



Jika kita mempelajari berbagai sutta, memang di sana bisa dilihat bahwa nibbāna adalah lenyapnya pañcakkhandha. Namun bagi saya yang terpenting adalh bukan apakah nibbāna merupakan lenyapnya pañcakkhandha ataukah tidak. Yang  terpenting di sini adalah bagaimana kita melenyapkan penyebab penderitaan yaitu nafsu keinginan (taṇha) dan kemelekatan (upādāna)  terhadap pañcakkhandha karena faktor2 inilah yang menjadi sumber mengapa pañcakkhandha terus mengambil bentuk baru di alam samsara. Seorang arahat, meskipun telah mencapai nibbāna, masih memiliki pañcakkhandha. Ia masih memiliki tubuh, perasaan, persepsi, bentuk2 pikiran dan kesadaran, namun karena ia bebas dari semua penyebab penderitaan, secara batin, ia tidak menderita lagi.

Mengenai konsep nihilisme, dalam Veranjakaṇḍaka dari Vinayapitaka, suatu kali Sang Buddha ditanya apakah beliau seorang guru nihilisme. Beliau menjawab dengan tegas bahwa beliau guru nihilisme sejauh jika ajarannya bertujuan untuk melenyapkan lobha, dosa dan moha. Lenyapnya tiga akar kejahatan ini juga sering diidentifikasikan sebagai nibbāna. Jadi nihilisme dalam ajaran Sang BUddha tidak akan bertentangan dengan nibbāna.

Tentu, nihilisme dalam agama BUddha harus dibedakan dari ajaran nihilis dalam agama2 lain di India. Mereka mengajarkan pandangan nihilis berdasarkan kepercayaan bahwa tubuh dan jiwa tidak berbeda (yaṃ jivaṃ taṃ sariraṃ), sehingga dengan hancurnya tubuh, jiwa / atma pun akan lenyap. Setelah mati, tidak akan ada kelahiran kembali. Pandangan seperti ini juga memunculkan penolakan terhadap hukum kamma. Di lain pihak, meskipun Sang Buddha mengajarkan nibbāna atau dalam kata lain lenyapnya tumimbal lahir, beliau juga tidak  menolak adanya hukum kamma dan tumimbal lahir khususnya bagi mereka yang belum mencapai arahat.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 06 November 2009, 06:58:08 PM
Trus ada lagi pertanyaan:

Siapa yang mengalami dukkha ? :) --> AN ATTA


_/\_ :lotus:
[/quote]

Setuju.... tidak ada DIRI  yang mengalami dukkha, dan bahkan tidak ada DIRI yang mengalami nibbāna.

“Dukkhameva hi, na koci dukkhito;
 kārako na, kiriyāva vijjati.
 atthi nibbuti, na nibbuto pumā;
 maggamatthi, gamako na vijjatī”ti.

"Ada penderitaan, namun tidak ada DIRI yang menderita;
Ada perbuatan, namun tidak ada DIRI yang berbuat.
Ada nibbāna, namun tidak ada DIRI yang mengalami nibbāna;
Ada Jalan, namun tidak ada DIRI yang melewatinya".

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: ryu on 06 November 2009, 07:12:35 PM
sejak ada peace keknya jadi tertarik ke ajaran buddha nih aye, pindah.... jangan.... pindah.... jangan.... ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 06 November 2009, 07:14:30 PM
pindah juga percuma kalo tidak tertarik untuk mencapai nibbana ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Tekkss Katsuo on 06 November 2009, 07:31:34 PM
Capai Nibbana impian ku, tp ntah kapan terwujud.............

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 07:59:52 PM
Jika kita mempelajari berbagai sutta, memang di sana bisa dilihat bahwa nibbāna adalah lenyapnya pañcakkhandha. Namun bagi saya yang terpenting adalh bukan apakah nibbāna merupakan lenyapnya pañcakkhandha ataukah tidak. Yang  terpenting di sini adalah bagaimana kita melenyapkan penyebab penderitaan yaitu nafsu keinginan (taṇha) dan kemelekatan (upādāna)  terhadap pañcakkhandha karena faktor2 inilah yang menjadi sumber mengapa pañcakkhandha terus mengambil bentuk baru di alam samsara.

Setuju. Saya melihatnya dari pelenyapan atta-ditthi. Jika tidak ada lagi atta yang perlu dilindungi, kesenangan dapat dirasakan tanpa kemelekatan, dan penderitaan bisa dirasakan tanpa ketidaksukaan.

Quote
Mengenai konsep nihilisme, dalam Veranjakaṇḍaka dari Vinayapitaka, suatu kali Sang Buddha ditanya apakah beliau seorang guru nihilisme. Beliau menjawab dengan tegas bahwa beliau guru nihilisme sejauh jika ajarannya bertujuan untuk melenyapkan lobha, dosa dan moha. Lenyapnya tiga akar kejahatan ini juga sering diidentifikasikan sebagai nibbāna. Jadi nihilisme dalam ajaran Sang BUddha tidak akan bertentangan dengan nibbāna.

Quote
  "The revered Gotama professes the doctrine of annihilation," he said.
  "There is indeed, brahmin, a way in which one speaking truly of me could say: The recluse Gotama professes the doctrine of annihilation. For I, brahmin, speak of the annihilation of passion, of hatred, and of confusion; I speak of the annihilation of manifold evil and wrong states. This indeed, brahmin, is a way in which one speaking truly of me could say: The recluse Gotama professes the doctrine of annihilation. But surely you did not mean that."

Sang Buddha sendiri mengatakan "but surely you did not mean that" artinya Beliau tidak setuju dengan konsep annihilisme yang dimaksud brahman tersebut.

Yang saya belum sepenuhnya klop jika nibbana dikatakan hanya merupakan lenyapnya pancakkhandha (setelah meninggal, karena tidak lahir lagi), adalah karena nibbana adalah bagian dari paramattha sacca, asankhata dhamma. Dan state bukanlah dhamma.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 06 November 2009, 08:03:47 PM
Namun jika kita mengetahui bahwa nibbāna tidak lain adalh lenyapnya penderitaan dan sebab2nya, kita tidak akan terlalu jauh berimaginasi karena setidaknya kita tahu bahwa sekarang kita menderita dan juga tahu bahwa ada penyebab2 kenapa kita menderita.

1. Nibbana tidak lain adalah lenyapnya penderitaan
2. Semua yang berkondisi (pancakkhandha) adalah penderitaan (sabbe sankhara dukkha)
.:. Jadi Nibbana adalah lenyapnya pancakkhandha

Jadi kalau seseorang ingin mencapai nibbana, berarti juga ingin agar pancakkhandha lenyap? Jadi paham nihilisme ;D

Nibbana adalah berhentinya proses kelangsungan pancakhandha yang mengambil bentuk baru. Pancakhandha lenyap karena sifat alami; terurai kembali. Nibbana adalah padamnya sebab-sebab penderitaan, sehingga pancakhandha yang terurai tidak lagi mengambil bentuk selanjutnya.



Jika kita mempelajari berbagai sutta, memang di sana bisa dilihat bahwa nibbāna adalah lenyapnya pañcakkhandha. Namun bagi saya yang terpenting adalh bukan apakah nibbāna merupakan lenyapnya pañcakkhandha ataukah tidak. Yang  terpenting di sini adalah bagaimana kita melenyapkan penyebab penderitaan yaitu nafsu keinginan (taṇha) dan kemelekatan (upādāna)  terhadap pañcakkhandha karena faktor2 inilah yang menjadi sumber mengapa pañcakkhandha terus mengambil bentuk baru di alam samsara. Seorang arahat, meskipun telah mencapai nibbāna, masih memiliki pañcakkhandha. Ia masih memiliki tubuh, perasaan, persepsi, bentuk2 pikiran dan kesadaran, namun karena ia bebas dari semua penyebab penderitaan, secara batin, ia tidak menderita lagi.

Mengenai konsep nihilisme, dalam Veranjakaṇḍaka dari Vinayapitaka, suatu kali Sang Buddha ditanya apakah beliau seorang guru nihilisme. Beliau menjawab dengan tegas bahwa beliau guru nihilisme sejauh jika ajarannya bertujuan untuk melenyapkan lobha, dosa dan moha. Lenyapnya tiga akar kejahatan ini juga sering diidentifikasikan sebagai nibbāna. Jadi nihilisme dalam ajaran Sang BUddha tidak akan bertentangan dengan nibbāna.

Tentu, nihilisme dalam agama BUddha harus dibedakan dari ajaran nihilis dalam agama2 lain di India. Mereka mengajarkan pandangan nihilis berdasarkan kepercayaan bahwa tubuh dan jiwa tidak berbeda (yaṃ jivaṃ taṃ sariraṃ), sehingga dengan hancurnya tubuh, jiwa / atma pun akan lenyap. Setelah mati, tidak akan ada kelahiran kembali. Pandangan seperti ini juga memunculkan penolakan terhadap hukum kamma. Di lain pihak, meskipun Sang Buddha mengajarkan nibbāna atau dalam kata lain lenyapnya tumimbal lahir, beliau juga tidak  menolak adanya hukum kamma dan tumimbal lahir khususnya bagi mereka yang belum mencapai arahat.

Be happy.

Sdr Peace of Mind yang baik,

Kalau menurut saya Nibbana bukan lenyapnya pancakhandha, tetapi pada Nibbana (Anupadisesa Nibbana) pancakhandha berhenti berproses.... oleh karena itu Nibbana tidak dikatakan nihilisme tetapi Nibbana adalah penghentian... jadi agak sedikit berbeda pengertiannya.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: andry on 06 November 2009, 08:59:30 PM
menarik sekali untuk pertanyaan yang dilontarkan,
saya pikir jawabannya tidak ada di kata2 tertarik dan kata2 tidak tertarik, tidak pula keduanya
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 06 November 2009, 09:18:24 PM
Sabbe Sankhara Dukkha

No Sankhara -> No Dukkha
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: jimmykei on 06 November 2009, 09:19:25 PM
answer:
1. Itu yang ku mau
2. Karena emang g pikir2 mengerikan banget terus2an ada dalam lingkaran setan yang muter2 kaya gini

nb: pinginnya si cepet, tapi dah g putusin, g mao tetep di dunia ampe org2 yang g sayangin (rada egois nih ;D) seengga2nya jadi sotapanna
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Indra on 06 November 2009, 09:28:45 PM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 06 November 2009, 09:36:34 PM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: andry on 06 November 2009, 09:38:17 PM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?
wah ini mah udah beda alam sudah d alam pencerapan dan bukan pencerapan yak jelas ajah hepi
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: hariyono on 06 November 2009, 09:40:52 PM
Bila Orang mengerti
pasti akan lebih suka masuk Nibbana
akan tetapi masuk kesana mempunyai banyak rintangan dari sifat sifat keduniawian manusia
 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Indra on 06 November 2009, 09:41:43 PM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Indra on 06 November 2009, 09:42:51 PM
Bila Orang mengerti
pasti akan lebih suka masuk Nibbana
akan tetapi masuk kesana mempunyai banyak rintangan dari sifat sifat keduniawian manusia
 _/\_

mengerti bagaimana Bro,
Nibbana itu semacam kamar kah?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 06 November 2009, 09:45:09 PM
mempunyai pandangan benar, bukan pandangan benar orang tercerahkan yak, melainkan pandangan benar orang duniawi
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 06 November 2009, 09:53:16 PM
Kalau menurut saya Nibbana bukan lenyapnya pancakhandha, tetapi pada Nibbana (Anupadisesa Nibbana) pancakhandha berhenti berproses.... oleh karena itu Nibbana tidak dikatakan nihilisme tetapi Nibbana adalah penghentian... jadi agak sedikit berbeda pengertiannya.


Mungkin ada dua hal yang perlu dianalisa di sini:

1. Orang yang telah merealisasi nibbāna.
2. Orang yang berada pada perealisasian nibbāna.

Dalam keadaan normal, seorang arahant yang telah mencapai nibbāna pun masih mengenali pañcakkhandhanya dan orang2 lain yang melihat arahant pun masih setidaknya melihat rūpakkhandha arahant tersebut. Namun, ketika seseorang merealisasi nibbāna ( khususnya pada tahap phala), apakah pada saat itu ia  mengenali pañcakkhandhanya? Menurut saya, pada saat itu, ia tidak mengenali pañcakkhandha. Karena selama nibbāna masih berada dalam lingkup pañcakkhandha, perealisasian ini bukanlah sebagai asaṇkhata (tidak berkondisi) karena selama masih ada pañcakkhandha selama itu pula ada "yang berkondisi". Ini juga merupakan alasan mengapa dalam dvadasangapaticcasamuppāda (12 links of dependent origination), lenyapnya total penderitaan meliputi sankhara, viññāna, nāmarūpa, sālayatana, phassa dan vedana yang mana jika dianalisa merupakan pañcakkhandha. Juga dalam Dvayatānupassanasutta dari Suttanipāta dikatakan bahwa lenyapnya penderitaan adalah detasemen dan pelenyapan secara total viññaṇa. Melihat fakta2 seperti ini, menurut saya, pañcakkhandha harus lenyap terutama PADA SAAT perealisasian nibbāna. Jika kita menerima fakta2 di atas, bahkan seorang sotapanna yang berada pada pencapaian nibbāna pertama kalinya yaitu pada pencapaian sotapattiphala atau pada tahap gotrabhuñāna, ia pun tidak mengenali pañcakkhandhanya. Namun setelah kembali kepada keadaan normal, ia harus kembali menikmati pañcakkhandhanya. Hanya perbedaanya saat ini dari umat awam adalah bahwa ia telah terbebas dari tiga belenggu yang salah satunya adalh keragu-raguan. Ia tidak ragu2 lagi tentang Dhamma dalam hal ini nibbāna karena ia telah 'mengalaminya'.

Perlu dicatat di sini bahwa untuk benar2 mengetahui dvadasangapaticcasamuppāda yang mana berhubungan dengan pelenyapan khandha, paling tidak seseorang harus mencapai sotapanna karena dimulai dari pencapaian ini seseorang merealisasi nibbāna. Jika demikian halnya, maka sangat mungkin bahwa pada saat perealisasian nibbāna, bagi orang yang merealisasi nibbāna, pañcakkhandha tidak akan dikenali lagi. Ini seperti orang yang mencapai arūpajjhana. Meskipun ia masih memiliki rūpakkhandha, bagi dirinya, pada saat ia mencapai arūpajjhana ia tidak akan mengenali adanya rūpa. Segala unsur rūpa lenyap dari batinnya. Namun orang lain, tentu, masih melihat orang tersebut duduk lengkap dengan seluruh bagian tubuh.  :)

Di sini, kesimpulannya, orang yang telah merealisasi nibbāna berbeda dari PADA SAAT orang tersebut merealisasi nibbāna.

Di atas, hanya sekedar opini logika sehingga masih memungkinkan untuk salah.  Supaya mengetahui benar2, mari kita semua berjuang untuk mencapainya - apamadena sampadetha..!

Sebagai tambahan, saya pernah membaca di salah satu buku yang mana buku tersebut telah mengutip dari salah satu buku ditulis oleh Bhikkhu Bodhi (saya lupa judul bukunya), bahwa menurut Bhikkhu Bodhi, nibbāna sebagai phala (buah) tidak akan berbeda apakah seseorang masih hidup (upadisesa) ataukah setelah mati (anupadisesa). Yang membedakan bukan nibbānanya, melainkan pañcakkhandhanya. Nibbāna adalah tidak berkondisi sehingga harus dibedakan dari pañcakkhandha yang mana merupakan sesuatu yang berkondisi.

May you all be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: ian chen on 06 November 2009, 09:54:31 PM
tertarikm juga sich dgn pencapaian nibbana,tapi jalannya masi jauh n berliku..... ya semoga semua mahluk isa mencapainya _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: hariyono on 06 November 2009, 09:59:57 PM
Bila Orang mengerti
pasti akan lebih suka masuk Nibbana
akan tetapi masuk kesana mempunyai banyak rintangan dari sifat sifat keduniawian manusia
 _/\_

mengerti bagaimana Bro,
Nibbana itu semacam kamar kah?
hehehe
bang indra tentunya lagi buat joke !!
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 10:07:32 PM
Jika kita menerima fakta2 di atas, bahkan seorang sotapanna yang berada pada pencapaian nibbāna pertama kalinya yaitu pada pencapaian sotapattiphala atau pada tahap gotrabhuñāna, ia pun tidak mengenali pañcakkhandhanya.

Gotrabhunana bukankah lokuttara citta dan citta walaupun lokuttara masih sankhata dhamma, walaupun objeknya adalah nibbana? Kalau lokuttara citta yang merupakan sankhata dhamma masih muncul artinya pancakkhandha dalam hal ini vinnana masih ada.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 06 November 2009, 10:09:35 PM
sepenerawangan aye, kondisi batinnya menyerupai jhana, tapi dalam insight
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 06 November 2009, 10:12:23 PM
Jika kita menerima fakta2 di atas, bahkan seorang sotapanna yang berada pada pencapaian nibbāna pertama kalinya yaitu pada pencapaian sotapattiphala atau pada tahap gotrabhuñāna, ia pun tidak mengenali pañcakkhandhanya.
pencapaian nibbāna pertama kali itu pada sotapatti phala? so confusing...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 06 November 2009, 10:15:11 PM
bukannya begitu? dibilang Sotapanna telah mencicipi Nibbana?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 06 November 2009, 10:17:36 PM
nda ah. sotapanna itu cuma "melihat" aja kalo "not self".

emang cicipnya gimana? kek nibbana lalu out. trial version?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 10:21:55 PM
emang cicipnya gimana? kek nibbana lalu out. trial version?

Dengan munculnya magga dan phala citta yang memiliki nibbana sebagai objek. Kalau citta-citta yang dimiliki manusia yang bukan ariya puggala hanya tau nibbana sebatas nama dan tulisan.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Indra on 06 November 2009, 10:24:32 PM
untuk mencicipi nibbana ada jurus khusus
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 06 November 2009, 10:52:17 PM
IMO sih tidak ada namanya mencicipi nibbana *mencicipi padam tanha? patahnya 10 belenggu sementara? hilangnya lobha,dosa,moh sementara? ignorance/ketidaktahuan hilang sementara? *. Dari sepenerawangan sotapatti magga dan phala itu hanya berhubungan dengan pandangan.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 06 November 2009, 11:23:45 PM
Jika kita menerima fakta2 di atas, bahkan seorang sotapanna yang berada pada pencapaian nibbāna pertama kalinya yaitu pada pencapaian sotapattiphala atau pada tahap gotrabhuñāna, ia pun tidak mengenali pañcakkhandhanya.

Gotrabhunana bukankah lokuttara citta dan citta walaupun lokuttara masih sankhata dhamma, walaupun objeknya adalah nibbana? Kalau lokuttara citta yang merupakan sankhata dhamma masih muncul artinya pancakkhandha dalam hal ini vinnana masih ada.

Ini juga telah menjadi pemikiran saya sejak dulu. Dalam sutta2, dengan jelas Sang Buddha mengatakan bahwa nibbāna adalah lenyapnya vinññāna. Bahkan menurut guru2 meditasi nibbāna bisa direalisasi ketika viññāna tidak memperoleh tempat bersandar pada nāmarūpa. Analisanya, ketika citta / viññāna melihat nāmarūpa dalam kondisi selalu berubah, viññāna secara natural, tidak akan memperoleh tempat bersandar atau tempat di mana viññāna tersebut melekat. Karena viññana selalu muncul tergantung pada obyek, maka ketika viññana tersebut tidak memperoleh obyek, secara alami, viññāna itu akan lenyap. Dengan lenyapnya viññāna, secara otomatis, nāmarūpa juga lenyap. Nibbāna dikatakan sebagai lenyapnya viññāna dan nāmarūpa.Lenyapnya viññāna dan nāmarūpa juga telah dinyatakan oleh Sang Buddha dalam Ajitamanavapuccha dari Suttanipāta. Hal ini juga telah dibahas oleh seorang guru meditasi di Sri Lanka bernama Katukurunde Ñānananda dalam bukunya "The Magic of the Mind". Namun di lain pihak, Abhidhamma menjelaskan bahwa dalam magga dan phala bahkan magga dan phala seorang arahant juga masih ada citta.

Jika kita menerima fakta2 di atas, bahkan seorang sotapanna yang berada pada pencapaian nibbāna pertama kalinya yaitu pada pencapaian sotapattiphala atau pada tahap gotrabhuñāna, ia pun tidak mengenali pañcakkhandhanya.
pencapaian nibbāna pertama kali itu pada sotapatti phala? so confusing...

Gak usah confused   :) . Anda bisa lihat Visuddhimagga, XXII, 124-127.

"...amatogadhaṃ   nibbānaṃ   passanto   sacchikarotīti.... Paṭhamamaggakkhaṇe  pana  nibbānadassanaṃ  dassanasacchikiriyā - Seseorang yang melihat nibbāna dan terbenam (merges) ke dalam Tanpa Kematian, telah merealisasinya (nibbāna). Melihat nibbāna di saat Jalan Pertama (sotapanna) adalah perealisasian sebagai melihat".

Sebagai saran, jika ada kesempatan, sebaiknya kita tanyakn kepada guru2 meditasi yang dipercaya telah mencapai kesucian. Pendapat mereka akan menjadi sumber yang sangat berguna..

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 06 November 2009, 11:28:47 PM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 06 November 2009, 11:49:51 PM
Jika kita menerima fakta2 di atas, bahkan seorang sotapanna yang berada pada pencapaian nibbāna pertama kalinya yaitu pada pencapaian sotapattiphala atau pada tahap gotrabhuñāna, ia pun tidak mengenali pañcakkhandhanya.

Gotrabhunana bukankah lokuttara citta dan citta walaupun lokuttara masih sankhata dhamma, walaupun objeknya adalah nibbana? Kalau lokuttara citta yang merupakan sankhata dhamma masih muncul artinya pancakkhandha dalam hal ini vinnana masih ada.

Ini juga telah menjadi pemikiran saya sejak dulu. Dalam sutta2, dengan jelas Sang Buddha mengatakan bahwa nibbāna adalah lenyapnya vinññāna. Bahkan menurut guru2 meditasi nibbāna bisa direalisasi ketika viññāna tidak memperoleh tempat bersandar pada nāmarūpa. Analisanya, ketika citta / viññāna melihat nāmarūpa dalam kondisi selalu berubah, viññāna secara natural, tidak akan memperoleh tempat bersandar atau tempat di mana viññāna tersebut melekat. Karena viññana selalu muncul tergantung pada obyek, maka ketika viññana tersebut tidak memperoleh obyek, secara alami, viññāna itu akan lenyap. Dengan lenyapnya viññāna, secara otomatis, nāmarūpa juga lenyap. Nibbāna dikatakan sebagai lenyapnya viññāna dan nāmarūpa.Lenyapnya viññāna dan nāmarūpa juga telah dinyatakan oleh Sang Buddha dalam Ajitamanavapuccha dari Suttanipāta. Hal ini juga telah dibahas oleh seorang guru meditasi di Sri Lanka bernama Katukurunde Ñānananda dalam bukunya "The Magic of the Mind". Namun di lain pihak, Abhidhamma menjelaskan bahwa dalam magga dan phala bahkan magga dan phala seorang arahant juga masih ada citta.

Jika kita menerima fakta2 di atas, bahkan seorang sotapanna yang berada pada pencapaian nibbāna pertama kalinya yaitu pada pencapaian sotapattiphala atau pada tahap gotrabhuñāna, ia pun tidak mengenali pañcakkhandhanya.
pencapaian nibbāna pertama kali itu pada sotapatti phala? so confusing...

Gak usah confused   :) . Anda bisa lihat Visuddhimagga, XXII, 124-127.

"...amatogadhaṃ   nibbānaṃ   passanto   sacchikarotīti.... Paṭhamamaggakkhaṇe  pana  nibbānadassanaṃ  dassanasacchikiriyā - Seseorang yang melihat nibbāna dan terbenam (merges) ke dalam Tanpa Kematian, telah merealisasinya (nibbāna). Melihat nibbāna di saat Jalan Pertama (sotapanna) adalah perealisasian sebagai melihat".

Sebagai saran, jika ada kesempatan, sebaiknya kita tanyakn kepada guru2 meditasi yang dipercaya telah mencapai kesucian. Pendapat mereka akan menjadi sumber yang sangat berguna..

Be happy.

Melihat nibbana bagi seorang sotapanna tidak berarti merealisasi nibbana. Ibarat orang yang melihat puncak gunung, dia masih perlu mendakinya untuk berada di atas puncak. Makanya mengapa sotapanna masih disebut sebagai sekha-->masih perlu berlatih. Orang yang merealisasi nibbana (tujuan akhir) tentu sudah disebut asekha, dan dalam hal ini hanya disematkan pada para Arahat.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sukma Kemenyan on 06 November 2009, 11:53:21 PM
Aje buset...
Di thread ini seolah-olah pengertian "padam" di puter-puter...
Di definisi ulang...

padam ya padam... bijimana bisa idup lage ?
lha wong dagh ga ada bahan bakar...

aneh...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: tesla on 06 November 2009, 11:55:10 PM
Rasanya aneh sekali, menjadi pengikut Buddha tetapi tidak tertarik mencapai nibbana.
Minimal jawaban yang lebih masuk akal 'kan begini : "tertarik , cuma selalu terhalang oleh belenggu duniawi,*"

*duniawi di sini tidak semata-mata merujuk pada kehidupan manusia, tetapi meliputi Tiloka.  

Memang aneh, setelah mengaku beragama Buddha, tapi tidak tertarik untuk merealisasi nibbāna. Namun yang menjadi pertanyaan penting di sini, apakah ketertarikan ini muncul dari kesungguhan hati untuk melenyapkan dukkha, ataukah karena kita umat Buddha, maka LOGIKANYA harus demikian?  

Be happy.

ampun brothers...
jgn sampai saya membuat kalian aneh atau terganggu.

saya memandang nibbana dari sudut pandang lenyapnya tanha, bukan berdasarkan sebagai suatu tempat/state bernaung dalam kebahagiaan tertinggi. latihan saya jalankan juga adalah utk mengikis tanha yg tak lain sebenarnya adalah perwujudan dari kemelekatan thd nama-rupa. jadi dalam hidup skr, saya hanya berusaha utk setidaknya mengurangi nafsu2 saya. namun disaat tertentu, walau ada merasakan lebih bebas (lebih tepat saya deskripsikan sebagai bebas daripada bahagia), saya tidak rela melepas hal2 tertentu :)
reaksi saya sangat wajar & tidak aneh, apabila saya tidak memandang nibbana sebagai suatu yg "membahagiakan diri".

intinya: nibbana bagi saya adalah melepaskan, bukan mendapatkan.
jika ada yg mengerti yg saya maksud, mungkin akan mengerti kenapa saya 1/2 hati utk terus melangkah ke nibbana. saya tidak mengatakan nibbana adalah sesuatu yg jelek. tapi memang krn saya sudah terlampau melekat ;)
utk mendapatkan sesuatu, siapa yg menolak?
utk melepaskan sesuatu, brp banyak yg rela?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 06 November 2009, 11:56:49 PM
Aje buset...
Di thread ini seolah-olah pengertian "padam" di puter-puter...
Di definisi ulang...

padam ya padam... bijimana bisa idup lage ?
lha wong dagh ga ada bahan bakar...

Di nirodha samapatti bisa koq ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 07 November 2009, 12:04:50 AM
Kalau tidak ada pandangan salah terhadap atta maka tidak ada tanha karena tidak ada "atta" yang perlu dipuaskan keinginannya.

Lalu kalau tak ada "atta" apa yang berpandangan salah bro ? Dan juga mengapa pandangan jadi ada dan dikatakan benar/salah ?

Kata saya digunakan untuk melengkapi kalimat agar bisa dimengerti dengan mudah oleh orang lain (koq saya merasa seperti orang yang sudah menghilangkan atta-ditthi aja ya :P )

Tapi kalau anda menanyakan saya di mana atau yang mana itu tidak ada jawabannya karena saya tidak bisa ditemukan di mana-mana.

Ah yang bener nih ... bukannya keberadaan itu ada karena 5 khanda itu ada, sedangkan 5 khanda itu umumnya diringkas jadi manusia (supaya bisa dimengerti) ... Nah bahasa gampang buat manusia berbicara itu kan saya, kamu, aku, dia, mereka dll, jadi apa dengan begini aku (makhluk) = khanda-khanda penyusunnya = tidak ada ?


Siapa yang mengalami dukkha ? :) --> AN ATTA


_/\_ :lotus:

Sis Lily yang baik ...
Dengan demikian, apakah AN ATTA itu ada ? :)

Setuju.... tidak ada DIRI  yang mengalami dukkha, dan bahkan tidak ada DIRI yang mengalami nibbāna.

“Dukkhameva hi, na koci dukkhito;
 kārako na, kiriyāva vijjati.
 atthi nibbuti, na nibbuto pumā;
 maggamatthi, gamako na vijjatī”ti.

"Ada penderitaan, namun tidak ada DIRI yang menderita;
Ada perbuatan, namun tidak ada DIRI yang berbuat.
Ada nibbāna, namun tidak ada DIRI yang mengalami nibbāna;
Ada Jalan, namun tidak ada DIRI yang melewatinya".

Be happy.

Bro Peacemind ...
Gimana kalau saya tulis,
Ada penderitaan, dan khanda-khanda inilah yang menderita;
Ada perbuatan, dan khanda-khanda inilah yang berbuat.
Ada nibbāna, dan khanda-khanda inilah yang mengalami nibbāna;
Ada Jalan, dan khanda-khanda inilah yang melewatinya

bisa jugakah dibilang begitu ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 07 November 2009, 12:15:21 AM
Melihat nibbana bagi seorang sotapanna tidak berarti merealisasi nibbana. Ibarat orang yang melihat puncak gunung, dia masih perlu mendakinya untuk berada di atas puncak. Makanya mengapa sotapanna masih disebut sebagai sekha-->masih perlu berlatih. Orang yang merealisasi nibbana (tujuan akhir) tentu sudah disebut asekha, dan dalam hal ini hanya disematkan pada para Arahat.

Yap, logikanya memang demikian. Namun salah satu guru meditasi terkenal saat ini yaitu Pauk Sayadaw, mengatakan bahwa Sotapanna merealisasi nibbāna. Ini barangkali bisa menjadi pertimbangan. Dalam bukunya, "Knowing and Seeing", ketika menjelaskan kondisi seorang sotapanna, beliau mengatakan:

"After these insight-knowledges (pengetahuan2 dalam vipassana), as you continue to discern the passing-away and vanishing of each formation, with a wish for release from them, you will find that eventually all formations cease. Your mind sees directly, and is fully aware of the unformed Nibbàna as object. Then you will have attained true knowledge of the Four Noble Truths, and will for yourself have realised Nibbāna. With this realisation, your mind will have become purified and free from wrong views. If you continue this way, you will be able to attain arahantship and Parinibbāna".

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 07 November 2009, 12:29:26 AM
Bro Peacemind ...
Gimana kalau saya tulis,
Ada penderitaan, dan khanda-khanda inilah yang menderita;
Ada perbuatan, dan khanda-khanda inilah yang berbuat.
Ada nibbāna, dan khanda-khanda inilah yang mengalami nibbāna;
Ada Jalan, dan khanda-khanda inilah yang melewatinya

bisa jugakah dibilang begitu ?


Takutnya nanti khandha-khandha juga dianggap sebagai "diri". Khan sama aja.  :)  :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 07 November 2009, 12:30:11 AM
Melihat nibbana bagi seorang sotapanna tidak berarti merealisasi nibbana. Ibarat orang yang melihat puncak gunung, dia masih perlu mendakinya untuk berada di atas puncak. Makanya mengapa sotapanna masih disebut sebagai sekha-->masih perlu berlatih. Orang yang merealisasi nibbana (tujuan akhir) tentu sudah disebut asekha, dan dalam hal ini hanya disematkan pada para Arahat.

Yap, logikanya memang demikian. Namun salah satu guru meditasi terkenal saat ini yaitu Pauk Sayadaw, mengatakan bahwa Sotapanna merealisasi nibbāna. Ini barangkali bisa menjadi pertimbangan. Dalam bukunya, "Knowing and Seeing", ketika menjelaskan kondisi seorang sotapanna, beliau mengatakan:

"After these insight-knowledges (pengetahuan2 dalam vipassana), as you continue to discern the passing-away and vanishing of each formation, with a wish for release from them, you will find that eventually all formations cease. Your mind sees directly, and is fully aware of the unformed Nibbàna as object. Then you will have attained true knowledge of the Four Noble Truths, and will for yourself have realised Nibbāna. With this realisation, your mind will have become purified and free from wrong views. If you continue this way, you will be able to attain arahantship and Parinibbāna".

Be happy.
Menurut saya Pauk Sayadaw mungkin hanya menjabarkan secara prinsipil saja. Sama seperti hal nya dalam tradisi Mahayana sering menyebut sotapanna sebagai Arahat juga, tetapi dengan term yang lebih spesifik, yakni Arahat buah Pertama, sakadagami sebagai Arahat buah Kedua, Anagami sebagai Arahat buah Ketiga, dan terakhir tentu adalah buah yang baru benar-benar disebut Arahat sesungguhnya.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 07 November 2009, 12:36:06 AM
Takutnya nanti khandha-khandha juga dianggap sebagai "diri". Khan sama aja.  :)  :)

Lebih lanjut bro ... :) ...
Lalu, yang disebut "diri" itu apa ?
Lalu, saya, kamu itu apa ?
Lalu, khanda-khanda itu apa ?
Lalu, yang berdiskusi disini juga apa ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 07 November 2009, 12:40:18 AM
Melihat nibbana bagi seorang sotapanna tidak berarti merealisasi nibbana. Ibarat orang yang melihat puncak gunung, dia masih perlu mendakinya untuk berada di atas puncak. Makanya mengapa sotapanna masih disebut sebagai sekha-->masih perlu berlatih. Orang yang merealisasi nibbana (tujuan akhir) tentu sudah disebut asekha, dan dalam hal ini hanya disematkan pada para Arahat.

Bro Peacemind ... :)
Oh iya ... mau bertanya juga tentang tak ada DIRI ...
kalau memang tak ada DIRI, lalu apa yang berlatih dan perlu dilatih ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Jerry on 07 November 2009, 12:48:49 AM
saya tertarik membebaskan diri dari kondisi penyebab dukha ini. saya tdk bisa mengatakan tertarik mencapai Nibbana karena saya tdk mengetahui Nibbana itu seperti apa

 _/\_

Jika seseorang tertarik untuk membebaskan diri dari kondisi penyebab dukkha, di sana pasti ada kecenderungan batin untuk terbebas dari dukkha.  Sekarang, Nibbāna atau lenyapnya penderitaan sendiri juga sering diartikan sebagai lenyapnya penyebab dukkha.  Katamo  ca,  bhikkhave, dukkhanirodho? Yo tassāyeva taṇhaya asesavirāganirodho cāgo  paṭinissaggo  mutti  anālayo, ayaṃ  vuccati,  bhikkhave,  dukkhanirodho- O, para bhikkhu, apa lenyapnya penderitaan? Detasemen dan pelenyapan nafsu keinginan ini tanpa sisa, pelepasan, pembuangan, terbebasnya dan tanpa adanya kemelekatan adalah apa yang disebut sebagai lenyapnya penderitaan.

Jadi menurut hemat saya, ingin membebaskan diri dari sebab penderitaan tidak berbeda dari ketertarikan untuk mencapai nibbāna. Hanya yang menjadi salah kaprah bagi banyak orang adalah bahwa nibbāna sering dianggap sebagai 'sesuatu' yang berada di luar manusia. Padahal secara sederhana, seperti yang kita lihat dalam sutta-sutta, nibbāna adalah lenyapnya penderitaan dan sebab2nya. Kalau kita berpikir nibbāna adalah 'sesuatu' yang berada di luar manusia, memang akan terasa ganjil mengapa kita tertarik untuk mencapai 'sesuatu' yang belum pernah kita alami. Namun jika kita mengetahui bahwa nibbāna tidak lain adalh lenyapnya penderitaan dan sebab2nya, kita tidak akan terlalu jauh berimaginasi karena setidaknya kita tahu bahwa sekarang kita menderita dan juga tahu bahwa ada penyebab2 kenapa kita menderita.

Be happy.
_/\_ Sdr Peacemind
Sedikit koreksi dr KBBI. Detasemen = satuan tentara atau polisi yg berada di suatu tempat untuk menjalankan tugas yg bersifat sementara.

Detachment yg Anda maksud pelepasan kali yah.. :)

Salah kaprah dan distorsi yg terjadi sudah biasa.. Karena berimajinasi Nibbana adalah dimensi di luar diri, makanya bisa timbul konsep Nibbana sbg alam sejenis surga, hanya saja lebih "wah". :D
Mari survey pada kebanyakan umat Buddha.. Pasti Nibbana dikonsepkan sbg dimensi atau alam lain.. ;D

Mettacittena,
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Jerry on 07 November 2009, 12:57:04 AM
sejak ada peace keknya jadi tertarik ke ajaran buddha nih aye, pindah.... jangan.... pindah.... jangan.... ;D
lho.. pindahnya ke theravada dong? bkn mahayana lagi? =))
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 07 November 2009, 01:00:34 AM
sejak ada peace keknya jadi tertarik ke ajaran buddha nih aye, pindah.... jangan.... pindah.... jangan.... ;D
lho.. pindahnya ke theravada dong? bkn mahayana lagi? =))

Mending bikin aliran baru aja bro ... :))
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 07 November 2009, 01:13:37 AM

Sedikit koreksi dr KBBI. Detasemen = satuan tentara atau polisi yg berada di suatu tempat untuk menjalankan tugas yg bersifat sementara.

Detachment yg Anda maksud pelepasan kali yah.. :)


Terimakasih untuk koreksinya. Tadi saya liat di kamus, detachment bisa diterjemahkan sebagai detasemen, makanya saya tulis itu. Thanks again for the correction.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 07 November 2009, 01:16:11 AM
Melihat nibbana bagi seorang sotapanna tidak berarti merealisasi nibbana. Ibarat orang yang melihat puncak gunung, dia masih perlu mendakinya untuk berada di atas puncak. Makanya mengapa sotapanna masih disebut sebagai sekha-->masih perlu berlatih. Orang yang merealisasi nibbana (tujuan akhir) tentu sudah disebut asekha, dan dalam hal ini hanya disematkan pada para Arahat.

Bro Peacemind ... :)
Oh iya ... mau bertanya juga tentang tak ada DIRI ...
kalau memang tak ada DIRI, lalu apa yang berlatih dan perlu dilatih ?

Tidak ada DIRI itu dilihat dari sudut pandang kebenaran absolut (paramattha sacca),
Entitas yang melakukan tindakan berlatih itu dilihat dari aspek kebenaran umum (sammuti sacca)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 07 November 2009, 01:32:20 AM
Tidak ada DIRI itu dilihat dari sudut pandang kebenaran absolut (paramattha sacca),
Entitas yang melakukan tindakan berlatih itu dilihat dari aspek kebenaran umum (sammuti sacca)

Bro Chingik ...
aspek/sudut pandang ada, berdasarkan apakah ?
Lalu dengan demikian, 'apa' yang menilai (secara umum dan mutlak) dan 'apa' yang menghadapi kenyataan saat ini ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Jerry on 07 November 2009, 01:58:32 AM
IMO sih tidak ada namanya mencicipi nibbana *mencicipi padam tanha? patahnya 10 belenggu sementara? hilangnya lobha,dosa,moh sementara? ignorance/ketidaktahuan hilang sementara? *. Dari sepenerawangan sotapatti magga dan phala itu hanya berhubungan dengan pandangan.
_/\_

Itu dia bedanya.. Kalo Suhu (saya ikutan) melihatnya dari dasar Nikaya.. Yg pihak lainnya Sdr Peacemind, bro Gachapin, bro Chingik dkk dari penjelasan komentar, visuddhimagga dlsb yg mengatakan "Nibbana telah dicicipi sotapanna". Anyway, yg penting mengerti maksud pihak lawan bicara saya rasa it's ok.. Beda kamus ga masalah. Meski penggunaan terminologi yg salah berpotensi utk menimbulkan kesalahan pengertian dan distorsi makna Dhamma, so I stick to Suhu's opinion. Ataukah.. Mungkin ada penjelasan dari Nikaya Pali atau Agama Sanskrit oleh Sang Buddha bahwa Nibbana telah dicicipi seorang sotapanna? Mungkin menambah perbendaharaan Dhamma.. :)

Hal ini juga telah dibahas oleh seorang guru meditasi di Sri Lanka bernama Katukurunde Ñānananda dalam bukunya "The Magic of the Mind"...
The Magic of Mind kalo ga salah inget termasuk 1 dari sekian buku yg direkomen oleh Sdr Dhammasiri?

So.. :backtotopic:

1. Tertarik. Tapi kalau ditanya "benar-benar" tertarik? Jawabnya mungkin tidak. Karena saya belum meninggalkan keduniawian sbg bukti kesungguhan. Ini menjadi dilema tersendiri. Karena skrg saya berada dalam jalur duniawi, sepantasnya kapasitas saya berpikir dan bertindak sesuai proporsi seorang perumah-tangga (meski belom berumah tangga :P). Hal yg berbeda lagi jika saya telah terjun ke lapangan non-duniawi, tentu semestinya menjalani peranan secara totalitas. Mencoba berpikir dan berbuat tidak sesuai proporsi hanya akan menambah semakin banyak friksi antara realitas dengan idealisme kita.

2. Penyebab ketertarikan?
Penyebab ketertarikan? Yg pertama jelas, kejenuhan.. Masa depan tidak pernah pasti, hanya kematian yg pasti. Kapan ia menjelang, tak pernah diketahui.. Bagaimana lg sosok mendatang saya, apakah utuh? Apakah masih manusia? Apakah masih berbahagia? Bagaimana bila ternyata bukan manusia, terlahir sbg seekor anjing jalanan? Bagaimana bila manusia tetapi tidak dng kondisi bahagia? Tdk dg kondisi fisik yg sempurna? Seen too many of those plot as I went to few places these years.. The more I see n the further I go, it becomes clearer to me suffering are all around us. But we often joyfully welcome it, buying it when it's wrapped by such a colorful cover.
Selain itu penyebab ketertarikan yg lain berasal dr pengalaman yg temporari, dari keadaan meditasi dan hidup sesuai praktek dhamma: dana, sila, bhavana. Bahkan yg begini remeh-temeh saja sudah sedemikian terasa nyaman. Timbul pikiran, bagaimana bila "lebih" lagi? Hanya saja sementara harus berpuas dg cengkeraman tanha agar masih dapat terus enjoy dan bersenang dg keadaan yg fluktuatif begini.. Really envy those can enjoy living without many desires, without much money, with plenty of times watching monkeys swinging in the forest. Eh.. drpd irsia mending mudita-citta deh ;D

_/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Jerry on 07 November 2009, 02:01:17 AM
Nevermind, you're welcome.. _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: adi lim on 07 November 2009, 05:35:20 AM
Tertarik !!!!!! dan pengin untuk merealisasi nya.
masalah nya itu LDM yang susah di kikis, harus berlatih terus !
 _/\_

1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

Ikutan ... :))

1. Tertarik ... Sangat tertarik ...
2. Karena ada AKU masih berpikir untuk ini, itu ... Coba kalau nggak, mungkin gak thread ini ada ?

Saya lebih tertarik untuk melenyapkan dukkha daripada mencapai nibbana (hal yang sama tapi sudut pandang yang berbeda).

Dukkha timbul karena apa bro ?


Bila tertarik ini adalah langkah awalnya... hayo daftar...daftar....  ;D

http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,69.0.html

Bro Fabian, tunggu waktunya
Anumodana !
 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 07 November 2009, 06:14:57 AM
Lalu kalau tak ada "atta" apa yang berpandangan salah bro ? Dan juga mengapa pandangan jadi ada dan dikatakan benar/salah ?

Pandangan salah tidak dilakukan oleh sesuatu. Pandangan salah muncul dikondisikan oleh avijja. Salah karena tidak sesuai dengan kenyataan.

Quote
Ah yang bener nih ... bukannya keberadaan itu ada karena 5 khanda itu ada, sedangkan 5 khanda itu umumnya diringkas jadi manusia (supaya bisa dimengerti) ... Nah bahasa gampang buat manusia berbicara itu kan saya, kamu, aku, dia, mereka dll, jadi apa dengan begini aku (makhluk) = khanda-khanda penyusunnya = tidak ada ?

Ada tapi tidak punya entitas (atta). Nama-rupa ada tapi gabungannya (sankhara) tidak membentuk sesuatu yang baru dari nama-rupa itu sendiri. Sedangkan nama-rupa juga bukan atta karena nama-rupa tidak bisa muncul sendiri-sendiri tapi harus muncul bersama nama-rupa lainnya. Yang bisa muncul sendiri tanpa berkolaborasi dengan hal lainnya hanya nibbana.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 07 November 2009, 08:40:18 AM
For Jerry:
 
Saya tertarik dengan penyebab mengapa anda ingin terbebas dari penderitaan... I hope that interest will always gain its way in your mind, strongly develop and be your strong tendency til you attain the eternal freedom from this bloody samsaric suffering.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Brado on 07 November 2009, 08:58:23 AM
     
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

1. Tertarik.. namun setelah saya membaca konteks2 ajaran Buddha, merealisasi Nibanna itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, sebab saya sadar.. kamma baik saya untuk mematahkan belenggu masih sangat2 teramat belum cukup, karena masih banyak yang saya belum tahu tentang perkembangan batin saya ini sudah sampai taraf mana.. sedang saya sadar LDM saya masih teramat2 tebal.. dan ini yang membuat tujuan ke depan saya menjadi terhambat
Selain itu bagi saya pribadi mencerap kata Nibanna itu saja sungguh sulit, tak semudah menceritakan kepada anak2 tentang indahnya alam surga yang banyak gambaran keindahan plus imajinasi fiktif (karena saya sudah lupa apa pernah merasakan alam surga dalam kehidupan saya terdahulunya yang sudah tidak terhitung)

2. Yang menjadi sebab ketertarikan saya, bahwa kehidupan sangatlah penuh dengan ketidakpuasan (Dukkha), apalagi ketika meilhat hewan2 yang di potong, saya suka bersedih, kenapa harus ada makhluk yang terlahir hanya untuk dipotong nantinya.. itu yang membuat saya sedih seakan2 saya merasa jika kita semua berada dalam posisi makhluk tersebut, juga saat menonton acara tentang kehidupan hewan yang liar, saling memakan, saling serang satu sama lain (termasuk kriminalitas dalam dunia manusia, berita peperangan, bencana alam dan berbagai macam kisah sedih lainnya)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 07 November 2009, 10:04:12 AM
Tidak ada DIRI itu dilihat dari sudut pandang kebenaran absolut (paramattha sacca),
Entitas yang melakukan tindakan berlatih itu dilihat dari aspek kebenaran umum (sammuti sacca)

Bro Chingik ...
aspek/sudut pandang ada, berdasarkan apakah ?
Lalu dengan demikian, 'apa' yang menilai (secara umum dan mutlak) dan 'apa' yang menghadapi kenyataan saat ini ?


Dengan kilesa, makhluk awam menilai dan menghadapi "kenyataan" ini. Jadi yang mereka lihat adalah diri, aku
Dengan panna, makhluk suci menilai dan menghadapi kenyataan ini. Jadi yang mereka lihat adalah tanpa diri, tanpa aku 
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: purnama on 07 November 2009, 10:10:53 AM
g pribadi memilih jawaban sama seperti g jawab pertanyaan navis, sama seperti jawaban romo cunda,

 bagi pandangan pribadi g sendiri, kita lahir dialam surga nibana pun belom tahu, jika ditanya seperti itu, saya pasti jawab yang terpenting pada kondisi sekarang, anda bisa ke nibana, karena kondisi sekarang, karma anda sendiri, membicarakan alam akhir itu kita tidak pernah tau,

 untuk pencapaian kesana pun masih butuh proses, lebih baik mengurusi kondisi sekarang saja, daripada membahas alam yang kita belum ketahui secara valid.

Lebih baik dalam kondisi sekarang tuh dipenuhi belajar dharma dan mempraktekan ajaran dharma daripada menunggu alam nibana.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: 7 Tails on 07 November 2009, 10:21:19 AM
kalau gw tergantung situasi diri gw pada hari ini, besok , tahun depan, seterusnya..
karena selalu berganti-ganti
wkkkkkkkkkk
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 07 November 2009, 10:29:24 AM
Kalau menurut saya Nibbana bukan lenyapnya pancakhandha, tetapi pada Nibbana (Anupadisesa Nibbana) pancakhandha berhenti berproses.... oleh karena itu Nibbana tidak dikatakan nihilisme tetapi Nibbana adalah penghentian... jadi agak sedikit berbeda pengertiannya.


Mungkin ada dua hal yang perlu dianalisa di sini:

1. Orang yang telah merealisasi nibbāna.
2. Orang yang berada pada perealisasian nibbāna.

Dalam keadaan normal, seorang arahant yang telah mencapai nibbāna pun masih mengenali pañcakkhandhanya dan orang2 lain yang melihat arahant pun masih setidaknya melihat rūpakkhandha arahant tersebut. Namun, ketika seseorang merealisasi nibbāna ( khususnya pada tahap phala), apakah pada saat itu ia  mengenali pañcakkhandhanya? Menurut saya, pada saat itu, ia tidak mengenali pañcakkhandha. Karena selama nibbāna masih berada dalam lingkup pañcakkhandha, perealisasian ini bukanlah sebagai asaṇkhata (tidak berkondisi) karena selama masih ada pañcakkhandha selama itu pula ada "yang berkondisi". Ini juga merupakan alasan mengapa dalam dvadasangapaticcasamuppāda (12 links of dependent origination), lenyapnya total penderitaan meliputi sankhara, viññāna, nāmarūpa, sālayatana, phassa dan vedana yang mana jika dianalisa merupakan pañcakkhandha. Juga dalam Dvayatānupassanasutta dari Suttanipāta dikatakan bahwa lenyapnya penderitaan adalah detasemen dan pelenyapan secara total viññaṇa. Melihat fakta2 seperti ini, menurut saya, pañcakkhandha harus lenyap terutama PADA SAAT perealisasian nibbāna. Jika kita menerima fakta2 di atas, bahkan seorang sotapanna yang berada pada pencapaian nibbāna pertama kalinya yaitu pada pencapaian sotapattiphala atau pada tahap gotrabhuñāna, ia pun tidak mengenali pañcakkhandhanya. Namun setelah kembali kepada keadaan normal, ia harus kembali menikmati pañcakkhandhanya. Hanya perbedaanya saat ini dari umat awam adalah bahwa ia telah terbebas dari tiga belenggu yang salah satunya adalh keragu-raguan. Ia tidak ragu2 lagi tentang Dhamma dalam hal ini nibbāna karena ia telah 'mengalaminya'.

Perlu dicatat di sini bahwa untuk benar2 mengetahui dvadasangapaticcasamuppāda yang mana berhubungan dengan pelenyapan khandha, paling tidak seseorang harus mencapai sotapanna karena dimulai dari pencapaian ini seseorang merealisasi nibbāna. Jika demikian halnya, maka sangat mungkin bahwa pada saat perealisasian nibbāna, bagi orang yang merealisasi nibbāna, pañcakkhandha tidak akan dikenali lagi. Ini seperti orang yang mencapai arūpajjhana. Meskipun ia masih memiliki rūpakkhandha, bagi dirinya, pada saat ia mencapai arūpajjhana ia tidak akan mengenali adanya rūpa. Segala unsur rūpa lenyap dari batinnya. Namun orang lain, tentu, masih melihat orang tersebut duduk lengkap dengan seluruh bagian tubuh.  :)

Di sini, kesimpulannya, orang yang telah merealisasi nibbāna berbeda dari PADA SAAT orang tersebut merealisasi nibbāna.

Di atas, hanya sekedar opini logika sehingga masih memungkinkan untuk salah.  Supaya mengetahui benar2, mari kita semua berjuang untuk mencapainya - apamadena sampadetha..!

Sebagai tambahan, saya pernah membaca di salah satu buku yang mana buku tersebut telah mengutip dari salah satu buku ditulis oleh Bhikkhu Bodhi (saya lupa judul bukunya), bahwa menurut Bhikkhu Bodhi, nibbāna sebagai phala (buah) tidak akan berbeda apakah seseorang masih hidup (upadisesa) ataukah setelah mati (anupadisesa). Yang membedakan bukan nibbānanya, melainkan pañcakkhandhanya. Nibbāna adalah tidak berkondisi sehingga harus dibedakan dari pañcakkhandha yang mana merupakan sesuatu yang berkondisi.

May you all be happy.


Apakah yg dimaksud  dikatakan SAAT perealisasian nibbana pancakhanda lenyap sama sekali adalah tidak berfungsi sama sekali?--dalam kasus saupadisesa nibbana.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 07 November 2009, 10:43:44 AM
Quote
Apakah yg dimaksud  dikatakan SAAT perealisasian nibbana pancakhanda lenyap sama sekali adalah tidak berfungsi sama sekali?--dalam kasus saupadisesa nibbana.

Sekalian juga nanya:
Pancakhanda lenyap sama sekali, apakah pengertian dari kata lenyap di sini?
 Karena orang yang merealisasi nibbana masih terlihat tubuh fisiknya-> rupa-khanda. Jadi apakah maksud kata lenyap di sini?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 07 November 2009, 10:56:50 AM
Melihat nibbana bagi seorang sotapanna tidak berarti merealisasi nibbana. Ibarat orang yang melihat puncak gunung, dia masih perlu mendakinya untuk berada di atas puncak. Makanya mengapa sotapanna masih disebut sebagai sekha-->masih perlu berlatih. Orang yang merealisasi nibbana (tujuan akhir) tentu sudah disebut asekha, dan dalam hal ini hanya disematkan pada para Arahat.

Bro Peacemind ... :)
Oh iya ... mau bertanya juga tentang tak ada DIRI ...
kalau memang tak ada DIRI, lalu apa yang berlatih dan perlu dilatih ?
Tidak ada DIRI itu dilihat dari sudut pandang kebenaran absolut (paramattha sacca),
Entitas yang melakukan tindakan berlatih itu dilihat dari aspek kebenaran umum (sammuti sacca)

          Jawaban saudara Chingik merupakan salah satu jawaban tepat apalagi dilihat daru sudut pandang Abhidhamma. Ada beberapa poin yang ingin saya tambahkan di sini. Agama Buddha memandang bahwa segala fenomena muncul bergantung pada kondisi-kondisi tertentu. Fenomena yang muncul beserta kondisi-kondisi yang menjadi penyebab kemunculan fenomena yang bersangkutan bukanlah sesuatu entitas atau diri. Mereka HANYA SEKEDAR FENOMENA (mere fenomena) yang saling bergantungan. Hukum ini disebut sebagai hukum sebab-musabab yang saling  bergantungan (paticcasamuppāda). Manusia juga demikian. Manusia muncul karena kondisi-kondisi. Dilihat dari pañcakkhandha, manusia muncul karena gabungan 5 kelompok, yakni rūpa, vedanā, saññā, saṅkhara dan viññāna. 5 kelompok ini juga muncul saling bergantungan. Madhūpiṇḍikasutta dari Majjhimanikāya menjelaskan bahwa “Tergantung pada mata (cakkhu) dan obyek2 (rūpa), muncullah kesadaran mata (cakkhuviññāna); dengan bergabungnya ketiganya muncullah kontak (phassa); dikondisikan oleh kontak, muncullah perasaan (vedana); apapun yang seseorang merasakan, itulah yang ia cerap (sañjanati /saññā); apapun yang ia cerap, itulah yang ia pikirkan (vitakka); apapun yang ia pikirkan itulah yang ia terus berpikir berulang-ulang (papañca)…”. Bila dilihat dari kutipan ini bisa disimpulkan bahwa rūpa (mata dan bentuk2) pada akhirnya memunculkan perasaan (vedana); perasaan memunculkan persepsi (saññā); persepsi memunculkan bentuk2 pikiran – saṅkhara (vitakka dan papañca) dan seluruh proses pikiran ini yang disebut sebagai viññāna / kesadaran. Di sini,  fenomena2 ini tidak memiliki entitas atau inti tertentu. Mereka hanya sekedar fenomena yang saling bergantungan.

           Poin yang mirip di atas pun telah dijelaskan oleh Sang Buddha di dalam Moḷiyaphaggunasutta dari Saṃyuttanikāya ketika beliau membicarakan empat macam makanan yaitu (1) makanan padat, (2) kontak, (3) kehendak mental, (4) kesadaran. Ketika beliau menyebutkan empat macam makanan, bhikkhu Moḷiyaphagunna bertanya, “Bhante, SIAPA yang memakan makanan kesadaran? - ko nu kho, bhante, viññāṇāhāraṃ āhāretī’’ti?

          “Pertanyaan tersebut tidak absah”, jawab Sang Buddha. Sang Buddha menambahkan, “Jika saya mengatakan, ‘Seseorang makan’, maka pertanyaan, ‘Bhante, siapa yang memakan makanan kesadaran?’ akan absah; namun karena saya tidak pernah mengatakan demikian pertanyaan tersebut tidak absah. Pertanyaan akan menjadi absah jika pertanyaannya, ‘Bhante, Untuk mengkondisikan apa, makanan kesadaran ini ada? - viññāṇāhāro āyatiṃ punabbhavābhinibbattiyā paccayo’, dan jawabannya, ‘makanan kesadaran adalah sebuah kondisi yang menimbulkan kehidupan berlanjut’.

          Pertanyaan2 lain Moḷiyaphagguna yang mengintervensi keberadaan “DIRI” melalui pertanyaan “SIAPA” juga ditolak oleh Sang Buddha:
-   Siapa yang membuat kontak? - ‘‘Ko nu kho, bhante, phusatī’’ti?
-   Siapa yang merasakan? - ‘‘Ko nu kho, bhante, vedayatī’’ti?
-   Siapa yang menginginkan? - ‘‘Ko nu kho, bhante, tasatī’’ti?
-   Siapa yang melekat? - ‘‘Ko nu kho, bhante, upādiyatī’’ti?
Penolakan terhadap pertanyaan2 tersebut di atas diperlukan untuk menghindari pandangan bahwa ada semacam “entitas”,  “diri”  atau “atma” yang bekerja dalam setiap individu. Kenyataanya, fenomena-fenomena tersebut tidak lebih dari  “SEKEDAR FENOMENA” yang saling bergantungan.
   
           Mengenai pertanyaan anda, “kalau memang tidak ada  “DIRI”, lalu apa yang berlatih dan apa yang dilatih?”, menurut saya, tentu jawabannya terdapat pada pembahasan di atas. Apa yang berlatih juga ‘hanya sekedar fenomena’ yang saling bergantungan, dan apa yang dilatih juga ‘sekedar fenomena’ yang saling bergantungan. Di sana tidak ada inti atau diri yang berlatih dan dilatih. Keduanya hanyalah sekedar fenomena yang masih dalam lingkup hukum sebab-akibat, hukum paticcasamuppāda. Tentu, pengertian tentang ‘tanpa diri’, dalam praktik yang nyata,  sangat sulit dipahami karena selama kita hidup di alam samsara yang tidak terhitung jumlahnya ini kita telah dibiasakan dengan pandangan adanya ‘entitas atau diri’ dalam diri kita. Kita merasa seolah-olah ada individu yang bekerja, ada individu yang merasakan buah kamma, ada individu yang mempraktikkan Dhamma, ada individu yang mencapai jhana, dsb. Kenyataanya, kecenderungan laten akan adanya diri atau individu atau entitas atau atma hanya akan hancur secara total pada pencapaian Arahant. Puthujjana dan bahkan sekha pun masih memiliki kecenderungan demikian.
   
          Perlu diingat di sini bahwa kecenderungan laten akan adanya ‘diri’ sesungguhnya hanya ciptaan pikiran (a creation of mind). Kecenderugan ini dibuat oleh pikiran kita. Dalam praktik Dhamma, kita dilatih untuk melenyapkan kecenderungan laten ini. Latihan yang membawa lenyapnya kecenderungan ini telah dijelaskan dalam Bāhiyasutta dari Udana sebagai berikut:
-   diṭṭhe diṭṭhamattaṃ bhavissati – ketika melihat ini hanya sekedar melihat.
-   sute sutamattaṃ bhavissati – ketika mendengar ini hanya sekedar mendengar.
-   mute mutamattaṃ bhavissati – ketika merasa ini hanya sekedar merasa.
-   viññāte viññātamattaṃ bhavissatī – ketika mengenal (melalui pikiran) ini hanya sekedar mengenal.
Latihan di atas mengajak seseorang untuk melihat segala sesuatu sebagai mana adanya (yathabhūñānadassanaṃ) bahwa segala fenomena sesungguhnya tidak lebih hanya sekedar fenomena yang bebas dari intervensi diri atau entitas tertentu.


Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: sobat-dharma on 07 November 2009, 11:16:48 AM
"Ada penderitaan, namun tidak ada DIRI yang menderita;
Ada perbuatan, namun tidak ada DIRI yang berbuat.
Ada nibbāna, namun tidak ada DIRI yang mengalami nibbāna;
Ada Jalan, namun tidak ada DIRI yang melewatinya".

Karena tiada DIRI yang menderita, maka tiada penderitaan.
Karena tiada DIRI yang berbuat, maka tiada perbuatan.
Karena tiada DIRI yang mengalami nibbana, maka tiada pengalaman akan nibbana
Karena tiada DIRI yang melewati Jalan, maka tiada Jalan yang dilewati
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 07 November 2009, 11:56:41 AM
Quote
Apakah yg dimaksud  dikatakan SAAT perealisasian nibbana pancakhanda lenyap sama sekali adalah tidak berfungsi sama sekali?--dalam kasus saupadisesa nibbana.

Sekalian juga nanya:
Pancakhanda lenyap sama sekali, apakah pengertian dari kata lenyap di sini?
 Karena orang yang merealisasi nibbana masih terlihat tubuh fisiknya-> rupa-khanda. Jadi apakah maksud kata lenyap di sini?


       Ini hanya sekedar opini saya. Seperti yang saya jelaskan di atas bahwa nibbāna merupakan 'sesuatu' yang "tidak berkondisi" sedangkan pañcakkhandha adalah sesuatu yang "berkondisi". Jika dalam perealisasian nibbāna seseorang masih mengenal satu atau lebih khandha, maka nibbāna tidak bisa dikatakan sebagai "tak berkondisi". Jadi PADA SAAT seseorang merealisasi nibbāna, pañcakkhandha harus lenyap dalam arti 'tidak dikenali' oleh orang yang merealisasinya. Tentu, orang lain masih melihat rūpakkhandha dari orang yang sedang merealisasi nibbāna tersebut. Di atas saya mengibaratkan hal ini dengan seseorang yang mencapai arūpajjhana. Seseorang yang sedang berada dalam arūpajjhana sudah tidak mengenali rūpadhātu (unsur2 bentuk) karena memang ia dikatakan bebas dari persepsi rūpa, namun tentu orang lain yang melihat orang tersebut masih melihat tubuhnya. Jadi kata lenyap di sini bukan "lenyap" dalam arti sirna atau moksha yang mana orang lain pun sudah tidak bisa melihat tubuhnya, tetapi lebih mengacu kepada 'pengalaman' diri.

         Argumen saya yang lain adalah bahwa dalam sutta2 seringkali dikatakan bahwa nibbāna adalah total pelepasan dan pelenyapan ketidak-tahuan (Avijjāya tveva asesavirāganirodhā) dan total pelepasan dan pelenyapan saṇkharā (Saṅkhārānaṃ   tveva   asesavirāganirodhā). Dan seperti yang  kita semua ketahui bahwa dalam dvadasaṇgapaṭiccasamuppāda, diterangkan bahwa dengan lenyapnya saṇkharā, di sana akan lenyap pula viññāna; dengan lenyapnya viññāna, di sana akan lenyap pula nāmarūpa, dan seterusnya. Bagi saya, doktrin ini bukan sekedar teori, namun bisa dipraktikkan dan bahkan bisa dialami di sini dan sekarang khususnya mereka yang telah merealisasi nibbāna. Seseorang yang merealisasi nibbāna 'melihat' pelenyapan saṇkhara, viññana, nāmarūpa, dst.

         Hal ini juga bisa dilihat dalam sutta yang lain bernama Kaccānagottasutta dari Saṃyuttanikāya (SN, vol.II, hal. 16 versi P. T.S). Dalam sutta ini, dikatakn bahwa dunia tergantung pada dua pandangan ekstrim, yakni exsis (atthi) dan tidak exsis (natthi). Terlepas dari kedua pandangan ini, Sang Buddha menjelaskan bahwa seseorang yang melihat kemunculan dunia (lokasamudayaṃ) melalui kebijaksanaan tidak akan memegang pandangan bahwa dunia tidak exsis. Demikian pula, seseorang yang melihat melalui kebijaksanaan pelenyapan dunia (lokanirodha) tidak akan memegang pandangan bahwa dunia exsis. Menghindari kedua pandangan ekstrim tersebut di atas, dalam sutta yang sama, Sang BUddha kemudian mengajarkan  dvadasaṇgapaticcasamuppāda, bagaimana dunia muncul (penderitaan), dan bagaimana dunia lenyap (lenyapnya penderitaan). Dunia muncul adalah munculnya avijja, saṇkhara, viññāna, nāmarūpa, dst, sedangkan lenyapnya dunia adalah lenyapnya avijja, saṇkhara, viññāna, nāmarūpa, dst. Sangat jelas bahwa menurut sutta ini, lenyapnya dunia bisa dialami seseorang dalam kehidupan ini. Namun sekali lagi, "lenyap" di sini bukan apa yang umumnya seseorang bayangkan di mana orang lain pun tidak bisa melihat khandha orang tersebut. Di sini lebih mengacu pada 'pengalaman' diri.

Terlepas apakah anda setuju atau tidak setuju dengan pendapat saya, bagi saya, yang terpenting anda mengerti apa yang saya maksud.  :) :) :) :)

                                                              May you all be happy
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Ivanzius on 07 November 2009, 12:05:38 PM
Namo Buddhaya,

Lebih lanjut bro ... :) ...
Lalu, yang disebut "diri" itu apa ?
Lalu, saya, kamu itu apa ?
Lalu, khanda-khanda itu apa ?
Lalu, yang berdiskusi disini juga apa ?
Diri = Nama & Rupa   ;D

Mohon dikoreksi KK, bila ada yang salah.

Salam Metta,

 _/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 07 November 2009, 12:07:47 PM
Quote
Apakah yg dimaksud  dikatakan SAAT perealisasian nibbana pancakhanda lenyap sama sekali adalah tidak berfungsi sama sekali?--dalam kasus saupadisesa nibbana.

Sekalian juga nanya:
Pancakhanda lenyap sama sekali, apakah pengertian dari kata lenyap di sini?
 Karena orang yang merealisasi nibbana masih terlihat tubuh fisiknya-> rupa-khanda. Jadi apakah maksud kata lenyap di sini?


       Ini hanya sekedar opini saya. Seperti yang saya jelaskan di atas bahwa nibbāna merupakan 'sesuatu' yang "tidak berkondisi" sedangkan pañcakkhandha adalah sesuatu yang "berkondisi". Jika dalam perealisasian nibbāna seseorang masih mengenal satu atau lebih khandha, maka nibbāna tidak bisa dikatakan sebagai "tak berkondisi". Jadi PADA SAAT seseorang merealisasi nibbāna, pañcakkhandha harus lenyap dalam arti 'tidak dikenali' oleh orang yang merealisasinya. Tentu, orang lain masih melihat rūpakkhandha dari orang yang sedang merealisasi nibbāna tersebut. Di atas saya mengibaratkan hal ini dengan seseorang yang mencapai arūpajjhana. Seseorang yang sedang berada dalam arūpajjhana sudah tidak mengenali rūpadhātu (unsur2 bentuk) karena memang ia dikatakan bebas dari persepsi rūpa, namun tentu orang lain yang melihat orang tersebut masih melihat tubuhnya. Jadi kata lenyap di sini bukan "lenyap" dalam arti sirna atau moksha yang mana orang lain pun sudah tidak bisa melihat tubuhnya, tetapi lebih mengacu kepada 'pengalaman' diri.

         Argumen saya yang lain adalah bahwa dalam sutta2 seringkali dikatakan bahwa nibbāna adalah total pelepasan dan pelenyapan ketidak-tahuan (Avijjāya tveva asesavirāganirodhā) dan total pelepasan dan pelenyapan saṇkharā (Saṅkhārānaṃ   tveva   asesavirāganirodhā). Dan seperti yang  kita semua ketahui bahwa dalam dvadasaṇgapaṭiccasamuppāda, diterangkan bahwa dengan lenyapnya saṇkharā, di sana akan lenyap pula viññāna; dengan lenyapnya viññāna, di sana akan lenyap pula nāmarūpa, dan seterusnya. Bagi saya, doktrin ini bukan sekedar teori, namun bisa dipraktikkan dan bahkan bisa dialami di sini dan sekarang khususnya mereka yang telah merealisasi nibbāna. Seseorang yang merealisasi nibbāna 'melihat' pelenyapan saṇkhara, viññana, nāmarūpa, dst.

         Hal ini juga bisa dilihat dalam sutta yang lain bernama Kaccānagottasutta dari Saṃyuttanikāya (SN, vol.II, hal. 16 versi P. T.S). Dalam sutta ini, dikatakn bahwa dunia tergantung pada dua pandangan ekstrim, yakni exsis (atthi) dan tidak exsis (natthi). Terlepas dari kedua pandangan ini, Sang Buddha menjelaskan bahwa seseorang yang melihat kemunculan dunia (lokasamudayaṃ) melalui kebijaksanaan tidak akan memegang pandangan bahwa dunia tidak exsis. Demikian pula, seseorang yang melihat melalui kebijaksanaan pelenyapan dunia (lokanirodha) tidak akan memegang pandangan bahwa dunia exsis. Menghindari kedua pandangan ekstrim tersebut di atas, dalam sutta yang sama, Sang BUddha kemudian mengajarkan  dvadasaṇgapaticcasamuppāda, bagaimana dunia muncul (penderitaan), dan bagaimana dunia lenyap (lenyapnya penderitaan). Dunia muncul adalah munculnya avijja, saṇkhara, viññāna, nāmarūpa, dst, sedangkan lenyapnya dunia adalah lenyapnya avijja, saṇkhara, viññāna, nāmarūpa, dst. Sangat jelas bahwa menurut sutta ini, lenyapnya dunia bisa dialami seseorang dalam kehidupan ini. Namun sekali lagi, "lenyap" di sini bukan apa yang umumnya seseorang bayangkan di mana orang lain pun tidak bisa melihat khandha orang tersebut. Di sini lebih mengacu pada 'pengalaman' diri.

Terlepas apakah anda setuju atau tidak setuju dengan pendapat saya, bagi saya, yang terpenting anda mengerti apa yang saya maksud.  :) :) :) :)

                                                              May you all be happy

Setuju,cocok dan demikianlah adanya tentang perealisasian Nibbana(saya nyontek pengalaman  praktisi juga ...selain yg tertulis di sutta....).  ^:)^ _/\
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 07 November 2009, 12:33:45 PM
"Ada penderitaan, namun tidak ada DIRI yang menderita;
Ada perbuatan, namun tidak ada DIRI yang berbuat.
Ada nibbāna, namun tidak ada DIRI yang mengalami nibbāna;
Ada Jalan, namun tidak ada DIRI yang melewatinya".

Karena tiada DIRI yang menderita, maka tiada penderitaan.
Karena tiada DIRI yang berbuat, maka tiada perbuatan.
Karena tiada DIRI yang mengalami nibbana, maka tiada pengalaman akan nibbana
Karena tiada DIRI yang melewati Jalan, maka tiada Jalan yang dilewati

Logikanya memang demikian. Akan tetapi, logika terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Seseorang bisa mengatakan bahwa karena tiada DIRI yang menderita maka tiada penderitaan, tapi toh nyatanya ia masih merasa bahwa "IA" menderita. Kenapa? Karena ia masih memiliki kecenderungan akan adanya 'DIRI'.

Sesungguhnya, konsep anatta di atas diambil mengingat bahwa segala fenomena yang muncul hanya merupakan gejala sebab dan akibat. Sebuah fenomena muncul karena kondisi2 tertentu. Di sana tidak ada entitas atau diri tertentu yang mengatur fenomena bersangkutan untuk muncul dan lenyap. Pikiran yang seringkali dianggap sebagai entiti, diri atau atma bagi kebanyakan orang juga hanya sekedar fenomena. Pikiran muncul karena kondisi2 lain. Melihat bekerjanya hukum ini (Paticcasamuppāda), meskipun ada perbuatan dan hasil perbuatan, nibbāna dan Jalan untuk mencapainya, seseorang tidak bisa mengatakan akan adanya "DIRI' yang berbuat, merasa, mengalami dan menjalankan. Segalanya hanya merupakan fenomena2 yang saling bergantungan.

Suatu kali ada seorang pertapa bertanya kepada Sang BUddha, "Apakah yang menjadi penyebab munculnya kebahagiaan dan penderitaan? Apakah mereka disebabkan oleh diri sendiri (sayaṃkataṃ), atau pihak lain (paraṃkataṃ) atau disebabkan oleh diri sendiri dan pihak lain (sayaṃkatañca paraṃkatañca) ataukah mereka muncul karena tanpa sebab (ahetuka)? Sang Buddha menolak empat argumentasi  di atas. Alasannya, jika beliau menerima tiga argumentasi  pertama, sama halnya beliau menerima keberadaan "DIRI" yang menjadi penyeban penderitaan dan kebahagiaan. Kemudian jika beliau menerima argumentasi yang terakhir, beliau akan dianggap sebagai guru nihilis yang mengajarkan segala sesuatu tanpa sebab. Untuk menghindari keduanya, beliau mengatakan bahwa kebahagiaan dan penderitaan muncul, secara sederhana, karena kontak (phassa). Jawaban ini sangat penting karena selain menghindari konsep nihilisme, juga menghindari konsep akan adanya "DIRI".

                                                       May you be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 07 November 2009, 12:59:11 PM
bagus, bagus, penjelasan yg sangat detil.
anumodana, bro peacemind.  _/\_

Btw, Kaccanagotta Sutta yang bro tuliskan itu , kebetulan saya pernah membaca di versi mandarin yg terjemahan dari sanskrit- Samyuktagama bab 12. Isinya sepadan dgn Kaccanagotta Sutta.  Info yang berharga.  ^:)^
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 07 November 2009, 02:39:07 PM
bagus, bagus, penjelasan yg sangat detil.
anumodana, bro peacemind.  _/\_

Btw, Kaccanagotta Sutta yang bro tuliskan itu , kebetulan saya pernah membaca di versi mandarin yg terjemahan dari sanskrit- Samyuktagama bab 12. Isinya sepadan dgn Kaccanagotta Sutta.  Info yang berharga.  ^:)^

Dan sutta ini juga telah menjadi bahasan yang sangat penting dalam Mūlamadyamikakārikā milik Bhikśu Nagarjuna, pendiri sekte Madhyamika.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Jerry on 07 November 2009, 03:10:18 PM
_/\_ Sdr Peacemind

Sadhu Sadhu :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 07 November 2009, 04:37:50 PM
Jika kita menerima fakta2 di atas, bahkan seorang sotapanna yang berada pada pencapaian nibbāna pertama kalinya yaitu pada pencapaian sotapattiphala atau pada tahap gotrabhuñāna, ia pun tidak mengenali pañcakkhandhanya.
pencapaian nibbāna pertama kali itu pada sotapatti phala? so confusing...

Teman-teman sekedar sharing nih...

Seringkali pendapat para ahli meditasi kurang memberikan batasan jelas antara Nibbana yang dicapai pada waktu duduk bermeditasi (yang terjadi pada seorang Ariya Puggala : Sotapanna atau lebih tinggi) dan Arahat yang wafat. Nibbana selain yang dicapai oleh Ariya Puggala yang wafat disebut saupadisesa Nibbana.

Pada seorang Ariya Puggala yang untuk pertama kalinya mengalami Nibbana, semua kesan dan perasaan yang berhubungan dengan jasmani berhenti berproses. Oleh karena keadaan itu terbebas dari perasaan yang berkaitan dengan jasmani maka batin menjadi murni dan timbullah rasa damai yang luar biasa. Itulah kebahagiaan Nibbana dari Saupadisesa Nibbana.

Pada keadaan Saupadisesa Nibbana Ariya Puggala masih memiliki tubuh, tetapi tak melihat/ tak menyadari tubuh, masih memiliki perasaan tapi tak merasakan, kesadaran masih berproses oleh karena itu bisa melihat cahaya yang muncul (aloko - baca Dhammacakkappavattana Sutta), Vijja dan Panna juga muncul dan mengikis tiga kilesa paling kasar Pada Magga Nana. Semua ini terjadi sangat cepat bagai simultan.

Jadi pada seseorang yang mengalami Nibbana untuk pertama kalinya, muncullah vijja (pengetahuan), panna(kebijaksanaan), nana (pandangan terang) dan aloko (cahaya).

Hampir bersamaan lenyaplah Sakkayaditthi (pandangan keliru mengenai diri / aku), silabataparamasa (kepercayaan bahwa upacara dan ritual bisa membawa ke Nibbana) dan Vicikiccha (keragu-raguan terhadap Tiratana).

Pada saat itu Ia telah mencapai tingkat kesucian Sotapanna dan disebut mahluk Ariya (Ariya Puggala)

Apakah pada Saupadisesa Nibbana Khandha masih berproses? tentu... jika tidak, apakah yang merasakan kedamaian dsbnya ?

Sedangkan Anupadisesa Nibbana hanya bisa dialami oleh Arahat yang wafat . Pada Anupadisesa Nibbana semua Pancakhandha berhenti/padam.

Begitulah kamsudnya eh maksudnya Suhu...


 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 07 November 2009, 09:06:35 PM
mbah sdr ko fab :),

saya cuma membingungkan penggunaan istilah nibbana. Padam aka lenyapnya lobha dosa moha aka patahnya 10 belenggu itu jika loose dalam penggunaannya dengan berbagai interpretasi maka akan tambah jauh dari maka sesungguhnya yg bahkan sudah sulit tuh dijabarkan dengna kata2x.

pencapaian nibbāna pertama kali = pencapaian sotapattiphala.   ???

questionnya, apakah ada pencapaian nibbāna bertahap? sotapattiphala itu adalah pencapaian arahattaphala pertama? :hammer:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Indra on 07 November 2009, 11:01:30 PM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 07 November 2009, 11:55:59 PM
Pandangan salah tidak dilakukan oleh sesuatu. Pandangan salah muncul dikondisikan oleh avijja. Salah karena tidak sesuai dengan kenyataan.

Lalu yang terkondisi itu apa ?
Juga, yang menilai salah itu apa bro ? :)

Ada tapi tidak punya entitas (atta). Nama-rupa ada tapi gabungannya (sankhara) tidak membentuk sesuatu yang baru dari nama-rupa itu sendiri. Sedangkan nama-rupa juga bukan atta karena nama-rupa tidak bisa muncul sendiri-sendiri tapi harus muncul bersama nama-rupa lainnya. Yang bisa muncul sendiri tanpa berkolaborasi dengan hal lainnya hanya nibbana.

Hehehe ... mgkn saya gak tau arti sebenarnya dari atta ... Bisa dijelaskan apakah atta itu ? :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 08 November 2009, 12:03:00 AM
Dengan kilesa, makhluk awam menilai dan menghadapi "kenyataan" ini. Jadi yang mereka lihat adalah diri, aku
Dengan panna, makhluk suci menilai dan menghadapi kenyataan ini. Jadi yang mereka lihat adalah tanpa diri, tanpa aku  

Nah lho ... koq bisa juga yah makhluk suci menilai dan menghadapi ... apanya makhluk suci yang menilai dan menghadapi bro ?
Bukankah hal yang sebenarnya adalah pandangan mereka (para ariya) muncul tidak berdasarkan aku ?
Sementara, mereka masih 'memelihara' khanda-khandanya (walau tidak didasari LDM)
contohnya: para ariya masih makan dan berbuat ...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 08 November 2009, 12:05:14 AM
Pandangan salah tidak dilakukan oleh sesuatu. Pandangan salah muncul dikondisikan oleh avijja. Salah karena tidak sesuai dengan kenyataan.

Lalu yang terkondisi itu apa ?
Juga, yang menilai salah itu apa bro ? :)

Ada tapi tidak punya entitas (atta). Nama-rupa ada tapi gabungannya (sankhara) tidak membentuk sesuatu yang baru dari nama-rupa itu sendiri. Sedangkan nama-rupa juga bukan atta karena nama-rupa tidak bisa muncul sendiri-sendiri tapi harus muncul bersama nama-rupa lainnya. Yang bisa muncul sendiri tanpa berkolaborasi dengan hal lainnya hanya nibbana.

Hehehe ... mgkn saya gak tau arti sebenarnya dari atta ... Bisa dijelaskan apakah atta itu ? :)


Sorry bro, bukan diskusi namanya kalau tiap orang jawab dibalas dengan pertanyaan lagi. Sorry ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 08 November 2009, 12:09:16 AM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

tanpa usaha
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 08 November 2009, 12:31:28 AM
   ...      Perlu diingat di sini bahwa kecenderungan laten akan adanya ‘diri’ sesungguhnya hanya ciptaan pikiran (a creation of mind). Kecenderugan ini dibuat oleh pikiran kita. Dalam praktik Dhamma, kita dilatih untuk melenyapkan kecenderungan laten ini. Latihan yang membawa lenyapnya kecenderungan ini telah dijelaskan dalam Bāhiyasutta dari Udana sebagai berikut:
-   diṭṭhe diṭṭhamattaṃ bhavissati – ketika melihat ini hanya sekedar melihat.
-   sute sutamattaṃ bhavissati – ketika mendengar ini hanya sekedar mendengar.
-   mute mutamattaṃ bhavissati – ketika merasa ini hanya sekedar merasa.
-   viññāte viññātamattaṃ bhavissatī – ketika mengenal (melalui pikiran) ini hanya sekedar mengenal.
Latihan di atas mengajak seseorang untuk melihat segala sesuatu sebagai mana adanya (yathabhūñānadassanaṃ) bahwa segala fenomena sesungguhnya tidak lebih hanya sekedar fenomena yang bebas dari intervensi diri atau entitas tertentu.


Be happy.


Nah lho ... mengenai yang di bold itu, "kita" yang mana bro ? Yang hanya panca khanda inikah ?
Lalu mengenai "Bahiyasutta" :
Melihat sekedar melihat dan mendengar sekedar mendengar, setelah terjadi kontak antara rupa dengan indera dan landasannya, tanpa melanjutnya kepada vedanakah ?
Merasa sekedar merasa, setelah timbul vedana, tanpa melanjutnya kepada sanna kah ?
Mengenal sekedar mengenal, setelah timbul sanna, tanpa melanjutnya kepada sankhara kah ?

Dengan demikian, harus selalu ada 'sati' buat mencegah proses-proses itu berjalankah ? :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 08 November 2009, 12:35:54 AM
Dengan kilesa, makhluk awam menilai dan menghadapi "kenyataan" ini. Jadi yang mereka lihat adalah diri, aku
Dengan panna, makhluk suci menilai dan menghadapi kenyataan ini. Jadi yang mereka lihat adalah tanpa diri, tanpa aku  

Nah lho ... koq bisa juga yah makhluk suci menilai dan menghadapi ... apanya makhluk suci yang menilai dan menghadapi bro ?
Bukankah hal yang sebenarnya adalah pandangan mereka (para ariya) muncul tidak berdasarkan aku ?
Sementara, mereka masih 'memelihara' khanda-khandanya (walau tidak didasari LDM)
contohnya: para ariya masih makan dan berbuat ...

jika makhluk suci tidak bisa menilai, mengapa mereka bisa mengatakan apa yang baik dan apa yang tidak baik, apa yang merupakan jalan mulia apa yang bukan jalan mulia. Yang menilai adalah panna-nya
Karena pandangan mereka muncul tidak berdasarkan Aku itu lah maka mereka sanggup mengklasifikasikan apa yang dhamma apa yang bukan dhamma, begitulah cara2 para ariya menilai.
Mereka terlihat seperti memelihara khanda2, tetapi mereka telah mematahkan akar bagi tumbuhnya kesinambungan hukum interdepensi, sehingga khanda2 nya sudah seperti pohon yang bersisa batang dan ranting di mana akarnya telah dipotong.  
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 08 November 2009, 12:57:04 AM
Sorry bro, bukan diskusi namanya kalau tiap orang jawab dibalas dengan pertanyaan lagi. Sorry ;D

Oke deh bro ... saya coba kasih pendapat yah ... :)

Menurut saya, atta itu adalah "jiwa" yang sebelum Sang Buddha menemukan kembali kebenarannya, diakui oleh para manusia sebagai sesuatu yang tunggal dan kekal ... :)

Lewat anattalakkhanasutta saya berpendapat bahwa, Sang Buddha sangat jelas membeberkan kalau "Jiwa" yang mereka maksud tunggal dan kekal itu, hanyalah kumpulan khanda-khanda dari nama-rupa yang dimana seiring dengan waktu, terus mengalami perubahan tanpa bisa distop (karena tak ada yang pemilik yang bisa menghentikan proses tersebut) ...

Adapun terlihat seolah-olah ada yang memilikinya, hanyalah karena adanya proses dari hubungan  rangkaian khanda-khanda tersebut dalam melakukan kontak dengan obyek ...

Namun, apakah memang benar-benar bisa di stop ? Bisa ... Dengan terputusnya rangkaian khanda-khanda tersebut, maka akan terputus pula proses rangkaiannnya ... :)

Diluar dari rupa khanda dan seperti yang saya ketahui, dalam citta (vinnana), ada vedana, sanna dan sankhara yang timbul mengiringi dalam setiap prosesnya ... cetasika inilah "penyakit sekaligus obatnya" ...

Cetasika ini yang selalu mengalami proses timbul tenggelam dengan waktu yang sangat singkat sehingga proses anicca tersebut, menimbulkan bentuk citta yang berbeda-beda dari saat demi saat ...

Oleh karenanya kalau sudah bertekad untuk "tidak menenun", "penyakit" ini mesti ditangulangi dengan "obat" yang adanya juga bersamaan ... Caranya ...yah gak lain dan nggak bukan melatih dan terus berlatih ...

Saya gak pandai menulis jadi kalau tulisan diatas belepotan, harap maklum aja yah ... :)
Kalau memang pendapat saya diatas salah, tolong dikoreksi aja bro, biar gak semakin ngawur ... :))

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: suyantsai on 08 November 2009, 01:43:37 AM
     Sekitar tiga tahun yang lalu, saya bertemu dengan salah seorang teman saya. Kami berdiskusi kesana kemari hingga pada suatu kesempatan, saya bertanya, "Apa sih yang menjadi tujuan akhir umat Buddha?" Ia pun dengan cepat menjawab, "Tentu nibbāna". Kemudian saya melanjutkan pertanyaan, "Setelah mengetahui nibbāna sebagai tujuan akhir, apakah anda benar-benar tertarik dengan pencapaian tersebut?" Ia berdiam sejenak dan akhirnya menjawab, "Tidak".
     Sekitar tiga hari yang lalu saya dan seorang teman saya mengunjungi seorang guru meditasi di hutan. Pada kesempatan itu, guru meditasi tersebut mengatakan bahwa saat ini meskipun banyak orang yang mempelajari Dhamma, namun sedikit dari mereka yang benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna. Karena inilah, saya ingin teman-teman di DC ini untuk berbagi pengalaman  mengenai hal ini. Ada dua pertanyaan yang ingin saya tanyakan, dan saya berharap anda menjawab dengan sejujurnya:

1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

     Pertanyaan di atas terdengar simple, namun akan sangat berarti khususnya untuk membangunkan kesadaran kita terhadap tujuan terakhir kita sebagai penganut ajaran Buddha.

                                                 May you all be happy
ya saya sangat tertarik klo Nibbana adalah keadaan dimana kita tlah terlepas dari semua kekotoran batin.Tapi klo nibbana berarti tak ada yg bisa kulakukan lagi untuk dunia ini Seperti Sang gautama, saya tidak tertarik untuk saat ini.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Jerry on 08 November 2009, 02:03:20 AM
Sang Gautama masih bisa beraktifitas koq.. Melakukan dalam konteks bagaimana? :D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 08 November 2009, 07:57:13 AM
Oke
deh bro ... saya coba kasih pendapat yah ... :)

Thanks ;D

Quote
Menurut saya, atta itu adalah "jiwa" yang sebelum Sang Buddha menemukan
kembali kebenarannya, diakui oleh para manusia sebagai sesuatu yang tunggal dan
kekal ... :)

Saya rasa lebih luas dari itu. Atta itu inti, essen, atau identitas. Inti atau
essen adalah hal terkecil yang tidak dapat diuraikan lagi. Identitas artinya
bukan hal yang lain. Batu misalnya, jika batu punya atta maka batu punya hal
terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi menjadi hal lain. Tapi karena Sang
Buddha mengajarkan batu itu terdiri dari 4 elemen utama, jadi batu tidak punya
inti, atau identitas sendiri, tapi bergantung pada hal lainnya.

Sabbe dhamma anatta, dhamma di sini terdiri dari sankhara + nibbana. Sankhara
selalu anatta karena by definition sankhara itu merupakan gabungan dari
hal-hal lainnya (coexistence). Nibbana anatta karena nibbana tidak
dibentuk oleh apapun.

Quote
Lewat anattalakkhanasutta saya berpendapat bahwa, Sang Buddha sangat
jelas membeberkan kalau "Jiwa" yang mereka maksud tunggal dan kekal itu,
hanyalah kumpulan khanda-khanda dari nama-rupa yang dimana seiring dengan waktu,
terus mengalami perubahan tanpa bisa distop (karena tak ada yang pemilik yang
bisa menghentikan proses tersebut) ... 

Saya rasa di sini yang dimaksud Jiwa itu orang, jadi tidak merujuk pada hal
seperti roh. Karena tidak melihat bahwa seseorang itu hanya pancakkhandha,
muncul pandangan bahwa seseorang itu punya inti, essen, atau identitas. Artinya
dalam seseorang kita bisa menemukan sesuatu yang bisa disebut sebagai orang dan
tidak terdiri dari hal lainnya lagi. Tapi karena orang itu hanya pancakkhandha
dan tidak satupun dari khandha-khandha ini yang bisa diidentifikasikan sebagai
orang, artinya kalau muncul sendiri khandha-khandha itu tidak sebut orang, maka
yang namanya orang hanya sebutan.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Indra on 08 November 2009, 08:45:00 AM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

tanpa usaha


hmmm.. menarik, apakah ini sama dengan ajaran yg mengatakan JMB8 tidak perlu?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 08 November 2009, 10:16:07 AM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

tanpa usaha


hmmm.. menarik, apakah ini sama dengan ajaran yg mengatakan JMB8 tidak perlu?
tergantung,
karena JMB di sini perlu sekaligus tidak
perlu karena tanpa JMB8 tidak mungkin dapat tercerahkan
tidak karena perbuatan ucapan dan pikirannya telah selaras dengan JMB8
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Indra on 08 November 2009, 10:21:18 AM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

tanpa usaha


hmmm.. menarik, apakah ini sama dengan ajaran yg mengatakan JMB8 tidak perlu?
tergantung,
karena JMB di sini perlu sekaligus tidak
perlu karena tanpa JMB8 tidak mungkin dapat tercerahkan
tidak karena perbuatan ucapan dan pikirannya telah selaras dengan JMB8

meskipun menggunakan kata ganti -nya, tapi kita di sini sedang membicarakan praktik anda yg tanpa usaha, jadi apakah anda mengonfirmasi bahwa perbuatan ucapan dan pikiran anda selaras dengan JMB8? maaf, tidak perlu dijawab kalo bersifat pribadi
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 08 November 2009, 11:12:26 AM
tapi hidup gue buktinya happy kok? apakah nibbana lebih happy dari hidup gue sekarang?

tapi gimana kalo nanti masuk neraka? siapa yg masuk neraka?

lho, nibbana itu kan kebahagiaan tertinggi . ...nibbanam paranam sukkham...

kalo merasa lebih bahagia dari nibbana, ibarat lalat yang merasa happy di atas tumpukan kotoran. hehe..



bisa share pengalaman anda mengenai kabahagiaan tertinggi bro?

tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. ;D
 

paling tidak anda tentu bisa share mengenai usaha anda dalam mencapai "yg tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" itu

tanpa usaha


hmmm.. menarik, apakah ini sama dengan ajaran yg mengatakan JMB8 tidak perlu?
tergantung,
karena JMB di sini perlu sekaligus tidak
perlu karena tanpa JMB8 tidak mungkin dapat tercerahkan
tidak karena perbuatan ucapan dan pikirannya telah selaras dengan JMB8

meskipun menggunakan kata ganti -nya, tapi kita di sini sedang membicarakan praktik anda yg tanpa usaha, jadi apakah anda mengonfirmasi bahwa perbuatan ucapan dan pikiran anda selaras dengan JMB8? maaf, tidak perlu dijawab kalo bersifat pribadi
saya tidak sedang mengkonfirmasi tentang perbuatan ucapan dan pikiran saya.
Tanpa usaha-> karena saya blm berusaha
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata -> karena blm usaha, bgm bisa saya ungkapkan?
kebahagiaan tertinggi Nibbana--> Karena makhluk yang diliputi oleh kilesa adalah dukkha, maka dengan lenyapnya kilesa, tidak mungkin ada dukkha lagi, karena tidak ada dukkha, maka disebut sukkham. Jadi walaupun belum mengalami nibbana paranam sukkham, kita sudah mendapat gambaran bahwa dengan berakhirnya dukkha tentu adalah sukkham.

Maka kebahagiaan yang apabila masih terdapat kilesa tidak dapat disebut kebahagiaan, tetapi hanya sebagai sensasi-sensasi senang belaka yang selalu muncul dan lenyap, yang tetap masih dalam lingkup dukkha (penderitaan), Karena masih merupakan dukkha ,bagaimana bisa disebut sukkha?     ;D



 ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 08 November 2009, 11:14:01 AM
 [at] sdr Peacemind

Saya ada suatu pertanyaan. Dalam suatu kesempatan diskusi tentang abhidhamma. Ada tertulis ketika seseorang mencapai anupadisesa nibbana yang tersisa hanyalah nama dhama.

Dapatkah dijelaskan lebih lanjut apa makna 'yg tersisa hanyalah nama dhamma'?

Apa definisi nama dhamma ini yang sebenarnya?


Bagi yg lain mau ikutan menjawab juga diperkenankan.

Terima kasih sebelumnya  _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Indra on 08 November 2009, 11:19:11 AM
saya tidak sedang mengkonfirmasi tentang perbuatan ucapan dan pikiran saya.
Tanpa usaha-> karena saya blm berusaha
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata -> karena blm usaha, bgm bisa saya ungkapkan?
kebahagiaan tertinggi Nibbana--> Karena makhluk yang diliputi oleh kilesa adalah dukkha, maka dengan lenyapnya kilesa, tidak mungkin ada dukkha lagi, karena tidak ada dukkha, maka disebut sukkham. Jadi walaupun belum mengalami nibbana paranam sukkham, kita sudah mendapat gambaran bahwa dengan berakhirnya dukkha tentu adalah sukkham.

Maka kebahagiaan yang apabila masih terdapat kilesa tidak dapat disebut kebahagiaan, tetapi hanya sebagai sensasi-sensasi senang belaka yang selalu muncul dan lenyap, yang tetap masih dalam lingkup dukkha (penderitaan), Karena masih merupakan dukkha ,bagaimana bisa disebut sukkha?     ;D



 ;D

jadi menurut anda, tidak adanya dukkha adalah sukha? bukan penderitaan=kebahagiaan?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: chingik on 08 November 2009, 11:40:44 AM
saya tidak sedang mengkonfirmasi tentang perbuatan ucapan dan pikiran saya.
Tanpa usaha-> karena saya blm berusaha
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata -> karena blm usaha, bgm bisa saya ungkapkan?
kebahagiaan tertinggi Nibbana--> Karena makhluk yang diliputi oleh kilesa adalah dukkha, maka dengan lenyapnya kilesa, tidak mungkin ada dukkha lagi, karena tidak ada dukkha, maka disebut sukkham. Jadi walaupun belum mengalami nibbana paranam sukkham, kita sudah mendapat gambaran bahwa dengan berakhirnya dukkha tentu adalah sukkham.

Maka kebahagiaan yang apabila masih terdapat kilesa tidak dapat disebut kebahagiaan, tetapi hanya sebagai sensasi-sensasi senang belaka yang selalu muncul dan lenyap, yang tetap masih dalam lingkup dukkha (penderitaan), Karena masih merupakan dukkha ,bagaimana bisa disebut sukkha?     ;D



 ;D

jadi menurut anda, tidak adanya dukkha adalah sukha? bukan penderitaan=kebahagiaan?

Orang yang tercerahkan tidak melekat lagi pada konsepsi eksis; non-eksis, dan segala bentuk dualisme. Karena terbebas dari kemelekatan , mereka tidak melihatnya sebagai suatu kenyataan, semuanya hanya merupakan fenomena yang ilusif karena setiap saat terus berubah (anicca). Sehingga mereka tidak ternoda lagi dengan segala sensasi tentang apa yang baik dan buruk, senang dan susah , menderita dan bahagia. Ketika melihat ini hanya sekedar melihat, ketika mendengar ini hanya sekedar mendengar. Tidak ada pikiran yang diskriminatif. Itulah maksud dari penderitaan=kebahagiaan.
Tidak adanya dukkha adalah sukkha--> adalah konsep yang dibicrakan dari sudut pandang putthujana. Tentu tidak dapat dicampur adukkan dengan sudut pandang orang yang tercerahkan.
  
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Indra on 08 November 2009, 11:45:17 AM
saya tidak sedang mengkonfirmasi tentang perbuatan ucapan dan pikiran saya.
Tanpa usaha-> karena saya blm berusaha
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata -> karena blm usaha, bgm bisa saya ungkapkan?
kebahagiaan tertinggi Nibbana--> Karena makhluk yang diliputi oleh kilesa adalah dukkha, maka dengan lenyapnya kilesa, tidak mungkin ada dukkha lagi, karena tidak ada dukkha, maka disebut sukkham. Jadi walaupun belum mengalami nibbana paranam sukkham, kita sudah mendapat gambaran bahwa dengan berakhirnya dukkha tentu adalah sukkham.

Maka kebahagiaan yang apabila masih terdapat kilesa tidak dapat disebut kebahagiaan, tetapi hanya sebagai sensasi-sensasi senang belaka yang selalu muncul dan lenyap, yang tetap masih dalam lingkup dukkha (penderitaan), Karena masih merupakan dukkha ,bagaimana bisa disebut sukkha?     ;D



 ;D

jadi menurut anda, tidak adanya dukkha adalah sukha? bukan penderitaan=kebahagiaan?

Orang yang tercerahkan tidak melekat lagi pada konsepsi eksis; non-eksis, dan segala bentuk dualisme. Karena terbebas dari kemelekatan , mereka tidak melihatnya sebagai suatu kenyataan, semuanya hanya merupakan fenomena yang ilusif karena setiap saat terus berubah (anicca). Sehingga mereka tidak ternoda lagi dengan segala sensasi tentang apa yang baik dan buruk, senang dan susah , menderita dan bahagia. Ketika melihat ini hanya sekedar melihat, ketika mendengar ini hanya sekedar mendengar. Tidak ada pikiran yang diskriminatif. Itulah maksud dari penderitaan=kebahagiaan.
Tidak adanya dukkha adalah sukkha--> adalah konsep yang dibicrakan dari sudut pandang putthujana. Tentu tidak dapat dicampur adukkan dengan sudut pandang orang yang tercerahkan.
 


tentu saja saya berbicara dari sudut pandang putthujana karena saya adalah seorang puthujana, dan saya bertanya "menurut anda" kecuali bahwa anda bukanlah puthujana, in that case saya menarik pertanyaan saya.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: wen78 on 08 November 2009, 01:11:11 PM
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

kl bole saya bertanya balik, bro Peacemind tertarik mencapai nibbana atau mencapai yg tercerahkan? ;D
Buddha itu sendiri artinya yg tercerahkan ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 08 November 2009, 03:20:00 PM
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

kl bole saya bertanya balik, bro Peacemind tertarik mencapai nibbana atau mencapai yg tercerahkan? ;D
Buddha itu sendiri artinya yg tercerahkan ;D

Mencapai / merealisasi nibbāna dan tercerahkan, bedanya apa ya?  ;D Bagi saya, nibbāna adalah lenyapnya segala kekotoran batin, terbebasnya seseorang dari penderitaan karena tumimbal lahir yang tiada henti. Seseorang yang telah bebas dari tumimbal lahir dikatakan sebagai tercerahkan jika anda mengacu kata Buddha sebagai tercerahkan. Sesungguhnya, Buddha bisa diartikan sebagai "Orang yang telah Bangun". Kata kerja dari kata ini adalah "bujjhati"  yang berarti " ia bangun". Seseorang yang mencapai nibbāna dikatakan sebagai Orang yang Bangun dalam arti ia telah bangun dari ilusi dunia. Ia telah melihat sifat sesungguhnya dunia. Ia tidak lagi seperti makhluk-makhluk awam (puthujjana) yang selalu terbawa arus mimpi dalam tidur mereka yang berkepanjangan.

Mengenai pertanyaan anda pada saya, sesungguhnya saya sudah menjawab ini di antara komen awal. Ada pernyataan menarik yang diungkapan oleh Sang Buddha khususnya ditujukan kepada para bhikkhu di beberapa Sutta, dan meskipun saya bukan bhikkhu, saya merasa baik juga untuk menanamkan hal yang sama:

"‘‘Idha, bhikkhave, ekacco kulaputto saddhā agārasmā anagāriyaṃ pabbajito hoti – ‘otiṇṇomhi jātiyā jarāya maraṇena sokehi paridevehi dukkhehi domanassehi upāyāsehi, dukkhotiṇṇo dukkhapareto, appeva nāma imassa kevalassa dukkhakkhandhassa antakiriyā paññāyethā’ti.

"Di sini, O, para Bhikkhu, beberapa orang, karena keyakinan, telah pergi dari kehidupan berumah-tangga ke kehidupan tanpa rumah - '(Selama hidup) saya ditimpa kelahiran, usia tua, kematian, kesedihan, ratapan, penderitaan, stress, keputus-asaan, ditimpa oleh penderitaan, ditekan oleh penderitaan; Barangkali (dengan menjalankan kehidupan pabbajita), akhir dari seluruh kelompok penderitaan akan dicapai".

 :) Be Happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 08 November 2009, 03:46:37 PM
Tertarik untk mncpai nibbana.
Tpi kalau dah cpai nibbana, aku ini ada atau tidak ya? Siapa ya yg mengalami kebhagiaan nibbana kalau aku ini tanpa jiwa, atau roh atau diri yg kekal??
Tlg jawab dong?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 08 November 2009, 04:01:18 PM
Tertarik untk mncpai nibbana.
Tpi kalau dah cpai nibbana, aku ini ada atau tidak ya? Siapa ya yg mengalami kebhagiaan nibbana kalau aku ini tanpa jiwa, atau roh atau diri yg kekal??
Tlg jawab dong?

Kalau kita menerima kata2 yang ada di Kitab Suci, kalau anda telah mencapai nibbāna, pertanyaan apakah anda ada ataukah tidak ada justru akan lenyap...  ;) ;) ;)

Be happy...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 08 November 2009, 04:07:38 PM
Jd kebhagiaan abadi itu ada atau tidak??Bila ada siapa yg ada(alami)?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: wen78 on 08 November 2009, 04:20:36 PM
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

kl bole saya bertanya balik, bro Peacemind tertarik mencapai nibbana atau mencapai yg tercerahkan? ;D
Buddha itu sendiri artinya yg tercerahkan ;D

Mencapai / merealisasi nibbāna dan tercerahkan, bedanya apa ya?  ;D Bagi saya, nibbāna adalah lenyapnya segala kekotoran batin, terbebasnya seseorang dari penderitaan karena tumimbal lahir yang tiada henti. Seseorang yang telah bebas dari tumimbal lahir dikatakan sebagai tercerahkan jika anda mengacu kata Buddha sebagai tercerahkan. Sesungguhnya, Buddha bisa diartikan sebagai "Orang yang telah Bangun". Kata kerja dari kata ini adalah "bujjhati"  yang berarti " ia bangun". Seseorang yang mencapai nibbāna dikatakan sebagai Orang yang Bangun dalam arti ia telah bangun dari ilusi dunia. Ia telah melihat sifat sesungguhnya dunia. Ia tidak lagi seperti makhluk-makhluk awam (puthujjana) yang selalu terbawa arus mimpi dalam tidur mereka yang berkepanjangan.

Mengenai pertanyaan anda pada saya, sesungguhnya saya sudah menjawab ini di antara komen awal. Ada pernyataan menarik yang diungkapan oleh Sang Buddha khususnya ditujukan kepada para bhikkhu di beberapa Sutta, dan meskipun saya bukan bhikkhu, saya merasa baik juga untuk menanamkan hal yang sama:

"‘‘Idha, bhikkhave, ekacco kulaputto saddhā agārasmā anagāriyaṃ pabbajito hoti – ‘otiṇṇomhi jātiyā jarāya maraṇena sokehi paridevehi dukkhehi domanassehi upāyāsehi, dukkhotiṇṇo dukkhapareto, appeva nāma imassa kevalassa dukkhakkhandhassa antakiriyā paññāyethā’ti.

"Di sini, O, para Bhikkhu, beberapa orang, karena keyakinan, telah pergi dari kehidupan berumah-tangga ke kehidupan tanpa rumah - '(Selama hidup) saya ditimpa kelahiran, usia tua, kematian, kesedihan, ratapan, penderitaan, stress, keputus-asaan, ditimpa oleh penderitaan, ditekan oleh penderitaan; Barangkali (dengan menjalankan kehidupan pabbajita), akhir dari seluruh kelompok penderitaan akan dicapai".

 :) Be Happy.

mmmm.... gak bisa jelaskan, tp bagi saya ada bedanya ;D

contoh nya:
Siddhattha Gotama gak pernah mengatakan, saya telah mencapai nibbana(tolong koreksi kl salah).
Siddhattha Gotama pernah mengatakan, Aku lah yg tercerahkan(kl gak salah kata2nya gitu....., tolong koreksi kl salah)

;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: sobat-dharma on 08 November 2009, 06:49:11 PM
Logikanya memang demikian. Akan tetapi, logika terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Seseorang bisa mengatakan bahwa karena tiada DIRI yang menderita maka tiada penderitaan, tapi toh nyatanya ia masih merasa bahwa "IA" menderita. Kenapa? Karena ia masih memiliki kecenderungan akan adanya 'DIRI'.

Saya setuju karena adanya kecenderungan adanya "DIRI" maka seseorang merasa menderita. Namun, pandangan "adanya penderitaan" dan "tidak adanya penderitaan" sendiri adalah perangkap masuk dalam dualisme. Demikian juga pandangan "adanya DIRI" dan "tidak adanya DIRI". Karena kedua pandangan-pandangan di atas terperangkap dalam dualitas "ada" dan "tiada." Selama seseorang di dalam dirinya mengenal "ada" dan "tiada" maka muncul di dalam dirinya sebuah kondisi subyek dan obyek yang menghasilkan perspektif tertentu, sehingga berarti seseorang memiliki kedirian di dalam dirinya. :) cmiiw

Sesungguhnya, konsep anatta di atas diambil mengingat bahwa segala fenomena yang muncul hanya merupakan gejala sebab dan akibat. Sebuah fenomena muncul karena kondisi2 tertentu. Di sana tidak ada entitas atau diri tertentu yang mengatur fenomena bersangkutan untuk muncul dan lenyap. Pikiran yang seringkali dianggap sebagai entiti, diri atau atma bagi kebanyakan orang juga hanya sekedar fenomena. Pikiran muncul karena kondisi2 lain. Melihat bekerjanya hukum ini (Paticcasamuppāda), meskipun ada perbuatan dan hasil perbuatan, nibbāna dan Jalan untuk mencapainya, seseorang tidak bisa mengatakan akan adanya "DIRI' yang berbuat, merasa, mengalami dan menjalankan. Segalanya hanya merupakan fenomena2 yang saling bergantungan.

Sebab dan akibat atau fenomena yang saling bergantungan, menurut opiniku, tidak dilihat sebagai hakikat "sebenarnya". Karena bagaimanapun, jika kita menyakini hal tersebut sebagai "sebenarnya" demikian atau sebagai sebab maka kita akan terjebak dalam pandangan bahwa samsara itu obyektif ada. Padahal jika demikian, maka kembali kita masuk dalam dikotomi subyek dan obyek, dan sekali lagi pandangan adanya sebab dan akibat atau fenomena saling bergantungan juga berpotensi menjadi penghasil suatu "DIRI" terselubung, yaitu yang berangkat dari dualitas "yang sebenarnya" dan "yang palsu". Dualitas "yang sebenarnya" dan "yang palsu" tidak lain sama saja dengan dualitas "ada" dan "tiada." So bagaimana pendapat saudara peacemind mengenai ini?


Suatu kali ada seorang pertapa bertanya kepada Sang BUddha, "Apakah yang menjadi penyebab munculnya kebahagiaan dan penderitaan? Apakah mereka disebabkan oleh diri sendiri (sayaṃkataṃ), atau pihak lain (paraṃkataṃ) atau disebabkan oleh diri sendiri dan pihak lain (sayaṃkatañca paraṃkatañca) ataukah mereka muncul karena tanpa sebab (ahetuka)? Sang Buddha menolak empat argumentasi  di atas. Alasannya, jika beliau menerima tiga argumentasi  pertama, sama halnya beliau menerima keberadaan "DIRI" yang menjadi penyeban penderitaan dan kebahagiaan. Kemudian jika beliau menerima argumentasi yang terakhir, beliau akan dianggap sebagai guru nihilis yang mengajarkan segala sesuatu tanpa sebab. Untuk menghindari keduanya, beliau mengatakan bahwa kebahagiaan dan penderitaan muncul, secara sederhana, karena kontak (phassa). Jawaban ini sangat penting karena selain menghindari konsep nihilisme, juga menghindari konsep akan adanya "DIRI".

Jika demikian, mengapa phassa tidak disebut sebagai pihak lain (paraṃkataṃ) bagi kebahagiaan dan penderitan? Mohon pencerahannya. Terimakasih.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 08 November 2009, 08:55:33 PM
Saya rasa lebih luas dari itu. Atta itu inti, essen, atau identitas. Inti atau
essen adalah hal terkecil yang tidak dapat diuraikan lagi. Identitas artinya
bukan hal yang lain. Batu misalnya, jika batu punya atta maka batu punya hal
terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi menjadi hal lain. Tapi karena Sang
Buddha mengajarkan batu itu terdiri dari 4 elemen utama, jadi batu tidak punya
inti, atau identitas sendiri, tapi bergantung pada hal lainnya.

Memang batu terdiri dari beberapa unsur penyusun bro ... Tapi bukan berarti batu itu tidak punya inti bila batu tersebut diurai berdasarkan unsurnya (dan tentunya namanya bukan lagi batu, tapi berubah jadi unsur penyusunnya) ...

Nah unsur-unsur penyusun itulah inti-inti dari batu ... Tidak tunggal dan tidak kekal, karena batu tersebut dapat terurai karena kondisi ...

Sabbe dhamma anatta, dhamma di sini terdiri dari sankhara + nibbana. Sankhara
selalu anatta karena by definition sankhara itu merupakan gabungan dari
hal-hal lainnya (coexistence). Nibbana anatta karena nibbana tidak
dibentuk oleh apapun.

Saya lebih tertarik untuk menerjemahkan sabbe dhamma anatta secara lebih sederhana ...
'Segala sesuatu tidak mempunyai inti yang kekal'

Jadi menurut saya intinya sih tetap ada, tapi tidak kekal (selalu terkondisi)

Lalu apakah intinya? khanda-khanda inilah intinya dan tidak kekal (karena keberadaannya tidak tetap, terkondisi sehingga tak bisa dibuat kekal karena setiap mengalami akibat, selalu menghasilkan sesuatu yang menyebabkannya terkondisi dan berakibat kembali) ...

Inti-inti ini tergabung membentuk makhluk, tidak tunggal dan selalu berubah karena terkondisi ... itulah yang saya maksud sebagai tidak ada inti yang kekal ...

Saya rasa di sini yang dimaksud Jiwa itu orang, jadi tidak merujuk pada hal
seperti roh. Karena tidak melihat bahwa seseorang itu hanya pancakkhandha,
muncul pandangan bahwa seseorang itu punya inti, essen, atau identitas. Artinya
dalam seseorang kita bisa menemukan sesuatu yang bisa disebut sebagai orang dan
tidak terdiri dari hal lainnya lagi. Tapi karena orang itu hanya pancakkhandha
dan tidak satupun dari khandha-khandha ini yang bisa diidentifikasikan sebagai
orang, artinya kalau muncul sendiri khandha-khandha itu tidak sebut orang, maka
yang namanya orang hanya sebutan.

Karena orang itu hanya pancakhanda, makanya orang itu punya inti-inti penyusun yang berkumpul sebagai kesatuan dikenal sebagai orang ... Sekali lagi, tidak tunggal dan tidak kekal ...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 08 November 2009, 09:16:07 PM
Memang batu terdiri dari beberapa unsur penyusun bro ... Tapi bukan berarti batu itu tidak punya inti bila batu tersebut diurai berdasarkan unsurnya (dan tentunya namanya bukan lagi batu, tapi berubah jadi unsur penyusunnya) ...

Nah unsur-unsur penyusun itulah inti-inti dari batu ... Tidak tunggal dan tidak kekal, karena batu tersebut dapat terurai karena kondisi ...

Quote
Ātman is an essence of things that does not depend on others; it is an intrinsic nature. The non-existence of that is selflessness.

—Bodhisattvayogacaryācatuḥśatakaṭikā 256.1.7
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 08 November 2009, 09:54:32 PM
^batu itu memang tidak ada inti, tapi jangan samakan ama manusia, krna batu itu tidak bs brgerak, sdangkan manusia bs bergerak.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 08 November 2009, 10:25:44 PM
air mengalir? jadi?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 08 November 2009, 10:29:02 PM
^batu itu memang tidak ada inti, tapi jangan samakan ama manusia, krna batu itu tidak bs brgerak, sdangkan manusia bs bergerak.

ah masa sih ? Inti yang anda maksud unsur kimia atau apa bro ?

Keknya, kalau di rumusin, batu bara ada rumus kimianya dah ... ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 08 November 2009, 10:31:08 PM
 [at] Johsun, mending buat topik sendiri lar
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 08 November 2009, 11:43:21 PM
Air jg tiada inti, krna tak pnya akal, sdangkan manusia memiliki akal.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 08 November 2009, 11:47:19 PM
 [at] gachapin, oke lar, tpi buat topik apaan? Masak topik batu dan aer?Ckck.Oke bck to topic. Tertarikkah mencpai nibbana??
Bgusnya singgah ke tusita dulu ya, atau alam mahabrahma,hehe.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 02:35:54 AM
Logikanya memang demikian. Akan tetapi, logika terkadang tidak sesuai dengan kenyataan. Seseorang bisa mengatakan bahwa karena tiada DIRI yang menderita maka tiada penderitaan, tapi toh nyatanya ia masih merasa bahwa "IA" menderita. Kenapa? Karena ia masih memiliki kecenderungan akan adanya 'DIRI'.

Saya setuju karena adanya kecenderungan adanya "DIRI" maka seseorang merasa menderita. Namun, pandangan "adanya penderitaan" dan "tidak adanya penderitaan" sendiri adalah perangkap masuk dalam dualisme. Demikian juga pandangan "adanya DIRI" dan "tidak adanya DIRI". Karena kedua pandangan-pandangan di atas terperangkap dalam dualitas "ada" dan "tiada." Selama seseorang di dalam dirinya mengenal "ada" dan "tiada" maka muncul di dalam dirinya sebuah kondisi subyek dan obyek yang menghasilkan perspektif tertentu, sehingga berarti seseorang memiliki kedirian di dalam dirinya. :) cmiiw

Sesungguhnya, konsep anatta di atas diambil mengingat bahwa segala fenomena yang muncul hanya merupakan gejala sebab dan akibat. Sebuah fenomena muncul karena kondisi2 tertentu. Di sana tidak ada entitas atau diri tertentu yang mengatur fenomena bersangkutan untuk muncul dan lenyap. Pikiran yang seringkali dianggap sebagai entiti, diri atau atma bagi kebanyakan orang juga hanya sekedar fenomena. Pikiran muncul karena kondisi2 lain. Melihat bekerjanya hukum ini (Paticcasamuppāda), meskipun ada perbuatan dan hasil perbuatan, nibbāna dan Jalan untuk mencapainya, seseorang tidak bisa mengatakan akan adanya "DIRI' yang berbuat, merasa, mengalami dan menjalankan. Segalanya hanya merupakan fenomena2 yang saling bergantungan.

Sebab dan akibat atau fenomena yang saling bergantungan, menurut opiniku, tidak dilihat sebagai hakikat "sebenarnya". Karena bagaimanapun, jika kita menyakini hal tersebut sebagai "sebenarnya" demikian atau sebagai sebab maka kita akan terjebak dalam pandangan bahwa samsara itu obyektif ada. Padahal jika demikian, maka kembali kita masuk dalam dikotomi subyek dan obyek, dan sekali lagi pandangan adanya sebab dan akibat atau fenomena saling bergantungan juga berpotensi menjadi penghasil suatu "DIRI" terselubung, yaitu yang berangkat dari dualitas "yang sebenarnya" dan "yang palsu". Dualitas "yang sebenarnya" dan "yang palsu" tidak lain sama saja dengan dualitas "ada" dan "tiada." So bagaimana pendapat saudara peacemind mengenai ini?


Suatu kali ada seorang pertapa bertanya kepada Sang BUddha, "Apakah yang menjadi penyebab munculnya kebahagiaan dan penderitaan? Apakah mereka disebabkan oleh diri sendiri (sayaṃkataṃ), atau pihak lain (paraṃkataṃ) atau disebabkan oleh diri sendiri dan pihak lain (sayaṃkatañca paraṃkatañca) ataukah mereka muncul karena tanpa sebab (ahetuka)? Sang Buddha menolak empat argumentasi  di atas. Alasannya, jika beliau menerima tiga argumentasi  pertama, sama halnya beliau menerima keberadaan "DIRI" yang menjadi penyeban penderitaan dan kebahagiaan. Kemudian jika beliau menerima argumentasi yang terakhir, beliau akan dianggap sebagai guru nihilis yang mengajarkan segala sesuatu tanpa sebab. Untuk menghindari keduanya, beliau mengatakan bahwa kebahagiaan dan penderitaan muncul, secara sederhana, karena kontak (phassa). Jawaban ini sangat penting karena selain menghindari konsep nihilisme, juga menghindari konsep akan adanya "DIRI".

Jika demikian, mengapa phassa tidak disebut sebagai pihak lain (paraṃkataṃ) bagi kebahagiaan dan penderitan? Mohon pencerahannya. Terimakasih.

Anda benar bahwa pandangan adanya penderitaan dan tidak adanya penderitaan dan pandangan akan adanya diri dan tidak adanya diri bisa menjadi pandangan dualisme. Namun menurut hemat saya, yang menjadi masalah bukan  pandangan2 tersebut, melainkan kemelekatan terhadap pandangan2 tersebut. Jika pandangan tentang adanya penderitaan dan lenyapnya penderitaan akan menjebak pada pandangan dualisme, maka Sang Buddha juga sudah terjebak dengan pandangan dualisme karena beliau mengajarkan kedua pandangan ini. Namun  Sang Buddha tetap tidak terjebak dengan pandangan ini karena beliau tidak memiliki kemelekatan terhadap kedua pandangan ini. Ini juga mengapa Dhamma diibaratkan sebagai rakit. Pandangan adanya penderitaan dan lenyapnya penderitaan yang juga berasal dari Dhamma, ajaran Buddha, akan menjadi bumerang, menjadi pandangan dualisme, jika orang menggunakannya berbasis pada kemelekatan. Jika ia menggunakan semata-mata sebagai rakit yang dipergunakan untuk menyeberangi lautan samsara, ia tidak akan terjebak pada pandangan tersebut. Dan perlu diingat di sini, jika anda melekat pada pandangan yang anda ungkapkan di sini, anda pun telah terjebak pada pandangan "tidak ada dualisme". Kemelakatan pada pandangn ini juga sama bahayanya dengan pandangan dualisme.  ;) Kemelekatan pada pandangan 'tidak ada dualisme' sangat mirip dengan apa yng dikatakan oleh Nagarjuna dalam Mūlamadhayamikakārikā, "Segala sesuatu adalah kosong. Namun demikian, meskipun segala sesuatu kosong, seseorang yang melekat pandangan ini tidak akan disembuhkan. Tidak ada obat yg bisa menyembuhkan kemelekatan terhadap pandangn ini".

Mengenai argumen anda tentang hukum sebab musabab yang saling bergantungan (paticcasamuppāda), sebaiknya anda membaca kutipan saya di komen sebelumnya yang saya ambil dari Kaccānasutta dari Saṃyuttanikāya. Di sana akan ditemukan bahwa justru melalui pengertian khususnya dvadasangapaticcasamuppāda seseorang tidak akan terjebak pada pandangan dikotomi antara ada dan tidak ada yang mana pada umumnya makhluk2 memegangnya. Dan dalam sutta ini, seseorang tidak dituntut lagi untuk sekedar meyakini tetapi mengalaminya sendiri.

Dalam kitab Komentar, sayaṃkataṃ, paraṃkataṃ dan sayaṃkatañca paraṃkatañca mengacu pada "diri" atau "individu" atau "atma" baik keberadaan "diri" di dalam diri kita (sayaṃkatam), atau keberadaan "diri" di luar kita (paraṃkataṃ) atau keduanya (sayaṃkatañca paraṃkatañca). Jika Sang BUddha menerima salah satu dari mereka, maka beliau akan menerima keberadaan "diri". Sebaliknya, ketika Sang Buddha mengatakn bahwa phassa (kontak) merupakn penyebab kebahagiaan dan penderitaan, beliau tidak akan jatuh pada pandangan akan adanya "diri" ataupun pandangan "nihilis" pandangan yang menolak adanya hukum sebab akibat. Phassa tidak dianggap sebagai "diri" karena faktor ini hanya SEKEDAR FENOMENA. Phassa hanya sekedar fenomena yang muncul dan lenyap. Faktor ini muncul karena sebab, dan lenyap ketika sebabnya tidak ada. Jika seseorang menganggap "phassa" sebagai paraṃkataṃ atau sayaṃkataṃ, tentu ia akan kembali terjebak pandangan adanya "diri". Menganggap phassa sebagai "diri" tidak ada ubahnya seperti Bhikkhu Moliyaphagguna yang bertanya kepada Sang Buddha, "Bhante, siapa yang membuat kontak? - Siapa yang membuat kontak? - ‘‘Ko nu kho, bhante, phusatī’’ti". Sang Buddha dengan tegas menjawab bahwa pertanyaan tersebut tidak absah. Alasannya, dalam sutta tersebut (Moliyaphaggunasutta dari Samyuttanikāya) Sang Buddha tidak menggunakan kata phassa dengan adanya intervensi "diri". Semoga anda jelas.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 03:09:35 AM
mmmm.... gak bisa jelaskan, tp bagi saya ada bedanya ;D

contoh nya:
Siddhattha Gotama gak pernah mengatakan, saya telah mencapai nibbana(tolong koreksi kl salah).
Siddhattha Gotama pernah mengatakan, Aku lah yg tercerahkan(kl gak salah kata2nya gitu....., tolong koreksi kl salah)

;D

Banyak sutta yang menyebutkan bahwa Sang Buddha mengklaim dirinya telah mencapai nibbāna. Salah satunya terdapat dalam Ariyapariyesanasutta yang berbunyi sebagai berikut;

"So kho ahaṃ, bhikkhave, attanā jātidhammo samāno jātidhamme ādīnavaṃ viditvā ajātaṃ anuttaraṃ yogakkhemaṃ nibbānaṃ pariyesamāno ajātaṃ anuttaraṃ yogakkhemaṃ nibbānaṃ ajjhagamaṃ, attanā jarādhammo samāno jarādhamme ādīnavaṃ viditvā ajaraṃ anuttaraṃ yogakkhemaṃ nibbānaṃ pariyesamāno ajaraṃ anuttaraṃ yogakkhemaṃ nibbānaṃ ajjhagamaṃ, attanā byādhidhammo samāno byādhidhamme ādīnavaṃ viditvā abyādhiṃ anuttaraṃ yogakkhemaṃ nibbānaṃ pariyesamāno abyādhiṃ anuttaraṃ yogakkhemaṃ nibbānaṃ ajjhagamaṃ, attanā maraṇadhammo samāno maraṇadhamme ādīnavaṃ viditvā amataṃ anuttaraṃ yogakkhemaṃ nibbānaṃ ajjhagamaṃ...".

Yang bisa diterjemahkan sebagai berikut:

"O, para bhikkhu, sementara menjadi obyek kelahiran, saya mengetahui bahaya dari kelahiran. Sementara dalam pencarian nibbāna, tanpa kelahiran, kedamaian tak terbandingkan yang bebas dari belenggu, saya mencapai nibbāna, tanpa kelahiran, kedamaian tak terbandingkan yang bebas dari belenggu. Sementara menjadi obyek ketuaan, saya mengetahui bahaya dari ketuaan. Sementara dalam pencarian nibbāna, tanpa ketuaan, kedamaian tak terbandingkan yang bebas dari belenggu, saya mencapai nibbāna, tanpa ketuaan, kedamaian tak terbandingkan yang bebas dari belenggu. Sementara menjadi obyek kesakitan, saya mengetahui bahaya dari kesakitan. Sementara dalam pencarian nibbāna, tanpa kesakitan, kedamaian tak terbandingkan yang bebas dari belenggu, saya mencapai nibbāna, tanpa kesakitan, kedamaian tak terbandingkan yang bebas dari belenggu. Sementara menjadi obyek kematian, saya mengetahui bahaya dari kematian. Sementara dalam pencarian nibbāna, tanpa kematian, kedamaian tak terbandingkan yang bebas dari belenggu, saya mencapai nibbāna, tanpa kematian, kedamaian tak terbandingkan yang bebas dari belenggu itu.

Seperti yang saya jelaskan di atas, menurut hemat saya, nibbāna tidak berbeda dari pelenyapan kekotoran batin, terbebasnya seseorang dari penderitaan tumimbal lahir yang tiada henti. Di banyak Sutta, Sang Buddha telah sering mengklaim bahwa beliau telah bebas dari kelahiran kembali. Sebagai contoh, dalam Dhammacakkapavattanasutta, khotbah pertamanya, beliau mengatakan, "‘akuppā  me  vimutti, ayamantimājāti,   natthidani   punabbhavo’”ti - Tak tergoyahkan adalah kebebasanku, ini adalah kelahiranku terakhir, sekarang tidak ada kelahiran kembali". Ini pun juga indikasi bahwa beliau sudah terang2an mengklaim dirinya telah mencapai nibbāna.

Be happy.

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 06:53:41 AM
 [at] peacemind,
jadi kesadaran murni itu inti atau bukan?
Hakekat pikiran sejati dri tradisi yogacara,cmiiw, itu mrupakan inti atau bukan?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: nick on 09 November 2009, 07:31:44 AM
Bagi saya... menjalani dan mengisi hidup pada "saat ini" dengan sebaik-baiknya,
lebih penting daripada mencari dan mengejar "Nibbana".
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 08:35:06 AM
[at] peacemind,
jadi kesadaran murni itu inti atau bukan?
Hakekat pikiran sejati dri tradisi yogacara,cmiiw, itu mrupakan inti atau bukan?

Jika segala sesuatu adalah tanpa inti (sabbe dhammā anatta), maka apakah kesadaran itu kesadarn murni atau bukan, apakah itu pikiran sejati atau bukan, semuanya tidak memiliki inti.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: lophenk on 09 November 2009, 09:49:20 AM
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna? iya...

krn capek hidup menderita didlm samsara... berproses & berproses, fiuhhh...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 11:17:15 AM
 [at] lophenk, apakah sdr sudah mengingat masa lampau anda, sampai mengatakan huh capek. Bgi pnganut lain, tidak ada kehdupan lampau, krna hdup ini bru kali ini, baru start, dan sbgai persinggahan smentara menuju kehdupan yg lebih kekal, maka mereka tidak pernah blang huh capek dalam samsara krna mrka pnya pikiran mgatakan hdup hanya skali dan bru mulai.
Jadi ksimpulannya, inipun mrupakan ciptaan pikiran semata.
CMIIW.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 11:21:28 AM
 [at] pcmind, nibbana itu inti bukan??
Bila anatta (tanpa inti, tanpa diri), mgapa pula ada kebhagiaan tertinggi, aman, suci,dan luhur??
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: tesla on 09 November 2009, 11:26:02 AM
Siapa ya yg mengalami kebhagiaan nibbana kalau aku ini tanpa jiwa, atau roh atau diri yg kekal??
IMO, kebahagiaan nibbana itu justru hilangnya subjektifitas akan sesuatu yg selama ini dianggap sebagai sebuah pusat (atau yg mengalami sesuatu).

jadi selama subjektifitas itu ada, pertanyaan siapa yg mengalami memang masih ada.
tapi ketika subjektifitas itu telah hilang, bahkan pertanyaan pun tidak ada lagi.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: tesla on 09 November 2009, 11:34:28 AM
[at] lophenk, apakah sdr sudah mengingat masa lampau anda, sampai mengatakan huh capek. Bgi pnganut lain, tidak ada kehdupan lampau, krna hdup ini bru kali ini, baru start, dan sbgai persinggahan smentara menuju kehdupan yg lebih kekal, maka mereka tidak pernah blang huh capek dalam samsara krna mrka pnya pikiran mgatakan hdup hanya skali dan bru mulai.
Jadi ksimpulannya, inipun mrupakan ciptaan pikiran semata.
CMIIW.
hahaha... benar juga :)
atau mungkin 1 kehidupan pun udah bikin capek.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 11:37:54 AM
Klo hilang ya nihil lah...Ibarat boneka rumput yg jaga ladang,wkwk.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 11:44:18 AM
 [at] tesla, maka dri itu khdupan ada suka dukanya.
Tidak smua orang menganggap hdup itu capek, ada jglah sbgian orang yg menganggap hdup adalah anugrah.
Klo saudara-saudari tidak pernah ada, tidak pernah hdup, bgaimana kamu tau nibbana itu ada? Bgaimana kamu tau bhwa kamu itu anatta?
Bgaimana kamu tau dan mengenal rasa manis dari kasmaran, dari cinta??Bgaimana bs mengenal ajaran sang Buddha??Bgaimana bisa tau metta karuna apabila kamu tidak pernah ada dan tdak pernah hdup, dan tiada aku?? Huhh cpd.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: tesla on 09 November 2009, 11:56:37 AM
Tidak smua orang menganggap hdup itu capek, ada jglah sbgian orang yg menganggap hdup adalah anugrah.
Klo saudara-saudari tidak pernah ada, tidak pernah hdup, bgaimana kamu tau nibbana itu ada? Bgaimana kamu tau bhwa kamu itu anatta?
Bgaimana kamu tau dan mengenal rasa manis dari kasmaran, dari cinta??Bgaimana bs mengenal ajaran sang Buddha??Bgaimana bisa tau metta karuna apabila kamu tidak pernah ada dan tdak pernah hdup, dan tiada aku?? Huhh cpd.

benar, tidak semua orang menganggap bahwa "hidup adalah penderitaan".
oleh sebab itu Buddha pun sedari awal tidak menuntut orang lain harus mengikutinya.
bahkan pernah ragu bahwa apakah manusia di dunia ini dapat melihat kebenaran ini, dg berkata kira2 (cmiiw):
"Kebenaran(dhamma) ini sangat halus, hanya dapat dimengerti oleh para bijaksana yg telah sedikit debu di matanya."

mengenai bagaimana tau bahwa kasmaran itu manis, dll...
Gotama sebelum tercerahkan sendiri adalah seorang pangeran yg penuh dg harta dan kemewahan duniawi, lengkap dg istri dan anak. jadi dia jelas tau bahwa manis yg begini adalah sementara.
selama debu menutupi mata yg melihat kebenaran, bahwa semua itu pasti akan hilang, seseorang akan menganggap itu memberi kebahagiaan & lupa bahwa ketika itu hilang hanya akan menyebabkan penderitaan, alias ini bukan kebahagiaan sejati. :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 12:00:11 PM
[at] pcmind, nibbana itu inti bukan??
Bila anatta (tanpa inti, tanpa diri), mgapa pula ada kebhagiaan tertinggi, aman, suci,dan luhur??

Jadi anda ingin mengatakan bahwa karena Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi (paramaṃ sukhaṃ), maka di sana ada semacam inti?

Sekarang pertama yang perlu diketahui selanjutnya adalh mengenai pandangan tentang inti, diri, atau semacamnya. Sebenarnya pandangan ini hanya sekedar kreasi pikiran belaka. Kita membayangkan seakan-akan ada satu inti di dalam diri kita, di luar dan bahkan dalam perealisasian nibbāna pun dianggap ada inti yang mengalami. Semua itu hanya kreasi pikiran. Justru nibbāna adalah hancurnya secara total kecenderungan laten akan adanya inti atau diri. Dan nibbāna dikatakan sebagai kebahagiaan tertinggi disebabkan karena hancurnya kecenderungan ini. Suatu kali Bhikkhu Sariputta ditanya oleh bhikkhu lain, "Jika nibbāna tanpa perasaan, mengapa dikatakn sebagai kebahagiaan tertinggi?" Beliau menjawab, "Justu karena tanpa perasaan lah itulah, nibbāna dikatakan sebgai kebahagiaan tertinggi". Tentu apa yang dikatakan oleh Bhikkhu Sāriputta sangat sulit dicerna kita para puthujjana yang selalu terbawa oleh kecenderungan laten akan adanya "inti" atau "sesuatu" di setiap pengalaman termasuk nibbāna. Namun sejauh agama Buddha memandang, itulah kenyataan, yakni ada sebuah kebahagiaan tertinggi yang direalisasi ketika seseorang bebas dari pandangan adanya "Inti".


Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 12:05:23 PM
 [at] tesla, okelah setuju ;D
 [at] pcmind, klo bgtu sebongkah batu yg tiada perasaan, sbuah rupang, sudah nibbana ya?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 09 November 2009, 12:14:52 PM
 [at]  Peacemind
 
Pertanyaan aye koq belum dijawab ya?, tentang nama dhamma  :)

Dutiyampi..

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13595.135.html
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 12:16:06 PM
Tpi doktrin anatta mmg bgus, kita mendrita krna ada persepsi mengenai aku, jiwa,diri,dsb...Thnk qiu...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 12:16:49 PM
Tpi doktrin anatta mmg bgus, kita mendrita krna ada persepsi mengenai aku, jiwa,diri,dsb...Thnk qiu...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 12:41:19 PM

 [at] pcmind, klo bgtu sebongkah batu yg tiada perasaan, sbuah rupang, sudah nibbana ya?

Dan nibbāna juga sering dikatakn sebagai tidak terkondisi - Unconditioned (asaṇkhata). Apakah sebongkah batu, sebuah rupang, termasuk Unconditioned? Yang menjadi masalh sekarang adalah bahwa pikiran kita, sebagai puthujjana, selalu mengidentifikasi sesuatu sebagai "eksis" dan "tidak eksis" melalui logika kita, melalui imaginasi kita. Bahkan Sekarang kita memandang segala sesuatu sebagai anatta juga melalui logika kita, padahal Sng Buddha di berbagai sutta sering mengatakan bahwa pengetahuan tentang anatta harus dimengerti melalui kebijaksanaan. Karena logika inilah, maka kita tidak pernah bisa mencerna pengalaman mereka yang telah mencapai nibbāna. Selain itu apa yang kita pikirkan selalu berhubungan dengan "kondisi", padahal nibbāna adalh "tidak berkondisi".

Be happy.

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 09 November 2009, 01:05:20 PM
Apakah sebongkah batu, sebuah rupang, termasuk Unconditioned?

Bro Peacemind, menurut Anda sebuah batu anatta karena tidak ada diri yang dapat ditemukan di dalam batu (jika orangnya punya pandangan bahwa diri ada di luar tubuh) atau karena sebuah batu tidak memiliki sabhava? Saat ini saya lihat anatta didefinisikan sebagai salah satu dari dua hal di atas. Kalau membaca sutta, memang lebih cocok bahwa atta hanya menunjuk pada diri yang disebut seseorang tapi kalau dari sudut pandang abhidhamma, jika kita bicara batu langsung pecah menjadi 4 element utama, jadi batu tidak punya sabhava dan oleh karena itu tidak punya inti.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 02:05:22 PM
[at] sdr Peacemind

Saya ada suatu pertanyaan. Dalam suatu kesempatan diskusi tentang abhidhamma. Ada tertulis ketika seseorang mencapai anupadisesa nibbana yang tersisa hanyalah nama dhama.

Dapatkah dijelaskan lebih lanjut apa makna 'yg tersisa hanyalah nama dhamma'?

Apa definisi nama dhamma ini yang sebenarnya?


Bagi yg lain mau ikutan menjawab juga diperkenankan.

Terima kasih sebelumnya  _/\_

Maaf, saya baru liat pertanyaan anda. Kalau bisa, bisakah anda memberikan referensi tentang hal ini dari Tipitaka atau kitab komentar?

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 02:13:21 PM
Klo0 tk slah dalam abhidhamma, para makhluk terdiri atas;
Nama dhamma adalah batin scra dhamma(anupadisesa nibbana).
Rupa dhamma adalah jasmani scra dhamma (sapudisesa nibbana).
Nama khanda adalah unsur batin para makhluk.
Rupa khanda adalah unsur rupa para makhluk.

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 02:20:02 PM
Batin scra dhamma inilah yg dimaksud sbgai dharmakayadhatu, mahatman(ciri sejati) ala Mahayana dalam tathagatagarbha sutra, watak semula nirwanic,rohanii liangsing ala alirn mtry, hakekat pkiran sjati ato ksadran murni ala ajaran Bodhidharma, dan Asanga atau mgkin Nagarjuna.
Inilah aman, suci, luhur dan tentram, inilah nibbana ala Theravada. Hanya brbeda istilah sj yg brbeda dri brbgai tradisi buddhisme
, krna hal dmikian bukan pndangan nihilisme. Dan semua tradisi buddhisme, sama2 memiliki pmikiran bhwa itu mrupakan sesuatu yg mutlak.
CMIIW.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 02:29:59 PM
Apakah sebongkah batu, sebuah rupang, termasuk Unconditioned?

Bro Peacemind, menurut Anda sebuah batu anatta karena tidak ada diri yang dapat ditemukan di dalam batu (jika orangnya punya pandangan bahwa diri ada di luar tubuh) atau karena sebuah batu tidak memiliki sabhava? Saat ini saya lihat anatta didefinisikan sebagai salah satu dari dua hal di atas. Kalau membaca sutta, memang lebih cocok bahwa atta hanya menunjuk pada diri yang disebut seseorang tapi kalau dari sudut pandang abhidhamma, jika kita bicara batu langsung pecah menjadi 4 element utama, jadi batu tidak punya sabhava dan oleh karena itu tidak punya inti.

Pertanyaan saya di atas, "apakah sebongkah batu, sebuah rupang, termasuk unconditioned?, hanya untuk menunjukkan bahwa materi ini muncul karena kondisi. Meskipun mereka tidak memiliki perasaan, mereka tidak bisa dikatakn sama dengan nibbāna yang sering didefinisikan sebagai unconditioned (tak terkondisi). Jika anda bertanya mengapa batu juga anatta, tentu saya menjawab bahwa batu tidak memiliki inti atau diri atau essence yang kekal karena benda ini hanya merupakan gabungan dari unsur-unsur yang tidak kekal, yang selalu muncul dan lenyap. Abhidhamma biasanya mendefinisikan setiap dhamma termasuk rūpa (materi) ke dalam dua karakteristik, (1), sabhavalakkhaṇa - own characteristic , (2) samaññalakkhaṇa - general characteristic. Sebagai contoh, own characteristic dari unsur tanah adalah padat ( pathavīdhātu  kakkhaḷattalakkhaṇā). Namun karena unsur ini juga memiliki general characteristic / karakteristik umum, yakni ketidak-kekalan, maka unsur ini pun tidak bisa dianggap memiliki "inti".

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 02:41:38 PM
Energi itu inti gak ya? Krna kekal lho?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 02:45:46 PM
Batin scra dhamma inilah yg dimaksud sbgai dharmakayadhatu, mahatman(ciri sejati) ala Mahayana dalam tathagatagarbha sutra, watak semula nirwanic,rohanii liangsing ala alirn mtry, hakekat pkiran sjati ato ksadran murni ala ajaran Bodhidharma, dan Asanga atau mgkin Nagarjuna.
Inilah aman, suci, luhur dan tentram, inilah nibbana ala Theravada. Hanya brbeda istilah sj yg brbeda dri brbgai tradisi buddhisme
, krna hal dmikian bukan pndangan nihilisme. Dan semua tradisi buddhisme, sama2 memiliki pmikiran bhwa itu mrupakan sesuatu yg mutlak.
CMIIW.


Ingin tanya nih... Apakah Mahayana mengajarkan adanya Maha ātman? Setahu saya maha ātman diajarkan oleh kaum Upanishads dan Brahmana. Bahkan setahu saya, Mahāyāna menolak keras pandangan Hinayana mengenai paramatthadhamma. Mahayana memandang bahwa seseorang bisa merealisasi kebuddhaan hanya dengan merealisasi dua hal, yakni Dharmanairātmya (the non-existence of the dhamma) dan pudgalanairātmya (the non-existence of person). Bagi Mahayana, menerima paramatthadhamma sama halnya menerima keberadaan entitas dalam dhamma. Penerimaan Maha ātman sangat identik dengan entitas / inti.

Memang, Mahāyana memandang bahwa setiap makhluk memiliki "the Buddha's nature" yang sering pula disebut sebagai tathāgatagarbha / embrio kebuddhaan. Namun, apakah tathāgatagarbha sama dengan Maha ātman?

Thanks.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 02:51:06 PM
Energi itu inti gak ya? Krna kekal lho?

Suatu kali, Albert Einstein berkata kepada gurunya, "Dingin muncul karena energi dingin lenyap dan berganti energi panas; panas muncul karena energi panas lenyap dan berganti energi dingin".  Energi pun bersifat muncul dan lenyap.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 02:52:44 PM
Hmm...Mnrt sy, hny istilah sj yg brbeda...Mau pake inti atau tidak, toh tetap bukan nihilisme kan?
Toh Suatu kebahagiaan trtinggi tetap ada toh, suci, luhur, tentram, tetap ada toh?Krna bukan nihilisme.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 02:54:07 PM
Energi bs jd brubh panas dingin, tpi ttap dikatakan energi itu tak dpat lenyap.Bgtu gak??
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 02:58:56 PM
Energi bs jd brubh panas dingin, tpi ttap dikatakan energi itu tak dpat lenyap.Bgtu gak??

Kita juga bisa mengatakan karena Hukum ketidak-kekalan terus ada di masa lampau, sekarang dan masa datang, berarti hukum ini kekal, khan?   :))
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 03:12:25 PM
Lhat jg si konteknya apa dulu, semua fnomena alam smesta adalah tidak kekal, yg brkndisi itu tidak kekal. Sdangkan yg tidak brkndisi adalah abadi. Apa itu nitya, ya nibbana itu.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: ajan on 09 November 2009, 03:27:41 PM
Rasanya aneh sekali, menjadi pengikut Buddha tetapi tidak tertarik mencapai nibbana.
Minimal jawaban yang lebih masuk akal 'kan begini : "tertarik , cuma selalu terhalang oleh belenggu duniawi,*"

*duniawi di sini tidak semata-mata merujuk pada kehidupan manusia, tetapi meliputi Tiloka. 

sependapat kawan, tertarik tapi berat perjuangannya. mencapai surga dululah. step by step aja.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 09 November 2009, 04:03:32 PM
 [at]  peacemind

  Karena keterbatasan saya mencari isi abhidhamma dan memang tidak hafal isinya . Maka referensi yang saya dapat berikan adalah diskusi tentang abhidhamma di DC berkaitan dengan nama dhamma. yang ditulis oleh bro Markos sebagai Thread Starter pada post paling pertama.

Mohon maklum. Dan terima kasih atas tanggapannya.

Quote

.......secara singkat, padamnya pancakhanda dapat diilustrasikan seperti ini:
Mahluk itu terdiri dari :
1. Nama khanda
2. Nama Dhamma
3. Rupa khanda
4. Rupa Dhamma

Pada Nibbana hanya ada Nama Dhamma saja (Nama/batin secara kebenaran), sementara nama dan rupa khandanya musnah

Disini yg org sering kepleset dimana dengan pernyataan nama dan rupa khanda lenyap, berarti pada waktu nibbana dicapai, mahluk juga lenyap

Ini yg dipegang oleh paham nihilisme/kekosongan karena mereka hanya melihat dari sisi KHANDA saja padahal dalam abhidhamma sudah dengan jelas menyatakan mengenai adanya NAMA Dhamma


Linknya    http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8515.5
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 09 November 2009, 07:42:10 PM
[at]  peacemind

  Karena keterbatasan saya mencari isi abhidhamma dan memang tidak hafal isinya . Maka referensi yang saya dapat berikan adalah diskusi tentang abhidhamma di DC berkaitan dengan nama dhamma. yang ditulis oleh bro Markos sebagai Thread Starter pada post paling pertama.

Mohon maklum. Dan terima kasih atas tanggapannya.

Quote

.......secara singkat, padamnya pancakhanda dapat diilustrasikan seperti ini:
Mahluk itu terdiri dari :
1. Nama khanda
2. Nama Dhamma
3. Rupa khanda
4. Rupa Dhamma

Pada Nibbana hanya ada Nama Dhamma saja (Nama/batin secara kebenaran), sementara nama dan rupa khandanya musnah

Disini yg org sering kepleset dimana dengan pernyataan nama dan rupa khanda lenyap, berarti pada waktu nibbana dicapai, mahluk juga lenyap

Ini yg dipegang oleh paham nihilisme/kekosongan karena mereka hanya melihat dari sisi KHANDA saja padahal dalam abhidhamma sudah dengan jelas menyatakan mengenai adanya NAMA Dhamma


Linknya    http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8515.5

       Terus terang saya baru mendengar bahwa nāmadhamma dan nāmakkhandha berbeda dari satu sama lain. Istilah nāmadhamma sendiri sangat jarang ditemukan dalam Abhidhamma. Tapi ada satu kutipan yang mungkin ada hubungannya dengan pertanyaan anda. Kutipan ini bukan saya ambil dari Abhidhamma melainkan dari Sutta.

      Jika kita lihat pernyataan yang diambil dari Suttapiṭaka, salah satu definisi nibbāna adalh sebagai berikut:

‘Viññāṇaṃ anidassanaṃ, anantaṃ sabbatopabhaṃ;
Ettha āpo ca pathavī, tejo vāyo na gādhati.
Ettha dīghañca rassañca, aṇuṃ thūlaṃ subhāsubhaṃ;
Ettha nāmañca rūpañca, asesaṃ uparujjhati;
Viññāṇassa nirodhena, etthetaṃ uparujjhatī’ti".

Yang bisa diterjemahkan sebagai berikut:

“(Dimana) kesadaran tanpa tanda (signless), tanpa batas dan seluruhnya bercahaya;
Di sini, air, tanah, api dan udara tidak memiliki tempat berpijak.
Di sini, panjang, pendek, kecil, besar, indah dan buruk,
Mental dan materi lenyap tanpa sisa;
Dengan lenyapnya kesadaran, di sini, semua lenyap.”

        Di atas ada dua macam viññāna. Pertama viññāna yang masih eksis dalam nibbāna. Viññana ini memiliki tiga keistimewaan, yakni anidassanaṃ, anantaṃ dan sabbatopabhaṃ. Viññana kedua adalah viññāna yang lenyap. Kitab komentar telah membedakan kedua viññāna ini. Viññāna pertama adalah nama lain dari nibbāna (viññāṇaṃ nibbānassetaṃ nāmaṃ), sedangkan viññāna kedua diidentifikasi sebagai abhisaṅkhāraviññāṇa (conditioned viññāna) atau singkatnya ini adalalh viññāṇa yang muncul karena kondisi. Jika kita menerima konsep nāmadhamma yang masih eksis dalam nibbāna, maka viññāṇaṃ anidassanaṃ anantaṃ sabbatopabhaṃ  bisa dikatakan sebagai nāmadhamma. Sementara itu, viññāna kedua yang lenyap adalah viññānakkhandha / nāmakkhandha yang lenyap dalam nibbāna.

Di atas hanya sekedar opini. Untuk lebih jelasnya, akan lebih baiknya anda bertanya kepada mereka yang bijaksana dalam hal ini.  :)

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 09 November 2009, 08:37:38 PM
 [at] pcmind, waw mantap,ambil dr sutta apa tuH y4?Ahli sutta juga nih pismen,hehehe.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Jerry on 09 November 2009, 09:21:06 PM
Energi itu inti gak ya? Krna kekal lho?

Suatu kali, Albert Einstein berkata kepada gurunya, "Dingin muncul karena energi dingin lenyap dan berganti energi panas; panas muncul karena energi panas lenyap dan berganti energi dingin".  Energi pun bersifat muncul dan lenyap.

Be happy.
_/\_ Sdr Peacemind

Sorry to disappoint, that story turns out to be a false one.. Another HOAX made by theists.. You can check it out at here:
http://snopes.com/religion/einstein.asp
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 10 November 2009, 05:36:44 AM
[at] pcmind, waw mantap,ambil dr sutta apa tuH y4?Ahli sutta juga nih pismen,hehehe.

Kevaḍḍhasutta dari Dīghanikāya. Sutta no. 11.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 10 November 2009, 05:52:14 AM
Energi itu inti gak ya? Krna kekal lho?

Suatu kali, Albert Einstein berkata kepada gurunya, "Dingin muncul karena energi dingin lenyap dan berganti energi panas; panas muncul karena energi panas lenyap dan berganti energi dingin".  Energi pun bersifat muncul dan lenyap.

Be happy.
_/\_ Sdr Peacemind

Sorry to disappoint, that story turns out to be a false one.. Another HOAX made by theists.. You can check it out at here:
http://snopes.com/religion/einstein.asp

Thanks for the information. I have opened it.  Actually, I had seen its video quite recently showing the conversation between a small student supposed to be Albert Einstein and his teacher. At that time, I also thought how it is possible that Albert Einstein turned out to be theist for he was one of very leading atheists in recent centuries. Anyway, the concept of energy is not wrong at all. What is wrong is that those theists used this concept to strengthen their God's theory. Once again, thanks for this infornation.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Ivanzius on 10 November 2009, 02:05:26 PM
Namo Buddhaya,

Energi itu inti gak ya? Krna kekal lho?

Suatu kali, Albert Einstein berkata kepada gurunya, "Dingin muncul karena energi dingin lenyap dan berganti energi panas; panas muncul karena energi panas lenyap dan berganti energi dingin".  Energi pun bersifat muncul dan lenyap.

Be happy.
_/\_ Sdr Peacemind

Sorry to disappoint, that story turns out to be a false one.. Another HOAX made by theists.. You can check it out at here:
http://snopes.com/religion/einstein.asp

Hm.. Maaf KK, Jadi kepikiran begini nech,

Bila seseorang melakukan Kebajikan, maka Mr. T Muncul dan Mr. S lenyap.
Bila seseorang melakukan Keburukan, maka Mr. S Muncul, dan Mr. T lenyap.
Apakah begitu ?  ???

Salam Metta,

 _/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 10 November 2009, 02:20:26 PM
[at]  peacemind

  Karena keterbatasan saya mencari isi abhidhamma dan memang tidak hafal isinya . Maka referensi yang saya dapat berikan adalah diskusi tentang abhidhamma di DC berkaitan dengan nama dhamma. yang ditulis oleh bro Markos sebagai Thread Starter pada post paling pertama.

Mohon maklum. Dan terima kasih atas tanggapannya.

Quote

.......secara singkat, padamnya pancakhanda dapat diilustrasikan seperti ini:
Mahluk itu terdiri dari :
1. Nama khanda
2. Nama Dhamma
3. Rupa khanda
4. Rupa Dhamma

Pada Nibbana hanya ada Nama Dhamma saja (Nama/batin secara kebenaran), sementara nama dan rupa khandanya musnah

Disini yg org sering kepleset dimana dengan pernyataan nama dan rupa khanda lenyap, berarti pada waktu nibbana dicapai, mahluk juga lenyap

Ini yg dipegang oleh paham nihilisme/kekosongan karena mereka hanya melihat dari sisi KHANDA saja padahal dalam abhidhamma sudah dengan jelas menyatakan mengenai adanya NAMA Dhamma


Linknya    http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8515.5

       Terus terang saya baru mendengar bahwa nāmadhamma dan nāmakkhandha berbeda dari satu sama lain. Istilah nāmadhamma sendiri sangat jarang ditemukan dalam Abhidhamma. Tapi ada satu kutipan yang mungkin ada hubungannya dengan pertanyaan anda. Kutipan ini bukan saya ambil dari Abhidhamma melainkan dari Sutta.

      Jika kita lihat pernyataan yang diambil dari Suttapiṭaka, salah satu definisi nibbāna adalh sebagai berikut:

‘Viññāṇaṃ anidassanaṃ, anantaṃ sabbatopabhaṃ;
Ettha āpo ca pathavī, tejo vāyo na gādhati.
Ettha dīghañca rassañca, aṇuṃ thūlaṃ subhāsubhaṃ;
Ettha nāmañca rūpañca, asesaṃ uparujjhati;
Viññāṇassa nirodhena, etthetaṃ uparujjhatī’ti".

Yang bisa diterjemahkan sebagai berikut:

“(Dimana) kesadaran tanpa tanda (signless), tanpa batas dan seluruhnya bercahaya;
Di sini, air, tanah, api dan udara tidak memiliki tempat berpijak.
Di sini, panjang, pendek, kecil, besar, indah dan buruk,
Mental dan materi lenyap tanpa sisa;
Dengan lenyapnya kesadaran, di sini, semua lenyap.”

        Di atas ada dua macam viññāna. Pertama viññāna yang masih eksis dalam nibbāna. Viññana ini memiliki tiga keistimewaan, yakni anidassanaṃ, anantaṃ dan sabbatopabhaṃ. Viññana kedua adalah viññāna yang lenyap. Kitab komentar telah membedakan kedua viññāna ini. Viññāna pertama adalah nama lain dari nibbāna (viññāṇaṃ nibbānassetaṃ nāmaṃ), sedangkan viññāna kedua diidentifikasi sebagai abhisaṅkhāraviññāṇa (conditioned viññāna) atau singkatnya ini adalalh viññāṇa yang muncul karena kondisi. Jika kita menerima konsep nāmadhamma yang masih eksis dalam nibbāna, maka viññāṇaṃ anidassanaṃ anantaṃ sabbatopabhaṃ  bisa dikatakan sebagai nāmadhamma. Sementara itu, viññāna kedua yang lenyap adalah viññānakkhandha / nāmakkhandha yang lenyap dalam nibbāna.

Di atas hanya sekedar opini. Untuk lebih jelasnya, akan lebih baiknya anda bertanya kepada mereka yang bijaksana dalam hal ini.  :)

Be happy.


Terima kasih banyak bro atas penjelasannya. Bagi saya penjelasan ini telah menunjukan titik terang yg lebih terang.  _/\_

Smoga Anda berbahagia selalu  _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 10 November 2009, 02:33:07 PM
Klo gitu mgkin ada kaitannya dngan Alayavijjanam (Tathagatagarbha)?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 10 November 2009, 02:35:33 PM
 [at] pismen, tlg sbutkan keistimewaan vinnana pertama ala bhasa indonesia biar kita2 pd ngerti, thank you?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: hatRed on 10 November 2009, 04:19:48 PM
Energi itu inti gak ya? Krna kekal lho?

Suatu kali, Albert Einstein berkata kepada gurunya, "Dingin muncul karena energi dingin lenyap dan berganti energi panas; panas muncul karena energi panas lenyap dan berganti energi dingin".  Energi pun bersifat muncul dan lenyap.

Be happy.

maap yah,

Quote
In physics, energy (from the Greek ἐνέργεια - energeia, "activity, operation", from ἐνεργός - energos, "active, working"[1]) is a scalar physical quantity that describes the amount of work that can be performed by a force, an attribute of objects and systems that is subject to a conservation law. Different forms of energy include kinetic, potential, thermal, gravitational, sound, light, elastic, and electromagnetic energy. The forms of energy are often named after a related force.

makanya g sangsi kalo ada energi dingin
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: hatRed on 10 November 2009, 04:23:04 PM
Energi itu inti gak ya? Krna kekal lho?

Suatu kali, Albert Einstein berkata kepada gurunya, "Dingin muncul karena energi dingin lenyap dan berganti energi panas; panas muncul karena energi panas lenyap dan berganti energi dingin".  Energi pun bersifat muncul dan lenyap.

Be happy.
_/\_ Sdr Peacemind

Sorry to disappoint, that story turns out to be a false one.. Another HOAX made by theists.. You can check it out at here:
http://snopes.com/religion/einstein.asp

Thanks for the information. I have opened it.  Actually, I had seen its video quite recently showing the conversation between a small student supposed to be Albert Einstein and his teacher. At that time, I also thought how it is possible that Albert Einstein turned out to be theist for he was one of very leading atheists in recent centuries. Anyway, the concept of energy is not wrong at all. What is wrong is that those theists used this concept to strengthen their God's theory. Once again, thanks for this infornation.

Be happy.


maap lagi yah, dalam video itu kalo ane boleh nerjemahin bilangnya begini

"Dingin muncul karena hilangnya panas" (jadi maksudnya term dingin itu muncul untuk mempersingkat kata "Kurangnya energi panas")

bukan kek begono
       |
       |
       V

Quote
"Dingin muncul karena energi dingin lenyap dan berganti energi panas; panas muncul karena energi panas lenyap dan berganti energi dingin"
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: hatRed on 10 November 2009, 04:27:48 PM
Energi itu inti gak ya? Krna kekal lho?

dalam hukum kekekalan energi bukannya mengatakan energi itu kekal, justru energi itu tidak kekal (berubah2)

coba deh cari, bentuk energi yg kagak berubah2.....

karena energi itu getaran (getaran = pindah2 =berubah2)

dan hukum kekekalan energi mengatakan bukannya energi itu tetap, tapi bisa bertransform ke bentuk lain....

anda membakar kertas seberat 20 kg pas dikiloin abunya kok bisa kurang? gak nyampe 20 kg .. apakah karena sebagian energi itu hilang?

bukan begitu my men ;D tapi karena sebagian energi itu bertransform ke bentuk laen...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: markosprawira on 10 November 2009, 05:06:44 PM
[at]  peacemind

  Karena keterbatasan saya mencari isi abhidhamma dan memang tidak hafal isinya . Maka referensi yang saya dapat berikan adalah diskusi tentang abhidhamma di DC berkaitan dengan nama dhamma. yang ditulis oleh bro Markos sebagai Thread Starter pada post paling pertama.

Mohon maklum. Dan terima kasih atas tanggapannya.

Quote

.......secara singkat, padamnya pancakhanda dapat diilustrasikan seperti ini:
Mahluk itu terdiri dari :
1. Nama khanda
2. Nama Dhamma
3. Rupa khanda
4. Rupa Dhamma

Pada Nibbana hanya ada Nama Dhamma saja (Nama/batin secara kebenaran), sementara nama dan rupa khandanya musnah

Disini yg org sering kepleset dimana dengan pernyataan nama dan rupa khanda lenyap, berarti pada waktu nibbana dicapai, mahluk juga lenyap

Ini yg dipegang oleh paham nihilisme/kekosongan karena mereka hanya melihat dari sisi KHANDA saja padahal dalam abhidhamma sudah dengan jelas menyatakan mengenai adanya NAMA Dhamma


Linknya    http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8515.5

       Terus terang saya baru mendengar bahwa nāmadhamma dan nāmakkhandha berbeda dari satu sama lain. Istilah nāmadhamma sendiri sangat jarang ditemukan dalam Abhidhamma. Tapi ada satu kutipan yang mungkin ada hubungannya dengan pertanyaan anda. Kutipan ini bukan saya ambil dari Abhidhamma melainkan dari Sutta.

      Jika kita lihat pernyataan yang diambil dari Suttapiṭaka, salah satu definisi nibbāna adalh sebagai berikut:

‘Viññāṇaṃ anidassanaṃ, anantaṃ sabbatopabhaṃ;
Ettha āpo ca pathavī, tejo vāyo na gādhati.
Ettha dīghañca rassañca, aṇuṃ thūlaṃ subhāsubhaṃ;
Ettha nāmañca rūpañca, asesaṃ uparujjhati;
Viññāṇassa nirodhena, etthetaṃ uparujjhatī’ti".

Yang bisa diterjemahkan sebagai berikut:

“(Dimana) kesadaran tanpa tanda (signless), tanpa batas dan seluruhnya bercahaya;
Di sini, air, tanah, api dan udara tidak memiliki tempat berpijak.
Di sini, panjang, pendek, kecil, besar, indah dan buruk,
Mental dan materi lenyap tanpa sisa;
Dengan lenyapnya kesadaran, di sini, semua lenyap.”

        Di atas ada dua macam viññāna. Pertama viññāna yang masih eksis dalam nibbāna. Viññana ini memiliki tiga keistimewaan, yakni anidassanaṃ, anantaṃ dan sabbatopabhaṃ. Viññana kedua adalah viññāna yang lenyap. Kitab komentar telah membedakan kedua viññāna ini. Viññāna pertama adalah nama lain dari nibbāna (viññāṇaṃ nibbānassetaṃ nāmaṃ), sedangkan viññāna kedua diidentifikasi sebagai abhisaṅkhāraviññāṇa (conditioned viññāna) atau singkatnya ini adalalh viññāṇa yang muncul karena kondisi. Jika kita menerima konsep nāmadhamma yang masih eksis dalam nibbāna, maka viññāṇaṃ anidassanaṃ anantaṃ sabbatopabhaṃ  bisa dikatakan sebagai nāmadhamma. Sementara itu, viññāna kedua yang lenyap adalah viññānakkhandha / nāmakkhandha yang lenyap dalam nibbāna.

Di atas hanya sekedar opini. Untuk lebih jelasnya, akan lebih baiknya anda bertanya kepada mereka yang bijaksana dalam hal ini.  :)

Be happy.


Terima kasih banyak bro atas penjelasannya. Bagi saya penjelasan ini telah menunjukan titik terang yg lebih terang.  _/\_

Smoga Anda berbahagia selalu  _/\_


yup, sangat mencerahkan... anumodana.........
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: dilbert on 10 November 2009, 05:17:06 PM
[at] peacemind,
jadi kesadaran murni itu inti atau bukan?
Hakekat pikiran sejati dri tradisi yogacara,cmiiw, itu mrupakan inti atau bukan?

Jika segala sesuatu adalah tanpa inti (sabbe dhammā anatta), maka apakah kesadaran itu kesadarn murni atau bukan, apakah itu pikiran sejati atau bukan, semuanya tidak memiliki inti.

Be happy.

Dalam banyak terjemahan anatta ke dalam bahasa inggris, yang digunakan adalah Not-Self... Apakah pandangan ataupun pengertian yang benar tentang an-atta itu sendiri... Apakah an-atta = tanpa inti... Inti dalam hal ini apa ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 10 November 2009, 05:39:19 PM
Dalam banyak terjemahan anatta ke dalam bahasa inggris, yang digunakan adalah Not-Self... Apakah pandangan ataupun pengertian yang benar tentang an-atta itu sendiri... Apakah an-atta = tanpa inti... Inti dalam hal ini apa ?

Definisi diri saat ini ada 2 pengertian

1) versi original (yang tertulis di sutta-sutta), diri adalah apa yang muncul ketika kelima khandha dilihat sebagai satu kesatuan, muncul tidak bergantung pada kondisi, dan memberikan kesenangan

2) versi abhidhamma, adalah dhamma yang memiliki sabhava (dengan kata lain punya inti). Sabhava diterjemahkan sebagai karakteristik-internal. Sankhara (semua yang berkondisi dan muncul bersama-sama) tidak memiliki karakteristik sendiri karena karakteristiknya bergantung pada elemen-elemen penyusunnya. Batu misalnya punya karakteristik keras, tapi itu merupakan karakteristik dari elemen padat, batu punya warna merupakan karakteristik dari elemen warna, dst. Istilah sabhava ini tidak pernah muncul di sutta, hanya ada di patisambhidhamagga dan komentar2 yang muncul belakangan. Elemen-elemen penyusun seperti elemen padat, cair, udara atau panas juga tidak punya inti karena elemen-elemen ini hanya muncul bergantung pada elemen-elemen lainnya. Kalau elemen padat dipisahkan, elemen itu jadi dhamma bukan sankhara lagi. Nibbana sebaliknya muncul tanpa kondisi, oleh karena itu ada yang mengatakan bahwa nibbana punya atta (inti). Tapi menurut saya karena nibbana itu hanya dhamma bukan rupa atau nama oleh karena itu tidak bisa dikatakan punya atta atau tidak punya atta.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 10 November 2009, 05:51:28 PM
Nibbana is atta non atta, anatta non anatta.
Sunyasurupam surupam sunya, is sunyata.
Ada tiada tiada ada.
Kesadaran yg bukan kesadaran.
Inti yg bukan inti, tanpa inti yg bukannya tanpa inti.
Intinya is kebhagiaan, aman, tentram, suci, luhur.
Tanpa intinya is tanpa keinginan, tanpa bentuk2 karma, tanpa lapisan2 kesadaran dan kehdupan.

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 10 November 2009, 05:53:45 PM
Nibbana is atta non atta, anatta non anatta.
Sunyasurupam surupam sunya, is sunyata.

Salah satu perbedaan aliran. Sunyata itu hanya ada di mahayana. Jadi kalau mau didiskusikan lebih baik disebutkan dulu dari pandangan aliran mana ;D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 10 November 2009, 05:59:02 PM
 [at] char101, oh oke2.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 10 November 2009, 06:01:19 PM
In physics, energy (from the Greek ἐνέργεια - energeia, "activity, operation", from ἐνεργός - energos, "active, working"[1]) is a scalar physical quantity that describes the amount of work that can be performed by a force, an attribute of objects and systems that is subject to a conservation law. Different forms of energy include kinetic, potential, thermal, gravitational, sound, light, elastic, and electromagnetic energy. The forms of energy are often named after a related force.

makanya g sangsi kalo ada energi dingin
[/quote]

Saya pikir energi juga berarti aktifitas seperti definisi yang anda kutip di atas. Jadi dingin dan panas yang juga merupakan aktifitas alam bisa disebut energi. Mungkin Saudara HatRed bisa ketik di Mr. Google apakah ada "Cold Energy atau Heat Energy".

Quote
maap lagi yah, dalam video itu kalo ane boleh nerjemahin bilangnya begini

"Dingin muncul karena hilangnya panas" (jadi maksudnya term dingin itu muncul untuk mempersingkat kata "Kurangnya energi panas")

bukan kek begono
    
"Dingin muncul karena energi dingin lenyap dan berganti energi panas; panas muncul karena energi panas lenyap dan berganti energi dingin"


Secara makna, dua pernyataan di atas bedanya apa ya..? just joking  :)) Sebenarnya, saya lihat video yang dimaksud kurang lebih sebulan yang lalu. Jadi nggak ingat kata demi kata. But, anyway, thanks for you  to bring it out to me and correct my mistake.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 10 November 2009, 06:08:02 PM
 [at] hatred, mslah energi tar aq search lg.Tq.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 10 November 2009, 06:14:29 PM
[at] pismen, tlg sbutkan keistimewaan vinnana pertama ala bhasa indonesia biar kita2 pd ngerti, thank you?

Khan sudah saya coba terjemahkan di atas. Viññānaṃ ini:
1. anidassanaṃ: tanpa karakteristik atau tanda (signless).
2. anantaṃ: tanpa batas (limitless)
3. sabbatopabhaṃ: seluruhnya bercahaya (all luminous).

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 10 November 2009, 06:20:31 PM
 [at] pismen, jadi nibbana memiliki keistimewaan spti ini ;
-tanpa karakteristik.
-tanpa batas.
-seluruhnya brcahaya.
Yg trakhir ini koq jadi ingat makhluk brahma cahaya ya?
Atau brahma chaya tanpa batas? Mirip gak ya?
CMIIW.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 10 November 2009, 06:28:31 PM
Yg trakhir ini koq jadi ingat makhluk brahma cahaya ya?
Atau brahma chaya tanpa batas? Mirip gak ya?

Cahaya panna menerangi sankhara yang diliputi kegelapan moha dan avijja.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 10 November 2009, 06:29:40 PM
Klo gitu mgkin ada kaitannya dngan Alayavijjanam (Tathagatagarbha)?

Sulit mengatakan karena terkadang dari tradisi satu ke tradisi  lain memiliki perbedaan pendapat mengenai ālayavijñāna (store consciousness). Namun pada umumnya, ālayavijñāna memiliki dua fungsi. Pertama, kesadaran ini berfungsi sebagai tempat untuk menampung / menyimpan berbagai macam bibit (bija) kekotoran batin. Kedua, ketika kekotoran batin lenyap, ālayavijñana akan menjadi buah (vipaka) di mana kesadaran ini bersih dan disebut sebagai amala / tanpa noda. Dikatakan bahwa amala / ālayavijñāna yang bersih ini merupakan sejatinya kesadaran. Ini juga disebut tathata (thusness) dan di antara tiga macam kebenaran, kesadaran ini juga dikategorikan ke dalam parinispanna (kebenaran sejati). Ālayavijñāna yang bersih ini tampaknya bisa disamakan seperti viññānam anidassanaṃ. Namun saya sendiri tidak bisa berspekulasi karena konsep ālayavijñāna dipegang oleh Mahāyana sedangkan viññānaṃ anidassanaṃ oleh Theravāda. Jadi lebih baik tanya sama yang ahlinya saja.... :)

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: dilbert on 10 November 2009, 06:31:39 PM
Dalam banyak terjemahan anatta ke dalam bahasa inggris, yang digunakan adalah Not-Self... Apakah pandangan ataupun pengertian yang benar tentang an-atta itu sendiri... Apakah an-atta = tanpa inti... Inti dalam hal ini apa ?

Definisi diri saat ini ada 2 pengertian

1) versi original (yang tertulis di sutta-sutta), diri adalah apa yang muncul ketika kelima khandha dilihat sebagai satu kesatuan, muncul tidak bergantung pada kondisi, dan memberikan kesenangan

2) versi abhidhamma, adalah dhamma yang memiliki sabhava (dengan kata lain punya inti). Sabhava diterjemahkan sebagai karakteristik-internal. Sankhara (semua yang berkondisi dan muncul bersama-sama) tidak memiliki karakteristik sendiri karena karakteristiknya bergantung pada elemen-elemen penyusunnya. Batu misalnya punya karakteristik keras, tapi itu merupakan karakteristik dari elemen padat, batu punya warna merupakan karakteristik dari elemen warna, dst. Istilah sabhava ini tidak pernah muncul di sutta, hanya ada di patisambhidhamagga dan komentar2 yang muncul belakangan. Elemen-elemen penyusun seperti elemen padat, cair, udara atau panas juga tidak punya inti karena elemen-elemen ini hanya muncul bergantung pada elemen-elemen lainnya. Kalau elemen padat dipisahkan, elemen itu jadi dhamma bukan sankhara lagi. Nibbana sebaliknya muncul tanpa kondisi, oleh karena itu ada yang mengatakan bahwa nibbana punya atta (inti). Tapi menurut saya karena nibbana itu hanya dhamma bukan rupa atau nama oleh karena itu tidak bisa dikatakan punya atta atau tidak punya atta.

Muncul karena tidak bergantung kepada kondisi ?? Bukankah yang benar adalah muncul karena bergantung kepada kondisi ?? -- Salah ketik -- atau memang yang mau disampaikan adalah memang tidak bergantung kepada kondisi ??

-- Sabbe Sankhara Anicca --
Segala sesuatu yang berkondisi (karena bentukan) adalah mengalami perubahan terus menerus...
--- Sabbe Sankhara Dukkha --
Segala sesuatu yang berkondisi (karena bentukan) adalah tidak memuaskan...
-- Sabbe Dhamma Anatta --
Segala fenomena tidak memiliki hanya satu penyebab sebagai sebab kemunculannya...

NB : Ketiga pernyataan di atas adalah opini saya sendiri...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 10 November 2009, 06:37:56 PM
Muncul karena tidak bergantung kepada kondisi ?? Bukankah yang benar adalah muncul karena bergantung kepada kondisi ?? -- Salah ketik -- atau memang yang mau disampaikan adalah memang tidak bergantung kepada kondisi ??

Kan kita melihat dari sisi atta, dari sisi pandangan salah. Karena tidak melihat bahwa pancakkhandha muncul disebabkan kondisi-kondisi pendukung maka muncul pandangan kalau pancakkhandha itu aku, itu milikku.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 10 November 2009, 06:47:50 PM
[at] peacemind,
jadi kesadaran murni itu inti atau bukan?
Hakekat pikiran sejati dri tradisi yogacara,cmiiw, itu mrupakan inti atau bukan?

Jika segala sesuatu adalah tanpa inti (sabbe dhammā anatta), maka apakah kesadaran itu kesadarn murni atau bukan, apakah itu pikiran sejati atau bukan, semuanya tidak memiliki inti.

Be happy.

Dalam banyak terjemahan anatta ke dalam bahasa inggris, yang digunakan adalah Not-Self... Apakah pandangan ataupun pengertian yang benar tentang an-atta itu sendiri... Apakah an-atta = tanpa inti... Inti dalam hal ini apa ?

Yap, anda benar bahwa secara literal dan juga menurut terjemahan bahasa Inggris, anatta diterjemakan sebagai non-self. Akan tetapi, jika kita melihat keseluruhan ajaran Sang Buddha, kita juga bisa menyimpulkan bahwa konsep anatta juga merujuk pada konsep "tanpa inti / non-essence". Ada satu statemen menarik kaitannya dengan hal ini. Pernyataan yang ditemukan dalam Kitab Patisambhidamagga, Vol. I, hal. 37 (versi PTS) mengatakan:

"Rūpaṃ aniccaṃ khayaṭṭhena, dukkhaṃ bhayaṭṭhena, anattā   asārakaṭṭhenā”ti" yang berarti "Materi adalah anicca dalam arti memiliki sifat kehancuran, dukkha dalam arti memiliki sifat membahayakan dan anatta dalam arti tidak memiliki inti.

Di atas, istilah anatta juga didefinisikan sebagai asāra (tanpa inti).

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 10 November 2009, 07:13:46 PM
 [at] char101, ada suttanya gak kalau dikatakan ada smcam cahaya panna yg mnerangi sankhara yg diliputi moha en avijja? Thnk.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 11 November 2009, 07:58:02 AM
[at] char101, ada suttanya gak kalau dikatakan ada smcam cahaya panna yg mnerangi sankhara yg diliputi moha en avijja? Thnk.

Tidak ada, cuma interpretasi pribadi. Cahaya kan objek indera, nibbana tidak dapat digambarkan lewat persepsi. Jadi cahaya adalah konotasi untuk menggambarkan hilangnya kegelapan yang disebabkan pandangan salah.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 11 November 2009, 08:25:40 AM
[at] char101, ada suttanya gak kalau dikatakan ada smcam cahaya panna yg mnerangi sankhara yg diliputi moha en avijja? Thnk.

Tidak ada, cuma interpretasi pribadi. Cahaya kan objek indera, nibbana tidak dapat digambarkan lewat persepsi. Jadi cahaya adalah konotasi untuk menggambarkan hilangnya kegelapan yang disebabkan pandangan salah.

Bagaimana dengan istilah "aloko udapadi / cahaya muncul" yang terdapat dalam Dhammacakkappavattanasutta? Cahaya ini dikatakn muncul ketika Sang BUddha menembus Empat Kesunyataan Mulia.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 11 November 2009, 09:13:08 AM
Bagaimana dengan istilah "aloko udapadi / cahaya muncul" yang terdapat dalam Dhammacakkappavattanasutta? Cahaya ini dikatakn muncul ketika Sang BUddha menembus Empat Kesunyataan Mulia.

Dari http://web.ukonline.co.uk/buddhism/dhamack7.htm (http://web.ukonline.co.uk/buddhism/dhamack7.htm)

Quote
   According to PatisambhidaMagga Pali text, in 'aloko udapadi, light arose'. Aloko (light) is just a term used to denote lighting up, to make bright, to illumine. Here, light does not mean just ordinary light or luminosity seen by the human eye. It refers to the knowledge which discerns all phenomena clearly, distinctly. Previously, the true nature of anicca, dukkha, anatta are not seen nor known as if they are shrouded in darkness. When vipassananana and ariya magga nana have been developed, their true nature becomes apparent. Such cognition is, therefore, metaphorically described as 'light arose'.

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 11 November 2009, 10:03:51 AM
For Char101:

Benar, saya juga pernah mendengar demikian dari salah seorang guru meditasi. Beliau hanya mengatakan bahwa apa yang disebut sebagai āloka (cahaya) yang muncul ketika seseorang merealisasi nibbāna bukan seperti apa yang dipikirkan seseorang mengenai cahaya yang gilang-gemilang. Cahaya ini, secara sederhana, dikatakn hanya karena seseorang melihat melalui kebijaksanaan sifat alami fenomena (anicca, dukkha dan anatta).

Ada satu definisi āloka udapādi yang bisa memperjelas hal ini: āloko udapādīti yo pakatiyā guhāyaṃ andhakāro, so antarahito, āloko jāto - munculnya cahaya artinya '(seperti halnya)  kegelapan eksis di dalam gua secara alami, ketika kegelapan itu lenyap, (secara alami) cahaya muncul'.

Melihat definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa āloka hanya kiasan yang digunakan untuk menunjukkan 'keadaan' lenyapnya kegelapan batin (avijjandhakara). Cahaya demikian bukan cahaya yang umumnya orang melihat melalui mata daging.

Namun bagaimana dengan Viññānaṃ sabbatopabhaṃ - kesadaran yang seluruhnya bercahaya? Apakah ini juga hanya metafora belaka yang juga hanya untuk menunjukkan lenyapnya kegelapan batin?

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 11 November 2009, 10:14:04 AM
^
^

Makin menarik berbicara aloko.....nibbana ini. :)




Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 11 November 2009, 10:30:09 AM
Habiz gelap terbitlah terang. Jadi kayak ada dualisme juga nih?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 11 November 2009, 10:34:30 AM
Habiz gelap terbitlah terang. Jadi kayak ada dualisme juga nih?

Ah itu sih slokanya R.A. Kartini.  ^-^
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 11 November 2009, 10:38:36 AM
Cuma sbgaì ílustrasi sj,umpama lenyapnya kegelapan batin,maka muncul cahaya, maka spti dualisme bukan ni?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 11 November 2009, 10:45:16 AM
Habiz gelap terbitlah terang. Jadi kayak ada dualisme juga nih?

Gelap---Kilesa
Terang ---kilesa hilang

 Nibbana sendiri sudah bebas dari dualisme.

Lebih tepatnya dari dualisme menjadi bebas dari dualisme.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 11 November 2009, 11:05:40 AM
Namun bagaimana dengan Viññānaṃ sabbatopabhaṃ - kesadaran yang seluruhnya bercahaya? Apakah ini juga hanya metafora belaka yang juga hanya untuk menunjukkan lenyapnya kegelapan batin?

Vinnana di sini sepertinya vinnana seorang arahat. Vinnana bercahaya saya rasa bisa banyak interpretasi tapi yang jelas bukan vinnananya bersinar, yang paling jelas saya rasa bercahaya karena tidak ditutupi oleh kegelapan batin.

Quote
"This mind, monks, is luminous, but it is defiled by taints that come from without. But this the uninstructed worldlings understand not as it really is, wherefore for the uninstructed worldlings there is no cultivation of the mind, I declare. This mind, monks, is luminous, and it is cleansed of taints that come from without. Wherefore, for the uninstructed noble disciple there is cultivation of the mind, I declare."

AN I.10 (copy-paste dari http://www.forum.websangha.org/viewtopic.php?f=12&t=659&p=10278 (http://www.forum.websangha.org/viewtopic.php?f=12&t=659&p=10278))
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 11 November 2009, 11:12:05 AM
Gelap ->kilesa,
terang -> kilesa lnyap.
Ini dualisme namanya.
Samsara dan nibbana. Dualisme juga tuh...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 11 November 2009, 11:13:45 AM
Namun bagaimana dengan Viññānaṃ sabbatopabhaṃ - kesadaran yang seluruhnya bercahaya? Apakah ini juga hanya metafora belaka yang juga hanya untuk menunjukkan lenyapnya kegelapan batin?

Vinnana di sini sepertinya vinnana seorang arahat. Vinnana bercahaya saya rasa bisa banyak interpretasi tapi yang jelas bukan vinnananya bersinar, yang paling jelas saya rasa bercahaya karena tidak ditutupi oleh kegelapan batin.

Quote
"This mind, monks, is luminous, but it is defiled by taints that come from without. But this the uninstructed worldlings understand not as it really is, wherefore for the uninstructed worldlings there is no cultivation of the mind, I declare. This mind, monks, is luminous, and it is cleansed of taints that come from without. Wherefore, for the uninstructed noble disciple there is cultivation of the mind, I declare."

AN I.10 (copy-paste dari http://www.forum.websangha.org/viewtopic.php?f=12&t=659&p=10278 (http://www.forum.websangha.org/viewtopic.php?f=12&t=659&p=10278))

‘‘Pabhassaramidaṃ, bhikkhave, cittaṃ. Tañca kho āgantukehi upakkilesehi upakkiliṭṭhaṃ. Taṃ assutavā puthujjano yathābhūtaṃ nappajānāti. Tasmā ‘assutavato puthujjanassa cittabhāvanā natthī’ti vadāmī’’ti. Paṭhamaṃ.

Saya pernah mendengar dari salah satu murid U Paṇḍita (murid Mahasi Sayadaw) bahwa menurut Mahasi Sayadaw pikiran bercahaya dalam konteks ini hanya pikiran yang berada pada jhana. Jika benar, maka batin semacam ini berbeda dari viññānaṃ sabbatopabhaṃ.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 11 November 2009, 11:38:11 AM
Ingat, keistimewaan nibbana adalah tanpa tanda/jejak, tanpa batas, dan sluruhnya brchaya.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 11 November 2009, 11:44:48 AM
Gelap ->kilesa,
terang -> kilesa lnyap.
Ini dualisme namanya.
Samsara dan nibbana. Dualisme juga tuh...

Saat kau mengatakannya dan belum merealisasinya maka 'ya' saat kau merealisasinya.... :lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 11 November 2009, 04:59:18 PM
mbah sdr ko fab :),

saya cuma membingungkan penggunaan istilah nibbana. Padam aka lenyapnya lobha dosa moha aka patahnya 10 belenggu itu jika loose dalam penggunaannya dengan berbagai interpretasi maka akan tambah jauh dari maka sesungguhnya yg bahkan sudah sulit tuh dijabarkan dengna kata2x.

pencapaian nibbāna pertama kali = pencapaian sotapattiphala.   ???

questionnya, apakah ada pencapaian nibbāna bertahap? sotapattiphala itu adalah pencapaian arahattaphala pertama? :hammer:

Mahaf baru jawab nih suhu...

Nibbana bukan bertahap, tetapi kesuciannya yang bertahap,
maksudnya begini, seseorang yang mencapai Nibbana pertama kalinya maka otomatis akan timbul pengetahuan yang melenyapkan tiga kilesa awal, pada saat itu ia disebut sebagai Sotapanna, jadi Sotapanna dicapai bila seseorang mencapai/mengalami Nibbana. Nibbana ini masih disebut Saupadisesa Nibbana (penghentian dengan khandha yang masih tersisa).

Untuk mencapai Nibbana ini diperlukan konsentrasi yang kuat dalam melihat Lakkhana (karakteristik), bila seseorang yang pada dasarnya memiliki konsentrasi yang kuat mungkin ia hanya perlu berlatih sebentar mengembangkan perhatian dan kewaspadaan terhadap lakkhana agar bisa mencapai Nibbana, sedangkan mereka yang konsentrasinya lemah maka ia perlu berlatih lebih lama agar bisa mencapai Nibbana.

Setelah pencapaian Nibbana maka meditator bisa melatih agar ia bisa sering-sering memasuki Nibbana. Inilah yang sering dikatakan seorang meditator menikmati kebahagiaan Nibbana berulang-ulang.

Bila meditator ingin mencapai tingkat yang lebih tinggi maka ia harus membuat tekad untuk mencapai yang lebih tinggi. Setelah ia bertekad maka ia akan kembali pada tingkat Udayabaya Nana dan harus berjuang lagi untuk mencapai tingkat Sankharupekkha Nana. Setelah itu ia mengalami keadaan Nibbana lagi, tetapi Nana yang timbul pada keadaan Nibbana ini berkaitan dengan pengetahuan Sakadagami, oleh karena itu ia disebut Sakadagami puggala.

Seorang Sakadagami sama dengan seorang Sotapanna bisa menikmati kebahagiaan Nibbana berulang-ulang (bila konsentrasinya mencukupi tentunya). Seorang Sotapanna akan tetap Sotapanna dan seorang Sakadagami akan tetap Sakadagami sepanjang hidupnya selama ia belum bertekad untuk mencapai yang lebih tinggi.

Demikian seterusnya hingga meditator tersebut mencapai tingkat kesucian Arahat. semua Nibbana yang disebutkan disini adalah Saupadisesa Nibbana.

Anupadisesa Nibbana hanya tercapai bila seorang Arahat telah wafat, dan Anupadisesa Nibbana inilah yang disebut penghentian/kepadaman total.

Semoga menjadi jelas,

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 11 November 2009, 05:48:35 PM
Namun bagaimana dengan Viññānaṃ sabbatopabhaṃ - kesadaran yang seluruhnya bercahaya? Apakah ini juga hanya metafora belaka yang juga hanya untuk menunjukkan lenyapnya kegelapan batin?

Vinnana di sini sepertinya vinnana seorang arahat. Vinnana bercahaya saya rasa bisa banyak interpretasi tapi yang jelas bukan vinnananya bersinar, yang paling jelas saya rasa bercahaya karena tidak ditutupi oleh kegelapan batin.

Quote
"This mind, monks, is luminous, but it is defiled by taints that come from without. But this the uninstructed worldlings understand not as it really is, wherefore for the uninstructed worldlings there is no cultivation of the mind, I declare. This mind, monks, is luminous, and it is cleansed of taints that come from without. Wherefore, for the uninstructed noble disciple there is cultivation of the mind, I declare."

AN I.10 (copy-paste dari http://www.forum.websangha.org/viewtopic.php?f=12&t=659&p=10278 (http://www.forum.websangha.org/viewtopic.php?f=12&t=659&p=10278))

Saya setuju saudara char 101 yang baik,

Pada dasarnya kesadaran tanpa kekotoran batin bercahaya, kekotoran batin yang menyebabkannya menjadi gelap.
Nibbana bercahaya disebabkan hanya ada kesadaran yang mengetahui, dan kesadaran tersebut bebas dari kekotoran.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 11 November 2009, 07:08:03 PM
Upakkilesasutta dari Samyuttanikāya juga mengatakan bahwa ketika seseorang bebas dari 5 rintangan batin, pikirannya juga  dikatakan sebagai bercahaya (pabhassaraṃ).
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 11 November 2009, 09:13:48 PM
nibbana on off, temporary :hammer: *pusing*

AFAIK tidak ada rujukan di sutta yg menyatakan mencapai nibbana pertama kali -> sotapanna.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Jerry on 11 November 2009, 09:25:18 PM
pusing? minum paramex :))
yg penting cukup mengerti aja dasar pandangan org lain, bkn harus diseragamkan. :D
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 11 November 2009, 09:28:08 PM
iye, ini nda diseragamkan koq, cuma kasih tau kenapa aye pusing.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: sobat-dharma on 11 November 2009, 09:55:19 PM

Anda benar bahwa pandangan adanya penderitaan dan tidak adanya penderitaan dan pandangan akan adanya diri dan tidak adanya diri bisa menjadi pandangan dualisme. Namun menurut hemat saya, yang menjadi masalah bukan  pandangan2 tersebut, melainkan kemelekatan terhadap pandangan2 tersebut.

Benar... sungguh benar, tidak melekat itulah intinya :) one grp buat bro peacemind

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: sobat-dharma on 11 November 2009, 10:02:39 PM
Gelap ->kilesa,
terang -> kilesa lnyap.
Ini dualisme namanya.
Samsara dan nibbana. Dualisme juga tuh...

Karena itu dikatakan samsara adalah palsu, sedangkan nibbana adalah "Nyata." Namun, kepalsuan tidak memiliki esensi, ketika kepalsuan terbuka selubungnya dan seseorang melihat "Nyata", maka sebenarnya tidak ada lagi yang palsu ataupun "Nyata". Dikotomi Samsara dan Nirvana hanya muncul ketika seseorang masih dalam ketidaktahuan, saat seseorang "sadar" tidak ada yang namanya palsu atau "Nyata" lagi. Dikotomi Samsara dan Nirvana telah dilampaui... :) cmiiw
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: marcedes on 11 November 2009, 11:57:26 PM
mending baca buku "jalan kebebasan" oleh Ajahn... :whistle: :whistle:

nibbana on off, temporary :hammer: *pusing*

AFAIK tidak ada rujukan di sutta yg menyatakan mencapai nibbana pertama kali -> sotapanna.
yo'i setahu saya....Sotapanna = nibbana pertama kali, hanya ditemukan dalam kitab komentar...

tapi AjahnBrahm mengkonfirmasi hal ini dalam beberapa buku-nya...
yakni

"menembus ilusi se-saat, anda adalah seorang pemenang arus, dan menembus ilusi terus menerus anda adalah araha"
kalau tidak salah begitu tulisannya.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Johsun on 12 November 2009, 12:03:12 AM
 [at] s.Dharma, dikotomi artinya pA An tuH?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 12 November 2009, 12:14:40 AM
nibbana on off, temporary :hammer: *pusing*

AFAIK tidak ada rujukan di sutta yg menyatakan mencapai nibbana pertama kali -> sotapanna.

Sebenarnya saya sendiri belum pernah menemukan dalam sutta2 bahwa seorang Sotapanna merealisasi nibbāna untuk pertama kalinya. Namun saya pribadi sudah sering mendengar hal ini dari beberapa excellent people I have ever associated.

Sebagai tambahan saudara Sumedho mungkin bisa membaca salah satu sutta di Samyuttanikāya berjudul pañcaverabhayasutta  (SN, vol. II, sutta no. 41). Di sana dijelaskan bahwa seorang sotapanna telah melihat dengan jelas dan menembus melalui kebijaksanaan paticcasamuppāda: 'Ketika ini eksis itu eksis, ketika ini tidak eksis itu tidak eksis'. Dan dikatakan pula bahwa penembusan paticcasamupāda ini juga berkaitan dengan penembusan 12 mata rantai sebab musabab yang saling bergantungan (dvadasangapaticcasamuppāda). Kita tahu bahwa 12 mata rantai sebab musabab yang saling bergantungan tidak hanya menjelaskan bagaimana penderitaan muncul karena faktor2 avijja, sankhara, viññāna, dll, tetapi juga menjelaskan bagaimana penderitaan lenyap dengan lenyapnya avijjā, sankhara, viññana lenyap. Lenyapnya avijjā, sankhara, dll sering diidentifikasi sebagai nibbāna karena ini juga disebut sebagai kevala dukkhakkhandhanirodha (lenyapnya semua kelompok penderitaan). Jika Sotapanna dikatakn telah menembus lenyapnya avijja, sankhara, dll secara logika pun, bisa dikatakn bahwa ia telah menembus nibbāna.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 12 November 2009, 05:45:57 AM
 [at] marcedes:

Quote
"menembus ilusi se-saat, anda adalah seorang pemenang arus, dan menembus ilusi terus menerus anda adalah araha"
kalau tidak salah begitu tulisannya.

ini bukan berarti yg menembus ilusi sesaat itu adalah nibbāna kan? itu hanya melihat apa adanya *lakkhana*

 [at] peacemind:

kalau buat saya, itu masih terlalu dangkal untuk disebut nibbāna. melihat keadaan apa adanya *lakkhana* itu bukanlah nibbāna dimana kekotoran batin hilang ataupun "bangkit", itu cuma "melek" aja ;D

------

kekna ini cuma masalah penggunaan istilah saja.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 12 November 2009, 09:24:42 AM
By Fabian c
Quote
Bila meditator ingin mencapai tingkat yang lebih tinggi maka ia harus membuat tekad untuk mencapai yang lebih tinggi. Setelah ia bertekad maka ia akan kembali pada tingkat Udayabaya Nana dan harus berjuang lagi untuk mencapai tingkat Sankharupekkha Nana. Setelah itu ia mengalami keadaan Nibbana lagi, tetapi Nana yang timbul pada keadaan Nibbana ini berkaitan dengan pengetahuan Sakadagami, oleh karena itu ia disebut Sakadagami puggala.

Seorang Sakadagami sama dengan seorang Sotapanna bisa menikmati kebahagiaan Nibbana berulang-ulang (bila konsentrasinya mencukupi tentunya). Seorang Sotapanna akan tetap Sotapanna dan seorang Sakadagami akan tetap Sakadagami sepanjang hidupnya selama ia belum bertekad untuk mencapai yang lebih tinggi.

Demikian seterusnya hingga meditator tersebut mencapai tingkat kesucian Arahat. semua Nibbana yang disebutkan disini adalah Saupadisesa Nibbana
.

Ko Fabian yg baik,

Bisakah seseorang ketika ia dari awal latihannya sudah memiliki tekad menjadi arahat? sehingga tanpa harus mencapai sotapanna lalu bertekad ke sakadagami, setelah sakadagami lalu bertekad ke anagami, lalu baru bertekad ke arahat?

Atau ketika mencapai sotapanna lalu langsung bertekad menjadi arahat?


 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 12 November 2009, 10:47:56 AM
[at] marcedes:

Quote
"menembus ilusi se-saat, anda adalah seorang pemenang arus, dan menembus ilusi terus menerus anda adalah araha"
kalau tidak salah begitu tulisannya.

ini bukan berarti yg menembus ilusi sesaat itu adalah nibbāna kan? itu hanya melihat apa adanya *lakkhana*

 [at] peacemind:

kalau buat saya, itu masih terlalu dangkal untuk disebut nibbāna. melihat keadaan apa adanya *lakkhana* itu bukanlah nibbāna dimana kekotoran batin hilang ataupun "bangkit", itu cuma "melek" aja ;D

------

kekna ini cuma masalah penggunaan istilah saja.


Mungkin ada dua hal lagi yang bisa dipertimbangkan. Pertama, umumnya di Sutta2, ada satu pernyataan yang berkaitan dengan seseorang yang mencapai Sotapanna, yakni "virajaṃ  vītamalaṃ dhammacakkhuṃ udapādi– “yaṃ kiñci samudayadhammaṃ, sabbaṃ
taṃ nirodhadhamman”ti - Muncullah Mata Dhamma yang bersih tanpa kotoran, tanpa noda- "Apapun fenomena yang muncul semua itu lenyap"." Di sini ada istilah Mata Dhamma yang bersih tanpa noda berhubungan dengan pengetahuan akan lenyapnya fenomena. Pertanyaannya adalah apakah pengetahuan ini hanya sekeder pengetahuan teoritis? Ataukah pengetahuan ini merupakan nibbāna? Ataukah pengetahuan ini merupakan pengalaman langsung orang tersebut namun bukan nibbāna? Jika ini merupakan pengetahuan langsung namun bukan nibbāna, kemudian apa yang dimaksud Mata Dhamma di sini? Jika kita menerima pendapat kitab komentar, maka pengalaman ini adalah nibbāna.

Kedua, dalam Caṅkisutta dari Majjhimanikāya, Sang Buddha menjelaskan bahwa seorang yang mempraktikkan Dhamma, suatu saat akan merealisasi kebenaran tertinggi melalui kebijaksanaan (paramasaccaṃ sacchikaroti  paññāya). Ia dikatakan menemukan kebenaran (the discovery of truth). Namun kebenaran ini pun belum mencapai pada tahap akhir (the final arrival of truth). Untuk mencapai tahap akhir, ia harus mengulangi, mengembangkan dan mengolah jalan dan pencapaian yang sama (Tesaṃye, dhammānaṃ āsevanā  bhāvanā  bahulīkammā  saccānuppatti  hoti). Meskipun Sutta tidak memberikan perbedaan antara kebenaran yang direalisasi pertama kalinya dan kebenaran yang muncul setelh seseorang mengulangi pencapaian yang sama, Kitab komentar mengatakan bahwa kebenaran yang direalisasi pertama kalinya muncul pada pencapaian sotapanna, sedangkan kebenaran yang 'kedua' adalah pencapaian arahant.

Anyway, semua ini hanya sekedar pendapat yang ada di kitab. Akan lebih baiknya kita semua berjuang mempraktikkan Dhamma, and perhaps, one day we will come to the truth and no more doubt, no more question..  :)

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 12 November 2009, 11:10:00 AM
Bro Peacemind, bagaimana dengan yang di ratana sutta. Ada bait yang berisi sangha = 4 pasang ariya puggala. Bait di bawahnya lalu berkata mereka telah mencapai amata = tanpa kematian = nibbana?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: char101 on 12 November 2009, 11:12:09 AM
Kalau yang lebih pasti dan diterima semua orang saya rasa bisa dilihat di teori vipassana, ketika seseorang "berubah" dari puthujana ke ariya-puggala muncul gotrabhu-nana yang objeknya adalah nibbana itu sendiri.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 12 November 2009, 11:14:01 AM
Bro Peacemind, bagaimana dengan yang di ratana sutta. Ada bait yang berisi sangha = 4 pasang ariya puggala. Bait di bawahnya lalu berkata mereka telah mencapai amata = tanpa kematian = nibbana?

oh, that is good point.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Indra on 12 November 2009, 07:57:54 PM
nih dapat gosip dari Bhikkhu Bodhi,
Sotapanna, dst =telah melihat nibbana,
Arahat = telah mengalami Nibbana
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 12 November 2009, 09:37:00 PM
 [at] all:

nah, kalau kasusnya melihat masih lebih cocok, seperti yg sudah saya tuliskan "melek" sebelumnya dimana dia melihat lakkhana dimana sejalan dengan definisi "mata dhamma" dst, dan juga dengan gosip Bhikkhu Bodhi dibanding sotapanna adalah nibbana pertama.

utk ratana sutta, saya coba sertakan versi bhikkhu piyadasi, sebenarnya sudah beda bait
Quote
6. "The eight persons extolled by virtuous men constitute four pairs. They are the disciples of the Buddha and are worthy of offerings. Gifts given to them yield rich results. This precious jewel is the Sangha.4 By this (asseveration of the) truth may there be happiness.

7. "With a steadfast mind, and applying themselves well in the dispensation of the Buddha Gotama, free from (defilements), they have attained to that which should be attained (arahantship) encountering the Deathless. They enjoy the Peace of Nibbana freely obtained.5 This precious jewel is the Sangha. By this (asseveration of the) truth may there be happiness.
disana merujuk para arahantship.

utk versi bhikkhu thanissaro

Quote
The eight persons — the four pairs — praised by those at peace: They, disciples of the One Well-Gone, deserve offerings. What is given to them bears great fruit. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being. Those who, devoted, firm-minded, apply themselves to Gotama's message, on attaining their goal, plunge into the Deathless, freely enjoying the Liberation they've gained. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 21 November 2009, 10:02:35 AM
nibbana on off, temporary :hammer: *pusing*

AFAIK tidak ada rujukan di sutta yg menyatakan mencapai nibbana pertama kali -> sotapanna.

Sukongku jg bilang bahwa Nibbana hanya di alami sekali saja sewaktu arahat.

Kalo sudah mengalami Nibbana itu...tidak akan terlahir lagi (tumimbal lahir), sedangkan seorang sotapanna, sakadagami & Anagami masih terlahir lagi (tumimbal lahir).

_/\_ :lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 21 November 2009, 10:13:24 AM
nibbana on off, temporary :hammer: *pusing*

AFAIK tidak ada rujukan di sutta yg menyatakan mencapai nibbana pertama kali -> sotapanna.

Sukongku jg bilang bahwa Nibbana hanya di alami sekali saja sewaktu arahat.

Kalo sudah mengalami Nibbana itu...tidak akan terlahir lagi (tumimbal lahir), sedangkan seorang sotapanna, sakadagami & Anagami masih terlahir lagi (tumimbal lahir).

_/\_ :lotus:

Sukong siapa ya? yg aye tau Alm. Bhante Jinarakhita dipanggil sukong.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 21 November 2009, 10:33:23 AM
Kalau yang lebih pasti dan diterima semua orang saya rasa bisa dilihat di teori vipassana, ketika seseorang "berubah" dari puthujana ke ariya-puggala muncul gotrabhu-nana yang objeknya adalah nibbana itu sendiri.

Kalo dalam Lokuttara Appana Vithi (Citta Vithi yg mempunyai Lokuttara Citta 8-40)... Bagi Tihetuka Puggala yg melaksanakan Vipassana Bhavana sehingga mencapai Magga & Phala..maka Citta Vithi (proses pikiran) nya sbb:

~Manda Puggala (orang yg kurang cerdas) :

BC BP MA PAR UPA ANU GOT MAG PHA PHA B

Keterangan:
MA PAR UPA ANU = Obyeknya RUPA NAMA yg Tilakkhana
GOT MAG PHA PHA = Obyeknya Nibbana
MAG PHA PHA PHA = Lokuttara Citta 8

~Tikkha Puggala (orang yang cerdas) :

BC BP MA UPA ANU GOT MAG PHA PHA PHA B

Keterangan:
MA UPA ANU = Obyeknya RUPA NAMA yg Tilakkhana
GOT MAG PHA PHA PHA = Obyeknya Nibbana
MAG PHA PHA PHA = Lokuttara Citta 8

Quote
keterangan:
BC = Bhavanga Calana (Bhavanga yang menggetar, sebab ada obyek baru datang menyentuh)
BP = Bhavanga Paccheda (Bhavanga Menangkap, yaitu menangkap obyek baru)
MA = Manodvaravajjana (kesadaran yang menyelidiki obyek dari hadayavatthu)
PAR = Parikamma (tingkat pendahuluan)
UPA = Upacara (tingkat penghampiran)
ANU = Anuloma (Tingkat kemajuan)
GOT = Gotrabhu (Tingkat pemutusan)
MAG = Magga
PHA  = Phala
B = Bhavanga

Sumber : Abhidhammatthasangaha (Pandit J.Kaharuddin)

_/\_ :lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 21 November 2009, 10:34:12 AM
nibbana on off, temporary :hammer: *pusing*

AFAIK tidak ada rujukan di sutta yg menyatakan mencapai nibbana pertama kali -> sotapanna.

Sukongku jg bilang bahwa Nibbana hanya di alami sekali saja sewaktu arahat.

Kalo sudah mengalami Nibbana itu...tidak akan terlahir lagi (tumimbal lahir), sedangkan seorang sotapanna, sakadagami & Anagami masih terlahir lagi (tumimbal lahir).

_/\_ :lotus:

Sukong siapa ya? yg aye tau Alm. Bhante Jinarakhita dipanggil sukong.

Sukong itu adalah kakek guruku ( Pandit J.Kaharuddin) ... ;D

_/\_ :lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 21 November 2009, 10:40:17 AM
nibbana on off, temporary :hammer: *pusing*

AFAIK tidak ada rujukan di sutta yg menyatakan mencapai nibbana pertama kali -> sotapanna.

Sukongku jg bilang bahwa Nibbana hanya di alami sekali saja sewaktu arahat.

Kalo sudah mengalami Nibbana itu...tidak akan terlahir lagi (tumimbal lahir), sedangkan seorang sotapanna, sakadagami & Anagami masih terlahir lagi (tumimbal lahir).

_/\_ :lotus:

Sukong siapa ya? yg aye tau Alm. Bhante Jinarakhita dipanggil sukong.

Sukong itu adalah kakek guruku ( Pandit J.Kaharuddin) ... ;D

_/\_ :lotus:

Oo.begitu . Thx infonya mam.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 21 November 2009, 11:20:19 AM
Kalau yang lebih pasti dan diterima semua orang saya rasa bisa dilihat di teori vipassana, ketika seseorang "berubah" dari puthujana ke ariya-puggala muncul gotrabhu-nana yang objeknya adalah nibbana itu sendiri.

Kalo dalam Lokuttara Appana Vithi (Citta Vithi yg mempunyai Lokuttara Citta 8-40)... Bagi Tihetuka Puggala yg melaksanakan Vipassana Bhavana sehingga mencapai Magga & Phala..maka Citta Vithi (proses pikiran) nya sbb:

~Manda Puggala (orang yg kurang cerdas) :

BC BP MA PAR UPA ANU GOT MAG PHA PHA B

Keterangan:
MA PAR UPA ANU = Obyeknya RUPA NAMA yg Tilakkhana
GOT MAG PHA PHA = Obyeknya Nibbana
MAG PHA PHA PHA = Lokuttara Citta 8

~Tikkha Puggala (orang yang cerdas) :

BC BP MA UPA ANU GOT MAG PHA PHA PHA B

Keterangan:
MA UPA ANU = Obyeknya RUPA NAMA yg Tilakkhana
GOT MAG PHA PHA PHA = Obyeknya Nibbana
MAG PHA PHA PHA = Lokuttara Citta 8

Quote
keterangan:
BC = Bhavanga Calana (Bhavanga yang menggetar, sebab ada obyek baru datang menyentuh)
BP = Bhavanga Paccheda (Bhavanga Menangkap, yaitu menangkap obyek baru)
MA = Manodvaravajjana (kesadaran yang menyelidiki obyek dari hadayavatthu)
PAR = Parikamma (tingkat pendahuluan)
UPA = Upacara (tingkat penghampiran)
ANU = Anuloma (Tingkat kemajuan)
GOT = Gotrabhu (Tingkat pemutusan)
MAG = Magga
PHA  = Phala
B = Bhavanga

Sumber : Abhidhammatthasangaha (Pandit J.Kaharuddin)

_/\_ :lotus:

tambahan...

Paccavekkhana Vithi..

Paccavekkhana berarti Perenungan/peninjauan/pertimbangan terhadap keadaan Dhamma yang sebenarnya.
proses kesadaran dalam perenungan /peninjauan/pertimbangan terhadap keadaan Dhamma yang sebenarnya yang di sebut Paccavekkhana Vithi.
Seseorang yang melaksanakan Vipassana Bhavana sehingga mencapai MAGGA & PHALA...maka proses kesadarannya yang sampai pada MAGGA & PHALA itu di sebut MAGGA vithi (quote di atas). Bila MAGGA vithi berakhir, akan timbul Paccavekkhana Vithi secara pasti. Paccavekkhana itu timbul supaya merenungkan/mempertimbangkan Dhamma 5 bagian, yaitu:
1. Pertimbangan mengenai Magga
2. Pertimbangan mengenai Phala
3. Pertimbangan mengenai Nibbana
4. Pertimbangan mengenai Kilesa yang telah dimusnahkan
5. Pertimbangan mengenai Kilesa yang belum dimusnahkan

No. 1-3 harus dipertimbangkan dengan pasti, tidak dapat ditinggalkan... No. 4-5 sewaktu-waktu dipertimbangkan dan sewaktu-waktu tidak dipertimbangkan. Jadi bila orang itu belajar Dhamma, tentunya mengetahui tentang kilesa, maka ia akan mempertimbangkan tentang kilesa. Tetapi bila orang itu tidak belajar Dhamma, tidak akan tahu tentang kilesa dan ia tidak mempertimbangkan.
Paccavekkhana vithi yang timbul setelah Sotapatti-magga-vithi,
Sakadagami-magga-vithi, Anagami-magga-vithi akan mempertimbangkan 5 Bagian tersebut. Tetapi Paccavekkhana yang timbul setelah Arahatta-magga-vithi akan mempertimbangkan hanya 4 bagian saja (1-4), tidak termasuk No. 5 sebab Arahat telah memusnahkan semua kilesa dan tidak ada kilesa yang tertinggal.

(sumber: Abhidhammatthasangaha~Pandit J.Kaharuddin)

_/\_ :lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 21 November 2009, 10:14:14 PM
By Fabian c
Quote
Bila meditator ingin mencapai tingkat yang lebih tinggi maka ia harus membuat tekad untuk mencapai yang lebih tinggi. Setelah ia bertekad maka ia akan kembali pada tingkat Udayabaya Nana dan harus berjuang lagi untuk mencapai tingkat Sankharupekkha Nana. Setelah itu ia mengalami keadaan Nibbana lagi, tetapi Nana yang timbul pada keadaan Nibbana ini berkaitan dengan pengetahuan Sakadagami, oleh karena itu ia disebut Sakadagami puggala.

Seorang Sakadagami sama dengan seorang Sotapanna bisa menikmati kebahagiaan Nibbana berulang-ulang (bila konsentrasinya mencukupi tentunya). Seorang Sotapanna akan tetap Sotapanna dan seorang Sakadagami akan tetap Sakadagami sepanjang hidupnya selama ia belum bertekad untuk mencapai yang lebih tinggi.

Demikian seterusnya hingga meditator tersebut mencapai tingkat kesucian Arahat. semua Nibbana yang disebutkan disini adalah Saupadisesa Nibbana
.

Ko Fabian yg baik,

Bisakah seseorang ketika ia dari awal latihannya sudah memiliki tekad menjadi arahat? sehingga tanpa harus mencapai sotapanna lalu bertekad ke sakadagami, setelah sakadagami lalu bertekad ke anagami, lalu baru bertekad ke arahat?

Atau ketika mencapai sotapanna lalu langsung bertekad menjadi arahat?


 _/\_

Saudara Bond yang baik,

Saya pernah baca di suatu sutta Sang Buddha menerangkan mengenai Dhamma yang Beliau ajarkan tak pernah ada yang seketika, semua melalui proses berulang-ulang bagai ombak memecah pantai (tapi lupa suttanya).

Demikian juga dengan "progress of insight" Dari putthujana tak mungkin langsung Sakadagami tanpa melewati Sotapanna, demikian juga dengan Sotapanna tak mungkin langsung Arahat, karena semua Nyana adalah proses pematangan batin /pengetahuan yang harus dilewati.

Logikanya begini, mana mungkin bisa muncul pengetahuan bahwa semua bentukan hanya merupakan proses, bila belum pernah melihat/mengalami anicca.
Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa terbebas dari bentukan-bentukan merupakan kedamaian yang luar biasa bila kita belum melihat bentukan-bentukan? dsbnya.

Jadi Nana-nana adalah proses pematangan tahapan pengetahuan yang harus dilewati.
Semoga membantu saudara Bond.

Sukhi hotu.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: platinumbyakko on 17 January 2010, 07:48:07 AM
intinya kalo mau mencapai nibbana jgn lama2 nanti terikat ke dalam duniawi semakin erat kalo lama2

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 17 January 2010, 08:56:25 AM
By Fabian c
Quote
Bila meditator ingin mencapai tingkat yang lebih tinggi maka ia harus membuat tekad untuk mencapai yang lebih tinggi. Setelah ia bertekad maka ia akan kembali pada tingkat Udayabaya Nana dan harus berjuang lagi untuk mencapai tingkat Sankharupekkha Nana. Setelah itu ia mengalami keadaan Nibbana lagi, tetapi Nana yang timbul pada keadaan Nibbana ini berkaitan dengan pengetahuan Sakadagami, oleh karena itu ia disebut Sakadagami puggala.

Seorang Sakadagami sama dengan seorang Sotapanna bisa menikmati kebahagiaan Nibbana berulang-ulang (bila konsentrasinya mencukupi tentunya). Seorang Sotapanna akan tetap Sotapanna dan seorang Sakadagami akan tetap Sakadagami sepanjang hidupnya selama ia belum bertekad untuk mencapai yang lebih tinggi.

Demikian seterusnya hingga meditator tersebut mencapai tingkat kesucian Arahat. semua Nibbana yang disebutkan disini adalah Saupadisesa Nibbana
.

Ko Fabian yg baik,

Bisakah seseorang ketika ia dari awal latihannya sudah memiliki tekad menjadi arahat? sehingga tanpa harus mencapai sotapanna lalu bertekad ke sakadagami, setelah sakadagami lalu bertekad ke anagami, lalu baru bertekad ke arahat?

Atau ketika mencapai sotapanna lalu langsung bertekad menjadi arahat?


 _/\_

Bro Bond yang baik,

Wah maaf nih, dalam melatih kesucian tidak bisa loncat kelas  ;D
mirip seperti anak sekolah belajar matematika, belum belajar bagi kali tidak mungkin belajar persamaan.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 17 January 2010, 09:28:02 AM
Quote
[at] marcedes:

Quote
"menembus ilusi se-saat, anda adalah seorang pemenang arus, dan menembus ilusi terus menerus anda adalah araha"
kalau tidak salah begitu tulisannya.

ini bukan berarti yg menembus ilusi sesaat itu adalah nibbāna kan? itu hanya melihat apa adanya *lakkhana*

 [at] peacemind:

kalau buat saya, itu masih terlalu dangkal untuk disebut nibbāna. melihat keadaan apa adanya *lakkhana* itu bukanlah nibbāna dimana kekotoran batin hilang ataupun "bangkit", itu cuma "melek" aja ;D

------

kekna ini cuma masalah penggunaan istilah saja.


Mungkin ada dua hal lagi yang bisa dipertimbangkan. Pertama, umumnya di Sutta2, ada satu pernyataan yang berkaitan dengan seseorang yang mencapai Sotapanna, yakni "virajaṃ  vītamalaṃ dhammacakkhuṃ udapādi– “yaṃ kiñci samudayadhammaṃ, sabbaṃ
taṃ nirodhadhamman”ti - Muncullah Mata Dhamma yang bersih tanpa kotoran, tanpa noda- "Apapun fenomena yang muncul semua itu lenyap"." Di sini ada istilah Mata Dhamma yang bersih tanpa noda berhubungan dengan pengetahuan akan lenyapnya fenomena. Pertanyaannya adalah apakah pengetahuan ini hanya sekeder pengetahuan teoritis? Ataukah pengetahuan ini merupakan nibbāna? Ataukah pengetahuan ini merupakan pengalaman langsung orang tersebut namun bukan nibbāna? Jika ini merupakan pengetahuan langsung namun bukan nibbāna, kemudian apa yang dimaksud Mata Dhamma di sini? Jika kita menerima pendapat kitab komentar, maka pengalaman ini adalah nibbāna.

Iya benar, ini dikatakan dalam Dhammacakkapavattana sutta, dan petapa Anna Kondanna telah mencapai tingkat kesucian Sotapanna.
Quote
Kedua, dalam Caṅkisutta dari Majjhimanikāya, Sang Buddha menjelaskan bahwa seorang yang mempraktikkan Dhamma, suatu saat akan merealisasi kebenaran tertinggi melalui kebijaksanaan (paramasaccaṃ sacchikaroti  paññāya). Ia dikatakan menemukan kebenaran (the discovery of truth). Namun kebenaran ini pun belum mencapai pada tahap akhir (the final arrival of truth). Untuk mencapai tahap akhir, ia harus mengulangi, mengembangkan dan mengolah jalan dan pencapaian yang sama (Tesaṃye, dhammānaṃ āsevanā  bhāvanā  bahulīkammā  saccānuppatti  hoti). Meskipun Sutta tidak memberikan perbedaan antara kebenaran yang direalisasi pertama kalinya dan kebenaran yang muncul setelah seseorang mengulangi pencapaian yang sama, Kitab komentar mengatakan bahwa kebenaran yang direalisasi pertama kalinya muncul pada pencapaian sotapanna, sedangkan kebenaran yang 'kedua' adalah pencapaian arahant.

Ini sejalan dengan Dhammacakkappavatana sutta: cakkhu udapadi, vijja udapadi, nana udapadi, panna udapadi dan aloko udapadi.

Muncullah penglihatan, muncullah pengetahuan, muncullah pandangan terang, muncullah kebijaksanaan dan muncullah cahaya.

Seringkali banyak orang beranggapan bahwa Nibbana adalah sesuatu yang terlepas dari Phala-Samapatti, padahal Phala-Samapatti itulah Nibbana (Saupadisesa Nibbana). Yang dimaksud menikmati pencapaian Phala samapatti adalah menikmati kedamaian Nibbana. Sangat logis jika kita mengatakan bahwa Sotapanna bisa mengulangi Phala-Samapatti berulang-ulang. Perlu diingat bahwa Phala adalah termasuk Nana.

Quote
Quote
Anyway, semua ini hanya sekedar pendapat yang ada di kitab. Akan lebih baiknya kita semua berjuang mempraktikkan Dhamma, and perhaps, one day we will come to the truth and no more doubt, no more question..  :)

Be happy.
_/\_

Setuju Samanera saddhu...saddhu...saddhu...

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 17 January 2010, 10:40:02 AM
Quote
author=Indra link=topic=13595.msg223164#msg223164 date=1258030674]
nih dapat gosip dari Bhikkhu Bodhi,
Sotapanna, dst =telah melihat nibbana,
Arahat = telah mengalami Nibbana
Ngegosip nih...  ;D bro Indra yang baik, dalam hal ini saya nggak setuju sama Bhikkhu Bodhi, lebih setuju sama Mahasi Sayadaw dan guru-guru meditasi lainnya, kenyataannya pernyataan Bhikkhu Boddhi mengenai perbedaan melihat dan mengalami tidak ada di sutta.
Tidak ada dikatakan melihat dulu Nibbana baru mengalami. Kan sudah pernah saya posting mengenai perumpamaan kapal yang lama mengapung tersesat dilautan lalu melihat daratan.

[at] all:
nah, kalau kasusnya melihat masih lebih cocok, seperti yg sudah saya tuliskan "melek" sebelumnya dimana dia melihat lakkhana dimana sejalan dengan definisi "mata dhamma" dst, dan juga dengan gosip Bhikkhu Bodhi dibanding sotapanna adalah nibbana pertama.

Melihat lakkhana bukan berarti sudah Nibbana bro. Melihat lakkhana bukan berarti sudah memiliki mata Dhamma (Dhammacakkhu) bro. Karena setahu saya mata Dhamma bersih dari noda (spotless)

Quote
utk ratana sutta, saya coba sertakan versi bhikkhu piyadasi, sebenarnya sudah beda bait
Quote
6. "The eight persons extolled by virtuous men constitute four pairs. They are the disciples of the Buddha and are worthy of offerings. Gifts given to them yield rich results. This precious jewel is the Sangha.4 By this (asseveration of the) truth may there be happiness.

7. "With a steadfast mind, and applying themselves well in the dispensation of the Buddha Gotama, free from (defilements), they have attained to that which should be attained (arahantship) encountering the Deathless. They enjoy the Peace of Nibbana freely obtained.5 This precious jewel is the Sangha. By this (asseveration of the) truth may there be happiness.
disana merujuk para arahantship.
Why eight persons? why not two persons only? pernyataan they enjoy the peace of Nibbana freely obtained, they disini bisa berarti Arahat. Atau Sotapanna hingga Arahat.

Quote
utk versi bhikkhu thanissaro

Quote
The eight persons — the four pairs — praised by those at peace: They, disciples of the One Well-Gone, deserve offerings. What is given to them bears great fruit. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being. Those who, devoted, firm-minded, apply themselves to Gotama's message, on attaining their goal, plunge into the Deathless, freely enjoying the Liberation they've gained. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being.
Coba perhatikan liberation they've gained, apakah yang gain liberation dimaksud hanya Arahat atau Sangha? apakah Sangha hanya one pair atau four pair?

Quote
nibbana on off, temporary :hammer: *pusing*

AFAIK tidak ada rujukan di sutta yg menyatakan mencapai nibbana pertama kali -> sotapanna.

Sukongku jg bilang bahwa Nibbana hanya di alami sekali saja sewaktu arahat.

Kalo sudah mengalami Nibbana itu...tidak akan terlahir lagi (tumimbal lahir), sedangkan seorang sotapanna, sakadagami & Anagami masih terlahir lagi (tumimbal lahir).
_/\_ :lotus:
Kalau begitu apa bedanya Saupadisesa Nibbana danAnupadisesa Nibbana? Nggak setuju ama suhu Panjika ah... paling dibilang murtad  ;D  
Quote


Kalau yang lebih pasti dan diterima semua orang saya rasa bisa dilihat di teori vipassana, ketika seseorang "berubah" dari puthujana ke ariya-puggala muncul gotrabhu-nana yang objeknya adalah nibbana itu sendiri.

Kalo dalam Lokuttara Appana Vithi (Citta Vithi yg mempunyai Lokuttara Citta 8-40)... Bagi Tihetuka Puggala yg melaksanakan Vipassana Bhavana sehingga mencapai Magga & Phala..maka Citta Vithi (proses pikiran) nya sbb:

~Manda Puggala (orang yg kurang cerdas) :

BC BP MA PAR UPA ANU GOT MAG PHA PHA B

Keterangan:
MA PAR UPA ANU = Obyeknya RUPA NAMA yg Tilakkhana
GOT MAG PHA PHA = Obyeknya Nibbana
MAG PHA PHA PHA = Lokuttara Citta 8

~Tikkha Puggala (orang yang cerdas) :

BC BP MA UPA ANU GOT MAG PHA PHA PHA B

Keterangan:
MA UPA ANU = Obyeknya RUPA NAMA yg Tilakkhana
GOT MAG PHA PHA PHA = Obyeknya Nibbana
MAG PHA PHA PHA = Lokuttara Citta 8

Quote
keterangan:
BC = Bhavanga Calana (Bhavanga yang menggetar, sebab ada obyek baru datang menyentuh)
BP = Bhavanga Paccheda (Bhavanga Menangkap, yaitu menangkap obyek baru)
MA = Manodvaravajjana (kesadaran yang menyelidiki obyek dari hadayavatthu)
PAR = Parikamma (tingkat pendahuluan)
UPA = Upacara (tingkat penghampiran)
ANU = Anuloma (Tingkat kemajuan)
GOT = Gotrabhu (Tingkat pemutusan)
MAG = Magga
PHA  = Phala
B = Bhavanga

Sumber : Abhidhammatthasangaha (Pandit J.Kaharuddin)

_/\_ :lotus:

Coba perhatikan sis Lily, waktu dikatakan Phala, apakah objek dari Arahatta Phala? Apakah berbeda objek Arahatta Phala dan Sotapatti Phala?

Hayuh bakal dikeroyok rame-rame nih.. :hammer:

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Riky_dave on 17 January 2010, 07:03:15 PM
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
TIDAK
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?
Jikalau pun saya tertarik itu berati saya sudah melihat dukkha dengan jelas dan menyadarinya,tanpa melekat pada bentuk-bentuk..

_/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Riky_dave on 17 January 2010, 07:09:44 PM
Rasanya aneh sekali, menjadi pengikut Buddha tetapi tidak tertarik mencapai nibbana.
Minimal jawaban yang lebih masuk akal 'kan begini : "tertarik , cuma selalu terhalang oleh belenggu duniawi,*"

*duniawi di sini tidak semata-mata merujuk pada kehidupan manusia, tetapi meliputi Tiloka. 

Memang aneh, setelah mengaku beragama Buddha, tapi tidak tertarik untuk merealisasi nibbāna. Namun yang menjadi pertanyaan penting di sini, apakah ketertarikan ini muncul dari kesungguhan hati untuk melenyapkan dukkha, ataukah karena kita umat Buddha, maka LOGIKANYA harus demikian? 

Be happy.

Jadi ingin bertanya,"Kenapa umat Buddha harus tertarik untuk mencapai nibbana?"
Pada zaman Buddha sendiri,mereka harus "melihat" "mendengar" sebagaimana ada apanya,dengan keteguhan terhadap Tiratana,baru merintis usaha menuju pembebasan..
Rasanya,dibilang tertarik tidak tertarik juga opsi yang membingungkan...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 17 January 2010, 08:29:25 PM
Quote from: fabian
Quote from: Sumedho on 12 November 2009, 09:37:00 PM
[at] all:
nah, kalau kasusnya melihat masih lebih cocok, seperti yg sudah saya tuliskan "melek" sebelumnya dimana dia melihat lakkhana dimana sejalan dengan definisi "mata dhamma" dst, dan juga dengan gosip Bhikkhu Bodhi dibanding sotapanna adalah nibbana pertama.
Melihat lakkhana bukan berarti sudah Nibbana bro. Melihat lakkhana bukan berarti sudah memiliki mata Dhamma (Dhammacakkhu) bro. Karena setahu saya mata Dhamma bersih dari noda (spotless)

Lah kan aye kgk bilang yg melihat lakhana tersebut itu nibbana. Tapi yg saya bilang yg sudah melihat lakhana itu adalah seorang sotapanna magga. Dan sotapanna tidak nibbana.

Bonus 2 sutta-nya deh yg menyatakan sudah melihat lakhana itu adalah sotapanna magga, yah which is "mata dhamma" :)

Quote from: SN 25.3: Vinnana Sutta
...
"One who knows and sees that these phenomena are this way is called a stream-enterer, steadfast, never again destined for states of woe, headed for self-awakening."

Quote from: SN 25.1: Cakhu Sutta - The Eye
At Savatthi. "Monks, the eye is inconstant, changeable, alterable. The ear... The nose... The tongue... The body... The mind is inconstant, changeable, alterable.

"One who has conviction & belief that these phenomena are this way is called a faith-follower: one who has entered the orderliness of rightness, entered the plane of people of integrity, transcended the plane of the run-of-the-mill. He is incapable of doing any deed by which he might be reborn in hell, in the animal womb, or in the realm of hungry shades. He is incapable of passing away until he has realized the fruit of stream-entry.

"One who, after pondering with a modicum of discernment, has accepted that these phenomena are this way is called a Dhamma-follower: one who has entered the orderliness of rightness, entered the plane of people of integrity, transcended the plane of the run-of-the-mill. He is incapable of doing any deed by which he might be reborn in hell, in the animal womb, or in the realm of hungry shades. He is incapable of passing away until he has realized the fruit of stream-entry.

"One who knows and sees that these phenomena are this way is called a stream-enterer, steadfast, never again destined for states of woe, headed for self-awakening."

juga senada dari SN 25.1, SN 25.2, SN 25.3, SN 25.4, SN 25.5, SN 25.6, SN 25.7, SN 25.8, SN 25.9, SN 25.10 *yah secara SN 25 itu adalah Okkanta-samyutta — Entering, tentang masuk arus*




Quote
utk ratana sutta, saya coba sertakan versi bhikkhu piyadasi, sebenarnya sudah beda bait
Quote
6. "The eight persons extolled by virtuous men constitute four pairs. They are the disciples of the Buddha and are worthy of offerings. Gifts given to them yield rich results. This precious jewel is the Sangha.4 By this (asseveration of the) truth may there be happiness.

7. "With a steadfast mind, and applying themselves well in the dispensation of the Buddha Gotama, free from (defilements), they have attained to that which should be attained (arahantship) encountering the Deathless. They enjoy the Peace of Nibbana freely obtained.5 This precious jewel is the Sangha. By this (asseveration of the) truth may there be happiness.
disana merujuk para arahantship.
Why eight persons? why not two persons only? pernyataan they enjoy the peace of Nibbana freely obtained, they disini bisa berarti Arahat. Atau Sotapanna hingga Arahat.

Quote
utk versi bhikkhu thanissaro

Quote
The eight persons — the four pairs — praised by those at peace: They, disciples of the One Well-Gone, deserve offerings. What is given to them bears great fruit. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being. Those who, devoted, firm-minded, apply themselves to Gotama's message, on attaining their goal, plunge into the Deathless, freely enjoying the Liberation they've gained. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being.
Coba perhatikan liberation they've gained, apakah yang gain liberation dimaksud hanya Arahat atau Sangha? apakah Sangha hanya one pair atau four pair?

kata kunci pada terjemahan piyadasi
Quote
7. "With a steadfast mind, and applying themselves well in the dispensation of the Buddha Gotama, free from (defilements), they have attained to that which should be attained (arahantship) encountering the Deathless. They enjoy the Peace of Nibbana freely obtained.

Arahantship itu utk yg sudah free from defilement, demikian jg utk terjemahan Thanissaro Bhikkhu bahwa "on attaining the goal"/ketika sudah mencapai tujuan.

Quote
on attaining their goal, plunge into the Deathless, freely enjoying the Liberation they've gained. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being.

nah ada arahant yg mengalami nibbana di sangha. Bukan semua sangha sudah nibbana.



Definisi nibbana menurut AN 3.32

Quote from: An 3.32
This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications, the relinquishment of all acquisitions, the ending of craving; dispassion; cessation; Nibbana."

yah sotapanna, anagami dan sakadagami itu kan masih ada fabrication, acquisitions, craving, passion dst. jadi tidak layak disebut nibbana.

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 18 January 2010, 04:03:34 PM
Quote
Quote from: fabian
Quote from: Sumedho on 12 November 2009, 09:37:00 PM
[at] all:
nah, kalau kasusnya melihat masih lebih cocok, seperti yg sudah saya tuliskan "melek" sebelumnya dimana dia melihat lakkhana dimana sejalan dengan definisi "mata dhamma" dst, dan juga dengan gosip Bhikkhu Bodhi dibanding sotapanna adalah nibbana pertama.
Melihat lakkhana bukan berarti sudah Nibbana bro. Melihat lakkhana bukan berarti sudah memiliki mata Dhamma (Dhammacakkhu) bro. Karena setahu saya mata Dhamma bersih dari noda (spotless)

Lah kan aye kgk bilang yg melihat lakhana tersebut itu nibbana. Tapi yg saya bilang yg sudah melihat lakhana itu adalah seorang sotapanna magga. Dan sotapanna tidak nibbana.

Bonus 2 sutta-nya deh yg menyatakan sudah melihat lakhana itu adalah sotapanna magga, yah which is "mata dhamma" :)

Quote from: SN 25.3: Vinnana Sutta
...
"One who knows and sees that these phenomena are this way is called a stream-enterer, steadfast, never again destined for states of woe, headed for self-awakening."

Quote from: SN 25.1: Cakhu Sutta - The Eye
At Savatthi. "Monks, the eye is inconstant, changeable, alterable. The ear... The nose... The tongue... The body... The mind is inconstant, changeable, alterable.

"One who has conviction & belief that these phenomena are this way is called a faith-follower: one who has entered the orderliness of rightness, entered the plane of people of integrity, transcended the plane of the run-of-the-mill. He is incapable of doing any deed by which he might be reborn in hell, in the animal womb, or in the realm of hungry shades. He is incapable of passing away until he has realized the fruit of stream-entry.

"One who, after pondering with a modicum of discernment, has accepted that these phenomena are this way is called a Dhamma-follower: one who has entered the orderliness of rightness, entered the plane of people of integrity, transcended the plane of the run-of-the-mill. He is incapable of doing any deed by which he might be reborn in hell, in the animal womb, or in the realm of hungry shades. He is incapable of passing away until he has realized the fruit of stream-entry.

"One who knows and sees that these phenomena are this way is called a stream-enterer, steadfast, never again destined for states of woe, headed for self-awakening."

juga senada dari SN 25.1, SN 25.2, SN 25.3, SN 25.4, SN 25.5, SN 25.6, SN 25.7, SN 25.8, SN 25.9, SN 25.10 *yah secara SN 25 itu adalah Okkanta-samyutta — Entering, tentang masuk arus*

Mbah, suhu, tuhan, bro Sumedho yang baik, coba diteliti lagi baik-baik bro, Sutta ini tidak mengatakan bahwa conviction and understanding terhadap inconstancy adalah Sotapanna, tetapi dikatakan bahwa conviction dan understanding to inconstancy lead to stream entry. berikut adalah keterangan bhikkhu Thanissaro:http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/index.html (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/index.html)

"25. Okkanta-samyutta — Entering  

In this samyutta the Buddha explains the kinds of conviction and understanding that are required for the attainment of stream-entry. These short suttas share an identical structure, with each one focusing on a different aspect of experience (including the six senses, the six elements (dhatu), and the five aggregates). See also the Study Guides on stream-entry
."

Quote

Quote
utk ratana sutta, saya coba sertakan versi bhikkhu piyadasi, sebenarnya sudah beda bait
Quote
6. "The eight persons extolled by virtuous men constitute four pairs. They are the disciples of the Buddha and are worthy of offerings. Gifts given to them yield rich results. This precious jewel is the Sangha.4 By this (asseveration of the) truth may there be happiness.

7. "With a steadfast mind, and applying themselves well in the dispensation of the Buddha Gotama, free from (defilements), they have attained to that which should be attained (arahantship) encountering the Deathless. They enjoy the Peace of Nibbana freely obtained.5 This precious jewel is the Sangha. By this (asseveration of the) truth may there be happiness.
disana merujuk para arahantship.
Why eight persons? why not two persons only? pernyataan they enjoy the peace of Nibbana freely obtained, they disini bisa berarti Arahat. Atau Sotapanna hingga Arahat.

Quote
utk versi bhikkhu thanissaro

Quote
The eight persons — the four pairs — praised by those at peace: They, disciples of the One Well-Gone, deserve offerings. What is given to them bears great fruit. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being. Those who, devoted, firm-minded, apply themselves to Gotama's message, on attaining their goal, plunge into the Deathless, freely enjoying the Liberation they've gained. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being.
Coba perhatikan liberation they've gained, apakah yang gain liberation dimaksud hanya Arahat atau Sangha? apakah Sangha hanya one pair atau four pair?

kata kunci pada terjemahan piyadasi
Quote
7. "With a steadfast mind, and applying themselves well in the dispensation of the Buddha Gotama, free from (defilements), they have attained to that which should be attained (arahantship) encountering the Deathless. They enjoy the Peace of Nibbana freely obtained.

Arahantship itu utk yg sudah free from defilement, demikian jg utk terjemahan Thanissaro Bhikkhu bahwa "on attaining the goal"/ketika sudah mencapai tujuan.

Perlu dibedakan pada Sotapanna mereka partially free from defilements, sedangkan Arahat totally free from defilements.
Hal lain yang perlu diketahui adalah pada waktu sedang mengalami Nibbana, kilesa berhenti sementara pada Sotapanna maupun Arahat.  Bedanya pada Arahat kilesa lenyap sama sekali tak pernah muncul lagi, sedangkan Pada Sotapanna kilesa masih muncul lagi.
 
Quote
Quote
on attaining their goal, plunge into the Deathless, freely enjoying the Liberation they've gained. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being.

nah ada arahant yg mengalami nibbana di sangha. Bukan semua sangha sudah nibbana.

Four pairs / eight Persons yang dimaksud adalah Ariya Sangha kan? Dan fokus diskusi kita adalah Empat Pasang/Delapan jenis mahluk suci kan?


Quote
Definisi nibbana menurut AN 3.32

Quote from: An 3.32
This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications, the relinquishment of all acquisitions, the ending of craving; dispassion; cessation; Nibbana."

yah sotapanna, anagami dan sakadagami itu kan masih ada fabrication, acquisitions, craving, passion dst. jadi tidak layak disebut nibbana.

Ya benar Sotapanna hingga Anagami hal-hal tsb bisa muncul jika tidak berada dalam Nibbana, tetapi kalau berdiam dalam Nibbana kilesa akan berhenti selama berdiam dalam Nibbana. Tetapi selama vitalitas kehidupan masih ada kita tak dapat berdiam dalam Nibbana terus-menerus kan?

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 18 January 2010, 08:54:27 PM
Mbah, suhu, tuhan, bro Sumedho yang baik, coba diteliti lagi baik-baik bro, Sutta ini tidak mengatakan bahwa conviction and understanding terhadap inconstancy adalah Sotapanna, tetapi dikatakan bahwa conviction dan understanding to inconstancy lead to stream entry. berikut adalah keterangan bhikkhu Thanissaro:http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/index.html (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/index.html)

"25. Okkanta-samyutta — Entering   

In this samyutta the Buddha explains the kinds of conviction and understanding that are required for the attainment of stream-entry. These short suttas share an identical structure, with each one focusing on a different aspect of experience (including the six senses, the six elements (dhatu), and the five aggregates). See also the Study Guides on stream-entry
."

Setuju bahwa "Sutta ini tidak mengatakan bahwa conviction and understanding terhadap inconstancy adalah Sotapanna, tetapi dikatakan bahwa conviction dan understanding to inconstancy lead to stream entry."

tapi..... tapi.... kan yg aye bilang bukan conviction and understanding. yg aye bilang bahwa yg melihat adalah seorang sotapanna. Nah, didalam suttanya sendiri juga jelas koq, ada 3 tahapan disana, dari sotapanna magga yg yakin *faith follower/conviction*, *masih*  sotapanna magga *yg sudah merenungkan dan menerima/understanding*, dan akhirnya sudah "melihat" itu yg sudah sotapanna phala.

kasih lagi aah,

Quote from: SN 25.3 - Viññana Sutta: Consciousness
At Savatthi. "Monks, eye-consciousness is inconstant, changeable, alterable. Ear-consciousness... Nose-consciousness... Tongue-consciousness... Body-consciousness... Intellect-consciousness is inconstant, changeable, alterable.

"One who has conviction & belief that these phenomena are this way is called a faith-follower: one who has entered the orderliness of rightness, entered the plane of people of integrity, transcended the plane of the run-of-the-mill. He is incapable of doing any deed by which he might be reborn in hell, in the animal womb, or in the realm of hungry shades. He is incapable of passing away until he has realized the fruit of stream-entry.

"One who, after pondering with a modicum of discernment, has accepted that these phenomena are this way is called a Dhamma-follower: one who has entered the orderliness of rightness, entered the plane of people of integrity, transcended the plane of the run-of-the-mill. He is incapable of doing any deed by which he might be reborn in hell, in the animal womb, or in the realm of hungry shades. He is incapable of passing away until he has realized the fruit of stream-entry.

"One who knows and sees that these phenomena are this way is called a stream-enterer, steadfast, never again destined for states of woe, headed for self-awakening."




Quote
Perlu dibedakan pada Sotapanna mereka partially free from defilements, sedangkan Arahat totally free from defilements.
Hal lain yang perlu diketahui adalah pada waktu sedang mengalami Nibbana, kilesa berhenti sementara pada Sotapanna maupun Arahat.  Bedanya pada Arahat kilesa lenyap sama sekali tak pernah muncul lagi, sedangkan Pada Sotapanna kilesa masih muncul lagi.

AFAIK, sotapanna bukan partially free, dimana bisa berarti sebagian, dimana bisa 1 dari 3 atau 2 dari 3, mungkin lebih tepat intensitasnya berkurang.

nah... apakah sotapanna mengalami nibbana sementara atau bisa dikatakan lobha/dosa/moha itu berhenti sementara? sepertinya ini tidak masuk akal. kita lihat, moha = ketidak tahuan. nah tidak tahunya berhenti sementara lalu nanti tidak tahu lagi? Maka itu ide itu tidak tepat.

kita kembali lagi
Quote from: AN 3.32
This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications, the relinquishment of all acquisitions, the ending of craving; dispassion; cessation; Nibbana."

ending, bukan temporary stop.


Quote
Quote

Quote
on attaining their goal, plunge into the Deathless, freely enjoying the Liberation they've gained. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being.

nah ada arahant yg mengalami nibbana di sangha. Bukan semua sangha sudah nibbana.

Four pairs / eight Persons yang dimaksud adalah Ariya Sangha kan? Dan fokus diskusi kita adalah Empat Pasang/Delapan jenis mahluk suci kan?

yak benar, 4 pasang mahluk suci. nah kita ganti katanya demikian, ada yg mengalami nibbana di dalam 4 pasang mahluk suci. tapi bukan 4 pasang mahluk suci itu mengalami nibbana semua.



Quote
Ya benar Sotapanna hingga Anagami hal-hal tsb bisa muncul jika tidak berada dalam Nibbana, tetapi kalau berdiam dalam Nibbana kilesa akan berhenti selama berdiam dalam Nibbana. Tetapi selama vitalitas kehidupan masih ada kita tak dapat berdiam dalam Nibbana terus-menerus kan?

Semakin tidak masuk akal. Sotapanna s/d anagami bisa berdiam dalam nibbana terus sampai mati *vitalitas kehidupan sudah tidak ada* lalu "keluar" dari nibbana dan terlahir kembali. :hammer:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 18 January 2010, 11:04:56 PM
Quote
Mbah, suhu, tuhan, bro Sumedho yang baik, coba diteliti lagi baik-baik bro, Sutta ini tidak mengatakan bahwa conviction and understanding terhadap inconstancy adalah Sotapanna, tetapi dikatakan bahwa conviction dan understanding to inconstancy lead to stream entry. berikut adalah keterangan bhikkhu Thanissaro:http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/index.html (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/index.html)

"25. Okkanta-samyutta — Entering   

In this samyutta the Buddha explains the kinds of conviction and understanding that are required for the attainment of stream-entry. These short suttas share an identical structure, with each one focusing on a different aspect of experience (including the six senses, the six elements (dhatu), and the five aggregates). See also the Study Guides on stream-entry
."

Setuju bahwa "Sutta ini tidak mengatakan bahwa conviction and understanding terhadap inconstancy adalah Sotapanna, tetapi dikatakan bahwa conviction dan understanding to inconstancy lead to stream entry."

tapi..... tapi.... kan yg aye bilang bukan conviction and understanding. yg aye bilang bahwa yg melihat adalah seorang sotapanna. Nah, didalam suttanya sendiri juga jelas koq, ada 3 tahapan disana, dari sotapanna magga yg yakin *faith follower/conviction*, *masih*  sotapanna magga *yg sudah merenungkan dan menerima/understanding*, dan akhirnya sudah "melihat" itu yg sudah sotapanna phala.


kasih lagi aah,

Quote from: SN 25.3 - Viññana Sutta: Consciousness
At Savatthi. "Monks, eye-consciousness is inconstant, changeable, alterable. Ear-consciousness... Nose-consciousness... Tongue-consciousness... Body-consciousness... Intellect-consciousness is inconstant, changeable, alterable.

"One who has conviction & belief that these phenomena are this way is called a faith-follower: one who has entered the orderliness of rightness, entered the plane of people of integrity, transcended the plane of the run-of-the-mill. He is incapable of doing any deed by which he might be reborn in hell, in the animal womb, or in the realm of hungry shades. He is incapable of passing away until he has realized the fruit of stream-entry.

"One who, after pondering with a modicum of discernment, has accepted that these phenomena are this way is called a Dhamma-follower: one who has entered the orderliness of rightness, entered the plane of people of integrity, transcended the plane of the run-of-the-mill. He is incapable of doing any deed by which he might be reborn in hell, in the animal womb, or in the realm of hungry shades. He is incapable of passing away until he has realized the fruit of stream-entry.

"One who knows and sees that these phenomena are this way is called a stream-enterer, steadfast, never again destined for states of woe, headed for self-awakening."
coba tutup matanya bro dan sadari bahwa setelah mata ditutup maka mata tak lagi melihat, lalu buka kembali, tutup kembali berulang-ulang.
bisakah kita melihat bahwa penglihatan itu tidak konstan? Tentu bisa kan? Tetapi apakah kita sudah Sotapanna karena berhasil melihat hal itu? Mungkin perlu saya kutipkan salah satu sutta yang juga mengenai Sotapanna:

"Sariputta, 'The stream, the stream': thus it is said. And what, Sariputta, is the stream?"

"This noble eightfold path, lord, is the stream: right view, right resolve, right speech, right action, right livelihood, right effort, right mindfulness, right concentration."

"Very good, Sariputta! Very good! This noble eightfold path — right view, right resolve, right speech, right action, right livelihood, right effort, right mindfulness, right concentration — is the stream."


— SN 55.5
Bila kita mengikuti retret yang diadakan oleh guru meditasi, kita mempraktekkan semuanya pandangan diubah menjadi benar, tempat tinggal, usaha, perhatian, konsentrasi. Semua kita lakukan dengan benar, apakah otomatis kita sudah memasuki arus (Sotapanna)?

Saya tidak mengatakan bahwa sutta ini tidak benar, yang dimaksudkan dalam sutta ini adalah bila kita melakukan sesuai dengan sutta ini maka kita akan memasuki arus



Quote
Quote
Perlu dibedakan pada Sotapanna mereka partially free from defilements, sedangkan Arahat totally free from defilements.
Hal lain yang perlu diketahui adalah pada waktu sedang mengalami Nibbana, kilesa berhenti sementara pada Sotapanna maupun Arahat.  Bedanya pada Arahat kilesa lenyap sama sekali tak pernah muncul lagi, sedangkan Pada Sotapanna kilesa masih muncul lagi.

AFAIK, sotapanna bukan partially free, dimana bisa berarti sebagian, dimana bisa 1 dari 3 atau 2 dari 3, mungkin lebih tepat intensitasnya berkurang.

Vicchikicca, silabataparamasa dan sakkayaditthi telah lenyap. Kilesa yang menyebabkan ia melakukan kejahatan yang menyebabkan ia terlahir di alam rendah telah lenyap.

Quote
nah... apakah sotapanna mengalami nibbana sementara atau bisa dikatakan lobha/dosa/moha itu berhenti sementara? sepertinya ini tidak masuk akal. kita lihat, moha = ketidak tahuan. nah tidak tahunya berhenti sementara lalu nanti tidak tahu lagi? Maka itu ide itu tidak tepat.
Ya memang demikian lobha dan dosa jelas lenyap pada waktu meditator mengalami Nibbana. dan bisa muncul kembali bila Ia keluar dari pengalaman tersebut.
Mengenai Moha? bahasannya terlalu luas, moha apa yang dimaksud disini? ketidak tahuan cara memperbaiki satelit apakah itu termasuk moha?

Quote
kita kembali lagi
Quote from: AN 3.32
This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications, the relinquishment of all acquisitions, the ending of craving; dispassion; cessation; Nibbana."

ending, bukan temporary stop.
Ending while experience Nibbana temporarily in this life as a Sotapanna to Arahat with vitality remaining, or ending forever as an Arahant who experience Nibbana without remaining.

Quote
Quote

Quote
on attaining their goal, plunge into the Deathless, freely enjoying the Liberation they've gained. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being.

nah ada arahant yg mengalami nibbana di sangha. Bukan semua sangha sudah nibbana.

Yup... semua Ariya Sangha pernah mengalami Nibbana.

Quote
Four pairs / eight Persons yang dimaksud adalah Ariya Sangha kan? Dan fokus diskusi kita adalah Empat Pasang/Delapan jenis mahluk suci kan?

yak benar, 4 pasang mahluk suci. nah kita ganti katanya demikian, ada yg mengalami nibbana di dalam 4 pasang mahluk suci. tapi bukan 4 pasang mahluk suci itu mengalami nibbana semua.

Sorry... kenyataannya memang demikian keempat pasang mahluk pernah mengalami Nibbana.


Quote
Quote
Ya benar Sotapanna hingga Anagami hal-hal tsb bisa muncul jika tidak berada dalam Nibbana, tetapi kalau berdiam dalam Nibbana kilesa akan berhenti selama berdiam dalam Nibbana. Tetapi selama vitalitas kehidupan masih ada kita tak dapat berdiam dalam Nibbana terus-menerus kan?

Semakin tidak masuk akal. Sotapanna s/d anagami bisa berdiam dalam nibbana terus sampai mati *vitalitas kehidupan sudah tidak ada* lalu "keluar" dari nibbana dan terlahir kembali. :hammer:
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Jerry on 19 January 2010, 12:52:00 AM
Intermezzo: Ada metode meditasi yang mengajarkan pengalaman akan nibbana secara temporari, apakah itu sama dengan yang dijelaskan oleh Mbah Fabian mengenai nibbana sementara yg dialami oleh para Ariya Puggala?

Hatur nuhun Mbah..
_/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: darwin hua on 20 January 2010, 11:58:45 AM


Namo Buddhaya,

Sang Buddha(Guru kita) telah menunjukkan jalan untuk kita lalui.Jadi terbuka untuk kita semua mencapai Nibbana tersebut.Jalan Beruas 8 yang kita harus jalanin dan praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Telah tersedia rakit untuk kita pakai sampai di tempat seberang,akan tetapi masih belum berminat untuk memakainya...

Untuk itu kita perlu melatih kesadaran kita dengan meditasi karena kesadaran penuh adalah terpenting juga,kita melakukan kebajikan dengan kesadaran yang penuh ,supaya kita tidak lengah dalam ucapan,perbuatan dan sebagainya.

Anumodana
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: darwin hua on 20 January 2010, 11:59:51 AM


Marilah setiap saat kita menjaga kesadaran kita,jangan lengah ya..kemudian usahakan setiap pagi,meditasi 5 menit saja sudah cukup,yang terpenting adalah teratur dan disiplin
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 20 January 2010, 12:13:00 PM
Quote
coba tutup matanya bro dan sadari bahwa setelah mata ditutup maka mata tak lagi melihat, lalu buka kembali, tutup kembali berulang-ulang.
bisakah kita melihat bahwa penglihatan itu tidak konstan? Tentu bisa kan? Tetapi apakah kita sudah Sotapanna karena berhasil melihat hal itu? Mungkin perlu saya kutipkan salah satu sutta yang juga mengenai Sotapanna:

"Sariputta, 'The stream, the stream': thus it is said. And what, Sariputta, is the stream?"

"This noble eightfold path, lord, is the stream: right view, right resolve, right speech, right action, right livelihood, right effort, right mindfulness, right concentration."

"Very good, Sariputta! Very good! This noble eightfold path — right view, right resolve, right speech, right action, right livelihood, right effort, right mindfulness, right concentration — is the stream."

— SN 55.5
Bila kita mengikuti retret yang diadakan oleh guru meditasi, kita mempraktekkan semuanya pandangan diubah menjadi benar, tempat tinggal, usaha, perhatian, konsentrasi. Semua kita lakukan dengan benar, apakah otomatis kita sudah memasuki arus (Sotapanna)?

Saya tidak mengatakan bahwa sutta ini tidak benar, yang dimaksudkan dalam sutta ini adalah bila kita melakukan sesuai dengan sutta ini maka kita akan memasuki arus
Tidak ada yg salah koq bro, kita harus menilai secara keseluruhan dari khotbah2x sang buddha. Itu saling komplementari dan saling menjelaskan. nah pada SN yg saya sertakan itu adalah menjelaskan apa yg "dilihat" ketika seseorang yah bisa dikatakan vipassana. Apakah mata merem melek sama melihat incosistancy apa adanya itu sama?

Nah kembali ke topik, tidak ada kan yg menyatakan bahwa sotapanna itu mencapai nibbana "sementara"?

Quote
Vicchikicca, silabataparamasa dan sakkayaditthi telah lenyap. Kilesa yang menyebabkan ia melakukan kejahatan yang menyebabkan ia terlahir di alam rendah telah lenyap.

Quote
nah... apakah sotapanna mengalami nibbana sementara atau bisa dikatakan lobha/dosa/moha itu b
Kalau kita berdiskusi tentang kilesa, kita akan membicarakan lobha dosa moha, bukan samyojanna loh. Kan bro bilang tentang kilesa sebagian sudah hilang. kalau kata2x bro sanyojanna sudah hilang sebagian, nah ini benar. kalau kilesa hilang sebagian? yah ini tidak tepat.

Quote
Ending while experience Nibbana temporarily in this life as a Sotapanna to Arahat with vitality remaining, or ending forever as an Arahant who experience Nibbana without remaining.
Quote
Sorry... kenyataannya memang demikian keempat pasang mahluk pernah mengalami Nibbana.
Loh koq sorry bro? kenyataan seperti apa yg bisa bro tunjukan bahwa keempat pasang mahluk suci pernah mengalami nibbana? Yah setidaknya rujukannya saja deh, mungkin ada yg saya miss.

Quote
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).
Mbah juga salah tangkap, yg saya pertanyakan adalah mencapai nibbana bagi sotapanna, sakadagami, anagami. utk arahant yah sudah tidak usah dipertanyakan lagi.

jhana yah berbeda dengan nibbana. jhana yah sementara, nibbana sementara? seperti menyamakan yang tidak berkondisi dan berkondisi.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Juice_alpukat on 20 January 2010, 12:26:24 PM
Nibbana dapat dijadikan objek meditasi juga sbnarnya.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: dilbert on 20 January 2010, 11:59:05 PM
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

 _/\_

bro fabian... Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut  yang dimaksud apakah adalah NIRODHA SAMAPATI ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 21 January 2010, 03:20:57 PM
Quote
Quote
coba tutup matanya bro dan sadari bahwa setelah mata ditutup maka mata tak lagi melihat, lalu buka kembali, tutup kembali berulang-ulang.
bisakah kita melihat bahwa penglihatan itu tidak konstan? Tentu bisa kan? Tetapi apakah kita sudah Sotapanna karena berhasil melihat hal itu? Mungkin perlu saya kutipkan salah satu sutta yang juga mengenai Sotapanna:

"Sariputta, 'The stream, the stream': thus it is said. And what, Sariputta, is the stream?"

"This noble eightfold path, lord, is the stream: right view, right resolve, right speech, right action, right livelihood, right effort, right mindfulness, right concentration."

"Very good, Sariputta! Very good! This noble eightfold path — right view, right resolve, right speech, right action, right livelihood, right effort, right mindfulness, right concentration — is the stream."

— SN 55.5
Bila kita mengikuti retret yang diadakan oleh guru meditasi, kita mempraktekkan semuanya pandangan diubah menjadi benar, tempat tinggal, usaha, perhatian, konsentrasi. Semua kita lakukan dengan benar, apakah otomatis kita sudah memasuki arus (Sotapanna)?

Saya tidak mengatakan bahwa sutta ini tidak benar, yang dimaksudkan dalam sutta ini adalah bila kita melakukan sesuai dengan sutta ini maka kita akan memasuki arus
Tidak ada yg salah koq bro, kita harus menilai secara keseluruhan dari khotbah2x sang buddha. Itu saling komplementari dan saling menjelaskan. nah pada SN yg saya sertakan itu adalah menjelaskan apa yg "dilihat" ketika seseorang yah bisa dikatakan vipassana. Apakah mata merem melek sama melihat incosistancy apa adanya itu sama?

Nah kembali ke topik, tidak ada kan yg menyatakan bahwa sotapanna itu mencapai nibbana "sementara"?
Kalau di Sutta saya rasa memang tidak ada bro, Yang mengatakan demikian adalah meditator, guru-guru meditasi dan Visuddhi Magga. Tidak semua hal tertulis di Sutta, contohnya pengalaman para meditator, bahwa pada tahap upacara samadhi ada nimitta yang muncul. Bentuknya ada yang seperti roda, kapas, bintang, matahari dll. Saya rasa hal ini juga tidak tertulis di Sutta. Tetapi di Visuddhi Magga ada dijelaskan cukup detail.

Jadi kesimpulannya: Sutta Pitaka bukan merupakan jawaban semua pertanyaan mengenai Buddha Dhamma. Jawaban itu kadang ditemukan di Abhidhamma atau di Vinaya.

Mengenai inconstancy kalau boleh tahu menurut anggapan bro, apakah yang dimaksud inconstancy pada sutta tersebut?

Quote
Quote
Vicchikicca, silabataparamasa dan sakkayaditthi telah lenyap. Kilesa yang menyebabkan ia melakukan kejahatan yang menyebabkan ia terlahir di alam rendah telah lenyap.

Quote
nah... apakah sotapanna mengalami nibbana sementara atau bisa dikatakan lobha/dosa/moha itu b
Kalau kita berdiskusi tentang kilesa, kita akan membicarakan lobha dosa moha, bukan samyojanna loh. Kan bro bilang tentang kilesa sebagian sudah hilang. kalau kata2x bro sanyojanna sudah hilang sebagian, nah ini benar. kalau kilesa hilang sebagian? yah ini tidak tepat.

Ya memang benar samyojana bukan kilesa, tetapi samyojana adalah penyebab berbagai kilesa muncul.

Quote
Quote
Ending while experience Nibbana temporarily in this life as a Sotapanna to Arahat with vitality remaining, or ending forever as an Arahant who experience Nibbana without remaining.
Quote
Sorry... kenyataannya memang demikian keempat pasang mahluk pernah mengalami Nibbana.
Loh koq sorry bro? kenyataan seperti apa yg bisa bro tunjukan bahwa keempat pasang mahluk suci pernah mengalami nibbana? Yah setidaknya rujukannya saja deh, mungkin ada yg saya miss.

Sorry karena saya tidak bisa menyetujui pandangannya bro   :). Coba kalau kebetulan bro memiliki buku Visuddhi Magga (Path of purification), baca mulai dari bab 18 (ditthi visuddhi niddesa) hal 679.  Tetapi bila tidak sabar boleh langsung ke hal 785 (nanadassana visuddhi niddesa)

Kemudian adalagi di buku Abhidhamma (Patisambhida Magga) hal 118 paragraph terakhir:

"At the moment of fruition of stream entry (Sotapatti Phala)all ideas born (at the moment) are all indeterminate; except for cognizance-originated materiality, they all are free from cankers, belong to the supramundane, have Nibbana as their supporting object"

dstnya....


Quote
Quote
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).
Mbah juga salah tangkap, yg saya pertanyakan adalah mencapai nibbana bagi sotapanna, sakadagami, anagami. utk arahant yah sudah tidak usah dipertanyakan lagi.

Yang saya maksudkan pengalaman Nibbana bagi Sotapanna hingga Arahat bisa dilakukan berulang-ulang semasa masih hidup, tidak harus menunggu jadi Arahat.

Quote
Quote
jhana yah berbeda dengan nibbana. jhana yah sementara, nibbana sementara? seperti menyamakan yang tidak berkondisi dan berkondisi.
Ya Saupadisesa Nibbana memang sementara dan masih ada khandha yang tersisa, tubuhnya masih ada kan?  Yang khandhanya tidak bersisa adalah Anupadisesa Nibbana.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 21 January 2010, 03:24:57 PM
Intermezzo: Ada metode meditasi yang mengajarkan pengalaman akan nibbana secara temporari, apakah itu sama dengan yang dijelaskan oleh Mbah Fabian mengenai nibbana sementara yg dialami oleh para Ariya Puggala?

Hatur nuhun Mbah..
_/\_

Bro Jerry yang baik, maksudnya metode meditasi yang mana?

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 21 January 2010, 03:40:43 PM
Mbah , kalau sotapanna jika telah mengalami nibbana, maka apakah rakit itu masih digunakan atau telah mencapai pantai seberang?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 21 January 2010, 03:41:33 PM
Nibbana dapat dijadikan objek meditasi juga sbnarnya.

Bro Juice alpokat yang baik, mungkin pernah mendengar pernyataan bahwa Sotapanna memiliki Nibbana sebagai objek, hal ini sering menimbulkan salah pengertian, sehingga banyak yang beranggapan bahwa bila seorang Sotapanna meditasi objeknya adalah Nibbana (seperti meditasi Samatha Bhavana), kenyataannya tidak demikian. Seorang Sotapanna bila konsentrasinya mencukupi, dan waktu meditasi terus memperhatikan nama-rupa akan mengalami/memasuki Saupadisesa Nibbana.

Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

 _/\_

bro fabian... Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut  yang dimaksud apakah adalah NIRODHA SAMAPATI ?
Bukan bro, Nirodha Samapatti dapat dicapai oleh Anagami dan Arahat yang memiliki Jhana komplit (hingga Jhana ke 8 ). Nirodha Samapatti adalah yang paling mirip dengan Anupadisesa Nibbana.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 21 January 2010, 03:53:09 PM
Mbah , kalau sotapanna jika telah mengalami nibbana, maka apakah rakit itu masih digunakan atau telah mencapai pantai seberang?

Bro Bond yang baik, pertanyaannya bisa menjadi multi tafsir, untuk lebih jelas yang dimaksud dengan rakit itu apa? Dan yang dimaksud Nibbana disini Nibbana yang mana? Bila yang dimaksud dengan Saupadisesa Nibbana, perumpamaan ini rasanya kurang kurang cocok diterapkan disini, yang lebih cocok diterapkan adalah perumpamaan seseorang yang telah menemukan jalan satu-satunya ke suatu kota, maka setiap kali mau ke kota tersebut maka ia akan melewati jalan yang sama, tambah lama ia akan tambah cepat karena sudah hafal jalan. Bila yang dimaksud adalah Anupadisesa Nibbana maka rakitnya otomatis akan kita akan lepaskan, iya kan?

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 21 January 2010, 04:14:54 PM
 [at]  Ko Fabian

Yang saya maksud rakit adalah sarana untuk mencapai nibbana...sarana tsb, bisa tipitaka, guru2 kompeten dsb. Ketika kita menjadi arahat, maka bukankah arahat telah meninggalkan rakit itu sekalipun dia masih hidup, dalam arti saupadisesa nibbana.
Kalau yang saya tangkap object nibbana adalah seperti perumpamaan, ketika kita mengayuh rakit  ditengah lautan dan tidak ada daratan yang terlihat , maka kita menggunakan kompas untuk menuju daratan yang dituju. Dan ketika daratan yang dituju terlihat maka kompas saya tinggalkan (dalam arti sudah masuk sotapana dst). Sehingga daratan/nibbana itu menjadi objek kita, maka disebut nibbana menjadi objek...dimana ketika melihat daratan itu kita semakin tau apa saja yang terlihat di daratan itu. Dalam hal ini kita tau itu nibbana.../melihat nibbana....tetap ketika kita benar2 tiba maka semua pernak-pernik daratan itu/nibbana telah kita alami seutuhnya...

Oleh karena itu arahat adalah yang telah meninggalkan rakit...dan mengalami nibbana sepenuhnya.

Bagaimana mbah? mungkin ada penjelasan lain... _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 21 January 2010, 05:51:35 PM
Quote
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

Jadi istilah "mencicipi" Nibbana itu memang benar yah ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 21 January 2010, 06:49:24 PM
Quote
[at]  Ko Fabian

Yang saya maksud rakit adalah sarana untuk mencapai nibbana...sarana tsb, bisa tipitaka, guru2 kompeten dsb. Ketika kita menjadi arahat, maka bukankah arahat telah meninggalkan rakit itu sekalipun dia masih hidup, dalam arti saupadisesa nibbana.
Ya saya rasa memang demikian bro, kan sudah disebut Asekha, tak perlu belajar lagi, tak ada lagi yang perlu diperjuangkan (yang berhubungan dengan melenyapkan kekotoran batin)
Quote
Kalau yang saya tangkap object nibbana adalah seperti perumpamaan, ketika kita mengayuh rakit  ditengah lautan dan tidak ada daratan yang terlihat , maka kita menggunakan kompas untuk menuju daratan yang dituju. Dan ketika daratan yang dituju terlihat maka kompas saya tinggalkan (dalam arti sudah masuk sotapana dst).

Perumpamaannya menurut Visuddhi Magga adalah seperti kapal yang tersesat (Visuddhi Magga ditulis di abad ke 5, jadi belum ada kompas) lalu melihat daratan, maka kapal itu pasti akan merapat ke daratan. Adalagi perumpamaan lain seperti seseorang yang menyeberangi sungai meniti sebatang kayu dan tergelincir, hingga badannya lebih dari separuh sudah doyong maka orang tersebut tak akan dapat mempertahankan lagi posisi badannya, ia pasti jatuh ke sungai terbawa arus (ke Nibbana).

Quote
Sehingga daratan/nibbana itu menjadi objek kita, maka disebut nibbana menjadi objek...dimana ketika melihat daratan itu kita semakin tau apa saja yang terlihat di daratan itu. Dalam hal ini kita tau itu nibbana.../melihat nibbana....tetap ketika kita benar2 tiba maka semua pernak-pernik daratan itu/nibbana telah kita alami seutuhnya...
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) terjadi secara otomatis setelah objek timbul-tenggelam/inconstancy yang kita amati berhenti, itulah sebabnya dikatakan dalam berbagai literatur disebut cessation (penghentian), tetapi penghentian ini didahului oleh berhentinya keenam landasan indera (salayatana).

Quote
Oleh karena itu arahat adalah yang telah meninggalkan rakit...dan mengalami nibbana sepenuhnya.

Bagaimana mbah? mungkin ada penjelasan lain... _/\_

Menurut Patisambhida Magga, Pada Arahatta Phala juga sama, memiliki Nibbana sebagai supporting object  (objek pendukung).
Saya rasa tak ada perbedaan Saupadisesa Nibbana pada Arahat dan Saupadisesa Nibbana pada Sotapanna, kecuali belenggu yang dilenyapkan. Yang berbeda bila Sotapanna meninggal akan terlahir lagi, bila Arahat tak akan terlahir lagi (Parinibbana).

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 21 January 2010, 06:53:27 PM
Quote
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

Jadi istilah "mencicipi" Nibbana itu memang benar yah ?
Sis Citra yang baik, menurut para guru meditasi, Visuddhi Magga dan (Patisambhida Magga) memang demikian.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: kullatiro on 21 January 2010, 07:26:12 PM
    Sekitar tiga tahun yang lalu, saya bertemu dengan salah seorang teman saya. Kami berdiskusi kesana kemari hingga pada suatu kesempatan, saya bertanya, "Apa sih yang menjadi tujuan akhir umat Buddha?" Ia pun dengan cepat menjawab, "Tentu nibbāna". Kemudian saya melanjutkan pertanyaan, "Setelah mengetahui nibbāna sebagai tujuan akhir, apakah anda benar-benar tertarik dengan pencapaian tersebut?" Ia berdiam sejenak dan akhirnya menjawab, "Tidak".
     Sekitar tiga hari yang lalu saya dan seorang teman saya mengunjungi seorang guru meditasi di hutan. Pada kesempatan itu, guru meditasi tersebut mengatakan bahwa saat ini meskipun banyak orang yang mempelajari Dhamma, namun sedikit dari mereka yang benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna. Karena inilah, saya ingin teman-teman di DC ini untuk berbagi pengalaman  mengenai hal ini. Ada dua pertanyaan yang ingin saya tanyakan, dan saya berharap anda menjawab dengan sejujurnya:

1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?

     Pertanyaan di atas terdengar simple, namun akan sangat berarti khususnya untuk membangunkan kesadaran kita terhadap tujuan terakhir kita sebagai penganut ajaran Buddha.

                                                 May you all be happy

1)tentu saja
2) hidup sangat melelahkan loh tapi tidur dan beristirahat bisa sangat melelahkan.

lalu buat apa wa belajar agama buddha bila tidak ada keinginan mencapai nibana aneh dah. tidak lah mudah untuk belajar dhamma, bermeditasi dan menerapkan sila dalam kehidupan sehari hari.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 21 January 2010, 07:52:13 PM
Quote
Perumpamaannya menurut Visuddhi Magga adalah seperti kapal yang tersesat (Visuddhi Magga ditulis di abad ke 5, jadi belum ada kompas) lalu melihat daratan, maka kapal itu pasti akan merapat ke daratan. Adalagi perumpamaan lain seperti seseorang yang menyeberangi sungai meniti sebatang kayu dan tergelincir, hingga badannya lebih dari separuh sudah doyong maka orang tersebut tak akan dapat mempertahankan lagi posisi badannya, ia pasti jatuh ke sungai terbawa arus (ke Nibbana).

Pada dasarnya point perumpamaannya  saya setuju....tetapi saat terbawa arus, atau melihat daratan inilah yang saya maksud dengan melihat nibbana sebagai objek pendukung tetapi belum mengalami nibbana seperti arahat. seperti contoh ketika melihat daratan itu ia hanya melihat mercusuar di daratan itu yang berwarna merah....ini terjadi kira2..pada sotapana, mungkin anagami  melihat pintu mercusuarnya . Pada arahat mengalami keseluruhan daratan dan detil mercusuar. Jadi saya rasa lebih tepat sotapana melihat atau mencicipi tetapi bukan mengalami...(saupadisesa)karena jika dilihat dari paticasamupada..setelah salyatana berhenti...seorang sotapana belum menghancurkan avijja...dan menurut saya pengalaman nibbana adalah terkait dengan kilesa yang telah hilang...alangkah lebih tepat jika sotapana hanya mengalami nibbana sebatas kilesa yang telah hilang..(tetapi ini belum dapat disebut saupadisesa nibbana).dan jikapun dikatakan sebagai objek maka adalah karakteristik nibbana dengan perumpamaan saat dari kejauhan sudah melihat daratan ia mengetahui karakteristik daratan.

Quote
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) terjadi secara otomatis setelah objek timbul-tenggelam/inconstancy yang kita amati berhenti, itulah sebabnya dikatakan dalam berbagai literatur disebut cessation (penghentian), tetapi penghentian ini didahului oleh berhentinya keenam landasan indera (salayatana).

Nah pada titik ini setelah salayatana berhenti, bagaimana dengan nama-rupa, vinnana, sankhara dan avijja, apakah juga berhenti...?
Berhenti berbeda dengan hilangnya kilesa....dan nibbana berhubungan dengan hilangnya kilesa...bukan berhentinya hal yang ko sebutkan..karena berhentinya itu semua(sementara) adalah nirodha samapati...Jadi kalau arahat bisa nirodha samapati +mengalami nibbana..
Ada juga arahat mengalami nibbana tetapi tidak masuk nirodha samapati...keduanya memang mirip seperti ko Fabian pernah katakan sebelumnya.

Quote

Menurut Patisambhida Magga, Pada Arahatta Phala juga sama, memiliki Nibbana sebagai supporting object  (objek pendukung).
Saya rasa tak ada perbedaan Saupadisesa Nibbana pada Arahat dan Saupadisesa Nibbana pada Sotapanna, kecuali belenggu yang dilenyapkan. Yang berbeda bila Sotapanna meninggal akan terlahir lagi, bila Arahat tak akan terlahir lagi (Parinibbana).

Nah mungkin perbedaanya, Pada arahat ketika memiliki nibbana sebagai supporting object dengan mudah dia mengalami seluruh aspek nibbana.

Sementara sotapana-anagami just as a supporting object...dan perbedaan dari sotapanna-anagami, supporting object itu menjadi jelas seiring dengan hilangnya kilesa...dan benar2 mengalami ketika semua kilesa telah hilang..seperti perumpamaan kapal mulai mendekat kedaratan demikian object daratan.nibbana semakin jelas...

Mungkin Ko Fabian bila ada referensi tentang sotapanna mengalami Saupadisesa nibbana(tentu tertulis demikian), entah dari visuddhi magga,tipitaka atau guru meditasi yang kompeten menurut ko Fabian, maka itu sangat membantu...sehingga tulisan demi tulisan bisa lebih kita pahami dengan gamblang

Ada juga kemungkinan kita disini mengacu pada hal yang sama tetapi konsepnya yang berbeda.. ;D..karena keterbatasan konsep dari suatu hal yg harus kita alami



 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 21 January 2010, 09:04:24 PM
Dan....akan lebih jelas lagi jika ada referensi  tentang :

1. Saupadisesa nibbana apa definisinya?
2. Nibbana itu sendiri apa definisinya?
3. Nirodha samapathi apa definisinya?
4, Jenis2 nibbana beserta definisi dan sub-definisinya.
5. Arti dari pali-indo kata Saupadisesa itu sendiri?

Tentunya hal tersebut diatas ini bisa dari Sutta, Abhidhamma, visudhimagga, atau penjelasan2 lainya yang dianggap valid. Tetapi lebih dulu kita mencoba mengacu pada Sutta, Abhidhamma dan Visudhimagga.sehingga ada perbandingan2 definitif..Sekaligus ditampilkan..referensi itu _/\_





Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 22 January 2010, 07:54:26 AM
Quote
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

Jadi istilah "mencicipi" Nibbana itu memang benar yah ?

Sis Citra yang baik :))

menurut para guru meditasi, Visuddhi Magga dan (Patisambhida Magga) memang demikian.

 _/\_

Bagaimana kalau disaat-saat tertentu seseorang 'tidak berkeinginan', apakah orang itu juga telah 'mencicipi' nibbana ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: dilbert on 22 January 2010, 01:07:01 PM

Bukan bro, Nirodha Samapatti dapat dicapai oleh Anagami dan Arahat yang memiliki Jhana komplit (hingga Jhana ke 8 ). Nirodha Samapatti adalah yang paling mirip dengan Anupadisesa Nibbana.

 _/\_

Bro fabian, jika seorang meditator sedang dalam state Nirodha Samapati, apakah bisa dikatakan sedang "mencicipi" / berada dalam "state" nibbana juga ? mohon pandangannya...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: markosprawira on 22 January 2010, 01:10:09 PM
Quote
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

Jadi istilah "mencicipi" Nibbana itu memang benar yah ?

Sis Citra yang baik :))

menurut para guru meditasi, Visuddhi Magga dan (Patisambhida Magga) memang demikian.

 _/\_

Bagaimana kalau disaat-saat tertentu seseorang 'tidak berkeinginan', apakah orang itu juga telah 'mencicipi' nibbana ?


Sori interupsi dikit......

istilah mencicipi nibbana, nibbana sesaat tidak akan cocok jika diterapkan di putthujhana

Quote
Perumpamaannya menurut Visuddhi Magga adalah seperti kapal yang tersesat (Visuddhi Magga ditulis di abad ke 5, jadi belum ada kompas) lalu melihat daratan, maka kapal itu pasti akan merapat ke daratan. Adalagi perumpamaan lain seperti seseorang yang menyeberangi sungai meniti sebatang kayu dan tergelincir, hingga badannya lebih dari separuh sudah doyong maka orang tersebut tak akan dapat mempertahankan lagi posisi badannya, ia pasti jatuh ke sungai terbawa arus (ke Nibbana).

Pada dasarnya point perumpamaannya  saya setuju....tetapi saat terbawa arus, atau melihat daratan inilah yang saya maksud dengan melihat nibbana sebagai objek pendukung tetapi belum mengalami nibbana seperti arahat. seperti contoh ketika melihat daratan itu ia hanya melihat mercusuar di daratan itu yang berwarna merah....ini terjadi kira2..pada sotapana, mungkin anagami  melihat pintu mercusuarnya . Pada arahat mengalami keseluruhan daratan dan detil mercusuar. Jadi saya rasa lebih tepat sotapana melihat atau mencicipi tetapi bukan mengalami...(saupadisesa)karena jika dilihat dari paticasamupada..setelah salyatana berhenti...seorang sotapana belum menghancurkan avijja...dan menurut saya pengalaman nibbana adalah terkait dengan kilesa yang telah hilang...alangkah lebih tepat jika sotapana hanya mengalami nibbana sebatas kilesa yang telah hilang..(tetapi ini belum dapat disebut saupadisesa nibbana).dan jikapun dikatakan sebagai objek maka adalah karakteristik nibbana dengan perumpamaan saat dari kejauhan sudah melihat daratan ia mengetahui karakteristik daratan.

Quote
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) terjadi secara otomatis setelah objek timbul-tenggelam/inconstancy yang kita amati berhenti, itulah sebabnya dikatakan dalam berbagai literatur disebut cessation (penghentian), tetapi penghentian ini didahului oleh berhentinya keenam landasan indera (salayatana).

Nah pada titik ini setelah salayatana berhenti, bagaimana dengan nama-rupa, vinnana, sankhara dan avijja, apakah juga berhenti...?
Berhenti berbeda dengan hilangnya kilesa....dan nibbana berhubungan dengan hilangnya kilesa...bukan berhentinya hal yang ko sebutkan..karena berhentinya itu semua(sementara) adalah nirodha samapati...Jadi kalau arahat bisa nirodha samapati +mengalami nibbana..
Ada juga arahat mengalami nibbana tetapi tidak masuk nirodha samapati...keduanya memang mirip seperti ko Fabian pernah katakan sebelumnya.

Quote

Menurut Patisambhida Magga, Pada Arahatta Phala juga sama, memiliki Nibbana sebagai supporting object  (objek pendukung).
Saya rasa tak ada perbedaan Saupadisesa Nibbana pada Arahat dan Saupadisesa Nibbana pada Sotapanna, kecuali belenggu yang dilenyapkan. Yang berbeda bila Sotapanna meninggal akan terlahir lagi, bila Arahat tak akan terlahir lagi (Parinibbana).

Nah mungkin perbedaanya, Pada arahat ketika memiliki nibbana sebagai supporting object dengan mudah dia mengalami seluruh aspek nibbana.

Sementara sotapana-anagami just as a supporting object...dan perbedaan dari sotapanna-anagami, supporting object itu menjadi jelas seiring dengan hilangnya kilesa...dan benar2 mengalami ketika semua kilesa telah hilang..seperti perumpamaan kapal mulai mendekat kedaratan demikian object daratan.nibbana semakin jelas...

Mungkin Ko Fabian bila ada referensi tentang sotapanna mengalami Saupadisesa nibbana(tentu tertulis demikian), entah dari visuddhi magga,tipitaka atau guru meditasi yang kompeten menurut ko Fabian, maka itu sangat membantu...sehingga tulisan demi tulisan bisa lebih kita pahami dengan gamblang

Ada juga kemungkinan kita disini mengacu pada hal yang sama tetapi konsepnya yang berbeda.. ;D..karena keterbatasan konsep dari suatu hal yg harus kita alami



 _/\_


saya setuju dengan bro bond....

secara persepsi saya sendiri, kalau boleh saya sebut : Nibbana yg terjadi di sotapanna, adalah berbeda dengan Nibbana yang terjadi di Arahat karena secara kualitas batin walau sama2 ariya puggala, keduanya jelas berbeda dari berbagai pencapaiannya
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 22 January 2010, 01:34:16 PM
Quote
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

Jadi istilah "mencicipi" Nibbana itu memang benar yah ?

Sis Citra yang baik :))

menurut para guru meditasi, Visuddhi Magga dan (Patisambhida Magga) memang demikian.

 _/\_

Bagaimana kalau disaat-saat tertentu seseorang 'tidak berkeinginan', apakah orang itu juga telah 'mencicipi' nibbana ?


Sori interupsi dikit......

istilah mencicipi nibbana, nibbana sesaat tidak akan cocok jika diterapkan di putthujhana


Lucunya, para putthujhana berasumsi (bahkan beradu argumen) tentang Nibbana ... :))
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: markosprawira on 22 January 2010, 02:08:34 PM
Quote
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

Jadi istilah "mencicipi" Nibbana itu memang benar yah ?

Sis Citra yang baik :))

menurut para guru meditasi, Visuddhi Magga dan (Patisambhida Magga) memang demikian.

 _/\_

Bagaimana kalau disaat-saat tertentu seseorang 'tidak berkeinginan', apakah orang itu juga telah 'mencicipi' nibbana ?


Sori interupsi dikit......

istilah mencicipi nibbana, nibbana sesaat tidak akan cocok jika diterapkan di putthujhana


Lucunya, para putthujhana berasumsi (bahkan beradu argumen) tentang Nibbana ... :))

ya itu pilihan masing2 bro, saya no comment mengenai itu  ;D

jadi saya hanya mencoba memberikan pernyataan pribadi aja  ;)
apalagi sekarang makin banyak org2 yg mendengungkan pernyataan "suci dalam kehidupan saat ini" atau ada yg jadi cari2 guru2 yg dikabarkan bisa menjalankan meditasi yg bisa mencapai kondisi "nibbana sesaat"

end of OOT  _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Juice_alpukat on 22 January 2010, 07:05:29 PM
Tidak ada diri kok bisa cicip nibbana?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 23 January 2010, 09:40:17 AM
Tidak ada diri kok bisa cicip nibbana?

Keliatannya anda sedang bermasalah dengan 'diri' anda bro ?? :)) (becanda yah)

Tak ada diri yang 'tunggal' bukan berarti tak ada diri yang terbentuk dari 'rangkaian khanda' bukan?

Kalau memang ada yang katanya mencicipi Nibbana, khanda-khanda ini yang mencicipinya dan itu hanyalah rangkaian semu dan terus berproses ... Dari situlah timbul tulisan : "Ada Nibbana, tak ada yang mencapai" ...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Juice_alpukat on 23 January 2010, 09:44:41 AM
Oh berarti khanda2 yg cicip nibbana?
Khanda2 apa aja tuh?
Kalau tewas,khanda2 dah hilang,gak ada yg cicipmencicip nibbana lg itu?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 23 January 2010, 09:57:50 AM
Oh berarti khanda2 yg cicip nibbana?
Khanda2 apa aja tuh?

Yang jelas sih khanda-khanda yang bergabung yang membentuk nama (batin) yakni kesadaran, perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran...

Kalau tewas,khanda2 dah hilang,gak ada yg cicipmencicip nibbana lg itu?

Waduh kalo buat jawab yang ini sih kekna perlu 'tewas' dulu nih ... baru bisa jawab ... :))

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Juice_alpukat on 23 January 2010, 10:09:24 AM
Kalau sdah cicip Nibbana itukan sdh jadi Arahat,apa Nibbananya bs hilang lagi?Seperti masuk ruangan Ac,sejuk,ntar keluar panas. Kalau Arahat kan tidak keluar lg,kalau sdh cpai Nibbana ya sejuk terus. Menurut sutta,stlah Arahat wafat kan,tidak ada khanda lg,jdi gmana cicip nibbana kalau tak ada khanda (menurut sutta),bukan menurut anda,kan anda masih blum tewas?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 23 January 2010, 10:22:47 AM
Kalau sdah cicip Nibbana itukan sdh jadi Arahat,apa Nibbananya bs hilang lagi?Seperti masuk ruangan Ac,sejuk,ntar keluar panas. Kalau Arahat kan tidak keluar lg,kalau sdh cpai Nibbana ya sejuk terus.

coba periksa yang ini:

Quote
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).
Quote
menurut para guru meditasi, Visuddhi Magga dan (Patisambhida Magga) memang demikian.

Menurut sutta,stlah Arahat wafat kan,tidak ada khanda lg,jdi gmana cicip nibbana kalau tak ada khanda (menurut sutta),bukan menurut anda,kan anda masih blum tewas?

Diatas dah saya tulis : Dari situlah timbul tulisan : "Ada Nibbana, tak ada yang mencapai" ...
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Juice_alpukat on 23 January 2010, 10:35:06 AM
Oh I See,Namaste.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 24 January 2010, 08:21:19 AM
Quote
Quote
Perumpamaannya menurut Visuddhi Magga adalah seperti kapal yang tersesat (Visuddhi Magga ditulis di abad ke 5, jadi belum ada kompas) lalu melihat daratan, maka kapal itu pasti akan merapat ke daratan. Adalagi perumpamaan lain seperti seseorang yang menyeberangi sungai meniti sebatang kayu dan tergelincir, hingga badannya lebih dari separuh sudah doyong maka orang tersebut tak akan dapat mempertahankan lagi posisi badannya, ia pasti jatuh ke sungai terbawa arus (ke Nibbana).

Pada dasarnya point perumpamaannya  saya setuju....tetapi saat terbawa arus, atau melihat daratan inilah yang saya maksud dengan melihat nibbana sebagai objek pendukung tetapi belum mengalami nibbana seperti arahat. seperti contoh ketika melihat daratan itu ia hanya melihat mercusuar di daratan itu yang berwarna merah....ini terjadi kira2..pada sotapana, mungkin anagami  melihat pintu mercusuarnya . Pada arahat mengalami keseluruhan daratan dan detil mercusuar. Jadi saya rasa lebih tepat sotapana melihat atau mencicipi tetapi bukan mengalami...(saupadisesa)karena jika dilihat dari paticasamupada..setelah salyatana berhenti...seorang sotapana belum menghancurkan avijja...dan menurut saya pengalaman nibbana adalah terkait dengan kilesa yang telah hilang...alangkah lebih tepat jika sotapana hanya mengalami nibbana sebatas kilesa yang telah hilang..(tetapi ini belum dapat disebut saupadisesa nibbana).dan jikapun dikatakan sebagai objek maka adalah karakteristik nibbana dengan perumpamaan saat dari kejauhan sudah melihat daratan ia mengetahui karakteristik daratan.

Bro Bond yang baik,perumpamaan kapal dan jembatan kayu itu pada dasarnya hanya menyatakan bahwa bila seseorang melihat Nibbana pasti masuk dan mengalami.
Pada kenyataan yang sesungguhnya, Nibbana dialami oleh seorang meditator melalui berhentinya sankhara (oleh karena itu disebut penghentian/cessation) .
Pertanyaannya apakah penghentian/cessation bisa dilihat setengah-setengah atau dari jauh seperti  perumpamaan bro Bond?
saya kira tidak, bila sankhara berhenti ya otomatis mengalami, kita tak dapat melihat dan berkesimpulan ohh ini akan berhenti..., karena itu adalah bentuk pikiran halus yang menghalangi pencapaian penghentian itu sendiri.

Quote
Quote
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) terjadi secara otomatis setelah objek timbul-tenggelam/inconstancy yang kita amati berhenti, itulah sebabnya dikatakan dalam berbagai literatur disebut cessation (penghentian), tetapi penghentian ini didahului oleh berhentinya keenam landasan indera (salayatana).

Nah pada titik ini setelah salayatana berhenti, bagaimana dengan nama-rupa, vinnana, sankhara dan avijja, apakah juga berhenti...?
Berhenti berbeda dengan hilangnya kilesa....dan nibbana berhubungan dengan hilangnya kilesa...bukan berhentinya hal yang ko sebutkan..karena berhentinya itu semua(sementara) adalah nirodha samapati...Jadi kalau arahat bisa nirodha samapati +mengalami nibbana..
Ada juga arahat mengalami nibbana tetapi tidak masuk nirodha samapati...keduanya memang mirip seperti ko Fabian pernah katakan sebelumnya.
Pada pengalaman Nibbana memang salayatana berhenti (selama mengalami), urutan Paticca Samuppada terjadi secara terbalik.
Nirodha Samapatti bisa dialami hanya oleh Anagami dan Arahat yang memiliki Jhana lengkap dan tak bisa dicapai oleh Arahat atau Anagami  yang tak memiliki Jhana lengkap. Untuk bisa menyelami Nibbana harus memiliki wisdom dan understanding terhadap anicca yang matang disebabkan pengalaman praktek. Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan Anupadisesa Nibbana, Saupadisesa Nibbana dan Nirodha Samapatti bisa dibaca di Visuddhi Magga.

Quote

Quote
Menurut Patisambhida Magga, Pada Arahatta Phala juga sama, memiliki Nibbana sebagai supporting object  (objek pendukung).
Saya rasa tak ada perbedaan Saupadisesa Nibbana pada Arahat dan Saupadisesa Nibbana pada Sotapanna, kecuali belenggu yang dilenyapkan. Yang berbeda bila Sotapanna meninggal akan terlahir lagi, bila Arahat tak akan terlahir lagi (Parinibbana).

Nah mungkin perbedaanya, Pada arahat ketika memiliki nibbana sebagai supporting object dengan mudah dia mengalami seluruh aspek nibbana.

Sementara sotapana-anagami just as a supporting object...dan perbedaan dari sotapanna-anagami, supporting object itu menjadi jelas seiring dengan hilangnya kilesa...dan benar2 mengalami ketika semua kilesa telah hilang..seperti perumpamaan kapal mulai mendekat kedaratan demikian object daratan.nibbana semakin jelas...

Mungkin Ko Fabian bila ada referensi tentang sotapanna mengalami Saupadisesa nibbana(tentu tertulis demikian), entah dari visuddhi magga,tipitaka atau guru meditasi yang kompeten menurut ko Fabian, maka itu sangat membantu...sehingga tulisan demi tulisan bisa lebih kita pahami dengan gamblang

Ada juga kemungkinan kita disini mengacu pada hal yang sama tetapi konsepnya yang berbeda.. ;D..karena keterbatasan konsep dari suatu hal yg harus kita alami


 _/\_

Dari semua buku yang saya baca, tak ada satupun yang membedakan Saupadisesa Nibbana yang dialami seorang Arahat dan Saupadisesa Nibbana seorang Sotapanna. Entah kalau bro Bond ada sumber lain?

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 24 January 2010, 08:26:12 AM
Dan....akan lebih jelas lagi jika ada referensi  tentang :

1. Saupadisesa nibbana apa definisinya?
2. Nibbana itu sendiri apa definisinya?
3. Nirodha samapathi apa definisinya?
4, Jenis2 nibbana beserta definisi dan sub-definisinya.
5. Arti dari pali-indo kata Saupadisesa itu sendiri?

Tentunya hal tersebut diatas ini bisa dari Sutta, Abhidhamma, visudhimagga, atau penjelasan2 lainya yang dianggap valid. Tetapi lebih dulu kita mencoba mengacu pada Sutta, Abhidhamma dan Visudhimagga.sehingga ada perbandingan2 definitif..Sekaligus ditampilkan..referensi itu _/\_


Bro bond boleh mulai mencoba untuk belajar Abhidhamma. Atau menunggu Dr. Mehm Tihn Mon ke Bali?   :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 24 January 2010, 08:30:14 AM

Bukan bro, Nirodha Samapatti dapat dicapai oleh Anagami dan Arahat yang memiliki Jhana komplit (hingga Jhana ke 8 ). Nirodha Samapatti adalah yang paling mirip dengan Anupadisesa Nibbana.

 _/\_

Bro fabian, jika seorang meditator sedang dalam state Nirodha Samapati, apakah bisa dikatakan sedang "mencicipi" / berada dalam "state" nibbana juga ? mohon pandangannya...

Bro Dilbert yang baik, menurut yang saya baca, Nirodha Samapatti adalah bentuk Nibbana yang paling mendekati Anupadisesa Nibbana (Parinibbana).

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 24 January 2010, 08:37:36 AM
Kalau sdah cicip Nibbana itukan sdh jadi Arahat,apa Nibbananya bs hilang lagi?Seperti masuk ruangan Ac,sejuk,ntar keluar panas. Kalau Arahat kan tidak keluar lg,kalau sdh cpai Nibbana ya sejuk terus. Menurut sutta,stlah Arahat wafat kan,tidak ada khanda lg,jdi gmana cicip nibbana kalau tak ada khanda (menurut sutta),bukan menurut anda,kan anda masih blum tewas?


Pertanyaan yang baik bro Juice, Pertanyaannya sekarang dibalik, Pada waktu Sang Buddha mencapai Pencerahan Sempurna apakah Beliau telah mengalami Nibbana atau belum? Bila jawabannya sudah, mengapa tidak wafat? Mengapa bangun lagi? Bila jawabannya belum, apakah Pencerahan Sempurna belum mencapai Nibbana? harus wafat dulu baru Nibbana? Bila demikian kok darimana Sang Buddha tahu ada Nibbana? Kan Beliau belum wafat?

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 24 January 2010, 08:48:09 AM
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

 _/\_

bro fabian... Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut  yang dimaksud apakah adalah NIRODHA SAMAPATI ?

Bro Dilbert yang baik, yang saya baca ya memang Nirodha Samapatti, Saya kurang tahu apakah Saupadisesa Nibbana bisa dialami selama tujuh hari atau tidak. Tetapi dalam salah satu sutta Sang Buddha mengatakan bahwa Beliau bisa mengalami kebahagiaan Nibbana selama tujuh hari nonstop. Apakah yang dimaksud Nirodha Samapatti? Saya kurang jelas.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 24 January 2010, 08:48:50 PM
Quote
Bro Bond yang baik,perumpamaan kapal dan jembatan kayu itu pada dasarnya hanya menyatakan bahwa bila seseorang melihat Nibbana pasti masuk dan mengalami.
Pada kenyataan yang sesungguhnya, Nibbana dialami oleh seorang meditator melalui berhentinya sankhara (oleh karena itu disebut penghentian/cessation) .
Pertanyaannya apakah penghentian/cessation bisa dilihat setengah-setengah atau dari jauh seperti  perumpamaan bro Bond?
saya kira tidak, bila sankhara berhenti ya otomatis mengalami, kita tak dapat melihat dan berkesimpulan ohh ini akan berhenti..., karena itu adalah bentuk pikiran halus yang menghalangi pencapaian penghentian itu sendiri.

Perumpamaan kapal dari kejauhan melihat daratan...ia hanya mengetahui karakteristiknya...ketika ia mencapai daratan maka ia mengalami daratan /nibbana....Saat melihat daratan/nibbana saat2 belum mendarat maka hanya seakan mengalami tetapi tidak benar2 karena dia belum mencapainya. Sama ketika seseorang tergelincir dan terbawa arus...baru mencapai sotapana, hanya ketika arus mencapai tujuan maka itu nibbana...Saya rasa penjelasan itu jelasa...antara melihat nibbana belum tentu mengalami...mengalami sudah pasti melihat dan mengalami..atau istilahnya menyatu(istilah saja) .

Mengenai sankhara berhenti..saya ingin bertanya apakah avijja juga berhenti...atau hilang seluruhnya?

Mari kita lihat dari bahasa Pali definisi dari nibbana.
Quote
Nibbana = nibbana
the reality that eradicates defilements and ends sufferings.

Saupadisesa nibbana = saupadisesa-nibbana
arahantship with the khandha or groups of existence remaining, thus not final nibbana at death of an arahanta.

Sumber http://www.dhammastudy.com/glossM-Z.html
Quote
1. Saupadisesa nibbana (or kilesa parinibbana) This is the full extinction of all defilements while we are still alive. The destruction of these defilements is permanent. Nibbana is not something to be attained after we die. In some religions, the highest goal (heaven) is reached only after death. In Buddhism, however, the state of nibbana can be attained only by someone who is still alive. The Buddha attained this state at the age of 35, and by following his teachings many thousands of people have attained this state too. This has happened not only during the time of the Buddha himself, but also during the following centuries, right up to the present day. Someone who has attained enlightenment is known as an Arahant. There need not be any external sign of this attainment, so you cannot tell an enlightened being just by looking at him. He will continue to live a normal life. His aggregates still function, so he will experience pleasant and painful feelings, but he is not moved by these feelings because he is freed from attachment, discrimination and the idea of self. An arahant has full control over his thoughts, and also his feelings/sensations. He has not lost the ability feel pain, but he can control his reactions to it. The Buddha experienced pain when he was wounded by a stone splinter, and he also suffered from indigestion, but he withstood them with mindfulness and clear comprehension. We can say that there are two kinds of pain - mental and physical. Arahants experience only the latter. "Pain is inevitable, suffering is not" (Dr.Gunaratana).

http://www.londonbuddhistvihara.org/lectures_week/WEEK3.HTM
[/size]

Quote

NIBBANA
THE SUPREME GOAL OF BUDDHISM
Venerable Kaba-Aye Sayadaw U Pannadipa
PRESIDENT
WORLD BUDDHIST MEDITATION INSTITUTE
KABA-AYE, RANGOON, BURMA

09-05-2001

 The term "Nibbana" is very frequently and popularly used by all Buddhists in religious matters, for Nibbana is their ultimate aspiration of the supreme goal. Therefore, whenever they perform any meritorious deed, they ardently aspire to attain Nibbana, saying that "Idam me punnam asavakkhaya vaham hotu"; Idam me punnam nibbanassa paccayo hotu," meaning is "May I be able to attain the extinction of defiled outflows (Nibbana) by this meritorious deed: May my meritorious deed be the cause of attaining Nibbana.

      Actually, neither by uttering words nor by praying can One ever attain Nibbana. We can write down the word "Nibbana", yet the real meaning or sense of it cannot be realized until and unless we have attained it. Nibbana is not, a thing that wordings can express in their conventional language. It is the purest state of insight and it surpasses anything that is mundane.

      The Buddhas and Arahats who have attained Nibbana are able to explain it comprehensively, as far as the language allows. For a worldling (Puthujjana) it is extremely difficult to know the real state of Nibbana, to say nothing of explaining it in words or by any similes.

      Through my studies of the Texts and practice of meditation, I have some theoretical and practical knowledge of Nibbana, but this knowledge will be quite insufficient in comparison to that of the Arahat. Yet, I shall try to bring out the nature of Nibbana as far as I can by presenting before you some definitions of Nibbana.

      Nibbana is a Pali word which is composed of two constituents, namely, 'Ni' and 'Vana': 'Ni' is a negative particle and 'Vana' craving. Their combination in the word Nibbana comes to mean "the absence of craving". in Pali Texts it is therefore said "Vana sankhataya tanhaya nikkhantatta nibbananti" which, when translated into English, means, "Nibbana is a release from that craving which functions as a link to connect one life with another".

      In Sanskrit, Nibbana is written as "Nirvana" which is derived from the root "Va" - 'to blow' and the prefix "nir" meaning 'out' "Nirvana" It therefore means 'to blow out', that is to blow out the flame of one's craving In order to understand Nibbana. there are two kinds of happiness, namely, (1) happiness enjoyed by the senses; and (2) happiness attained and experienced in insight or supreme wisdom. Regarding the former, the happiness cannot be enjoyed by our senses unless there is a sense object which is to be felt or enjoyed. It is so-called a happiness in the worldly sense, but just a temporary or imaginary feeling'. In the case of the latter, the supramundane happiness experienced in the Path, Fruition and Nibbana is the most supreme peace, transcending sense experience (Santilakkhana), the essence of indestructibility or immortality, (Accuti rasa) and the discernment in one's attainment which is devoid of any sign or form or shape (Animitta paccupatthana)

    
............Actually, Nibbana in its true nature is single (Ekameva Nibbanam), but it can be treated in a two-fold way, namely, (Kilesa parinibbana) the extinction of all impure passions and it is also called (Saupadisesa Nibbana), i.e., attainment of Nibbana still with life. For instance, the Arahat during his life experiences the Peaceful Bliss of Nibbana with perception and feeling while attending to his duties for the happiness of others, or he will be in the entire ecstasy of Nibbana nullifying feeling and perception in Nirodhasamapatti, complete cessation of his mental flow.
http://web.ukonline.co.uk/buddhism/panadi10.htm

[/size]

Quote

by Piyadasi Thera

CHAPTER 5

THE THIRD NOBLE TRUTH
Nirodha: The Cessation of Suffering

'There are, monks, two Nibbana elements (Nibbana dhatuyo). What two? The Nibbana element with a basis remaining (saupadisesa)( 6) and the Nibbana element without a basis remaining (anupadisesa). Which, monks, is the Nibbana element with a basis remaining? Here, monks, a monk is an Arahat, one whose taints (asava) are destroyed, who has lived the life, done what was to be done, laid down the burden, attained Arahatship by stages, destroyed completely the bond of becoming, one who is free through knowing rightly. As his faculties have not been demolished he experiences what is agreeable and disagreeable, he experiences pleasure and pain.

.....The five aggregates remain. It is his extinction of lust, hate and delusion, monks, that is called the Nibbana element with a basis remaining (saupadisesa nibbanadhatu).



1. M. 26: S. i. 136.   

2. S. v. 421.   

3. S. iii. 190.

4. S. i. 39.   

5. M. 28.

6. Upadi here means the five aggregates.

7. Bhavanetti, a synonym for tanha, craving or thirst.

8. Dhamma-sara here means arahatship.

9. Iti. pp. 38, 39.

10. M. iii. 280: S. v. 423: S. iv. 47, 107; Vinaya Mhvg.

11. A. ii. i. 6.

l2. Cf. Arahat Sona's statement: 'sights, tastes, sounds, smells, touches ... do not cause the steadfast one (tadino) to tremble. His mind stands firm and fully free.' A. iii. 377.

13. Ud. viii. 9.       

http://www.buddhastation.org/english/buddha%20ancient%20path.html
[/size]

Dari sini kita melihat semua referensi saupadisesa nibbana merujuk pada arahat yg masih hidup....jika ada yang merujuk saupadisesa sudah terjadi pada sotapana adakah referensinya, atau adakah referensi guru meditasi yang menyatakan itu? setau saya di Abhiddhama tidak ada petunjuk apapun tentang Saupadisesa nibbana dialami sotapana. Tetapi disutta sudah jelas ada. beserta definisi saupadisesa nibbana itu sendiri

Dan setau saya guru2 meditasi yang sudah diakui dan teruji kualitasnya, merujuk pada referensi diatas. Apakah ada rujukan dari Mahasi Sayadaw atau Paauk Sayadaw, Shwee U Min Sayadaw atau Ajahn Mun mengenai hal ini...? Kalau ko Fabian bisa memberikan referensi yang jelas maka itu akan memperkuat dugaan ko Fabian dan suatu temuan baru yang berharga, jika tidak maka ini hanya sekedar penafsiran saja..Paling tidak diskusi ini menambah wawasan kita bersama _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 24 January 2010, 10:54:53 PM
Quote
Dari sini kita melihat semua referensi saupadisesa nibbana merujuk pada arahat yg masih hidup....jika ada yang merujuk saupadisesa sudah terjadi pada sotapana adakah referensinya, atau adakah referensi guru meditasi yang menyatakan itu? setau saya di Abhiddhama tidak ada petunjuk apapun tentang Saupadisesa nibbana dialami sotapana. Tetapi disutta sudah jelas ada. beserta definisi saupadisesa nibbana itu sendiri

Dan setau saya guru2 meditasi yang sudah diakui dan teruji kualitasnya, merujuk pada referensi diatas. Apakah ada rujukan dari Mahasi Sayadaw atau Paauk Sayadaw, Shwee U Min Sayadaw atau Ajahn Mun mengenai hal ini...? Kalau ko Fabian bisa memberikan referensi yang jelas maka itu akan memperkuat dugaan ko Fabian dan suatu temuan baru yang berharga, jika tidak maka ini hanya sekedar penafsiran saja..Paling tidak diskusi ini menambah wawasan kita bersama _/\_

Bro Bond yang baik, Apakah bro bond memiliki buku-buku para guru meditasi diatas?
Apakah posting saya sebelumnya sudah dibaca?

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13595.270.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13595.270.html)

baca buku light of wisdom (sinar kebijaksanaan) oleh Pa Auk Sayadaw hal 278

baca buku The Satipatthana Vipassana meditation oleh Mahasi Sayadaw, baca hal 108: realising the first stage of Nibbana.

kalau buku Mahasi Sayadaw sudah banyak yang mengupas mengenai Nibbana yang dialami Sotapanna, yang lain lagi diantaranya:
-Practical Vipassana excersises hal 35
-Salekha sutta hal 153
-To Nibbana via the Noble Eightfold Paths hal 50
-The anattlakkhana sutta hal 125, dll
Buku Mahasi Sayadaw jumlahnya puluhan dan umumnya menyinggung Nibbana yang dialami oleh Sotapanna.
Belum termasuk buku-buku yang ditulis oleh murid Beliau yang juga membahas hal itu.

Baca buku Cetasika disusun oleh Nina Van Gorkom hal 328-333 (the stages of insight)

baca Buddha Abhidhamma : ultimate science oleh Dr. Mehm Tihn Mon hal 256.

baca juga Visuddhi Magga dan Patisambhida Magga.
 

_/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 25 January 2010, 08:57:39 AM
Ok saya baca2 dulu. Thanks infonya .
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: stephen chow on 25 January 2010, 09:37:16 AM
1. Belum tertarik mencapai nibbana karena diri pribadi blum mampu untuk saat ini mencapainy
2. Karena saya msi bljr jd masi byk tujuan blum trcapai contohny kuat dlm 5 sila..

"klo ada yg blg tertarik mencapai nibbana ya hrs bnr2 sunggu2 melatih diri di kehidupan ini mencapai nibbana 'jgn cm blg trtarik doank' "
Contoh seperti apakah anda tertarik menjadi org kaya.. Jwbanny trtarik.. Tp tdk ada usahanya menjadi kaya.. Cm jwbanny saja trtarik..
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 25 January 2010, 10:10:47 AM
Cuplikan dari Buku Buddha Abhidhamma : ultimate science oleh Dr. Mehm Tin Mon ...sbb:

1 Sa-upàdisesa-Nibbàna
Sa – with, upàdi – the five aggregates grasped by craving and
false view; sesa – remaining.
In Buddhas and arahats, though all defilements (kilesàs) have
been annihilated, vipàka-cittas and their concomitants (together
known as vipàka-namakkhandha) and kammaja-råpas still remain.
Yet Buddhas and arahats can experience Nibbàna fully. The
element of Nibbàna which is realized by Buddhas and arahats
before death with vipàka-nàmakkhandha and kammaja-råpas
remaining is called sa-upàdisesa Nibbàna-dhàtu.

==========

Kenapa disitu hy cantumkan "Buddhas & Arahats" aja? Gimana dg Sotapanna, Sakadagami & Anagami? hmmm... :-?

_/\_ :lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 25 January 2010, 11:09:05 AM
Ini beberapa referensi dari Paauk Sayadaw, Nina van gorkom.

Quote

Sinar kebijaksanaan (light of wisdom) halaman 278

.....Jika ia seorang Sotapanna maka penembusan sotapannanya mengetahui jelas Paticasamupada yg disebut paccayo karo. Ini adalah tahap memahami penjelasan berdasarkan kitab suci. Karena sotapatti magga nana memiliki kekuatan untuk melenyapkan moha yang menutupi 4 KM,  ujilah diri sendiri dengan "batu penguji ini "

Hanya jika ia memiliki pengetahuan tentang kitab seci ia bisa mengetahui "saya seorang sotapanna"Tetapi pada saat itu (pencapaian), apa yg ia ketahui? Ia mengetahui lenyapnya secara total Nama Rupa, objek Asankhata Nibbana dengan cara Arammana Pativedha. Ia mengetahui sendiri apakah ia merealisasi Nibbana atau tidak. Ia memiliki jenis penembusan itu.
[/size]


Dari sini kita bisa masih dikatakan objek Asankhata Dhamma dengan cara aramana pativedha...ini berarti untuk mencapai masih menggunakan cara...yang berarti pula mengalami nibbana hanya sebatas kilesa yang hilang pada sotapanna....dengan kata lain melihat nibbana tetapi bukan saupadisesa nibbana...Karena sesuai definisi dan semua rujukan Saupadisesa nibbana hanya merujuk pada nibbana yang kilesanya telah hilang semua yakni Arahat....dan Paauk Sayadaw juga tidak menyebutkan itu sebagai Saupadisesa.....Jika nibbana dialami sebatas kilesa yang telah hilang maka ia hanya memaknai atau mengalami nibbana sebatas itu...saja dan bukan berati saupadisesa nibbana. Perumpamaan Saya melihat Buddha atau arahat....bukan berarti saya adalah arahat...tetapi ketika melihat arahat...atau Buddha ada pengalaman tertentu ketika saya melihat sifat2/karakteristik itu...perumpamaan ini sama dengan saya mengambil nibbana sebagai objek... tetapi ketika saya menjadi arahat itu sendiri maka itulah disebut mengalami arahat seutuhnya dan perumpamaan ini sama dengan Saupadisesa nibbana.

Paauk Sayadawpun tidak menyebutkan pengalaman nibbana sotapanna sebagai saupadisesa nibbana.

berikut referensi dari Nina an Gorkom

Quote
http://www.vipassana.info/nina-abhi-24.htm

B. What is the object of gotrabhu which arises before the lokuttara citta?

A. Gotrabhu arising before the lokuttara citta has nibbana as object.

B. Why is gotrabhu not lokuttara citta? It is the first citta which has nibbana as object.

A. At the moment of gotrabhu the person who is about to attain enlightenment is still a non-ariyan. Gotrabhu does not eradicate defilements. Gotrabhu is succeeded by the magga-citta which eradicates the defilements that are to be eradicated at the stage of the sotapanna. The magga-citta is the first lokuttara citta in that process of cittas. When it has fallen away it is succeeded by two (or three) phala-cittas which are the result of the magga-citta and which still have nibbana as the object. As we have seen, the magga-citta is succeeded immediately by its result, in the same process of citta. The magga-citta cannot produce vipaka in the form of rebirth, such as the kusala citta of the other planes of consciousness. The phala-cittas are succeeded by bhavanga-cittas.

B. When the lokuttara cittas have fallen away and there are kamavacara cittas again, can nibbana also be the object of kamavacara citta?

A. Nibbana can be the object of kamavacara-cittas which arise after the lokuttara cittas have fallen away. Before someone becomes an ariyan there can only be speculation about nibbana. Since the ariyan, however, directly experiences nibbana, he can reflect upon his experience afterwards.

We read in the 'Visuddhimagga' (XXII, 19) that, after the lokuttara cittas have fallen away, the person who attained enlightenment reviews in different mind-door processes of citta the path, fruition, the defilements which have been abandoned, the defilements still remaining and nibbana.

A. Even the arahat is subject to death, since he was born. He can also experience unpleasant results of akusala kamma committed before he attained arahatship. However, since he has no more defilements and cannot accumulate any more kamma which might produce vipaka, he is really free from sorrow.

In 'As it was said' ('ltivuttaka', Ch. II, par. 7, 'Khuddaka Nikaya') two 'conditions of nibbana' (dhatu, which literally means element) are explained. Sa-upadi-sesa nibbana is nibbana with the five khandhas still remaining. For the arahat who has not finally passed away yet, there are still citta, cetasika and rupa arising and falling away, although he has eradicated all defilements. An-upadi-sesa nibbana is nibbana without the khandhas remaining. For the arahat who has finally passed away, there are no longer citta, cetasika and rupa arising and falling away.


[/size]

Dari tulisan Nina van gorkom sangat jelas pengalaman nibbana sotapanna yg saya bold dimana masih ada kilesa dan nibbana sebagai objek . Definisi dan penjelasan Nina Van gorkom tentang pengalaman Saupadisesa nibbana adalah HANYA pada arahat dan ia pun merujuk pada Sutta. Sehingga bisa disimpulkan Bahwa pengalaman nibbana sotapanna bukanlah Saupadisesa nibbana yang dialami arahat yakni kilesa tanpa sisa yang tersisa hanya pancakhanda..karena arahat itu masih hidup

Nah cuplikan Dari Prof Mehm Tin Mon yg diposting mami Lily , sudah sangat jelas sekali, Beliau tidak saja merujuk pada sutta tetapi juga visuddhi magga...

Sehingga ko Fabian perlu membedakan antara definisi pengalaman nibbana sotapanna dan Saupadisesa yang hanya dialami oleh arahat....Keduanya sama2 mengalami tetapi bentuk pengalamannya berbeda sekali...oleh karena dan demi pembedaan lebih jelas dengan perumpamaan visudhi magga melihat daratan dan mengalami nibbana maka saya sebutkan melihat nibbana dan mengalami nibbana...

Smoga segalanya menjadi jelas..... _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 25 January 2010, 07:03:56 PM
Quote
Cuplikan dari Buku Buddha Abhidhamma : ultimate science oleh Dr. Mehm Tin Mon ...sbb:

1 Sa-upàdisesa-Nibbàna
Sa – with, upàdi – the five aggregates grasped by craving and
false view; sesa – remaining.
In Buddhas and arahats, though all defilements (kilesàs) have
been annihilated, vipàka-cittas and their concomitants (together
known as vipàka-namakkhandha) and kammaja-råpas still remain.
Yet Buddhas and arahats can experience Nibbàna fully. The
element of Nibbàna which is realized by Buddhas and arahats
before death with vipàka-nàmakkhandha and kammaja-råpas
remaining is called sa-upàdisesa Nibbàna-dhàtu.

==========

Kenapa disitu hy cantumkan "Buddhas & Arahats" aja? Gimana dg Sotapanna, Sakadagami & Anagami? hmmm... :-?

_/\_ :lotus:

Sis Lily yang baik, coba perhatikan apakah Buddha dan Arahat masih memiliki false view? Disini kita harus bisa mengartikan yang dimaksud, yaitu pancakhandha Arahat adalah sisa dari false view.

Kiranya tidak fair bila memuat yang ditulis oleh Dr. Tihn Mon hanya sebagian, coba dimuat yang lengkap termasuk yang ada di hal 256 mengenai Nibbana:

1. Nibbana is supramundane (lokuttara) that is beyond the 31 planes of existence, beyond the world of mind and body (i.e. the five aggregates).
2. Nibbana is realized through the knowledge belonging to the Four Paths and Four Fruits. It is observed by Magga-nana and Phala nana.
3. Nibbana is the object of four Paths and their Fruits.
4. When the cause of suffering, that is, defilements (kilesas) are completely eradicated by the 4 Path-wisdoms, suffering is also annihilated. Then only bliss (piti) and peacefulness (santi) exist in mental stream. This unique bliss and peacefulness is called Nibbana.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 25 January 2010, 07:30:28 PM
Quote
Ini beberapa referensi dari Paauk Sayadaw, Nina van gorkom.

Quote

Sinar kebijaksanaan (light of wisdom) halaman 278

.....Jika ia seorang Sotapanna maka penembusan sotapannanya mengetahui jelas Paticasamupada yg disebut paccayo karo. Ini adalah tahap memahami penjelasan berdasarkan kitab suci. Karena sotapatti magga nana memiliki kekuatan untuk melenyapkan moha yang menutupi 4 KM,  ujilah diri sendiri dengan "batu penguji ini "

Hanya jika ia memiliki pengetahuan tentang kitab seci ia bisa mengetahui "saya seorang sotapanna"Tetapi pada saat itu (pencapaian), apa yg ia ketahui? Ia mengetahui lenyapnya secara total Nama Rupa, objek Asankhata Nibbana dengan cara Arammana Pativedha. Ia mengetahui sendiri apakah ia merealisasi Nibbana atau tidak. Ia memiliki jenis penembusan itu.
[/size]


Dari sini kita bisa masih dikatakan objek Asankhata Dhamma dengan cara aramana pativedha...ini berarti untuk mencapai masih menggunakan cara...yang berarti pula mengalami nibbana hanya sebatas kilesa yang hilang pada sotapanna....dengan kata lain melihat nibbana tetapi bukan saupadisesa nibbana...Karena sesuai definisi dan semua rujukan Saupadisesa nibbana hanya merujuk pada nibbana yang kilesanya telah hilang semua yakni Arahat....dan Paauk Sayadaw juga tidak menyebutkan itu sebagai Saupadisesa.....Jika nibbana dialami sebatas kilesa yang telah hilang maka ia hanya memaknai atau mengalami nibbana sebatas itu...saja dan bukan berati saupadisesa nibbana. Perumpamaan Saya melihat Buddha atau arahat....bukan berarti saya adalah arahat...tetapi ketika melihat arahat...atau Buddha ada pengalaman tertentu ketika saya melihat sifat2/karakteristik itu...perumpamaan ini sama dengan saya mengambil nibbana sebagai objek... tetapi ketika saya menjadi arahat itu sendiri maka itulah disebut mengalami arahat seutuhnya dan perumpamaan ini sama dengan Saupadisesa nibbana.

Paauk Sayadawpun tidak menyebutkan pengalaman nibbana sotapanna sebagai saupadisesa nibbana.

Bro Bond yang baik, Sebaiknya kita persempit dulu bahasan kita, menurut Pa Auk Sayadaw dalam buku tersebut seorang Sotapanna mengalami Nibbana atau tidak?.


Quote
berikut referensi dari Nina an Gorkom

Quote
http://www.vipassana.info/nina-abhi-24.htm

B. What is the object of gotrabhu which arises before the lokuttara citta?

A. Gotrabhu arising before the lokuttara citta has nibbana as object.

B. Why is gotrabhu not lokuttara citta? It is the first citta which has nibbana as object.

A. At the moment of gotrabhu the person who is about to attain enlightenment is still a non-ariyan. Gotrabhu does not eradicate defilements. Gotrabhu is succeeded by the magga-citta which eradicates the defilements that are to be eradicated at the stage of the sotapanna. The magga-citta is the first lokuttara citta in that process of cittas. When it has fallen away it is succeeded by two (or three) phala-cittas which are the result of the magga-citta and which still have nibbana as the object. As we have seen, the magga-citta is succeeded immediately by its result, in the same process of citta. The magga-citta cannot produce vipaka in the form of rebirth, such as the kusala citta of the other planes of consciousness. The phala-cittas are succeeded by bhavanga-cittas.

B. When the lokuttara cittas have fallen away and there are kamavacara cittas again, can nibbana also be the object of kamavacara citta?

A. Nibbana can be the object of kamavacara-cittas which arise after the lokuttara cittas have fallen away. Before someone becomes an ariyan there can only be speculation about nibbana. Since the ariyan, however, directly experiences nibbana, he can reflect upon his experience afterwards.

We read in the 'Visuddhimagga' (XXII, 19) that, after the lokuttara cittas have fallen away, the person who attained enlightenment reviews in different mind-door processes of citta the path, fruition, the defilements which have been abandoned, the defilements still remaining and nibbana.

A. Even the arahat is subject to death, since he was born. He can also experience unpleasant results of akusala kamma committed before he attained arahatship. However, since he has no more defilements and cannot accumulate any more kamma which might produce vipaka, he is really free from sorrow.

In 'As it was said' ('ltivuttaka', Ch. II, par. 7, 'Khuddaka Nikaya') two 'conditions of nibbana' (dhatu, which literally means element) are explained. Sa-upadi-sesa nibbana is nibbana with the five khandhas still remaining. For the arahat who has not finally passed away yet, there are still citta, cetasika and rupa arising and falling away, although he has eradicated all defilements. An-upadi-sesa nibbana is nibbana without the khandhas remaining. For the arahat who has finally passed away, there are no longer citta, cetasika and rupa arising and falling away.


[/size]

Dari tulisan Nina van gorkom sangat jelas pengalaman nibbana sotapanna yg saya bold dimana masih ada kilesa dan nibbana sebagai objek . Definisi dan penjelasan Nina Van gorkom tentang pengalaman Saupadisesa nibbana adalah HANYA pada arahat dan ia pun merujuk pada Sutta. Sehingga bisa disimpulkan Bahwa pengalaman nibbana sotapanna bukanlah Saupadisesa nibbana yang dialami arahat yakni kilesa tanpa sisa yang tersisa hanya pancakhanda..karena arahat itu masih hidup

Nah cuplikan Dari Prof Mehm Tin Mon yg diposting mami Lily , sudah sangat jelas sekali, Beliau tidak saja merujuk pada sutta tetapi juga visuddhi magga...

Sehingga ko Fabian perlu membedakan antara definisi pengalaman nibbana sotapanna dan Saupadisesa yang hanya dialami oleh arahat....Keduanya sama2 mengalami tetapi bentuk pengalamannya berbeda sekali...oleh karena dan demi pembedaan lebih jelas dengan perumpamaan visudhi magga melihat daratan dan mengalami nibbana maka saya sebutkan melihat nibbana dan mengalami nibbana...

Smoga segalanya menjadi jelas..... _/\_

Coba bro bond perhatikan yang saya bold biru, apakah kurang jelas tulisan Nina Van Gorkom? Apakah Sotapanna bukan Ariya?

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 25 January 2010, 08:44:33 PM
Bro bond yang baik, sebagai tambahan mungkin boleh diunduh buku knowing and seeing dari
web Pa Auk Sayadaw:
http://www.paauk.org/files/knowing_and_seeing_rev_ed.pdf (http://www.paauk.org/files/knowing_and_seeing_rev_ed.pdf)
dari buku light of wisdom mungkin masih kurang jelas bagi bro Bond, berikut adalah kutipan dari buku knowing and seeing hal 275-277.

The Path Cognitive-Process by which the last five knowledges arise has seven stages:

1.A mind-door adverting consciousness arises that sees formations as impermanence, suffering or non-self, depending on how the Knowledge of Equanimity towards Formations arose.

2.A first impulsion consciousness (javana) arises (‘preliminary work’ (parikamma)), which sees formations in the same way. It maintains the continuity of consciousness.

3.A second impulsion consciousness arises (‘access’ (upacāra)), which also sees formations in the same way.

4.A third impulsion consciousness arises (‘conformity’ (anuloma))which also sees formations in the same way.
(The three impulsion - consciousnesses comprise, in fact, the twelfth knowledge:
Knowledge of Conformity................................................. (anuloma ñāna).
Conformity to what? To what came before, and to what will come after. It conforms to the functions of truth in the eight insight knowledges that came before (from the Knowledge of Arising and Passing Away to the Knowledge of Equanimity Towards Formations), and it conforms to the thirty-seven dhammas of the Path Consciousness that partake of the enlightenment that will come after. The Knowledge of Conformity is the last knowledge that has formations as its object.

5.A fourth impulsion consciousness arises, with Nibbāna as object.This is the thirteenth knowledge:
Knowledge of Change-of Lineage...............................(gotrabhu ñāna).
Although this consciousness knows the (unformed) Nibbāna, it does not destroy the defilements: its function is to change the lineage from worldling to noble.

6.A fifth impulsion consciousness arises, with Nibbāna as object. This is the fourteenth knowledge, which destroys the appropriate defilements:Knowledge of the Path...................................... .....................(magga ñāna).

7.A sixth and seventh impulsion consciousness arises, with Nibbāna as object. They are the fifteenth knowledge:Knowledge of Fruition.............................................................. (phala ñāna).
You Review Your Knowledge After this, follows the last and sixteenth knowledge, the Reviewing Knowledge (paccavakkhaõa ñāna). It is a reviewing of five things:
1.Reviewing the Path Knowledge.
2.Reviewing the Fruition Knowledge.
3.Reviewing Nibbāna.
4.Reviewing the defilements that have been destroyed.
5.Reviewing the defilements that have yet to be destroyed.
Then you will have attained true knowledge of the Four Noble Truths, and will for yourself have realized Nibbāna. With this realization, your mind will have become purified and free from wrong views.If you continue in this way, you will be able to attain Arahantship and Parinibbāna.


 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 26 January 2010, 07:26:50 AM
Astaga!TM, ketinggalan berapa page nih. sorry bro baru balas.

Kalau di Sutta saya rasa memang tidak ada bro, Yang mengatakan demikian adalah meditator, guru-guru meditasi dan Visuddhi Magga. Tidak semua hal tertulis di Sutta, contohnya pengalaman para meditator, bahwa pada tahap upacara samadhi ada nimitta yang muncul. Bentuknya ada yang seperti roda, kapas, bintang, matahari dll. Saya rasa hal ini juga tidak tertulis di Sutta. Tetapi di Visuddhi Magga ada dijelaskan cukup detail.

Jadi kesimpulannya: Sutta Pitaka bukan merupakan jawaban semua pertanyaan mengenai Buddha Dhamma. Jawaban itu kadang ditemukan di Abhidhamma atau di Vinaya.
Kalau saya melihatnya berbeda, sesuai dengan diskusi-diskusi di thread lainnya memang ditemukan perbedaan antara yang tertulis di Sutta dan VisuddhiMagga, bahkan ada yang berbeda dengan penjelasan dr yang mempelajari abhidhamma (mungkin ini sumbernya dari kitab komentar juga, jika bukan maka ada perbedaan jg dari sudut abhidhamma)

Nah soal nimitta ini sudah pernah di bahas juga, bahwa hal itu subjektif dan tidak selalu harus demikian.

Orang ada kecenderungan untuk mendapatkan pengalaman sesuai rujukan yg dibaca, jika tidak maka yah tersisihkan. orang yg berpengalaman sejenis akan berkumpul.

Jika memang dasar dan rujukanya sudah berbeda maka jadi sia2x jika diteruskan kita bisa simpulkan bahwa memang ada perbedaan mendasar.

Mengenai inconstancy kalau boleh tahu menurut anggapan bro, apakah yang dimaksud inconstancy pada sutta tersebut?
tidak tetap, dapat berganti, dapat berubah.

Ya memang benar samyojana bukan kilesa, tetapi samyojana adalah penyebab berbagai kilesa muncul.
ini sebenarnya bukan ditopik sih tapi cuma masalah komunikasi. yah kalau kita ngomong samyojana yah samyojana, kalau kilesa yah kilesa, jgn ketika pada konteks kita ngomong kilesa lalu ngomongnya samyonaja tapi dengan tambahan itukan penyebabnya (walaupun imo karena kilesa yg menyebabkan samyojana, bukan kebalikannya seperti bro bilang).


Sorry karena saya tidak bisa menyetujui pandangannya bro   :). Coba kalau kebetulan bro memiliki buku Visuddhi Magga (Path of purification), baca mulai dari bab 18 (ditthi visuddhi niddesa) hal 679.  Tetapi bila tidak sabar boleh langsung ke hal 785 (nanadassana visuddhi niddesa)

Kemudian adalagi di buku Abhidhamma (Patisambhida Magga) hal 118 paragraph terakhir:

"At the moment of fruition of stream entry (Sotapatti Phala)all ideas born (at the moment) are all indeterminate; except for cognizance-originated materiality, they all are free from cankers, belong to the supramundane, have Nibbana as their supporting object"

dstnya....
Kita sepakat utk tidak sependapat :)

btw patisambhida magga itu bukan abhidhamma deh tapi kitab tambahan belakangan sekitar abad ke 2 SM yg bisa dibilang "pengantar" abhidhamma, lalu di masukkan ke khuddhaka nikaya

Yang saya maksudkan pengalaman Nibbana bagi Sotapanna hingga Arahat bisa dilakukan berulang-ulang semasa masih hidup, tidak harus menunggu jadi Arahat.

Quote
Quote
jhana yah berbeda dengan nibbana. jhana yah sementara, nibbana sementara? seperti menyamakan yang tidak berkondisi dan berkondisi.
Ya Saupadisesa Nibbana memang sementara dan masih ada khandha yang tersisa, tubuhnya masih ada kan?  Yang khandhanya tidak bersisa adalah Anupadisesa Nibbana.

yg aye maksud sih both nibbana, seorang non arahant masih belum merasakan nibbana. yah karena perbedaan dasar pandangan kita. jadinya gitu deh :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 26 January 2010, 11:14:38 AM
 [at]  Ko Fabian

Inilah perbedaan mendasar  pandangan kita...saya copas lagi apa yg saya tulis  ;D

Quote

Sehingga ko Fabian perlu membedakan antara definisi pengalaman nibbana sotapanna dan Saupadisesa yang hanya dialami oleh arahat....Keduanya sama2 mengalami tetapi bentuk pengalamannya berbeda sekali...oleh karena dan demi pembedaan lebih jelas dengan perumpamaan visudhi magga melihat daratan dan mengalami nibbana maka saya sebutkan melihat nibbana dan mengalami nibbana...
[/b]

Apa yg ada dalam sutta, visuddhi magga dan abhidhamma sudah jelas definisi Saupadisesa nibbana
Jadi saya pribadi menyimpulkan pengalaman nibbana sotapanna tidak sama dengan saupadisesa nibbana. ;D
Sotapana adalah ariya tetapi bukan ariya yang mengalami Saupadisesa nibbana. Saupadisesa hanya mengacu pada hilangnya kilesa seluruhnya dan hanya tertinggal pancha khanda saja. Keknya tentang nibbana ini banyak jebakan batmannya  ;D


Mettacitena  _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 29 January 2010, 08:37:03 PM
Quote
Astaga!TM, ketinggalan berapa page nih. sorry bro baru balas.

Kalau di Sutta saya rasa memang tidak ada bro, Yang mengatakan demikian adalah meditator, guru-guru meditasi dan Visuddhi Magga. Tidak semua hal tertulis di Sutta, contohnya pengalaman para meditator, bahwa pada tahap upacara samadhi ada nimitta yang muncul. Bentuknya ada yang seperti roda, kapas, bintang, matahari dll. Saya rasa hal ini juga tidak tertulis di Sutta. Tetapi di Visuddhi Magga ada dijelaskan cukup detail.

Jadi kesimpulannya: Sutta Pitaka bukan merupakan jawaban semua pertanyaan mengenai Buddha Dhamma. Jawaban itu kadang ditemukan di Abhidhamma atau di Vinaya.
Kalau saya melihatnya berbeda, sesuai dengan diskusi-diskusi di thread lainnya memang ditemukan perbedaan antara yang tertulis di Sutta dan VisuddhiMagga, bahkan ada yang berbeda dengan penjelasan dr yang mempelajari abhidhamma (mungkin ini sumbernya dari kitab komentar juga, jika bukan maka ada perbedaan jg dari sudut abhidhamma)

Nah soal nimitta ini sudah pernah di bahas juga, bahwa hal itu subjektif dan tidak selalu harus demikian.

Orang ada kecenderungan untuk mendapatkan pengalaman sesuai rujukan yg dibaca, jika tidak maka yah tersisihkan. orang yg berpengalaman sejenis akan berkumpul.

Jika memang dasar dan rujukanya sudah berbeda maka jadi sia2x jika diteruskan kita bisa simpulkan bahwa memang ada perbedaan mendasar.

Bro suhu yang baik, sudah lama nggak ke thread ini ya?
Sebenarnya saya kira tidak ada perbedaan mendasar antara Sutta dan Abhidhamma mengenai nimitta, memang saya kira ada salah pengertian bila kita menganggap bahwa samadhi yang benar harus selalu muncul nimitta maka pendapat ini takkan nyambung dengan sutta. Karena pada samadhi yang benar muncul nimitta hanya pada samatha bhavana. Tetapi bila yang dilakukan adalah direct Vipassana maka tak muncul nimitta. Jadi bukannya tidak sejalan.
Quote
Mengenai inconstancy kalau boleh tahu menurut anggapan bro, apakah yang dimaksud inconstancy pada sutta tersebut?
tidak tetap, dapat berganti, dapat berubah.
Saya setuju bro, tetapi apakah ada dikatakan inconstancy yang seperti apa? apakah melihat sesuatu yang  selalu muncul-lenyap misalnya suara, sudah dikatakan melihat inconstancy dan sudah Sotapanna?

Quote
Ya memang benar samyojana bukan kilesa, tetapi samyojana adalah penyebab berbagai kilesa muncul.
ini sebenarnya bukan ditopik sih tapi cuma masalah komunikasi. yah kalau kita ngomong samyojana yah samyojana, kalau kilesa yah kilesa, jgn ketika pada konteks kita ngomong kilesa lalu ngomongnya samyonaja tapi dengan tambahan itukan penyebabnya (walaupun imo karena kilesa yg menyebabkan samyojana, bukan kebalikannya seperti bro bilang).

Dari pengertiannya memang samyojana beda dengan kilesa, karena kilesa artinya lebih luas. Ada tiga macam kilesa yaitu:
- vitikkama kilesa yang bisa diatasi dengan sila.
- pariyutthana kilesa yang harus diatasi dengan samadhi
- anussaya kilesa kilesa laten yang mengendap yang harus diatasi dengan panna
samyojana termasuk anussaya kilesa. yaitu: ditthi (sakkaya ditthi), vicikiccha (keragu-raguan terhadap Dhamma) dan silabataparamasa (percaya upacara dan ritual dapat membawa pada kebebasan).

Quote

Sorry karena saya tidak bisa menyetujui pandangannya bro   :). Coba kalau kebetulan bro memiliki buku Visuddhi Magga (Path of purification), baca mulai dari bab 18 (ditthi visuddhi niddesa) hal 679.  Tetapi bila tidak sabar boleh langsung ke hal 785 (nanadassana visuddhi niddesa)

Kemudian adalagi di buku Abhidhamma (Patisambhida Magga) hal 118 paragraph terakhir:

"At the moment of fruition of stream entry (Sotapatti Phala)all ideas born (at the moment) are all indeterminate; except for cognizance-originated materiality, they all are free from cankers, belong to the supramundane, have Nibbana as their supporting object"

dstnya....
Kita sepakat utk tidak sependapat :)

btw patisambhida magga itu bukan abhidhamma deh tapi kitab tambahan belakangan sekitar abad ke 2 SM yg bisa dibilang "pengantar" abhidhamma, lalu di masukkan ke khuddhaka nikaya
Eh iya maaf, itu bagian dari sutta bukan Abhidhamma, bukankah bro meminta dari sutta? apakah Patisambhida Magga bukan sutta?

Quote
Yang saya maksudkan pengalaman Nibbana bagi Sotapanna hingga Arahat bisa dilakukan berulang-ulang semasa masih hidup, tidak harus menunggu jadi Arahat.

Quote
Quote
jhana yah berbeda dengan nibbana. jhana yah sementara, nibbana sementara? seperti menyamakan yang tidak berkondisi dan berkondisi.
Disini saya tidak menyamakan dari segi isi kedua pengalaman, saya hanya mengambil kedua pengalaman, karena ada benang merahnya yaitu, kedua-duanya bisa dialami berulang-ulang (Saupadisesa Nibbana)

Quote
Ya Saupadisesa Nibbana memang sementara dan masih ada khandha yang tersisa, tubuhnya masih ada kan?  Yang khandhanya tidak bersisa adalah Anupadisesa Nibbana.

yg aye maksud sih both nibbana, seorang non arahant masih belum merasakan nibbana. yah karena perbedaan dasar pandangan kita. jadinya gitu deh :)
Ya memang demikian setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda, sehingga akibatnya pandangan juga jadi berbeda, hal itu jamak.
Mengenai Non Arahant belum mengalami Nibbana mungkin saja pandangan bro suhu juga benar, bisakah saya minta referensinya?

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 29 January 2010, 09:33:52 PM
Quote
[at]  Ko Fabian

Inilah perbedaan mendasar  pandangan kita...saya copas lagi apa yg saya tulis  ;D

Quote

Sehingga ko Fabian perlu membedakan antara definisi pengalaman nibbana sotapanna dan Saupadisesa yang hanya dialami oleh arahat....Keduanya sama2 mengalami tetapi bentuk pengalamannya berbeda sekali...oleh karena dan demi pembedaan lebih jelas dengan perumpamaan visudhi magga melihat daratan dan mengalami nibbana maka saya sebutkan melihat nibbana dan mengalami nibbana...
[/b]

Apa yg ada dalam sutta, visuddhi magga dan abhidhamma sudah jelas definisi Saupadisesa nibbana
Jadi saya pribadi menyimpulkan pengalaman nibbana sotapanna tidak sama dengan saupadisesa nibbana. ;D
Bro Bond yang baik, memang saya lebih banyak mendapatkan artikel mengenai Nibbana pada artikel-artikel guru-guru meditasi terkenal.
ini saya copy paste dari buku artikel The light of Dhamma,
 
The first stage of nibbana is technically known as "KILESA NIBBANA" or SAUPADI-SESA NIBBANA". It may briefly be defined as the cessation of the resultant-producing mental forces emanating mainly from the worldly feelings of like and dislike. The second stage of nibbana is technically known as "KHANDHA NIBBANA" or " ANU-PADI-SESA NIBBANA". It may be defined as the complete cessation of all the resultant-producing mental forces including the process of rebirth.
U Khin Moung

The worldlings do not know full well the nature of Nibbana as the Noble Ones do. If they, without knowing it, say or write to let others understand it as the Noble Ones do, they could go wrong. Let alone speaking of Nibbana, when they speak even of a mundane object which they know only from books, as though they have seen it with their own eyes, they are likely to make mistakes. The common worldling. not being able to see every aspect of it like the Noble Ones do, should speak of Nibbana only in the aforesaid manner.
THE MOST VENERABLE MINGUN SAYADAW
"The Great Chronicle of Buddhas"
(Translated by Professors U Ko Lay and U Tin Lwin)
Vol. 1, Part 1, Page 272-275, 1991

Berikut ini adalah proses timbulnya nana-nana
VIPASSANA NANAS
After 'Anulomanana' there arises "Gotrabhu-nana" (Knowledge overmastering kinship) which grasps the sensation towards Nibbana where the miseries and sufferings connected with rupa and nama entirely cease. Gotrobhunana pushes mind across the threshold. As soon as mind crosses the threshold, it becomes aware of Nibbana. This is the knowledge which severs the lineage of'Putthujjanas' (worldlings) and enters the lineage of the 'Ariyas' (Noble Ones)
        Then, there arise "sotapatti Magga and Phala Nana" (Insight wisdom arising from the Noble Path of Stream-winning and its Fruition) which realises Nibbana. The 'Magganana' is called "Nana-dassana-visuddhi" (Purity of insight)
        The moment of arising of the 'magga and Phala Nana' does not last even for a second. Then retrospective reflection of the peculiar experiences of the "Magga, Phala and Nibbana" takes place. This is 'Paccavakkhana-nana" (Insight of retrospection).
        One who has acquired knowledge up to the stage of 'pacavakkhana-nana' seriatim to the procedure outlined above, is a"Sotapanna" (Stream-Winner).


Coba perhatikan Gotrabhu nana mendorong batin menyadari Nibbana dan melalui tabir yang memisahkan antara Puthujana dan Ariya.
Setelah masuk Magga dan Phala maka meditator mengalami (realises) Nibbana perhatikan perbedaannya yang saya beri bold biru. pada gothrabu hanya menyadari (aware).

Actually, Nibbana in its true nature is single (Ekameva Nibbanam), but it can be treated in a two-fold way, namely, (Kilesa parinibbana) the extinction of all impure passions and it is also called (Saupadisesa Nibbana), i.e., attainment of Nibbana still with life. For instance, the Arahat during his life experiences the Peaceful Bliss of Nibbana with perception and feeling while attending to his duties for the happiness of others, or he will be in the entire ecstasy of Nibbana nullifying feeling and perception in Nirodhasamapatti, complete cessation of his mental flow. When the Arahat dies his Nibbana is Khandha parinibbana i.e. attaining Nibbana with the dissolution of the aggregate of mind-matter, or Anupadisesa, i.e. Nibbana without life-substratum.
Venerable Kaba-Aye Sayadaw U Pannadipa
PRESIDENT
WORLD BUDDHIST MEDITATION INSTITUTE 
KABA-AYE, RANGOON, BURMA

Disini diberi contoh tentang Arahatta Puggala yang mampu mencapai Nirodha Samapatti (pengalaman Nibbana yang paling dekat dengan Parinibbana) yang bahkan tak bisa dicapai oleh Arahat yang tak memiliki Jhana.
Harus diingat bahwa Anagami juga bisa mencapainya dan Anagami bukan Arahat.


Quote
Sotapana adalah ariya tetapi bukan ariya yang mengalami Saupadisesa nibbana. Saupadisesa hanya mengacu pada hilangnya kilesa seluruhnya dan hanya tertinggal pancha khanda saja. Keknya tentang nibbana ini banyak jebakan batmannya  ;D
Bila demikian yang mengalami Saupadisesa Nibbana Ariya yang mana bro? Apakah hanya Arahat? Mungkin barangkali memang demikian, tapi bisakah ditunjukkan referensinya? Adakah referensi  di Tipitaka yang mengatakan bahwa seorang Sotapanna Puggala belum mengalami Nibbana / Saupadisesa Nibbana?


Mettacitena  _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 29 January 2010, 09:42:51 PM
[at]  Ko Fabian

Inilah perbedaan mendasar  pandangan kita...saya copas lagi apa yg saya tulis  ;D

Quote

Sehingga ko Fabian perlu membedakan antara definisi pengalaman nibbana sotapanna dan Saupadisesa yang hanya dialami oleh arahat....Keduanya sama2 mengalami tetapi bentuk pengalamannya berbeda sekali...oleh karena dan demi pembedaan lebih jelas dengan perumpamaan visudhi magga melihat daratan dan mengalami nibbana maka saya sebutkan melihat nibbana dan mengalami nibbana...
[/b]

Apa yg ada dalam sutta, visuddhi magga dan abhidhamma sudah jelas definisi Saupadisesa nibbana
Jadi saya pribadi menyimpulkan pengalaman nibbana sotapanna tidak sama dengan saupadisesa nibbana. ;D
Sotapana adalah ariya tetapi bukan ariya yang mengalami Saupadisesa nibbana. Saupadisesa hanya mengacu pada hilangnya kilesa seluruhnya dan hanya tertinggal pancha khanda saja. Keknya tentang nibbana ini banyak jebakan batmannya  ;D


Mettacitena  _/\_

Saya sependapat dengan Bond... :jempol:

Pantesan Dr. Mehm Tin Mon bilang "Sotapanna mengalami Nibbana"...ternyata Nibbana yg itu berbeda dg  saupadisesa nibbana karena Sotapanna blm membasmi semua kilesa.

_/\_ :lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 29 January 2010, 10:04:17 PM
[at]  Ko Fabian

Inilah perbedaan mendasar  pandangan kita...saya copas lagi apa yg saya tulis  ;D

Quote

Sehingga ko Fabian perlu membedakan antara definisi pengalaman nibbana sotapanna dan Saupadisesa yang hanya dialami oleh arahat....Keduanya sama2 mengalami tetapi bentuk pengalamannya berbeda sekali...oleh karena dan demi pembedaan lebih jelas dengan perumpamaan visudhi magga melihat daratan dan mengalami nibbana maka saya sebutkan melihat nibbana dan mengalami nibbana...
[/b]

Apa yg ada dalam sutta, visuddhi magga dan abhidhamma sudah jelas definisi Saupadisesa nibbana
Jadi saya pribadi menyimpulkan pengalaman nibbana sotapanna tidak sama dengan saupadisesa nibbana. ;D
Sotapana adalah ariya tetapi bukan ariya yang mengalami Saupadisesa nibbana. Saupadisesa hanya mengacu pada hilangnya kilesa seluruhnya dan hanya tertinggal pancha khanda saja. Keknya tentang nibbana ini banyak jebakan batmannya  ;D


Mettacitena  _/\_

Saya sependapat dengan Bond... :jempol:

Pantesan Dr. Mehm Tin Mon bilang "Sotapanna mengalami Nibbana"...ternyata Nibbana yg itu berbeda dg  saupadisesa nibbana karena Sotapanna blm membasmi semua kilesa.

_/\_ :lotus:
Menarik nih... Apakah sus Lily bertanya kepada Dr. Tihn Mon bila Sotapanna mengalami Nibbana disebut Saupadisesa Nibbana atau bukan?
Bila bukan, jadi Nibbana pada Sotapanna apa namanya?

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 29 January 2010, 10:13:03 PM
Quote
Bila demikian yang mengalami Saupadisesa Nibbana Ariya yang mana bro? Apakah hanya Arahat? Mungkin barangkali memang demikian, tapi bisakah ditunjukkan referensinya? Adakah referensi  di Tipitaka yang mengatakan bahwa seorang Sotapanna Puggala belum mengalami Nibbana / Saupadisesa Nibbana?

Keknya Ko Fabian ada salah paham deh  ;D . Semua referensi Ko Fabian tidak salah...saya setuju hanya ini masalah intrepertasi saja .

Begini...coba ko Fabian baca pelan2 banget :

1. Sotapana -anagami mengalami nibbana ...saya setuju, saya katakan "melihat nibbana" sebagai perumpamaan agar lebih jelas.

2. Tetapi berbeda dengan pengalaman nibbana seorang arahat...Nibbana spesifik inilah yg disebut Saupadisesa nibbana(bebas dari kilesa tetapi masih ada panca khanda)

3. Saupadisesa nibbana disebut kilesa nibbana bukan berarti masih ada kilesa dalam artian kotoran batin tetapi karena masih bekerjanya panca khanda akibat kamma vipaka masa lampau...lebih tepat disebut nibbana sisa (upadi). Apakah seorang arahat masih hidup masih ada kilesa? tentu tidak...

4. Sehingga pengalaman nibbana ariya sotapana-anagami bukan saupadisesa nibbana..

5. Pengalaman nibbana mencakup semua ariya tetapi tidak semua ariya mengalami saupadisesa nibbana. Saupadisesa nibbana lebih spesifik kepada hilangnya kilesa...pengalaman nibbana tentu bisa dialami sotapanna -anagami hanya pengalaman itu sebatas yg kilesa yg hilang dan sebatas itu pula mereka alami..maka perumpamaannya saya katakan melihat saja...

5. Referensi Tipitaka selalu menyebutkan Saupadisesa adalah mengacu pada arahat dan tidak pernah menyebutkan sotapana-anagami...artinya Saupadisesa nibbana hanya dialami arahat dan bukan sotapanna - anagami. TETAPI jika dikatakan hanya mengalami nibbana maka benar mengacu pada semua tingkatan ariya.

coba lihat referensi saya di reply # 306 dan dutiyampi ya... ;D

"In 'As it was said' ('ltivuttaka', Ch. II, par. 7, 'Khuddaka Nikaya') two 'conditions of nibbana' (dhatu, which literally means element) are explained. Sa-upadi-sesa nibbana is nibbana with the five khandhas still remaining. For the arahat who has not finally passed away yet, there are still citta, cetasika and rupa arising and falling away, although he has eradicated all defilements. An-upadi-sesa nibbana is nibbana without the khandhas remaining. For the arahat who has finally passed away, there are no longer citta, cetasika and rupa arising and falling away.

Apakah sotapanna sudah menghancurkan semua kilesa/defilements (seperti yg saya bold biru)?

Smoga semakin jelas adanya  _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 29 January 2010, 10:41:32 PM
Quote
Quote
Bila demikian yang mengalami Saupadisesa Nibbana Ariya yang mana bro? Apakah hanya Arahat? Mungkin barangkali memang demikian, tapi bisakah ditunjukkan referensinya? Adakah referensi  di Tipitaka yang mengatakan bahwa seorang Sotapanna Puggala belum mengalami Nibbana / Saupadisesa Nibbana?

Keknya Ko Fabian ada salah paham deh  ;D . Semua referensi Ko Fabian tidak salah...saya setuju hanya ini masalah intrepertasi saja .

Begini...coba ko Fabian baca pelan2 banget :

1. Sotapana -anagami mengalami nibbana ...saya setuju, saya katakan "melihat nibbana" sebagai perumpamaan agar lebih jelas.

2. Tetapi berbeda dengan pengalaman nibbana seorang arahat...Nibbana spesifik inilah yg disebut Saupadisesa nibbana(bebas dari kilesa tetapi masih ada panca khanda)

3. Saupadisesa nibbana disebut kilesa nibbana bukan berarti masih ada kilesa dalam artian kotoran batin tetapi karena masih bekerjanya panca khanda akibat kamma vipaka masa lampau...lebih tepat disebut nibbana sisa (upadi). Apakah seorang arahat masih hidup masih ada kilesa? tentu tidak...

4. Sehingga pengalaman nibbana ariya sotapana-anagami bukan saupadisesa nibbana..

5. Pengalaman nibbana mencakup semua ariya tetapi tidak semua ariya mengalami saupadisesa nibbana. Saupadisesa nibbana lebih spesifik kepada hilangnya kilesa...pengalaman nibbana tentu bisa dialami sotapanna -anagami hanya pengalaman itu sebatas yg kilesa yg hilang dan sebatas itu pula mereka alami..maka perumpamaannya saya katakan melihat saja...

5. Referensi Tipitaka selalu menyebutkan Saupadisesa adalah mengacu pada arahat dan tidak pernah menyebutkan sotapana-anagami...artinya Saupadisesa nibbana hanya dialami arahat dan bukan sotapanna - anagami. TETAPI jika dikatakan hanya mengalami nibbana maka benar mengacu pada semua tingkatan ariya.

Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

Quote
coba lihat referensi saya di reply # 306 dan dutiyampi ya... ;D

"In 'As it was said' ('ltivuttaka', Ch. II, par. 7, 'Khuddaka Nikaya') two 'conditions of nibbana' (dhatu, which literally means element) are explained. Sa-upadi-sesa nibbana is nibbana with the five khandhas still remaining. For the arahat who has not finally passed away yet, there are still citta, cetasika and rupa arising and falling away, although he has eradicated all defilements. An-upadi-sesa nibbana is nibbana without the khandhas remaining. For the arahat who has finally passed away, there are no longer citta, cetasika and rupa arising and falling away.

Apakah sotapanna sudah menghancurkan semua kilesa/defilements (seperti yg saya bold biru)?
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Persamaan dan perbedaan antara Arahat dan Sotapanna adalah:

- Arahat( yang masih hidup) dan/hingga Sotapanna sama-sama masih memiliki khandha, oleh karena itu pengalaman Nibbana Mereka sewaktu masih hidup disebut Saupadisesa Nibbana
- Arahat dan Sotapanna sama-sama mengalami Nibbana oleh karena itu Mereka disebut Ariya Puggala.
- Arahat sudah bersih dari seluruh kilesa, oleh karena itu tak akan terlahir lagi dan mengalami Anupadisesa Nibbana atau yang lebih dikenal sebagai Parinibbana. Sedangkan Sotapanna masih memiliki kilesa oleh karena itu akan terlahir kembali paling banyak tujuh kali lagi.

Semoga lebih jelas.   _/\_


Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 30 January 2010, 09:54:09 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

 Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 30 January 2010, 10:35:09 AM
Quote
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

Namanya mengalami nibbana saja.
Bro Bond yang baik, apakah dengan demikian berarti bro Bond maksudkan ada satu lagi jenis Nibbana selain daripada Anupadisesa Nibbana dan Saupadisesa Nibbana, yaitu Nibbana saja?

Quote
Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.
Mungkin bro Bond kurang mengerti maksud saya, kalau ada pernyataan "anak kelas enam SD biasanya bisa perhitungan  tambah kurang". Apakah ini berarti anak kelas tiga dan kelas empat tidak bisa hitungan tambah kurang?
Oleh karena itu coba perhatikan dengan jelas pertanyaan saya, apakah bro Bond bisa memberikan referensi yang jelas yang menyatakan: Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?  Atau hanya Arahat yang mengalami Saupadisesa Nibbana?

Quote
Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion..  ;D
Iya tuh, coba bro Bond tanyakan kepada Bhante atau Samanera...  :)  Kalau mau bertanya kepada Nina Van Gorkom tanyakan ke http://groups.yahoo.com/group/dhammastudygroup/messages (http://groups.yahoo.com/group/dhammastudygroup/messages) kalau Prof. Tihn Mon kayaknya ceu Lily sudah bertanya tetapi mungkin lupa menanyakan Nibbana pada Sotapanna disebut apa?

Quote
Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_
Maaf bro, sampai saat ini saya belum melihat pernyataan Sutta dan Abhidhamma berbeda, sejauh ini saya masih melihat pernyataan Sutta dan Abhidhamma sejalan. Kecuali terbukti di Tipitaka ada secara jelas mengatakan bahwa Saupadisesa Nibbana hanya dialami oleh seorang Arahat. Pandangan saya akan berbeda bila bro Bond bisa menemukan Suttanya?

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: dilbert on 30 January 2010, 10:43:09 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

 Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_

Sedikit OOT...
Bagaimana mengetahui seseorang itu mengalami nibbana atau tidak (atau bagaimana mengetahui seseorang itu sebagai seorang ariya puggala, minimal sebagai pemasuk arus/sotapanna) ?
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 30 January 2010, 10:52:19 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

 Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_

Sedikit OOT...
Bagaimana mengetahui seseorang itu mengalami nibbana atau tidak (atau bagaimana mengetahui seseorang itu sebagai seorang ariya puggala, minimal sebagai pemasuk arus/sotapanna) ?

Untuk mengetahui orang lain sudah mencapai Ariya puggala :

1. Orang itu harus minimal sama tingkat kesuciannya atau lebih.
2. Melalui wawancara khusus ttg pengalaman orang tersebut. Biasanya dilakukan guru dan murid
3. Melalui abinna khusus maka bisa diketahui apakah org itu telah mencapai tingkat ariya puggala. Dengan syarat no.1
4. Tinggal bersama mereka untuk beberapa waktu
5. Dan juga menunggu beberapa tahun bahkan bisa 10 tahun keatas kemudian untuk mengkonfirmasi kembali...(khusus point ini CMIIW)

Ini yg saya ketahui.. _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 30 January 2010, 11:00:49 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

 Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_

Sedikit OOT...
Bagaimana mengetahui seseorang itu mengalami nibbana atau tidak (atau bagaimana mengetahui seseorang itu sebagai seorang ariya puggala, minimal sebagai pemasuk arus/sotapanna) ?

Untuk mengetahui orang lain sudah mencapai Ariya puggala :

1. Orang itu harus minimal sama tingkat kesuciannya atau lebih.
2. Melalui wawancara khusus ttg pengalaman orang tersebut. Biasanya dilakukan guru dan murid
3. Melalui abinna khusus maka bisa diketahui apakah org itu telah mencapai tingkat ariya puggala. Dengan syarat no.1
4. Tinggal bersama mereka untuk beberapa waktu
5. Dan juga menunggu beberapa tahun bahkan bisa 10 tahun keatas kemudian untuk mengkonfirmasi kembali...(khusus point ini CMIIW)

Ini yg saya ketahui.. _/\_

Nambahin sedikit ya bro Bond?
Sang meditator sendiri juga kadang-kadang tahu bahwa ia telah mencapai Sotapanna. Karena pengalaman Nibbananya dan lenyapnya ketiga belenggu (samyojana).

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 30 January 2010, 11:03:56 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

 Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_

Sedikit OOT...
Bagaimana mengetahui seseorang itu mengalami nibbana atau tidak (atau bagaimana mengetahui seseorang itu sebagai seorang ariya puggala, minimal sebagai pemasuk arus/sotapanna) ?

Untuk mengetahui orang lain sudah mencapai Ariya puggala :

1. Orang itu harus minimal sama tingkat kesuciannya atau lebih.
2. Melalui wawancara khusus ttg pengalaman orang tersebut. Biasanya dilakukan guru dan murid
3. Melalui abinna khusus maka bisa diketahui apakah org itu telah mencapai tingkat ariya puggala. Dengan syarat no.1
4. Tinggal bersama mereka untuk beberapa waktu
5. Dan juga menunggu beberapa tahun bahkan bisa 10 tahun keatas kemudian untuk mengkonfirmasi kembali...(khusus point ini CMIIW)

Ini yg saya ketahui.. _/\_

Nambahin sedikit ya bro Bond?
Sang meditator sendiri juga kadang-kadang juga tahu bahwa ia telah mencapai Sotapanna. Karena pengalaman Nibbananya dan lenyapnya ketiga belenggu (samyojana).

 _/\_





Ya memang demikian, mereka juga dapat mengetahui dengan sendirinya....Thanks untuk tambahannya ko  _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Juice_alpukat on 30 January 2010, 11:06:30 AM
Untk mgaatahui orang itu adalah sotapana yaitu;
-ia tidk lg terikat pd pandangan adanya aku yg kekal.
-ia tdk lg melekat pd upacara2 yg dianggap dpt membebaskan.
-ia sdh tak ragu lg pada triratna.

tapi tidak ada tanda2 fisik , ia layaknya orang pd umumnya.
namun dri kualitas batin,kita dpt mengetahuinya melalui melihat sikapnya, perilaku,cara bicara,cara pemikiran,cara berjalan, cara senyum,cara makan,sikapnya pd saat ada masalah,dst.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 30 January 2010, 11:12:34 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

 Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_

Sedikit OOT...
Bagaimana mengetahui seseorang itu mengalami nibbana atau tidak (atau bagaimana mengetahui seseorang itu sebagai seorang ariya puggala, minimal sebagai pemasuk arus/sotapanna) ?

Untuk mengetahui orang lain sudah mencapai Ariya puggala :

1. Orang itu harus minimal sama tingkat kesuciannya atau lebih.
2. Melalui wawancara khusus ttg pengalaman orang tersebut. Biasanya dilakukan guru dan murid
3. Melalui abinna khusus maka bisa diketahui apakah org itu telah mencapai tingkat ariya puggala. Dengan syarat no.1
4. Tinggal bersama mereka untuk beberapa waktu
5. Dan juga menunggu beberapa tahun bahkan bisa 10 tahun keatas kemudian untuk mengkonfirmasi kembali...(khusus point ini CMIIW)

Ini yg saya ketahui.. _/\_

Nambahin sedikit ya bro Bond?
Sang meditator sendiri juga kadang-kadang juga tahu bahwa ia telah mencapai Sotapanna. Karena pengalaman Nibbananya dan lenyapnya ketiga belenggu (samyojana).

 _/\_





Ya memang demikian, mereka juga dapat mengetahui dengan sendirinya....Thanks untuk tambahannya ko  _/\_

Sama-sama dear brother...   _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 31 January 2010, 11:07:38 AM
Bro suhu yang baik, sudah lama nggak ke thread ini ya?
ada koq, cuma belum sempat balas aja :)

Sebenarnya saya kira tidak ada perbedaan mendasar antara Sutta dan Abhidhamma mengenai nimitta, memang saya kira ada salah pengertian bila kita menganggap bahwa samadhi yang benar harus selalu muncul nimitta maka pendapat ini takkan nyambung dengan sutta. Karena pada samadhi yang benar muncul nimitta hanya pada samatha bhavana. Tetapi bila yang dilakukan adalah direct Vipassana maka tak muncul nimitta. Jadi bukannya tidak sejalan.
nah ini perbedaan pandangan kita. ini karena dasar rujukan kita yg dipakai.

Saya setuju bro, tetapi apakah ada dikatakan inconstancy yang seperti apa? apakah melihat sesuatu yang  selalu muncul-lenyap misalnya suara, sudah dikatakan melihat inconstancy dan sudah Sotapanna?
kekna udah pernah saya singgung deh. dimana seseorang melihat nama-rupa ini tidak tetap, dapat berganti dapat berubah. Dengan demikian otomatis dia melihat tilakkana itu.
nah menurut bro gimana?

Dari pengertiannya memang samyojana beda dengan kilesa, karena kilesa artinya lebih luas. Ada tiga macam kilesa yaitu:
- vitikkama kilesa yang bisa diatasi dengan sila.
- pariyutthana kilesa yang harus diatasi dengan samadhi
- anussaya kilesa kilesa laten yang mengendap yang harus diatasi dengan panna
samyojana termasuk anussaya kilesa. yaitu: ditthi (sakkaya ditthi), vicikiccha (keragu-raguan terhadap Dhamma) dan silabataparamasa (percaya upacara dan ritual dapat membawa pada kebebasan).
sumbernya darimana bro? saya duga elaborasi itu ada di VM. right? Saya tidak akan berkomentar lebih jauh :)

Eh iya maaf, itu bagian dari sutta bukan Abhidhamma, bukankah bro meminta dari sutta? apakah Patisambhida Magga bukan sutta?
Kalau gitu saya ralat deh. kalau saya pribadi menemukan 2 pola antara 4 nikaya (DN,SN,AN,MN)+Sebagian KN dan antara sebagian KN, Abhidhamma dan komentary. yah tidak seperti membelah jadi dua tapi ada ciri dan pendekatan atara 2 itu. Dan kebetulan Patisambhida magga itu mengikuti pola yg kedua (terlepas dari mana yg benar). Nah saya mencoba mencari di pola yang pertama.

Ya memang demikian setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda, sehingga akibatnya pandangan juga jadi berbeda, hal itu jamak.
Mengenai Non Arahant belum mengalami Nibbana mungkin saja pandangan bro suhu juga benar, bisakah saya minta referensinya?
Kalau ini kan sudah pernah aye posting sebelumnya dan masih banyak yg senada

Quote
"This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications, the relinquishment of all acquisitions, the ending of craving; dispassion; cessation; Nibbana."

— AN 3.32
dimana nibbana itu adalah hancurnya semua kehausan, kemelekatan dst. nah tentu seorang yg bukan arahant belum. dan logika "padam"/hancur sementar lalu timbul lagi itu menurut saya tidak pas. yah ini preferensi aye, mungkin juga karena perbedaan dasar rujukan.

MERDEKA!
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Togejiro on 31 January 2010, 05:00:21 PM
saya tertarik tp tidak skrng om :( :(

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 31 January 2010, 11:55:21 PM
Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Juice_alpukat on 01 February 2010, 06:43:25 AM
Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:


trnyt nibbana ada tingkatan.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 01 February 2010, 09:00:01 AM
Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:



Nah Pakar Abhidhamma sudah mengatakan demikian... ;D _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: g.citra on 01 February 2010, 11:45:58 AM
Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:

Yang di bold, apa prosesnya sama seperti citta vithi ? Kalau lain, bisa dituliskan urut-urutannya sis ?
Anumodana ... :)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 01 February 2010, 12:43:20 PM
Quote
Bro suhu yang baik, sudah lama nggak ke thread ini ya?
ada koq, cuma belum sempat balas aja :)

Sebenarnya saya kira tidak ada perbedaan mendasar antara Sutta dan Abhidhamma mengenai nimitta, memang saya kira ada salah pengertian bila kita menganggap bahwa samadhi yang benar harus selalu muncul nimitta maka pendapat ini takkan nyambung dengan sutta. Karena pada samadhi yang benar muncul nimitta hanya pada samatha bhavana. Tetapi bila yang dilakukan adalah direct Vipassana maka tak muncul nimitta. Jadi bukannya tidak sejalan.
nah ini perbedaan pandangan kita. ini karena dasar rujukan kita yg dipakai.
Bro suhu yang baik, bagaimanakah pandangan bro suhu mengenai nimitta, ulasan mengenai nimitta seperti yang ada di Visuddhi Magga setuju atau tidak?

Quote
Saya setuju bro, tetapi apakah ada dikatakan inconstancy yang seperti apa? apakah melihat sesuatu yang  selalu muncul-lenyap misalnya suara, sudah dikatakan melihat inconstancy dan sudah Sotapanna?
kekna udah pernah saya singgung deh. dimana seseorang melihat nama-rupa ini tidak tetap, dapat berganti dapat berubah. Dengan demikian otomatis dia melihat tilakkana itu.
nah menurut bro gimana?
Tolong diberikan contohnya.

Quote
Dari pengertiannya memang samyojana beda dengan kilesa, karena kilesa artinya lebih luas. Ada tiga macam kilesa yaitu:
- vitikkama kilesa yang bisa diatasi dengan sila.
- pariyutthana kilesa yang harus diatasi dengan samadhi
- anussaya kilesa kilesa laten yang mengendap yang harus diatasi dengan panna
samyojana termasuk anussaya kilesa. yaitu: ditthi (sakkaya ditthi), vicikiccha (keragu-raguan terhadap Dhamma) dan silabataparamasa (percaya upacara dan ritual dapat membawa pada kebebasan).
sumbernya darimana bro? saya duga elaborasi itu ada di VM. right? Saya tidak akan berkomentar lebih jauh :)
Yang mengajarkan adalah seorang bhikkhu dari Yunani, dia belajar di Srilanka dan dia memberikan kursus mengenai Sutta bukan kursus Abhidhamma, kebetulan saya waktu itu jadi penerjemah.  :)

Quote
Eh iya maaf, itu bagian dari sutta bukan Abhidhamma, bukankah bro meminta dari sutta? apakah Patisambhida Magga bukan sutta?
Kalau gitu saya ralat deh. kalau saya pribadi menemukan 2 pola antara 4 nikaya (DN,SN,AN,MN)+Sebagian KN dan antara sebagian KN, Abhidhamma dan komentary. yah tidak seperti membelah jadi dua tapi ada ciri dan pendekatan atara 2 itu. Dan kebetulan Patisambhida magga itu mengikuti pola yg kedua (terlepas dari mana yg benar). Nah saya mencoba mencari di pola yang pertama.

Maksudnya? Itu adalah rujukan yang diminta kan? Apakah bro suhu bermaksud menolak rujukan Patisambhida Magga?
Quote
Ya memang demikian setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda, sehingga akibatnya pandangan juga jadi berbeda, hal itu jamak.
Mengenai Non Arahant belum mengalami Nibbana mungkin saja pandangan bro suhu juga benar, bisakah saya minta referensinya?
Kalau ini kan sudah pernah aye posting sebelumnya dan masih banyak yg senada
I mean...., rujukan di Tipitaka yang mengatakan bahwa hanya Arahat yang mengalami/merealisasi Nibbana sesuai pendapat bro suhu.

Quote
Quote
"This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications, the relinquishment of all acquisitions, the ending of craving; dispassion; cessation; Nibbana."

— AN 3.32
dimana nibbana itu adalah hancurnya semua kehausan, kemelekatan dst. nah tentu seorang yg bukan arahant belum. dan logika "padam"/hancur sementar lalu timbul lagi itu menurut saya tidak pas. yah ini preferensi aye, mungkin juga karena perbedaan dasar rujukan.

MERDEKA!
Tidak dikatakan bahwa hanya Arahat  yang mengalami Nibbana. Coba cari lagi bro mudah-mudahan ketemu, jangan putus asa.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 01 February 2010, 12:51:52 PM
Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:


Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:



Nah Pakar Abhidhamma sudah mengatakan demikian... ;D _/\_
Terima kasih sis Lily sudah bersusah payah menyanyakan kepada pak Selamat Rodjali, tolong sekalian tanyakan kepada pak Selamat bila demikian apakah ini berarti ada lagi Nibbana selain Saupadisesa Nibbana dan Anupadisesa Nibbana? Coba tanyakan pertanyaan saya kepada Bond yang kemarin belum dijawab: Bila memang ada Nibbana lain lagi, apa namanya apakah namanya Nibbana saja seperti pernyataan saudara Bond?

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 01 February 2010, 01:12:21 PM
Ko Fabian...Ok..nanti akan saya tanyakan lagi Ke Pak Selamat Rodjali.

Tapi sebelumnya...Ko Fabian bisa liat dulu sketsa ini sbb :
(http://i352.photobucket.com/albums/r352/lily_warsiti/Nibbana.jpg)

dan link ini ... http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8515.0.html

Anumodana ..._/\_

:lotus:


Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 01 February 2010, 02:46:49 PM
Ko Fabian...Ok..nanti akan saya tanyakan lagi Ke Pak Selamat Rodjali.

Tapi sebelumnya...Ko Fabian bisa liat dulu sketsa ini sbb :
(http://i352.photobucket.com/albums/r352/lily_warsiti/Nibbana.jpg)

dan link ini ... http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8515.0.html

Anumodana ..._/\_

:lotus:




Sis Lily yang baik,
Animitta Nibbana, Appanihita Nibbana dan Sunnata Nibbana ketiganya disebut triple gateway to liberation (Tiga gerbang menuju kebebasan).
Jadi pada waktu telah mencapai Sankharupekkha Nana, meditator akan memberikan penekanan sati/manasikara pada salah satu dari ketiga lakkhana, yaitu anicca, dukkha dan anatta sesuai dengan kecenderungan batinnya apakah ia sering melaksanakan sila, melatih Samatha Bhavana atau melatih Vipassana Bhavana.

Bila sering melatih sila maka ia akan merealisasi Nibbana dengan penekanan perhatian pada anicca.
Bila ia sering melatih Samatha Bhavana maka ia akan merealisasi Nibbana dengan penekanan perhatian pada dukkha
Bila ia sering melatih Vipassana Bhavana maka ia akan merealisasi Nibbana dengan penekanan perhatian pada anatta.

Jadi perbedaan ditinjau dari jenis ada 2 yaitu Saupadisesa Nibbana dan Anupadisesa Nibbana.
Sedangkan Nibbana yang terealisasi berdasarkan penekanan pada karakteristik (tilakkhana) yang dipilih ada 3

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 01 February 2010, 05:54:03 PM
Ko Fabian...Ok..nanti akan saya tanyakan lagi Ke Pak Selamat Rodjali.

Tapi sebelumnya...Ko Fabian bisa liat dulu sketsa ini sbb :
(http://i352.photobucket.com/albums/r352/lily_warsiti/Nibbana.jpg)

dan link ini ... http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8515.0.html

Anumodana ..._/\_

:lotus:




Sis Lily yang baik,
Animitta Nibbana, Appanihita Nibbana dan Sunnata Nibbana ketiganya disebut triple gateway to liberation (Tiga gerbang menuju kebebasan).
Jadi pada waktu telah mencapai Sankharupekkha Nana, meditator akan memberikan penekanan sati/manasikara pada salah satu dari ketiga lakkhana, yaitu anicca, dukkha dan anatta sesuai dengan kecenderungan batinnya apakah ia sering melaksanakan sila, melatih Samatha Bhavana atau melatih Vipassana Bhavana.

Bila sering melatih sila maka ia akan merealisasi Nibbana dengan penekanan perhatian pada anicca.
Bila ia sering melatih Samatha Bhavana maka ia akan merealisasi Nibbana dengan penekanan perhatian pada dukkha
Bila ia sering melatih Vipassana Bhavana maka ia akan merealisasi Nibbana dengan penekanan perhatian pada anatta.

Jadi perbedaan ditinjau dari jenis ada 2 yaitu Saupadisesa Nibbana dan Anupadisesa Nibbana.
Sedangkan Nibbana yang terealisasi berdasarkan penekanan pada karakteristik (tilakkhana) yang dipilih ada 3

 _/\_

Nah..menurut Ko Fabian... NIbbana yg di alami oleh Sotapanna termasuk yg mana? ;D

Anumodana atas penjelasannya..._/\_

:lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Sumedho on 02 February 2010, 07:09:41 AM
Bro suhu yang baik, bagaimanakah pandangan bro suhu mengenai nimitta, ulasan mengenai nimitta seperti yang ada di Visuddhi Magga setuju atau tidak?
Bro mbah yg baik juga, kan sudah aye jelaskan di thread sebelah, jadi nda perlu diulang disini :)

Quote
Saya setuju bro, tetapi apakah ada dikatakan inconstancy yang seperti apa? apakah melihat sesuatu yang  selalu muncul-lenyap misalnya suara, sudah dikatakan melihat inconstancy dan sudah Sotapanna?
kekna udah pernah saya singgung deh. dimana seseorang melihat nama-rupa ini tidak tetap, dapat berganti dapat berubah. Dengan demikian otomatis dia melihat tilakkana itu.
nah menurut bro gimana?
Tolong diberikan contohnya.
Saya akan berikan contohnya setelah bro juga menjawab menurut bro gimana dulu :) kan dua arah yang namanya namanya diskusi bukan di interogasi.

Yang mengajarkan adalah seorang bhikkhu dari Yunani, dia belajar di Srilanka dan dia memberikan kursus mengenai Sutta bukan kursus Abhidhamma, kebetulan saya waktu itu jadi penerjemah.  :)
Kan kita ngomongnya apa yg dibicarakan bukan siapanya. Nah beliau itu menggunakan rujukan belakangan yg modelnya lebih bermodel exposisi pada kursus mengenai Sutta itu. Beliau sendiri kalau ditanya pasti menggunakan rujukan belakangan. Bro tahu rujukannya?

Maksudnya? Itu adalah rujukan yang diminta kan? Apakah bro suhu bermaksud menolak rujukan Patisambhida Magga?
Kalau rujukan model ke 2, yah sudah jelas, ada. Dalam kasus ini Patisambhida magga merupakan analisa dari konsep abhidhamma yah karena saya mencari yg model ke 1, otomatis saya tolak karena tidak sesuai pengharapan yg model pertama.

Tidak dikatakan bahwa hanya Arahat  yang mengalami Nibbana. Coba cari lagi bro mudah-mudahan ketemu, jangan putus asa.
Dan hanya Arahant yg sudah mengatasi kekotoran batin dan mematahkan semua belenggu dan tidak akan terlahir lagi. Coba bro membaca dan merenungkan kembali, mudah-mudahan bisa memahami, jangan gelap mata dan prejudice sebelumnya.

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 02 February 2010, 09:10:44 AM
Ko Fabian...Ok..nanti akan saya tanyakan lagi Ke Pak Selamat Rodjali.

Tapi sebelumnya...Ko Fabian bisa liat dulu sketsa ini sbb :
(http://i352.photobucket.com/albums/r352/lily_warsiti/Nibbana.jpg)

dan link ini ... http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8515.0.html

Anumodana ..._/\_

:lotus:




Sis Lily yang baik,
Animitta Nibbana, Appanihita Nibbana dan Sunnata Nibbana ketiganya disebut triple gateway to liberation (Tiga gerbang menuju kebebasan).
Jadi pada waktu telah mencapai Sankharupekkha Nana, meditator akan memberikan penekanan sati/manasikara pada salah satu dari ketiga lakkhana, yaitu anicca, dukkha dan anatta sesuai dengan kecenderungan batinnya apakah ia sering melaksanakan sila, melatih Samatha Bhavana atau melatih Vipassana Bhavana.

Bila sering melatih sila maka ia akan merealisasi Nibbana dengan penekanan perhatian pada anicca.
Bila ia sering melatih Samatha Bhavana maka ia akan merealisasi Nibbana dengan penekanan perhatian pada dukkha
Bila ia sering melatih Vipassana Bhavana maka ia akan merealisasi Nibbana dengan penekanan perhatian pada anatta.

Jadi perbedaan ditinjau dari jenis ada 2 yaitu Saupadisesa Nibbana dan Anupadisesa Nibbana.
Sedangkan Nibbana yang terealisasi berdasarkan penekanan pada karakteristik (tilakkhana) yang dipilih ada 3

 _/\_

Nah..menurut Ko Fabian... NIbbana yg di alami oleh Sotapanna termasuk yg mana? ;D

Anumodana atas penjelasannya..._/\_

:lotus:
Sis Lily yang baik, ditinjau dari khandha yang tersisa sotapanna termasuk Saupadisesa Nibbana, sedangkan ditinjau dari pola penekanan satinya (anicca, dukkha atau anatta) tergantung dia lebih memberikan penekanan yang mana, bila anicca maka Saupadisesa Nibbana yang dialami termasuk Animitta Nibbana, bila penekanan pada dukkha maka akan mengalami Appanihita Nibbana dan bila anatta yang dominan maka akan mengalami Sunnata Nibbana.

Terlepas dari karakteristik mana yang dominan, Nibbana dengan khandha yang tersisa termasuk Saupadisesa Nibbana. Jadi Nibbana 2 dan Nibbana 3 dari diagram 216 beda aspeknya.

 _/\_

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: markosprawira on 02 February 2010, 03:55:53 PM
kalo liat dari proses lokuttara citta yg ada di abhidhammattasangaha, sepertinya benar apa yg disebut ko fabian

saat lewat proses Gotrabu - magga - phala, saat itu terjadi peralihan dari tihetuka menjadi ariya puggala

utk lebih detail, nanti malam saya akan coba posting yg lengkapnya namun tetap tidak disebut "nibbana" apa yg dialami, hanya disebut lokuttara citta saja
dan disebut juga bhw citta sakadagami lebih bersih dibanding sotapanna
anagami lebih bersih dibanding dibanding sakadagami
citta arahat yg paling bersih dan "suci"
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: markosprawira on 02 February 2010, 10:38:33 PM
Mari dilihat secara Magga vitthi :

Manda Puggala Sotapanna:

BC BP MA PAR UPA ANU GOT MAG PHA PHA B

- Anuloma 3 khana yaitu dari PAR - ANU
- Gotrabhunana 1 khana
- Magga-nana 1 khana
- Phala-nana 2 khana
Total ada 7 citta yang merupakan Javana


Tikkha puggala Sotapanna :

BC BP MA UPA ANU GOT MAG PHA PHA PHA B

- Anuloma nana 2 khana
- Gotrabhunana 1 khana
- Magga-nana 1 khana
- Phala-nana 3 khana
total ada 7 javana juga


sedangkan untuk sakadagami - arahat, gotrabhu disebut dengan Vodana (dhamma yang putih)


jadi Manda puggala menjadi :

BC BP MA PAR UPA ANU VO MAG PHA PHA B


sedangkan tikkha puggala menjadi

BC BP MA UP ANU VO MAG PHA PHA PHA B


sedangkan mengenai nibbana dibahasnya di bagian Phala-samapatti-vitthi yang merupakan salah satu dari samapatti vitthi yaitu :

1. jhana samapatti : memasuki jhana citta atau berdiam di dalam jhana citta yang merupakan lokiya citta

2. phala-samapatti-vitthi : memasuki ariya phala citta atau berdiam di dalam phala citta yang merupakan lokuttara citta

3. nirodha samapatti vitthi : memasuki kepadaman citta dan cetasika, tidak merupakan lokiya maupun lokuttara citta sebab tidak ada citta yg akan padam


Nibbana yang menjadi obyek di phala samapatti vitthi sudah disebut yaitu :
- animitta nibbana
- appanihita nibban
- sunnata nibbana
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 02 February 2010, 11:03:43 PM
kalo liat dari proses lokuttara citta yg ada di abhidhammattasangaha, sepertinya benar apa yg disebut ko fabian

saat lewat proses Gotrabu - magga - phala, saat itu terjadi peralihan dari tihetuka menjadi ariya puggala

utk lebih detail, nanti malam saya akan coba posting yg lengkapnya namun tetap tidak disebut "nibbana" apa yg dialami, hanya disebut lokuttara citta saja
dan disebut juga bhw citta sakadagami lebih bersih dibanding sotapanna
anagami lebih bersih dibanding dibanding sakadagami
citta arahat yg paling bersih dan "suci"

Bro Markos...

Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

Kalo menurut Ko Fabian adalah sbb:
Sis Lily yang baik, ditinjau dari khandha yang tersisa sotapanna termasuk Saupadisesa Nibbana, sedangkan ditinjau dari pola penekanan satinya (anicca, dukkha atau anatta) tergantung dia lebih memberikan penekanan yang mana, bila anicca maka Saupadisesa Nibbana yang dialami termasuk Animitta Nibbana, bila penekanan pada dukkha maka akan mengalami Appanihita Nibbana dan bila anatta yang dominan maka akan mengalami Sunnata Nibbana.

Terlepas dari karakteristik mana yang dominan, Nibbana dengan khandha yang tersisa termasuk Saupadisesa Nibbana. Jadi Nibbana 2 dan Nibbana 3 dari diagram 216 beda aspeknya.

Lily W:
SAUPADISESA NIBBANA itu kan artinya Padamnya Kilesa secara total, tetapi Pancakkhandha masih ada.....Nah..apakah arti tersebut boleh di penggal begitu? "Pancakkhandha masih ada".  coba liat komen Ko Fabian yg aku BOLD di atas "Di tinjau dari KKHANDHA....."

Haiyaaa.... ^:)^

_/\_ :lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: markosprawira on 02 February 2010, 11:23:53 PM
kalo liat dari proses lokuttara citta yg ada di abhidhammattasangaha, sepertinya benar apa yg disebut ko fabian bhw sotapanna s/d anagami sudah mengalami nibbana

saat lewat proses Gotrabu - magga - phala, saat itu terjadi peralihan dari tihetuka menjadi ariya puggala

utk lebih detail, nanti malam saya akan coba posting yg lengkapnya namun tetap tidak disebut "nibbana" apa yg dialami, hanya disebut lokuttara citta saja
dan disebut juga bhw citta sakadagami lebih bersih dibanding sotapanna
anagami lebih bersih dibanding dibanding sakadagami
citta arahat yg paling bersih dan "suci"

Bro Markos...

Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

Kalo menurut Ko Fabian adalah sbb:
Sis Lily yang baik, ditinjau dari khandha yang tersisa sotapanna termasuk Saupadisesa Nibbana, sedangkan ditinjau dari pola penekanan satinya (anicca, dukkha atau anatta) tergantung dia lebih memberikan penekanan yang mana, bila anicca maka Saupadisesa Nibbana yang dialami termasuk Animitta Nibbana, bila penekanan pada dukkha maka akan mengalami Appanihita Nibbana dan bila anatta yang dominan maka akan mengalami Sunnata Nibbana.

Terlepas dari karakteristik mana yang dominan, Nibbana dengan khandha yang tersisa termasuk Saupadisesa Nibbana. Jadi Nibbana 2 dan Nibbana 3 dari diagram 216 beda aspeknya.

Lily W:
SAUPADISESA NIBBANA itu kan artinya Padamnya Kilesa secara total, tetapi Pancakkhandha masih ada.....Nah..apakah arti tersebut boleh di penggal begitu? "Pancakkhandha masih ada".  coba liat komen Ko Fabian yg aku BOLD di atas "Di tinjau dari KKHANDHA....."

Haiyaaa.... ^:)^

_/\_ :lotus:


diatas sudah saya perjelas ci.... bhw yg dimaksud pendpat ko fabian yg benar adl bhw sotapanna s/d anagami pun sudah mengalami nibbana

itu inti permasalahan yg ada dari depan, hanya saja sampai disini sudah melebar......

Dan nibbana yang dialami, bukan saupadisesa ataupun anupadisesa melainkan hanya 3 jenis nibbana yg disebut diatas
sepertinya saupadisesa ataupun anupadisesa merujuk pada arahat yg sudah tidak akan terlahir kembali
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 03 February 2010, 09:34:34 AM
Bro Markos...

Kekna dari awal diskusi yg menurut Ko Fabian ...Sotapanna mengalami Nibbana yg Saupadisesa Nibbana.

Ok..skrg udah clear...saya sependapat dengan Bro Markos & Bro Bond.

Anumodana..._/\_

:lotus:
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: markosprawira on 03 February 2010, 09:52:28 AM
Quote
nah... apakah sotapanna mengalami nibbana sementara atau bisa dikatakan lobha/dosa/moha itu berhenti sementara? sepertinya ini tidak masuk akal. kita lihat, moha = ketidak tahuan. nah tidak tahunya berhenti sementara lalu nanti tidak tahu lagi? Maka itu ide itu tidak tepat.


Ya memang demikian lobha dan dosa jelas lenyap pada waktu meditator mengalami Nibbana. dan bisa muncul kembali bila Ia keluar dari pengalaman tersebut.
Mengenai Moha? bahasannya terlalu luas, moha apa yang dimaksud disini? ketidak tahuan cara memperbaiki satelit apakah itu termasuk moha?

Quote
kita kembali lagi
Quote from: AN 3.32
This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications, the relinquishment of all acquisitions, the ending of craving; dispassion; cessation; Nibbana."

ending, bukan temporary stop.
Ending while experience Nibbana temporarily in this life as a Sotapanna to Arahat with vitality remaining, or ending forever as an Arahant who experience Nibbana without remaining.

Quote
Quote

Quote
on attaining their goal, plunge into the Deathless, freely enjoying the Liberation they've gained. This, too, is an exquisite treasure in the Sangha. By this truth may there be well-being.

nah ada arahant yg mengalami nibbana di sangha. Bukan semua sangha sudah nibbana.

Yup... semua Ariya Sangha pernah mengalami Nibbana.

Quote
Four pairs / eight Persons yang dimaksud adalah Ariya Sangha kan? Dan fokus diskusi kita adalah Empat Pasang/Delapan jenis mahluk suci kan?

yak benar, 4 pasang mahluk suci. nah kita ganti katanya demikian, ada yg mengalami nibbana di dalam 4 pasang mahluk suci. tapi bukan 4 pasang mahluk suci itu mengalami nibbana semua.

Sorry... kenyataannya memang demikian keempat pasang mahluk pernah mengalami Nibbana.


Quote
Quote
Ya benar Sotapanna hingga Anagami hal-hal tsb bisa muncul jika tidak berada dalam Nibbana, tetapi kalau berdiam dalam Nibbana kilesa akan berhenti selama berdiam dalam Nibbana. Tetapi selama vitalitas kehidupan masih ada kita tak dapat berdiam dalam Nibbana terus-menerus kan?

Semakin tidak masuk akal. Sotapanna s/d anagami bisa berdiam dalam nibbana terus sampai mati *vitalitas kehidupan sudah tidak ada* lalu "keluar" dari nibbana dan terlahir kembali. :hammer:
Ini jadi salah pengertian karena bro beranggapan bahwa Nibbana hanya dialami Arahat yang sudah meninggal.
Nibbana (Saupadisesa Nibbana) bisa dialami oleh Sotapanna hingga Arahat. Durasi pencapaian Nibbana bisa diperpanjang dari beberapa menit, beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kemampuan meditator.
Tetapi tak mungkin kita mengalami Saupadisesa Nibbana terus-menerus, karena tubuh kita perlu diberi makan untuk mempertahankan vitalitas. Kalau tidak salah kita dapat mengalami Saupadisesa Nibbana maksimum selama tujuh hari berturut-turut, lebih dari itu tubuh harus diberi makan.
Bayangkan mengalami Jhana bisa beberapa menit, beberapa jam atau beberapa hari dan bisa dilakukan berulang-ulang (kurang lebih seperti itu).

 _/\_

Bro Markos...

Kekna dari awal diskusi yg menurut Ko Fabian ...Sotapanna mengalami Nibbana yg Saupadisesa Nibbana.

Ok..skrg udah clear...saya sependapat dengan Bro Markos & Bro Bond.

Anumodana..._/\_

:lotus:

iya sori juga, sepertinya saya juga kurang menyimak perkembangannya dimana ko fabian menekankan pada saupadisesa nibbana
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 03 February 2010, 12:08:24 PM
teman-teman sekalian, sebagian dari kita nampaknya sudah  sepakat bahwa Nibbana dialami oleh seorang Sotapanna, tetapi tidak jelas Nibbananya jenis apa, karena diagram dari sis Lily ada Nibbana 2 dan Nibbana 3. Sudah saya jelaskan mengenai perbedaan Nibbana 2 dan  Nibbana 3.
Yang menjadi pertanyaan bila memang Sotapanna mengalami Nibbana, Nibbana termasuk jenis apa? Apakah Saupadisesa Nibbana atau Nibbana 3? Ini adalah pokok bahasan kita berikutnya.

Untuk mengetahui hal ini, maka terlebih dahulu saya ingin ingin mengajukan pertanyaan:
Menurut teman-teman sekalian bagaimanakah pencapaian Sakadagami? apakah setelah mencapai Sotapanna bila bermeditasi terus maka prosesnya naik langsung ke Sakadagami Magga-phala atau seperti Visuddhi Magga yang menjelaskan bahwa seorang Sotapanna yang ingin mencapai lebih tinggi lebih dahulu akan turun lagi ke Udaya-baya Nana kemudian melanjutkan lagi melalui progressive insight naik hingga Sankharupekkha Nana dan kembali mengambil salah satu karakteristik, lalu mencapai Nibbana/Sakadagami Magga-Phala.

Coba kita bahas mengenai ini karena ini ada kaitannya dengan Saupadisesa Nibbana.
Saya mengharap respon teman-teman terhadap hal ini.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: markosprawira on 03 February 2010, 12:55:21 PM
seingat saya, setelah magga, ga langsung ke phala juga, masuk ke paccavekkhana dulu, baru samapatti

tp kudu liat contekan lagi ko...... soalnya ga gitu inget juga he3
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 03 February 2010, 09:40:05 PM

Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:



Nah Pakar Abhidhamma sudah mengatakan demikian... ;D _/\_
Terima kasih sis Lily sudah bersusah payah menyanyakan kepada pak Selamat Rodjali, tolong sekalian tanyakan kepada pak Selamat bila demikian apakah ini berarti ada lagi Nibbana selain Saupadisesa Nibbana dan Anupadisesa Nibbana? Coba tanyakan pertanyaan saya kepada Bond yang kemarin belum dijawab: Bila memang ada Nibbana lain lagi, apa namanya apakah namanya Nibbana saja seperti pernyataan saudara Bond?

 _/\_

[/quote]

Ikut nimbrung nih...  Kebetulan tadi saya dan S. Dhammasiri pergi ke hutan dan bertanya kepada seorang guru meditasi di sana mengenai apakah sotapanna hanya melihat atau mengalami nibbāna. Beliau menjawab bahwa kata vipassana  aja yang bermakna 'melihat langsung' merujuk kepada pengalaman langsung, seseorang sotapanna yang memperoleh Mata Dhamma (Dhammacakkhu) juga merujuk pada pengalaman nibbāna meskipun hanya split second.

Kemudian saya juga bertanya mengenai apakah saupadisesanibbāna hanya untuk arahat saja ataukah juga merujuk kepada pengalaman nibbāna seorang sotapanna, sakadagami dan anagami. Beliau menjawab bahwa saupadisesa nibbāna adalah pengalaman nibbāna yang dialami seseorang ketika masih memiliki khandha. Jika kita berpatokan pada konsep ini, maka nibbāna yang dialami seorang sotapanna, sakadagami dan anagami juga bisa dikategorikan sebagai saupadisesanibbāna. Namun demikian, di sutta2 Sang Buddha hanya merujuk saupadisesa nibbāna untuk arahat saja. Sebagai contoh yang jelas tercatat dalam Ittivuttaka. Perlu diingat di sini bahwa untuk memperjelas bahwa saupadisesa nibbāna hanya ditujukan untuk seorang arahat saja, kitab komentar telah mengidentifikasikan nibbāna ini sebagai kilesaparinibbāna (the total extinction of defilement). Jika sudah merujuk pada kitab komentar, maka saupadisesa nibbāna secara khusus mengacu kepada nibbāna seorang arahat yang masih hidup.

Be happy.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: markosprawira on 03 February 2010, 11:23:57 PM
tambahan yg bisa saya tuliskan adalah :
1. magga vitthi hanya berlangsung 1x saja
2. setelah magga vitthi berakhir, pasti akan timbul paccavekkhana vitthi (perenungan terhadap keadaan dhamma yg sesungguhnya)
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: bond on 04 February 2010, 09:15:28 AM
Quote
Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:



Nah Pakar Abhidhamma sudah mengatakan demikian... ;D _/\_
Terima kasih sis Lily sudah bersusah payah menyanyakan kepada pak Selamat Rodjali, tolong sekalian tanyakan kepada pak Selamat bila demikian apakah ini berarti ada lagi Nibbana selain Saupadisesa Nibbana dan Anupadisesa Nibbana? Coba tanyakan pertanyaan saya kepada Bond yang kemarin belum dijawab: Bila memang ada Nibbana lain lagi, apa namanya apakah namanya Nibbana saja seperti pernyataan saudara Bond?

 _/\_


Ikut nimbrung nih...  Kebetulan tadi saya dan S. Dhammasiri pergi ke hutan dan bertanya kepada seorang guru meditasi di sana mengenai apakah sotapanna hanya melihat atau mengalami nibbāna. Beliau menjawab bahwa kata vipassana  aja yang bermakna 'melihat langsung' merujuk kepada pengalaman langsung, seseorang sotapanna yang memperoleh Mata Dhamma (Dhammacakkhu) juga merujuk pada pengalaman nibbāna meskipun hanya split second.

Kemudian saya juga bertanya mengenai apakah saupadisesanibbāna hanya untuk arahat saja ataukah juga merujuk kepada pengalaman nibbāna seorang sotapanna, sakadagami dan anagami. Beliau menjawab bahwa saupadisesa nibbāna adalah pengalaman nibbāna yang dialami seseorang ketika masih memiliki khandha. Jika kita berpatokan pada konsep ini, maka nibbāna yang dialami seorang sotapanna, sakadagami dan anagami juga bisa dikategorikan sebagai saupadisesanibbāna. Namun demikian, di sutta2 Sang Buddha hanya merujuk saupadisesa nibbāna untuk arahat saja. Sebagai contoh yang jelas tercatat dalam Ittivuttaka. Perlu diingat di sini bahwa untuk memperjelas bahwa saupadisesa nibbāna hanya ditujukan untuk seorang arahat saja, kitab komentar telah mengidentifikasikan nibbāna ini sebagai kilesaparinibbāna (the total extinction of defilement). Jika sudah merujuk pada kitab komentar, maka saupadisesa nibbāna secara khusus mengacu kepada nibbāna seorang arahat yang masih hidup.

Be happy.

Akhirnya Samanera nongol juga  ;D
Anumodana penjelasannya Samanera  _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 04 February 2010, 09:40:42 AM
Akhirnya Samanera nongol juga  ;D
Anumodana penjelasannya Samanera  _/\_

Sadhu.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 04 February 2010, 06:18:32 PM
Quote
Ikut nimbrung nih...  Kebetulan tadi saya dan S. Dhammasiri pergi ke hutan dan bertanya kepada seorang guru meditasi di sana mengenai apakah sotapanna hanya melihat atau mengalami nibbāna. Beliau menjawab bahwa kata vipassana  aja yang bermakna 'melihat langsung' merujuk kepada pengalaman langsung, seseorang sotapanna yang memperoleh Mata Dhamma (Dhammacakkhu) juga merujuk pada pengalaman nibbāna meskipun hanya split second.

Kemudian saya juga bertanya mengenai apakah saupadisesanibbāna hanya untuk arahat saja ataukah juga merujuk kepada pengalaman nibbāna seorang sotapanna, sakadagami dan anagami. Beliau menjawab bahwa saupadisesa nibbāna adalah pengalaman nibbāna yang dialami seseorang ketika masih memiliki khandha. Jika kita berpatokan pada konsep ini, maka nibbāna yang dialami seorang sotapanna, sakadagami dan anagami juga bisa dikategorikan sebagai saupadisesanibbāna. Namun demikian, di sutta2 Sang Buddha hanya merujuk saupadisesa nibbāna untuk arahat saja. Sebagai contoh yang jelas tercatat dalam Ittivuttaka. Perlu diingat di sini bahwa untuk memperjelas bahwa saupadisesa nibbāna hanya ditujukan untuk seorang arahat saja, kitab komentar telah mengidentifikasikan nibbāna ini sebagai kilesaparinibbāna (the total extinction of defilement). Jika sudah merujuk pada kitab komentar, maka saupadisesa nibbāna secara khusus mengacu kepada nibbāna seorang arahat yang masih hidup.

Be happy.

Samanera yang saya hormati, terima kasih atas tanggapannya. Sebenarnya arti pernyataan kilesaparinibbana memang agak meragukan saya, kalau saya boleh tahu apakah artinya merujuk kepada seluruh kekotoran batin atau hanya sebagian juga bisa dianggap kilesaparinibbana? Karena lenyapnya seluruh kilesa setahu saya adalah secara otomatis terjadi dengan lenyapnya seluruh samyojana. Bila seorang Sotapanna telah melenyapkan tiga samyojana, maka secara otomatis juga beberapa kilesa telah lenyap, umpamanya ditthi (micchaditthi/sakkaya ditthi).

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 04 February 2010, 06:30:24 PM
tambahan yg bisa saya tuliskan adalah :
1. magga vitthi hanya berlangsung 1x saja
2. setelah magga vitthi berakhir, pasti akan timbul paccavekkhana vitthi (perenungan terhadap keadaan dhamma yg sesungguhnya)

Bro markos yang baik, menurut yang saya dengar dari guru meditasi Vipassana, sebenarnya pada waktu pertama kali mengalami Nibbana seorang meditator mengalami empat nana sekaligus pada waktu duduk, yaitu: Anuloma, Gothrabu, Magga, Phala. Setelah bangun meditasi baru Paccavekkhana terjadi.

Kemudian setelah bangun meditasi, bila dilain waktu ingin mengulangi pengalaman Nibbana pada tingkat itu (Sotapanna) saya kurang begitu jelas, mungkin proses citta yang terjadi hanya 3 yaitu Anuloma, Gothrabu, Phala. Tanpa Magga.


 _/\_

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 04 February 2010, 07:08:47 PM
Quote
Ikut nimbrung nih...  Kebetulan tadi saya dan S. Dhammasiri pergi ke hutan dan bertanya kepada seorang guru meditasi di sana mengenai apakah sotapanna hanya melihat atau mengalami nibbāna. Beliau menjawab bahwa kata vipassana  aja yang bermakna 'melihat langsung' merujuk kepada pengalaman langsung, seseorang sotapanna yang memperoleh Mata Dhamma (Dhammacakkhu) juga merujuk pada pengalaman nibbāna meskipun hanya split second.

Kemudian saya juga bertanya mengenai apakah saupadisesanibbāna hanya untuk arahat saja ataukah juga merujuk kepada pengalaman nibbāna seorang sotapanna, sakadagami dan anagami. Beliau menjawab bahwa saupadisesa nibbāna adalah pengalaman nibbāna yang dialami seseorang ketika masih memiliki khandha. Jika kita berpatokan pada konsep ini, maka nibbāna yang dialami seorang sotapanna, sakadagami dan anagami juga bisa dikategorikan sebagai saupadisesanibbāna. Namun demikian, di sutta2 Sang Buddha hanya merujuk saupadisesa nibbāna untuk arahat saja. Sebagai contoh yang jelas tercatat dalam Ittivuttaka. Perlu diingat di sini bahwa untuk memperjelas bahwa saupadisesa nibbāna hanya ditujukan untuk seorang arahat saja, kitab komentar telah mengidentifikasikan nibbāna ini sebagai kilesaparinibbāna (the total extinction of defilement). Jika sudah merujuk pada kitab komentar, maka saupadisesa nibbāna secara khusus mengacu kepada nibbāna seorang arahat yang masih hidup.

Be happy.

Samanera yang saya hormati, terima kasih atas tanggapannya. Sebenarnya arti pernyataan kilesaparinibbana memang agak meragukan saya, kalau saya boleh tahu apakah artinya merujuk kepada seluruh kekotoran batin atau hanya sebagian juga bisa dianggap kilesaparinibbana? Karena lenyapnya seluruh kilesa setahu saya adalah secara otomatis terjadi dengan lenyapnya seluruh samyojana. Bila seorang Sotapanna telah melenyapkan tiga samyojana, maka secara otomatis juga beberapa kilesa telah lenyap, umpamanya ditthi (micchaditthi/sakkaya ditthi).

 _/\_

Jika kita merujuk pada konteks yang ada, kilesaparinibbāna lebih mengacu kepada lenyapnya seluruh kilesa / seluruh samyojana. Awalan pari dalam kata parinibbāna memberikan penekanan arti yang signifikan. Awalan ini memiliki makna yang cenderung mengacu kepada 'keseluruhan / entirely / fully', seperti dalam kata pariññā (pari + ñā) yang bermakna fully knowing / entirely knowing. Jadi jika diterjemahkan secara literal, parinibbāna adalah fully extinguished. Oleh karena itu, kilesaparinibbāna bisa berarti a fully extinction of defilement. Hal ini pun bisa dilihat dari salah satu cerita yang ada dalam Kitab Komentar untuk Dabbatheragāthā. Ketika Thera ini mencapai kesucian arahat, kata yang diambil adalah parinibbuto padahal beliau masih hidup. Untuk itu Kitab Komentar menjelaskan lebih lanjut status parinibbāna bhikkhu ini, " Parinibbutoti   dve   parinibbānāni  kilesaparinibbānañca,  yā  sa-upādisesanibbānadhātu,  khandhaparinibbānañca,  yā  anupādisesanibbānadhātu. Tesu  idha  kilesaparinibbānaṃ  adhippetaṃ- Kata parinibbuto di sini harus dijelaskan bahwa ada dua macam parinibbāna yakni  kilesaparinibbāna yang juga disebut sebagai sa-upādisesanibbānadātu, dan khandhaparinibbāna (the fully extinction of aggregates) yang juga disebut sebagai anupādisesanibbānadhātu. Di antara (dua ini), (kearahatan Dabba) yang dimaksud adalah kilesaparinibbāna'. Fakta ini dan juga fakta2 yang lain dalam Tipitaka maupun kitab komentar memang selalu mengacu sa-upādisesanibbāna / kilesaparinibbāna kepada seorang arahat yang masih hidup.

Mettacittena.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 05 February 2010, 09:27:10 AM
Quote
Ikut nimbrung nih...  Kebetulan tadi saya dan S. Dhammasiri pergi ke hutan dan bertanya kepada seorang guru meditasi di sana mengenai apakah sotapanna hanya melihat atau mengalami nibbāna. Beliau menjawab bahwa kata vipassana  aja yang bermakna 'melihat langsung' merujuk kepada pengalaman langsung, seseorang sotapanna yang memperoleh Mata Dhamma (Dhammacakkhu) juga merujuk pada pengalaman nibbāna meskipun hanya split second.

Kemudian saya juga bertanya mengenai apakah saupadisesanibbāna hanya untuk arahat saja ataukah juga merujuk kepada pengalaman nibbāna seorang sotapanna, sakadagami dan anagami. Beliau menjawab bahwa saupadisesa nibbāna adalah pengalaman nibbāna yang dialami seseorang ketika masih memiliki khandha. Jika kita berpatokan pada konsep ini, maka nibbāna yang dialami seorang sotapanna, sakadagami dan anagami juga bisa dikategorikan sebagai saupadisesanibbāna. Namun demikian, di sutta2 Sang Buddha hanya merujuk saupadisesa nibbāna untuk arahat saja. Sebagai contoh yang jelas tercatat dalam Ittivuttaka. Perlu diingat di sini bahwa untuk memperjelas bahwa saupadisesa nibbāna hanya ditujukan untuk seorang arahat saja, kitab komentar telah mengidentifikasikan nibbāna ini sebagai kilesaparinibbāna (the total extinction of defilement). Jika sudah merujuk pada kitab komentar, maka saupadisesa nibbāna secara khusus mengacu kepada nibbāna seorang arahat yang masih hidup.

Be happy.

Samanera yang saya hormati, terima kasih atas tanggapannya. Sebenarnya arti pernyataan kilesaparinibbana memang agak meragukan saya, kalau saya boleh tahu apakah artinya merujuk kepada seluruh kekotoran batin atau hanya sebagian juga bisa dianggap kilesaparinibbana? Karena lenyapnya seluruh kilesa setahu saya adalah secara otomatis terjadi dengan lenyapnya seluruh samyojana. Bila seorang Sotapanna telah melenyapkan tiga samyojana, maka secara otomatis juga beberapa kilesa telah lenyap, umpamanya ditthi (micchaditthi/sakkaya ditthi).

 _/\_

Jika kita merujuk pada konteks yang ada, kilesaparinibbāna lebih mengacu kepada lenyapnya seluruh kilesa / seluruh samyojana. Awalan pari dalam kata parinibbāna memberikan penekanan arti yang signifikan. Awalan ini memiliki makna yang cenderung mengacu kepada 'keseluruhan / entirely / fully', seperti dalam kata pariññā (pari + ñā) yang bermakna fully knowing / entirely knowing. Jadi jika diterjemahkan secara literal, parinibbāna adalah fully extinguished. Oleh karena itu, kilesaparinibbāna bisa berarti a fully extinction of defilement. Hal ini pun bisa dilihat dari salah satu cerita yang ada dalam Kitab Komentar untuk Dabbatheragāthā. Ketika Thera ini mencapai kesucian arahat, kata yang diambil adalah parinibbuto padahal beliau masih hidup. Untuk itu Kitab Komentar menjelaskan lebih lanjut status parinibbāna bhikkhu ini, " Parinibbutoti   dve   parinibbānāni  kilesaparinibbānañca,  yā  sa-upādisesanibbānadhātu,  khandhaparinibbānañca,  yā  anupādisesanibbānadhātu. Tesu  idha  kilesaparinibbānaṃ  adhippetaṃ- Kata parinibbuto di sini harus dijelaskan bahwa ada dua macam parinibbāna yakni  kilesaparinibbāna yang juga disebut sebagai sa-upādisesanibbānadātu, dan khandhaparinibbāna (the fully extinction of aggregates) yang juga disebut sebagai anupādisesanibbānadhātu. Di antara (dua ini), (kearahatan Dabba) yang dimaksud adalah kilesaparinibbāna'. Fakta ini dan juga fakta2 yang lain dalam Tipitaka maupun kitab komentar memang selalu mengacu sa-upādisesanibbāna / kilesaparinibbāna kepada seorang arahat yang masih hidup.

Mettacittena.

Terima kasih atas penjelasannya Samanera   ^:)^
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Lily W on 05 February 2010, 03:12:11 PM
tambahan yg bisa saya tuliskan adalah :
1. magga vitthi hanya berlangsung 1x saja
2. setelah magga vitthi berakhir, pasti akan timbul paccavekkhana vitthi (perenungan terhadap keadaan dhamma yg sesungguhnya)

Bro markos yang baik, menurut yang saya dengar dari guru meditasi Vipassana, sebenarnya pada waktu pertama kali mengalami Nibbana seorang meditator mengalami empat nana sekaligus pada waktu duduk, yaitu: Anuloma, Gothrabu, Magga, Phala. Setelah bangun meditasi baru Paccavekkhana terjadi.

Kemudian setelah bangun meditasi, bila dilain waktu ingin mengulangi pengalaman Nibbana pada tingkat itu (Sotapanna) saya kurang begitu jelas, mungkin proses citta yang terjadi hanya 3 yaitu Anuloma, Gothrabu, Phala. Tanpa Magga.


 _/\_

Mungkin bisa di liat dari proses cittanya (lokuttara appana vithi) di bawah ini, sbb:

~ Tihetuka puggala yg melaksanakan Vipassana Bhavana sehingga mencapai magga & phala....Citta Vithi yg sampai pada Magga dan Phala itu di sebut MAGGA VITHI.

Magga Vithi kepunyaan Manda Puggala (org yg kurang cerdas) :

BC  BP  MA  PAR  UPA  ANU  GOT  MAG  PHA  PHA  B


Magga Vithi kepunyaan Tikkha Puggala (org yg cerdas) :

BC  BP  MA  UPA  ANU  GOT  MAG  PHA   PHA   PHA  B  


~ Citta Vithi kepunyaan Sotapanna mencapai Sakadagami...
Citta Vithi kepunyaan Sakadagami mencapai Anagami...
Citta Vithi kepunyaan Anagami mencapai Arahat...

Magga Vithi kepunyaan Manda Puggala (org yg kurang cerdas) :

BC  BP  MA  PAR  UPA  ANU  VO  MAG  PHA  PHA  B


Magga Vithi kepunyaan Tikkha Puggala (org yg cerdas) :

BC  BP  MA  UPA  ANU  VO  MAG  PHA   PHA   PHA  B  

Keterangan :

BC : Bhavanga Calana (Bhavanga yg menggetar, sebab ada obyek baru dtg menyentuh)
BP : Bhavanga Paccheda (Bhavanga menangkap)
MA : Manodvaravajjana (kesadaran menyelidiki obyek melalui Pintu Pikiran)
PAR : Parikamma (tingkat pendahuluan)
UPA : Upacara (tingkat penghampiran)
ANU : Anuloma (Tingkat kemajuan)
GOT : Gotrabhu (Tingkat pemutusan)
VO : Vodana (putih/bersih)
B   : Bhavanga

Dalam Magga Vithi, istilah Gotrabhu berarti pemutusan dari awam menjadi org suci, sedangkan Vodana berarti dhamma yg putih/bersih.

Bila Magga vithi berakhir, akan timbul Paccavekhana vithi secara pasti. Paccavekhana vithi yg timbul agar merenungkan/mempertimbangkan dhamma 5 bagian, yaitu:
1. Pertimbangan mengenai Magga
2. Pertimbangan mengenai Phala
3. Pertimbangan mengenai Nibbana
4. Pertimbangan mengenai kilesa yg telah dimusnahkan
5. Pertimbangan mengenai kilesa yg belum dimusnahkan.

1-3 --> harus di pertimbangkan secara pasti, tidak dapat ditinggalkan
4-5 -->  sewaktu-waktu dipertimbangkan, sewaktu-waktu tidak di pertimbangkan.
1-4 --> dipertimbangkan oleh Sotapana, Sakadagami & Anagami, arahat
5 --->   dipertimbangkan oleh Sotapana, Sakadagami & Anagami

Paccavekkhana vithi :

B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B


Seterusnya.... kalo memasuki untuk diam dalam Obyek Nibbana yg telah di peroleh dari Ariya phala nana, yg telah timbul dalam diri, dgn hasrat ingin mencapai Kebahagiaan dalam Lokuttara, yg merupakan ketenangan dan kebahagiaan...itu di sebut Phala Samapatti Vithi.

Manda Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  ANU  PHA ... B  B

Tikkha Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  PHA............. B  B

Setelah Anuloma citta, phala citta timbul terus menerus sesuai dgn keinginan, bila telah habis waktunya, phala citta akan berhenti timbul, setelah itu menjadi Bhavanga citta seperti biasa. Setelah itu melaksanakan Paccavekkhana vithi.
Citta dlm Phala Samapatti vithi ini tidak disebut parikamma, Upacara, Anuloma, Gotrabu seperti dalam Magga Vithi, tetapi di sebut ANULOMA  saja karena Phalasamapatti tidak dapat membasmi kilesa, sama dengan Magga vithi yg mana itu (PAR, UPA, ANU, GOT) timbul untuk ANULOMA memberikan citta melekat kuat dalam obyek Nibbana.

Ariya Puggala yg akan memasuki Phala Samapatti, pertama melakukan addhitthana (niat) dengan mengatakan :"akan memasuki Phala samapatti selama....(sesuai hari), harap phala citta yg tlh diperoleh timbul sesuai dg keinginan. Sadhu".

Addhitthana vithi :
B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B


Nibbana yg menjadi obyek dari Phala Samapatti adalah :
1. Animitta Nibbana
2. Appanihita Nibbana
3. Sunnata Nibbana

Sumber : Abhidhammatthasangaha (Pandit J Kaharuddin).

_/\_ :lotus:




Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: markosprawira on 05 February 2010, 04:04:39 PM
tambahan yg bisa saya tuliskan adalah :
1. magga vitthi hanya berlangsung 1x saja
2. setelah magga vitthi berakhir, pasti akan timbul paccavekkhana vitthi (perenungan terhadap keadaan dhamma yg sesungguhnya)

Bro markos yang baik, menurut yang saya dengar dari guru meditasi Vipassana, sebenarnya pada waktu pertama kali mengalami Nibbana seorang meditator mengalami empat nana sekaligus pada waktu duduk, yaitu: Anuloma, Gothrabu, Magga, Phala. Setelah bangun meditasi baru Paccavekkhana terjadi.

Kemudian setelah bangun meditasi, bila dilain waktu ingin mengulangi pengalaman Nibbana pada tingkat itu (Sotapanna) saya kurang begitu jelas, mungkin proses citta yang terjadi hanya 3 yaitu Anuloma, Gothrabu, Phala. Tanpa Magga.


 _/\_


Paccavekkhana vithi :

B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B

Seterusnya.... kalo memasuki untuk diam dalam Obyek Nibbana yg telah di peroleh dari Ariya phala nana, yg telah timbul dalam diri, dgn hasrat ingin mencapai Kebahagiaan dalam Lokuttara, yg merupakan ketenangan dan kebahagiaan...itu di sebut Phala Samapatti Vithi.

Manda Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  ANU  PHA ... B  B

Tikkha Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  PHA............. B  B

Setelah Anuloma citta, phala citta timbul terus menerus sesuai dgn keinginan, bila telah habis waktunya, phala citta akan berhenti timbul, setelah itu menjadi Bhavanga citta seperti biasa. Setelah itu melaksanakan Paccavekkhana vithi.
Citta dlm Phala Samapatti vithi ini tidak disebut parikamma, Upacara, Anuloma, Gotrabu seperti dalam Magga Vithi, tetapi di sebut ANULOMA  saja karena Phalasamapatti tidak dapat membasmi kilesa, sama dengan Magga vithi yg mana itu (PAR, UPA, ANU, GOT) timbul untuk ANULOMA memberikan citta melekat kuat dalam obyek Nibbana.

Ariya Puggala yg akan memasuki Phala Samapatti, pertama melakukan addhitthana (niat) dengan mengatakan :"akan memasuki Phala samapatti selama....(sesuai hari), harap phala citta yg tlh diperoleh timbul sesuai dg keinginan. Sadhu".

Addhitthana vithi :
B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B

Sumber : Abhidhammatthasangaha (Pandit J Kaharuddin).

_/\_ :lotus:


sori saya ringkas ci.......

jadi kalo dari penjelasan diatas, yang disebut magga vitthi itu, sebenarnya di dalamnya juga tercakup proses magga - phala - phala

proses ini hanya sekali saja, dan setelah itu lanjut ke paccavekkhana

setelah paccavekkhana, barulah nanti akan menjadi phala samapatti vitthi

Manda Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  ANU  PHA ... B  B

Tikkha Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  PHA............. B  B

Citta dlm Phala Samapatti vithi ini tidak disebut Parikamma, Upacara, Anuloma, Gotrabu seperti dalam Magga Vithi, tetapi di sebut ANULOMA saja
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 05 February 2010, 04:34:33 PM
tambahan yg bisa saya tuliskan adalah :
1. magga vitthi hanya berlangsung 1x saja
2. setelah magga vitthi berakhir, pasti akan timbul paccavekkhana vitthi (perenungan terhadap keadaan dhamma yg sesungguhnya)

Bro markos yang baik, menurut yang saya dengar dari guru meditasi Vipassana, sebenarnya pada waktu pertama kali mengalami Nibbana seorang meditator mengalami empat nana sekaligus pada waktu duduk, yaitu: Anuloma, Gothrabu, Magga, Phala. Setelah bangun meditasi baru Paccavekkhana terjadi.

Kemudian setelah bangun meditasi, bila dilain waktu ingin mengulangi pengalaman Nibbana pada tingkat itu (Sotapanna) saya kurang begitu jelas, mungkin proses citta yang terjadi hanya 3 yaitu Anuloma, Gothrabu, Phala. Tanpa Magga.


 _/\_

Mungkin bisa di liat dari proses cittanya (lokuttara appana vithi) di bawah ini, sbb:

~ Tihetuka puggala yg melaksanakan Vipassana Bhavana sehingga mencapai magga & phala....Citta Vithi yg sampai pada Magga dan Phala itu di sebut MAGGA VITHI.

Magga Vithi kepunyaan Manda Puggala (org yg kurang cerdas) :

BC  BP  MA  PAR  UPA  ANU  GOT  MAG  PHA  PHA  B


Magga Vithi kepunyaan Tikkha Puggala (org yg cerdas) :

BC  BP  MA  UPA  ANU  GOT  MAG  PHA   PHA   PHA  B  


~ Citta Vithi kepunyaan Sotapanna mencapai Sakadagami...
Citta Vithi kepunyaan Sakadagami mencapai Anagami...
Citta Vithi kepunyaan Anagami mencapai Arahat...

Magga Vithi kepunyaan Manda Puggala (org yg kurang cerdas) :

BC  BP  MA  PAR  UPA  ANU  VO  MAG  PHA  PHA  B


Magga Vithi kepunyaan Tikkha Puggala (org yg cerdas) :

BC  BP  MA  UPA  ANU  VO  MAG  PHA   PHA   PHA  B  

Keterangan :

BC : Bhavanga Calana (Bhavanga yg menggetar, sebab ada obyek baru dtg menyentuh)
BP : Bhavanga Paccheda (Bhavanga menangkap)
MA : Manodvaravajjana (kesadaran menyelidiki obyek melalui Pintu Pikiran)
PAR : Parikamma (tingkat pendahuluan)
UPA : Upacara (tingkat penghampiran)
ANU : Anuloma (Tingkat kemajuan)
GOT : Gotrabhu (Tingkat pemutusan)
VO : Vodana (putih/bersih)
B   : Bhavanga

Dalam Magga Vithi, istilah Gotrabhu berarti pemutusan dari awam menjadi org suci, sedangkan Vodana berarti dhamma yg putih/bersih.

Bila Magga vithi berakhir, akan timbul Paccavekhana vithi secara pasti. Paccavekhana vithi yg timbul agar merenungkan/mempertimbangkan dhamma 5 bagian, yaitu:
1. Pertimbangan mengenai Magga
2. Pertimbangan mengenai Phala
3. Pertimbangan mengenai Nibbana
4. Pertimbangan mengenai kilesa yg telah dimusnahkan
5. Pertimbangan mengenai kilesa yg belum dimusnahkan.

1-3 --> harus di pertimbangkan secara pasti, tidak dapat ditinggalkan
4-5 -->  sewaktu-waktu dipertimbangkan, sewaktu-waktu tidak di pertimbangkan.
1-4 --> dipertimbangkan oleh Sotapana, Sakadagami & Anagami, arahat
5 --->   dipertimbangkan oleh Sotapana, Sakadagami & Anagami

Paccavekkhana vithi :

B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B


Seterusnya.... kalo memasuki untuk diam dalam Obyek Nibbana yg telah di peroleh dari Ariya phala nana, yg telah timbul dalam diri, dgn hasrat ingin mencapai Kebahagiaan dalam Lokuttara, yg merupakan ketenangan dan kebahagiaan...itu di sebut Phala Samapatti Vithi.

Manda Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  ANU  PHA ... B  B

Tikkha Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  PHA............. B  B

Setelah Anuloma citta, phala citta timbul terus menerus sesuai dgn keinginan, bila telah habis waktunya, phala citta akan berhenti timbul, setelah itu menjadi Bhavanga citta seperti biasa. Setelah itu melaksanakan Paccavekkhana vithi.
Citta dlm Phala Samapatti vithi ini tidak disebut parikamma, Upacara, Anuloma, Gotrabu seperti dalam Magga Vithi, tetapi di sebut ANULOMA  saja karena Phalasamapatti tidak dapat membasmi kilesa, sama dengan Magga vithi yg mana itu (PAR, UPA, ANU, GOT) timbul untuk ANULOMA memberikan citta melekat kuat dalam obyek Nibbana.

Ariya Puggala yg akan memasuki Phala Samapatti, pertama melakukan addhitthana (niat) dengan mengatakan :"akan memasuki Phala samapatti selama....(sesuai hari), harap phala citta yg tlh diperoleh timbul sesuai dg keinginan. Sadhu".

Addhitthana vithi :
B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B


Nibbana yg menjadi obyek dari Phala Samapatti adalah :
1. Animitta Nibbana
2. Appanihita Nibbana
3. Sunnata Nibbana

Sumber : Abhidhammatthasangaha (Pandit J Kaharuddin).

_/\_ :lotus:



Ternyata memang benar Magga vitthi hanya dilewati sekali saja pada setiap tingkat kesucian.
Tapi selain itu Gotrabhu mungkin hanya dilewati sekali saja hingga kita Parinibbana ya?.

Thanks sis Lily.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 05 February 2010, 10:25:50 PM
tambahan yg bisa saya tuliskan adalah :
1. magga vitthi hanya berlangsung 1x saja
2. setelah magga vitthi berakhir, pasti akan timbul paccavekkhana vitthi (perenungan terhadap keadaan dhamma yg sesungguhnya)

Bro markos yang baik, menurut yang saya dengar dari guru meditasi Vipassana, sebenarnya pada waktu pertama kali mengalami Nibbana seorang meditator mengalami empat nana sekaligus pada waktu duduk, yaitu: Anuloma, Gothrabu, Magga, Phala. Setelah bangun meditasi baru Paccavekkhana terjadi.

Kemudian setelah bangun meditasi, bila dilain waktu ingin mengulangi pengalaman Nibbana pada tingkat itu (Sotapanna) saya kurang begitu jelas, mungkin proses citta yang terjadi hanya 3 yaitu Anuloma, Gothrabu, Phala. Tanpa Magga.


 _/\_

Mungkin bisa di liat dari proses cittanya (lokuttara appana vithi) di bawah ini, sbb:

~ Tihetuka puggala yg melaksanakan Vipassana Bhavana sehingga mencapai magga & phala....Citta Vithi yg sampai pada Magga dan Phala itu di sebut MAGGA VITHI.

Magga Vithi kepunyaan Manda Puggala (org yg kurang cerdas) :

BC  BP  MA  PAR  UPA  ANU  GOT  MAG  PHA  PHA  B


Magga Vithi kepunyaan Tikkha Puggala (org yg cerdas) :

BC  BP  MA  UPA  ANU  GOT  MAG  PHA   PHA   PHA  B  


~ Citta Vithi kepunyaan Sotapanna mencapai Sakadagami...
Citta Vithi kepunyaan Sakadagami mencapai Anagami...
Citta Vithi kepunyaan Anagami mencapai Arahat...

Magga Vithi kepunyaan Manda Puggala (org yg kurang cerdas) :

BC  BP  MA  PAR  UPA  ANU  VO  MAG  PHA  PHA  B


Magga Vithi kepunyaan Tikkha Puggala (org yg cerdas) :

BC  BP  MA  UPA  ANU  VO  MAG  PHA   PHA   PHA  B  

Keterangan :

BC : Bhavanga Calana (Bhavanga yg menggetar, sebab ada obyek baru dtg menyentuh)
BP : Bhavanga Paccheda (Bhavanga menangkap)
MA : Manodvaravajjana (kesadaran menyelidiki obyek melalui Pintu Pikiran)
PAR : Parikamma (tingkat pendahuluan)
UPA : Upacara (tingkat penghampiran)
ANU : Anuloma (Tingkat kemajuan)
GOT : Gotrabhu (Tingkat pemutusan)
VO : Vodana (putih/bersih)
B   : Bhavanga

Dalam Magga Vithi, istilah Gotrabhu berarti pemutusan dari awam menjadi org suci, sedangkan Vodana berarti dhamma yg putih/bersih.

Bila Magga vithi berakhir, akan timbul Paccavekhana vithi secara pasti. Paccavekhana vithi yg timbul agar merenungkan/mempertimbangkan dhamma 5 bagian, yaitu:
1. Pertimbangan mengenai Magga
2. Pertimbangan mengenai Phala
3. Pertimbangan mengenai Nibbana
4. Pertimbangan mengenai kilesa yg telah dimusnahkan
5. Pertimbangan mengenai kilesa yg belum dimusnahkan.

1-3 --> harus di pertimbangkan secara pasti, tidak dapat ditinggalkan
4-5 -->  sewaktu-waktu dipertimbangkan, sewaktu-waktu tidak di pertimbangkan.
1-4 --> dipertimbangkan oleh Sotapana, Sakadagami & Anagami, arahat
5 --->   dipertimbangkan oleh Sotapana, Sakadagami & Anagami

Paccavekkhana vithi :

B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B


Seterusnya.... kalo memasuki untuk diam dalam Obyek Nibbana yg telah di peroleh dari Ariya phala nana, yg telah timbul dalam diri, dgn hasrat ingin mencapai Kebahagiaan dalam Lokuttara, yg merupakan ketenangan dan kebahagiaan...itu di sebut Phala Samapatti Vithi.

Manda Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  ANU  PHA ... B  B

Tikkha Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  PHA............. B  B

Setelah Anuloma citta, phala citta timbul terus menerus sesuai dgn keinginan, bila telah habis waktunya, phala citta akan berhenti timbul, setelah itu menjadi Bhavanga citta seperti biasa. Setelah itu melaksanakan Paccavekkhana vithi.
Citta dlm Phala Samapatti vithi ini tidak disebut parikamma, Upacara, Anuloma, Gotrabu seperti dalam Magga Vithi, tetapi di sebut ANULOMA  saja karena Phalasamapatti tidak dapat membasmi kilesa, sama dengan Magga vithi yg mana itu (PAR, UPA, ANU, GOT) timbul untuk ANULOMA memberikan citta melekat kuat dalam obyek Nibbana.

Ariya Puggala yg akan memasuki Phala Samapatti, pertama melakukan addhitthana (niat) dengan mengatakan :"akan memasuki Phala samapatti selama....(sesuai hari), harap phala citta yg tlh diperoleh timbul sesuai dg keinginan. Sadhu".

Addhitthana vithi :
B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B


Nibbana yg menjadi obyek dari Phala Samapatti adalah :
1. Animitta Nibbana
2. Appanihita Nibbana
3. Sunnata Nibbana

Sumber : Abhidhammatthasangaha (Pandit J Kaharuddin).

_/\_ :lotus:



Ternyata memang benar Magga vitthi hanya dilewati sekali saja pada setiap tingkat kesucian.
Tapi selain itu Gotrabhu mungkin hanya dilewati sekali saja hingga kita Parinibbana ya?.

Thanks sis Lily.

 _/\_

Gotrabhu memang dilewati sekali saja ketika seseorang mencapai sotapanna. Dari sotapanna ke sakadagami atau sakadagami ke anagami atau anagami ke arahat, seperti yang dijelaskan di atas, setelah melewati  anulomacitta, di sana akan muncul vodāna (cleansing) dan bukan gotrabhu seperti dalam kasus seseorang puthujjana yang mencapai sotapanna.

Btw, saya lebih suka memaknai bhavangapaccheda sebagai terputusnya (paccheda) bhavanga ketimbang 'bhavanga menangkap' karena dalam proses pencapaian jhana atau phala, setelah muncul bhavangacalana (vibrational bhavanga), bhavanga demikian kemudian terputus / lenyap sehingga memungkinkan pikiran untuk masuk ke tahap selanjutnya.

Metta.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 08 February 2010, 08:25:14 AM
Bro Markos dan sis Lily yang baik, sekarang karena sudah dimuat proses cittavitthi pencapaian Nibbana maka semakin mudah dibahas.

Setelah pencapaian Sotapanna, Ariya Puggala kembali harus mengulangi pencapaiannya untuk mencapai Sakadagami, walaupun tidak harus semua dan ada juga yang tidak diulangi (Gotrabhu), demikian terus hingga pencapaian arahat.

Jadi pencapaiannya tidak langsung Dari Sopatatti Phala ke Sakadagami Magga, karena harus mengulangi proses BC BP ...dstnya.

Disini kita melihat bahwa cara merealisasi Nibbana pada Sotapatti, Sakadagami Anagami dan Arahat sama saja, yaitu Mereka semua merealisasi Nibbana melalui salah satu dari tiga cara tersebut yaitu, animitta Nibbana, appanihita Nibbana dan sunnata Nibbana.

 _/\_
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 08 February 2010, 08:39:31 AM
Quote
tambahan yg bisa saya tuliskan adalah :
1. magga vitthi hanya berlangsung 1x saja
2. setelah magga vitthi berakhir, pasti akan timbul paccavekkhana vitthi (perenungan terhadap keadaan dhamma yg sesungguhnya)

Bro markos yang baik, menurut yang saya dengar dari guru meditasi Vipassana, sebenarnya pada waktu pertama kali mengalami Nibbana seorang meditator mengalami empat nana sekaligus pada waktu duduk, yaitu: Anuloma, Gothrabu, Magga, Phala. Setelah bangun meditasi baru Paccavekkhana terjadi.

Kemudian setelah bangun meditasi, bila dilain waktu ingin mengulangi pengalaman Nibbana pada tingkat itu (Sotapanna) saya kurang begitu jelas, mungkin proses citta yang terjadi hanya 3 yaitu Anuloma, Gothrabu, Phala. Tanpa Magga.


 _/\_

Mungkin bisa di liat dari proses cittanya (lokuttara appana vithi) di bawah ini, sbb:

~ Tihetuka puggala yg melaksanakan Vipassana Bhavana sehingga mencapai magga & phala....Citta Vithi yg sampai pada Magga dan Phala itu di sebut MAGGA VITHI.

Magga Vithi kepunyaan Manda Puggala (org yg kurang cerdas) :

BC  BP  MA  PAR  UPA  ANU  GOT  MAG  PHA  PHA  B


Magga Vithi kepunyaan Tikkha Puggala (org yg cerdas) :

BC  BP  MA  UPA  ANU  GOT  MAG  PHA   PHA   PHA  B 


~ Citta Vithi kepunyaan Sotapanna mencapai Sakadagami...
Citta Vithi kepunyaan Sakadagami mencapai Anagami...
Citta Vithi kepunyaan Anagami mencapai Arahat...

Magga Vithi kepunyaan Manda Puggala (org yg kurang cerdas) :

BC  BP  MA  PAR  UPA  ANU  VO  MAG  PHA  PHA  B


Magga Vithi kepunyaan Tikkha Puggala (org yg cerdas) :

BC  BP  MA  UPA  ANU  VO  MAG  PHA   PHA   PHA  B 

Keterangan :

BC : Bhavanga Calana (Bhavanga yg menggetar, sebab ada obyek baru dtg menyentuh)
BP : Bhavanga Paccheda (Bhavanga menangkap)
MA : Manodvaravajjana (kesadaran menyelidiki obyek melalui Pintu Pikiran)
PAR : Parikamma (tingkat pendahuluan)
UPA : Upacara (tingkat penghampiran)
ANU : Anuloma (Tingkat kemajuan)
GOT : Gotrabhu (Tingkat pemutusan)
VO : Vodana (putih/bersih)
B   : Bhavanga

Dalam Magga Vithi, istilah Gotrabhu berarti pemutusan dari awam menjadi org suci, sedangkan Vodana berarti dhamma yg putih/bersih.

Bila Magga vithi berakhir, akan timbul Paccavekhana vithi secara pasti. Paccavekhana vithi yg timbul agar merenungkan/mempertimbangkan dhamma 5 bagian, yaitu:
1. Pertimbangan mengenai Magga
2. Pertimbangan mengenai Phala
3. Pertimbangan mengenai Nibbana
4. Pertimbangan mengenai kilesa yg telah dimusnahkan
5. Pertimbangan mengenai kilesa yg belum dimusnahkan.

1-3 --> harus di pertimbangkan secara pasti, tidak dapat ditinggalkan
4-5 -->  sewaktu-waktu dipertimbangkan, sewaktu-waktu tidak di pertimbangkan.
1-4 --> dipertimbangkan oleh Sotapana, Sakadagami & Anagami, arahat
5 --->   dipertimbangkan oleh Sotapana, Sakadagami & Anagami

Paccavekkhana vithi :

B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B


Seterusnya.... kalo memasuki untuk diam dalam Obyek Nibbana yg telah di peroleh dari Ariya phala nana, yg telah timbul dalam diri, dgn hasrat ingin mencapai Kebahagiaan dalam Lokuttara, yg merupakan ketenangan dan kebahagiaan...itu di sebut Phala Samapatti Vithi.

Manda Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  ANU  PHA ... B  B

Tikkha Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  PHA............. B  B

Setelah Anuloma citta, phala citta timbul terus menerus sesuai dgn keinginan, bila telah habis waktunya, phala citta akan berhenti timbul, setelah itu menjadi Bhavanga citta seperti biasa. Setelah itu melaksanakan Paccavekkhana vithi.
Citta dlm Phala Samapatti vithi ini tidak disebut parikamma, Upacara, Anuloma, Gotrabu seperti dalam Magga Vithi, tetapi di sebut ANULOMA  saja karena Phalasamapatti tidak dapat membasmi kilesa, sama dengan Magga vithi yg mana itu (PAR, UPA, ANU, GOT) timbul untuk ANULOMA memberikan citta melekat kuat dalam obyek Nibbana.

Ariya Puggala yg akan memasuki Phala Samapatti, pertama melakukan addhitthana (niat) dengan mengatakan :"akan memasuki Phala samapatti selama....(sesuai hari), harap phala citta yg tlh diperoleh timbul sesuai dg keinginan. Sadhu".

Addhitthana vithi :
B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B


Nibbana yg menjadi obyek dari Phala Samapatti adalah :
1. Animitta Nibbana
2. Appanihita Nibbana
3. Sunnata Nibbana

Sumber : Abhidhammatthasangaha (Pandit J Kaharuddin).

_/\_ :lotus:



Ternyata memang benar Magga vitthi hanya dilewati sekali saja pada setiap tingkat kesucian.
Tapi selain itu Gotrabhu mungkin hanya dilewati sekali saja hingga kita Parinibbana ya?.

Thanks sis Lily.

 _/\_

Gotrabhu memang dilewati sekali saja ketika seseorang mencapai sotapanna. Dari sotapanna ke sakadagami atau sakadagami ke anagami atau anagami ke arahat, seperti yang dijelaskan di atas, setelah melewati  anulomacitta, di sana akan muncul vodāna (cleansing) dan bukan gotrabhu seperti dalam kasus seseorang puthujjana yang mencapai sotapanna.

Btw, saya lebih suka memaknai bhavangapaccheda sebagai terputusnya (paccheda) bhavanga ketimbang 'bhavanga menangkap' karena dalam proses pencapaian jhana atau phala, setelah muncul bhavangacalana (vibrational bhavanga), bhavanga demikian kemudian terputus / lenyap sehingga memungkinkan pikiran untuk masuk ke tahap selanjutnya.

Metta.

Maksud Tahap selanjutnya disini adalah keluar dari kondisi Nibbana dan kembali dalam kondisi sehari-hari ya Samanera? Terima kasih.

 ^:)^

Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: Peacemind on 08 February 2010, 01:58:14 PM
Quote
tambahan yg bisa saya tuliskan adalah :
1. magga vitthi hanya berlangsung 1x saja
2. setelah magga vitthi berakhir, pasti akan timbul paccavekkhana vitthi (perenungan terhadap keadaan dhamma yg sesungguhnya)

Bro markos yang baik, menurut yang saya dengar dari guru meditasi Vipassana, sebenarnya pada waktu pertama kali mengalami Nibbana seorang meditator mengalami empat nana sekaligus pada waktu duduk, yaitu: Anuloma, Gothrabu, Magga, Phala. Setelah bangun meditasi baru Paccavekkhana terjadi.

Kemudian setelah bangun meditasi, bila dilain waktu ingin mengulangi pengalaman Nibbana pada tingkat itu (Sotapanna) saya kurang begitu jelas, mungkin proses citta yang terjadi hanya 3 yaitu Anuloma, Gothrabu, Phala. Tanpa Magga.


 _/\_

Mungkin bisa di liat dari proses cittanya (lokuttara appana vithi) di bawah ini, sbb:

~ Tihetuka puggala yg melaksanakan Vipassana Bhavana sehingga mencapai magga & phala....Citta Vithi yg sampai pada Magga dan Phala itu di sebut MAGGA VITHI.

Magga Vithi kepunyaan Manda Puggala (org yg kurang cerdas) :

BC  BP  MA  PAR  UPA  ANU  GOT  MAG  PHA  PHA  B


Magga Vithi kepunyaan Tikkha Puggala (org yg cerdas) :

BC  BP  MA  UPA  ANU  GOT  MAG  PHA   PHA   PHA  B 


~ Citta Vithi kepunyaan Sotapanna mencapai Sakadagami...
Citta Vithi kepunyaan Sakadagami mencapai Anagami...
Citta Vithi kepunyaan Anagami mencapai Arahat...

Magga Vithi kepunyaan Manda Puggala (org yg kurang cerdas) :

BC  BP  MA  PAR  UPA  ANU  VO  MAG  PHA  PHA  B


Magga Vithi kepunyaan Tikkha Puggala (org yg cerdas) :

BC  BP  MA  UPA  ANU  VO  MAG  PHA   PHA   PHA  B 

Keterangan :

BC : Bhavanga Calana (Bhavanga yg menggetar, sebab ada obyek baru dtg menyentuh)
BP : Bhavanga Paccheda (Bhavanga menangkap)
MA : Manodvaravajjana (kesadaran menyelidiki obyek melalui Pintu Pikiran)
PAR : Parikamma (tingkat pendahuluan)
UPA : Upacara (tingkat penghampiran)
ANU : Anuloma (Tingkat kemajuan)
GOT : Gotrabhu (Tingkat pemutusan)
VO : Vodana (putih/bersih)
B   : Bhavanga

Dalam Magga Vithi, istilah Gotrabhu berarti pemutusan dari awam menjadi org suci, sedangkan Vodana berarti dhamma yg putih/bersih.

Bila Magga vithi berakhir, akan timbul Paccavekhana vithi secara pasti. Paccavekhana vithi yg timbul agar merenungkan/mempertimbangkan dhamma 5 bagian, yaitu:
1. Pertimbangan mengenai Magga
2. Pertimbangan mengenai Phala
3. Pertimbangan mengenai Nibbana
4. Pertimbangan mengenai kilesa yg telah dimusnahkan
5. Pertimbangan mengenai kilesa yg belum dimusnahkan.

1-3 --> harus di pertimbangkan secara pasti, tidak dapat ditinggalkan
4-5 -->  sewaktu-waktu dipertimbangkan, sewaktu-waktu tidak di pertimbangkan.
1-4 --> dipertimbangkan oleh Sotapana, Sakadagami & Anagami, arahat
5 --->   dipertimbangkan oleh Sotapana, Sakadagami & Anagami

Paccavekkhana vithi :

B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B


Seterusnya.... kalo memasuki untuk diam dalam Obyek Nibbana yg telah di peroleh dari Ariya phala nana, yg telah timbul dalam diri, dgn hasrat ingin mencapai Kebahagiaan dalam Lokuttara, yg merupakan ketenangan dan kebahagiaan...itu di sebut Phala Samapatti Vithi.

Manda Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  ANU  PHA ... B  B

Tikkha Puggala :
B  BC  BP  MA  ANU  ANU  ANU  PHA............. B  B

Setelah Anuloma citta, phala citta timbul terus menerus sesuai dgn keinginan, bila telah habis waktunya, phala citta akan berhenti timbul, setelah itu menjadi Bhavanga citta seperti biasa. Setelah itu melaksanakan Paccavekkhana vithi.
Citta dlm Phala Samapatti vithi ini tidak disebut parikamma, Upacara, Anuloma, Gotrabu seperti dalam Magga Vithi, tetapi di sebut ANULOMA  saja karena Phalasamapatti tidak dapat membasmi kilesa, sama dengan Magga vithi yg mana itu (PAR, UPA, ANU, GOT) timbul untuk ANULOMA memberikan citta melekat kuat dalam obyek Nibbana.

Ariya Puggala yg akan memasuki Phala Samapatti, pertama melakukan addhitthana (niat) dengan mengatakan :"akan memasuki Phala samapatti selama....(sesuai hari), harap phala citta yg tlh diperoleh timbul sesuai dg keinginan. Sadhu".

Addhitthana vithi :
B  BC  BP  MA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  JA  B  B


Nibbana yg menjadi obyek dari Phala Samapatti adalah :
1. Animitta Nibbana
2. Appanihita Nibbana
3. Sunnata Nibbana

Sumber : Abhidhammatthasangaha (Pandit J Kaharuddin).

_/\_ :lotus:



Ternyata memang benar Magga vitthi hanya dilewati sekali saja pada setiap tingkat kesucian.
Tapi selain itu Gotrabhu mungkin hanya dilewati sekali saja hingga kita Parinibbana ya?.

Thanks sis Lily.

 _/\_

Gotrabhu memang dilewati sekali saja ketika seseorang mencapai sotapanna. Dari sotapanna ke sakadagami atau sakadagami ke anagami atau anagami ke arahat, seperti yang dijelaskan di atas, setelah melewati  anulomacitta, di sana akan muncul vodāna (cleansing) dan bukan gotrabhu seperti dalam kasus seseorang puthujjana yang mencapai sotapanna.

Btw, saya lebih suka memaknai bhavangapaccheda sebagai terputusnya (paccheda) bhavanga ketimbang 'bhavanga menangkap' karena dalam proses pencapaian jhana atau phala, setelah muncul bhavangacalana (vibrational bhavanga), bhavanga demikian kemudian terputus / lenyap sehingga memungkinkan pikiran untuk masuk ke tahap selanjutnya.

Metta.

Maksud Tahap selanjutnya disini adalah keluar dari kondisi Nibbana dan kembali dalam kondisi sehari-hari ya Samanera? Terima kasih.

 ^:)^



Maksudnya setelah bhavangacalana lenyap karena terpotong (bhavangapaccheda), seseorang bisa masuk ke dalam tahap citta selanjutnya seperti manodvaravajjanacitta, parikammacitta, upacaracitta dan selanjutnya......

Mettacittena.
Title: Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
Post by: fabian c on 10 February 2010, 11:59:54 AM
Quote
Maksudnya setelah bhavangacalana lenyap karena terpotong (bhavangapaccheda), seseorang bisa masuk ke dalam tahap citta selanjutnya seperti manodvaravajjanacitta, parikammacitta, upacaracitta dan selanjutnya......

Mettacittena.

Maaf salah sambung Samanera  ^:)^, kirain Bhavanga B (sesudah Phala Samapatti- PHA) bukan BC

Terima kasih

 _/\_