oh bukan kelas II ya? baguslah kalau anda beranggapan begitu.
namun diluar sana saya sering mendengar bahwa memang israel bangsa pilihan, mereka yang dijanjikan, dsb.. bahkan katanya yesus datang untuk bangsa israel. nah bagaimana tanggapan anda dengan yang ini?
Ya, kalo ada seorang mengadopsi seorang anak, apakah semua anak yg tidak diadopsinya menjadi anak kelas 2? Tentu saja tidak bukan?
Memang Allah telah menubuatkan bahwa mesias akan lahir dari bangsa Israel. Dengan demikian apakah bangsa lain diluar Israel menjadi kelas 2? Jelas tidaklah demikian. Allah memilih tempat di Israel tentu memiliki alasannya.
Mengapa Yesus harus lahir di Israel, bukan negeri lain? Dari sudut pandang teologis. Tuhan sendiri telah menjanjikan kepada Abraham bahwa melalui keturunannya semua bangsa di muka bumi akan diberkati. Ini pun sudah termeterai di dalam Taurat, dalam Kejadian 15:4-6 yg dimaksud ialah keturunan Sarah dan Ishak. Hakekat ini juga sudah pun termaktub dalam Taurat, Kejadian 17:16-21 dan Kejadian 21:8-12. Dari Ishaklah sebagai anak perjanjian-akan lahir Messiah yakni Al-Masih
Tetapi, karena Ismael juga anaknya, ia pun diberkati. Hanya saja al-Masih/Messiah tidak akan lahir melalui Ismael. Dan keturunan, bangsa Arab juga dilibatkan dalam perjamuan Messiah dalam Yesaya 63, dan juga pada saat berdiri gereja di Yerusalem dalam Kisah para Rasul 2.
Coba lihat saja sekarang. Bukankah jumlah orang Arab yang menjadi pengikut Kristus, jauh lebih besar daripada jumlah orang Yahudi yang kr****n? Selain itu ada banyak faktor lain. Mengapa Yesus harus lahir di Israel pada abad pertama Masehi?
Pada abad pertama, Israel seolah-olah menjadi "taman mini" dunia. Hal tersebut sesungguhnya telah mempermudahkan jangkauan universal pewartaan dan pemberitaan risalat Injil. Bayangkan saja, di desa kecil Kapernaum, ada 3 bahasa yang hidup, dan hampir dipastikan kebanyakan rakyat - termasuk Yesus, telah menguasai: yaitu Ibrani (bahasa Kitab Suci Taurat dan Nabi-nabi), Aram (bahasa sehari-hari rakyat Palestina/Israel seperti Yesus) dan Yunani (sebagai bahasa antarabangsa waktu itu, yang dipelopori oleh Empayar Roma).
Bahkan menurut Injil Yohanes, tuduhan yang tertulis di atas salib Yesus juga ditulis dalam bahasa Latin. Bahasa Latin dikenal juga, tetapi hanya di kalangan terbatas sebagai bahasa administrasi kerajaan. Andai saja Yesus lahir di Pulau Pinang, waah sulit sekali untuk terdokumentasikan. Sebab orang-orang rantau disana baru mengenal huruf hanya pada abad ke-4 Masehi. Sedangkan di Israel dan daerah sekitarnya, dari tahun 3000 S.M tulisan sudah berkembang pesat.
Cobalah bandingkan dengan agama-agama lain. Islam mula-mula lahir dari suatu wilayah yang hanya menggunakan satu bahasa, Arab. Hindu dengan bahasa Sanskrit. Buddha dengan bahasa Sanskrit dan Pali. Begitu juga dengan Tao, Kong Hu Cu, dan lain-lain. Tetapi Gereja kr****n berbeda sama sekali. Multietnik, DAN multilingual.