//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dari BUDHA Hingga YESUS  (Read 222074 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #135 on: 02 October 2011, 12:11:44 AM »
saya pernah melihat seorang "K" yang wajahnya bercahaya seperti "HALO" dibelakang kepalanya, seperti gambar orang suci, dibelakangnya ada lingkaran cahaya halo..... Apakah itu halusinasi, tapi itu kejadiannya disiang hari.....saya tak tahu.....Itulah mengapa saya terkesan dengan sahabat2 saya itu......Saya ingin seperti mereka, cuma saya masih mempertimbangkan diri akan reaksi ortu saya yang masih kolot itu.... Saya ada baca diskusi di blog DC dan Dede dan saya sempat berkomunikasi dengan BJ, saya minta waktu ketemu dia, namun dia belum membalasnya karena banyak hal yg  ingin saya tanyakan. Entah kenapa ada hal yang menarik dari BJ.........  :-[ kebetulan saya tinggal di Medan..

Bro  Wolvie, saya dapat emailan pertama dengan BJ, dia kasih copy ke saya artikel diatas.......  ;D

Salam Metta

belum masuk agama kr****n saja anda sudah berani ngomong gitu sama orang tua anda, gimana kalo udah masuk???
mungkin jadi anak durhaka kali ya??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #136 on: 02 October 2011, 07:53:41 AM »
Quote
Bro Kainyn_Kutho dan Sis Mayvise belum tahu dan sepakat tentang "proses hukum karma"  By the way, ok lah, mungkin saya perlu cari tahu orang yang bisa memaparkan jalannya hukum Karma yang lebih comprehensive...  :) Kalo mau bantu darimana itu proses hukum karma itu?? Apakah ada dengan sendirinya, jika ada sendirinya apakah hukum yang diberikan sesuai, atau itu hanya pikiran manusia yang sesuka hati menafsirkannya?  :(

Bila anda bertanya pada kaum Kristiani darimana Tuhan itu? Mereka akan jawab ia ada dengan sendirinya. Kalau anda bertanya proses hukum karma darimana? Umat Buddhis juga mengtakan hukum karma ada dengan sendirinya. Ini pertanyaan-pertanyaan metafisika. Tidak masalah tapi kita umat manusia biasa tidak mempunyai kapasitas untuk benar-benar memahami itu semua. Namun walaupuns ama-sama dianggap ada dengan sendirinya, tetap ada perbedaan. Kristiani menganut Tuhan Prima Causa, sedangkan Buddhisme menganut Ketuhanan Dharmakaya yang dinamis yang selalu bercirikan sebab akibat saling kebergantungan.

Quote
Saya ingin tanya : Bagaimana jika seseorang itu melakukan kamma buruk lainnya, misalnya "membunuh, memperkosa seorang yang dikategorikan suci" itu, dan orang tsb melakukan banyak kebajikan setelah itu - berdana, menolong orang yang sekarat dll, apakah kammanya akan hilang, atau dikehidupan selanjutnya akan berkurang kamma buruk yang telah ia lakukan? Garam yang ditambahkan banyak air tentu berkurang asin, namun berat garamnya tetap sama jika airnya diuapkan, bukan? ;)

Hahahahah... perumpamaan itu tidak menyangkutpautkan "penguapan atau penyubliman" segala, jd jangan dikaitkan ke arah sana, perumpamaan itu hanya untuk menceritakan efek karma buruk yang  bercampur dengan efek karma baik yang luar biasa.

Karma tidak akan hilang. Karma tidak akan berkurang. Tetapi KARMA BISA TERPURIFIKASI:
1. terpurifikasi berrati ketika banyak melakukan banyak perbuatan bajik, efek karma buruk seseorang akan tampak menjadi ringan, karena terlimpah oleh banyak perbuatan dan akibat bajik
2. terpurifikais berarti kita diberkahi kemampuan mengatasi segala macam akibat karma negatif dan membuatnya menjadi seseuatu yang positif. Segala kegagalan anda bisa ubah menjadi kesuksesan. Akibat karma negatif terpurifikasi sehingga anda mampu menggunakannya untuk membangun diri anda sendiri. Berkah purifikasi membantu anda mengubah racun menjadi obat.

Maka dari itu dalam sutra" Mahayana dikatakan mantra Buddha dapat memberangus karma negatif, bagaikan api yang membakar semuanya itu.

Menurut Mahayanis, KARMA BISA TERPURIFIKASI lewat pembacaan Sutra atau Mantra Buddha, dibarengi dengan perbuatan bajik. Konsep ini sudah ada dalam Saddharmapundarika Sutra YANG SAMA TUANYA dengan Kanon Pali.

Quote
Contoh lain : Saya melakukan pelanggaran lalu lintas, dan saya ditilang oleh polisi dan minggu depan saya harus menghadiri persidangan. Sebelum hari H itu saya banyak melakukan kebajikan, memberi santunan bagi fakir miskin yang ada disekeliling perumahan saya dengan harapan saya bisa terbebas dari hukuman........Dan saat disidang, hakim bertanya, "Apakah saudara tahu kesalahan Anda?" Saya menjawab ya, saya bersalah, tapi Pak Hakim saya telah banyak melakukan banyak kebajikan, saya berdana, saya membantu orang yg kesusahan dll? Apakah hakim itu akan membebaskan saya, karena banyak melakukan kebajikan dalam kasusnya?


Tidak. Tetapi siapa tahu waktu anda berbuat baik itu, anda menyadari sesuatu yang penting, bertekad merubah diri anda, nantinya malah anda akan bersyukur anda ditiliang, karena itu titik dari berbagai macam titik di mana diri anda berkembang. Itu namanya purifikasi karma dan akibat karma baik anda.

Quote
Kata bro Ryu, kalo hujat Buddha bagaimana nasibnya?  :D, kalo mencoba bunuh Buddha seperti yg dilakukan oleh muridnya Devadatta bagaimana( ada yang bilang, Devadtta masih disiksa di neraka dan belum tahu kapan keluarnya, udah hampir 2400 tahun lho?  :o

Oohhh.... kok bisa belum tahu kapan keluarnya la wong sudah diramal bakal jadi Pratyeka Buddha dan Samyaksambuddha (dalam Saddharmapundarika Sutra). Bahkan Nichiren mengatakan, berkat kekuatan Saddharmapundarika Sutra, Devadatta mampu keluar dari siksaan neraka dan menjadi Buddha. Masuk ke neraka tidak abadi, dan akhirnya menjadi BUDDHA ABADI bahkan disambut oleh para Buddha menuju Tanah Suci. "Bukankah enak sekali?" hahahahah

Bahkan ketika anda pernah berkeyakinan pada Buddha Amitabha, dan suatu saat anda merosot masuk ke alam neraka karena anda murtad misalnya, Buddha Amitabha tidak akan melepas perhatian-Nya pada anda. Bahkan desiran angin sejuk di neraka yang panas adalah berkah Amitabha, yang memampukan karma kebajikan anda berbuah di neraka yang hampir mustahil. Dan ketika anda menyadarinya dan porsi karma buruk anda di neraka semuanya sudah habis, maka Amitabha akan siap menyambut anda dengan tangan-Nya yang hangat bak seorang Ayah dan dari sana anda akan mulai mengembangkan POTENSI diri anda sendiri, berjuang menjadi Buddha dengan tekad agung seperti Amitabha dan Shakyamuni.

Quote
Mengenai Ambapali, saya tidak tahu persisnya seperti apa ceritanya, yang saya tahu Ambapali melihat setumpuk ludah di depan wihara/ cetya. Kita tahu bahwa tempat ibadah merupakan tempat yg disucikan, dikramatkan, dihormati. Masuk ke mesjid harus buka sepatu atau sandal, masuk kesuatu tempat ibadah tidak boleh sembarang bicara. Bagaimana perasaan Ambapali saat melihat orang sembarangan meludahi di area tempat ibadah???? Dan Ambapali layak marah????.....dan Ambapali tidak tahu bahwa yang meludahi itu seorang "macan/ harimau" bukan kucing menurut istilah bro Kainyn  :) yaitu seorang bikkhuni arahat... Istilah diskriminasi disini, kenapa Ambapali yg kena, mengapa "si harimau"nya nggak kena juga, apakah dia tidak tahu bahwa sembarang melakukan tindakan yang "tak berguna" itu dengan meludahi bisa menyebabkan orang lain sengsara????


Anda melihat ludah orang lain dan anda marah sekali kalap, anda yang marah kok nyalahin bhiksuninya? Semua hal ya bisa disalah-salahin, ntar ada orang yang marah liat cewenya berambut panjang, ada org yang ga senang lihat bhiksu kok botak, la emang yang salah cewenya atau bhiksunya gitu?

Lagipula seorang Arhat tidak semuanya sebaik para siswa Shravaka utama dan para Arya Bodhisattva. Di dalam Abhidharma Sarvativada dikenal ada berbagai macam Arhat... tingkatan paling rendah Arhat bisa merosot balik jadi Srotapanna, karena pencapaian Arhat-nya prematur, belum sempurna seperti Sariputra, Mahakasyapa atau Maudgalyayana. Belum lagi paham Mahasanghika, di mana Arhat dikatakan masih bisa memiliki sedikit-sedikit "kekhilafan".

Quote
Buddha Josaphat bilang ada diskriminasi dalam peraturan Sangha antara bikkhu dan bikkhuni, ini kutipannya

Anda menerapkan jumlah peraturan yang berbeda-beda untuk 3 orang anak yang mempunyai kecenderungan berbeda. Apakah ini diskriminasi? Atau tindakan terampil sesuai dengan kapasitas dan kecenderungan masing-masing, yang bahkan tujuan sebenarya adlah melindungi mereka?

Quote
Mengenai prostitusi, antara Bro Kainy dengan GandalfTheElder masih ada ketidaksesuaian, bagaimana ini? Bingung aku  ??? ??? :-?

Quote
Kalo dikatakan melakukan prostitusi itu tidak ada karma buruknya, berarti ajaran Buddha menjadi "ajaran amoral", kalo dikatakan ada karma buruknya, seharusnya Ambapali tidak bisa keluar dari alam samsara bukan?? Jadi yang benar mana sih??

Hahahahahah bukankah Amrapali kemudian jadi bhiksuni dan mencapai pencerahan Arhat? Ini sama ketika anda menanyakan apakah orang buruk yang bertobat dan menjadi baik dapat menjadi Buddha? Jawabnya: YA bisaaa lah!!! Kalau nggak bisa bukankah Buddhisme lebih "amoral" lagi???

Quote
Menurut bro GandalfTheElder kebahagiaan bisa dicapai dengan mempraktekan Dharma, apakah umat lain mempraktetkan ajarannya tidak akan bahagia atau kurang bahagia??? Standar apa yang harus dipakai untuk mengukurnya??

Bisa saja bahagia. Kenapa tidak? Banyak umat Kristiani sukses dan berbahagia. Demikian juga banyak umat Buddhis yang sukses dan berbahagia secara duniawi. Tetapi dalam Buddhis anda akan mendapatkan kebahagiaan LUAR BIASA menjadi Buddha, anda dapat rasakan sedikit sekarang dalam hidup kali ini, ketika cinta kasih anda timbul atau ketika anda damai bermeditasi, sebagai manusia, bukan di kerajaan Sorga antah berantah yang tidak tau di mana.

Quote
Mengenai Dharmakaya dan Tathagatagarbha saya kurang ngerti konsepnya, mungkin saya perlu cari tahu dulu., namun kitab yang membicarakan itu ada dalam bahasa Tibet dan Mandarin dan tahun penulisannya juga tidak jelas, ada yg bilang abad ke 2, ada yg memberi penanggalan abad ke 4-8 Masehi..... Jadi keotentikannya masih diragukan, karena pengajaran seperti itu tidak ada di dalam Tipitaka Therevada.........

Walahh anda ketinggalan berita ya atau termakan propaganda? la wong jelas-jelas SEABREK SUTRA Sansekerta MAHAYANA asli ditemukan di Pakistan, Nepal dsb... buanyaak sekali malah... termausk yang menceritakan ttg Dharmakaya....kok anda bilang cuma Tibetan atau Mandarin???

Yah lihat saja deh Saddharmapundairka Sutra, tuh ada ttg Dharmakaya, seabrek sejarawan sudah menelitinya dan setuju kalau sutra itu berasal dari abad ke 1 sebelum Masehi sampai abad ke 1 sesudah Masehi, masa yang sama dengan Kanon Pali. Lagian emangnya di Theravada gak ada? Coba cari Dhammakaya, Phabassara-citta, Paticcasamuppada ada nggak dalam kanon Theravada?

Quote
Kalo hanya perubahan hidup, dari jahat ke baik, semua agama mengajarkan tanpa melakukan meditasi pun bisa.   :P

Benar sekali. Masalahnya Islam, Kristiani ka****k, Hindu, Tao, Neo-Konghucu juga menggunakan meditasi sebagai salah satu sarana penting pelatihan diri mengubah jahat menjadi baik.

Quote
Cuma saya belum tahu darimana mereka memiliki kekuatan untuk berubah tabiat jahat jadi baik, saya belum tahu  :(
Yang pernah saya jumpai ada beberapa sahabat kost saya yg dulunya begitu "nakal" sekarang berubah menjadi seperti "orang baru" dalam hal sikap dan karakternya. Saya tahu mereka tidak melakukan "meditasi". Saya pernah tanya, mengapa bisa seperti itu? Mereka menjawab, bahwa saat mereka percaya pada Yesus dan menerimanya sebagai juru Selamat, maka melalui proses waktu, mereka pelan-pelan berubah dari dalam hati mereka. Yang dulu suka singgah ditempat prostitusi, sekarang udah nggak. Yg dulu suka makan narkoba sekarang otomatis berhenti menggunakannya, yang dulu suka maki dan cakap kotor, sekarang bertutur sopan santun dll. Dan saya pernah melihat seorang "K" yang wajahnya bercahaya seperti "HALO" dibelakang kepalanya, seperti gambar orang suci, dibelakangnya ada lingkaran cahaya halo..... Apakah itu halusinasi, tapi itu kejadiannya disiang hari.....saya tak tahu.....Itulah mengapa saya terkesan dengan sahabat2 saya itu......Saya ingin seperti mereka, cuma saya masih mempertimbangkan diri akan reaksi ortu saya yang masih kolot itu.... Saya ada baca diskusi di blog DC dan Dede dan saya sempat berkomunikasi dengan BJ, saya minta waktu ketemu dia, namun dia belum membalasnya karena banyak hal yg  ingin saya tanyakan. Entah kenapa ada hal yang menarik dari BJ.........  :-[ kebetulan saya tinggal di Medan..

Ooohh waw okee.... karena anda banyak melihat yang demikian. Kalau saya juga melihat banyak yang berubah sifat setelah mengenal Dharma termasuk diri saya sendiri kok. Temen-temen saya malah 85% umat Kristiani, mereka semua baik-baik saya salut dan saya tidak pernah berpandangan seperti anda, padahal anda tinggal di Medan yang mayoritas Chinese masih Buddhis! hahahaha...

Bahkan coba abda baca majalah Prajna Pundarika dari Nichiren Shoshu dan majalah-majalah Soka Gakkai, walaupun mereka berbeda pandangan dengan umat Buddhis kebanyakan tentang siapa Buddha Pokok, tetapi ajaran mereka masih kental Buddhis dengan sebab akibat dan non-takhayulismenya. Di sana anda akan menemukan buanyaaaaaaakkk sekali kisah kesaksian kehidupan umat yang berubah menjadi baik setelah menegnal dan mempraktikkan Dharma. Luar biasa sekali. Saya yakin di semua aliranpun banyak yang demikian.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 02 October 2011, 08:03:48 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #137 on: 03 October 2011, 11:08:06 AM »
Thank you buat semua komentar, tambah pusing saya. ada yang saling bertentangan pendapatnya  :-? :-[ ::)
Kalau anda sering diskusi tentu tahu di manapun selalu ada perbedaan pendapat. Bukan pasti satu kepercayaan, lalu semua pandangannya persis sama.

Quote
Bro Kainyn_Kutho dan Sis Mayvise belum tahu dan sepakat tentang "proses hukum karma"  By the way, ok lah, mungkin saya perlu cari tahu orang yang bisa memaparkan jalannya hukum Karma yang lebih comprehensive...  :)
Dalam Tipitaka sendiri dikatakan bahwa proses hukum karma itu sedemikian rumitnya sehingga spekulasi/tebak-tebakan prosesnya bisa mengakibatkan gangguan jiwa. Tapi bolehlah kalau hanya secara general kita bahas.

Quote
Kalo mau bantu darimana itu proses hukum karma itu?? Apakah ada dengan sendirinya, jika ada sendirinya apakah hukum yang diberikan sesuai, atau itu hanya pikiran manusia yang sesuka hati menafsirkannya?  :(
Seperti sudah dijawab bro morpheus, hal tersebut sama seperti hukum alam. Ada karena keterkondisian. Soal asal mulanya dari mana, tentu tidak ada jawaban pasti, sama seperti dari mana munculnya Tuhan. 

Quote
Saya ingin tanya : Bagaimana jika seseorang itu melakukan kamma buruk lainnya, misalnya "membunuh, memperkosa seorang yang dikategorikan suci" itu, dan orang tsb melakukan banyak kebajikan setelah itu - berdana, menolong orang yang sekarat dll, apakah kammanya akan hilang, atau dikehidupan selanjutnya akan berkurang kamma buruk yang telah ia lakukan? Garam yang ditambahkan banyak air tentu berkurang asin, namun berat garamnya tetap sama jika airnya diuapkan, bukan? ;)
Karma itu tidak hilang, namun berbuah sesuai kondisinya. Untuk analogi di atas, bukan airnya diuapkan, namun garamnya yang ditambah.
Jadi air = karma baik; garam = karma buruk.
Melakukan kebaikan = tambah air; melakukan kejahatan = tambah garam.
Penderitaan diibaratkan rasa asin.

Quote
Contoh lain : Saya melakukan pelanggaran lalu lintas, dan saya ditilang oleh polisi dan minggu depan saya harus menghadiri persidangan. Sebelum hari H itu saya banyak melakukan kebajikan, memberi santunan bagi fakir miskin yang ada disekeliling perumahan saya dengan harapan saya bisa terbebas dari hukuman........Dan saat disidang, hakim bertanya, "Apakah saudara tahu kesalahan Anda?" Saya menjawab ya, saya bersalah, tapi Pak Hakim saya telah banyak melakukan banyak kebajikan, saya berdana, saya membantu orang yg kesusahan dll? Apakah hakim itu akan membebaskan saya, karena banyak melakukan kebajikan dalam kasusnya?
Kalau seseorang berdana ke fakir dengan berharap bebas dari tilang, maka itu sama bodohnya dengan menanam pisang dan mengharapkan buah duren. Kalau diibaratkan dalam analogi tadi, pelanggaran mengakibatkan tilang. Lalu tilang itu sendiri mengakibatkan habisnya uang. Habisnya uang berarti tidak makan siang, yang berarti penderitaan.
Tapi karena kita berbuat baik sama orang lain, maka mungkin kemudian kita ditraktir makan siang. Ditraktir makan siang, berarti tidak jadi lapar. Tidak jadi lapar berarti tidak jadi menderita.

Nah, sekarang apakah dengan menolong orang lain, lantas tilangnya tidak terjadi? Tetap terjadi, bukan!? Tapi apakah efek tersebut bisa dan mungkin diringankan dengan berbuat baik pada orang lain?
Jawab saja sesuai kecocokan.

Quote
Mengenai Galatia 6:7 saya pernah dari kawan "K" bahwa Paulus banyak menghadapi penderitaan, dianiaya, dipukul, dirajam dengan batu dan mau dibunuh juga dan terakhir mati dipancung kepalanya.....
Tetap tidak konsisten. Dia bunuh banyak orang, tapi dibunuh cuma sekali. Berarti 'tanam 1000 pembunuhan, tuai 1 pembunuhan' sebab orang tidak bisa mati lebih dari 1 kali (menurut konsep Nasrani). Dengan kata lain membunuh berapapun orang, maksimal tetap dibunuh hanya sekali.

Quote
Apakah Ludah = Hujat?  ;D
Anda tidak menyimak. Bukan ludahnya yang menimbulkan karma, tapi menghujat 'seseorang yang membuang ludah' sebagai pelacur itulah yang menimbulkan karma.

Quote
Kata bro Ryu, kalo hujat Buddha bagaimana nasibnya?  :D, kalo mencoba bunuh Buddha seperti yg dilakukan oleh muridnya Devadatta bagaimana( ada yang bilang, Devadtta masih disiksa di neraka dan belum tahu kapan keluarnya, udah hampir 2400 tahun lho?  :o
Oh, memang masih sangat lama, konon sampai akhir kalpa ini baru Devadatta selesai masa hukumannya. Tapi tetap saja bukan selamanya. Bahkan karena akhirnya, menjelang kematiannya, ia mengerti kebenaran yang diajarkan Buddha Gotama, maka setelah habis masa hukumannya di neraka, ia kemudian akan terlahir kembali di dunia dan mencapai pencerahan.

Kembali lagi, dalam Ajaran Buddha, selalu ada pengharapan untuk memperbaiki diri.

Quote
Mengenai Ambapali, saya tidak tahu persisnya seperti apa ceritanya, yang saya tahu Ambapali melihat setumpuk ludah di depan wihara/ cetya. Kita tahu bahwa tempat ibadah merupakan tempat yg disucikan, dikramatkan, dihormati. Masuk ke mesjid harus buka sepatu atau sandal, masuk kesuatu tempat ibadah tidak boleh sembarang bicara. Bagaimana perasaan Ambapali saat melihat orang sembarangan meludahi di area tempat ibadah???? Dan Ambapali layak marah????.....dan Ambapali tidak tahu bahwa yang meludahi itu seorang "macan/ harimau" bukan kucing menurut istilah bro Kainyn  :) yaitu seorang bikkhuni arahat... Istilah diskriminasi disini, kenapa Ambapali yg kena, mengapa "si harimau"nya nggak kena juga, apakah dia tidak tahu bahwa sembarang melakukan tindakan yang "tak berguna" itu dengan meludahi bisa menyebabkan orang lain sengsara???? 
Seseorang memang sepatutnya mengendalikan diri dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Ludah hanyalah objek. Vihara juga hanyalah tempat. Mengapa harus demikian marah dan menghina orang lain pelacur?

Ya, orang yang tidak mengetahui akibat dari sebuah perbuatan, juga tetap akan menerima akibat dari perbuatan itu. Contohnya orang yang tidak tahu tentang hukum, menggarong rumah orang, maka ia akan ditangkap dan diadili sesuai perbuatannya, walaupun dia tidak mengetahui hukum tersebut.

Mengapa si pembuang ludah itu tidak kena karma? Karena karma itu berasal dari niat. Seseorang yang membuang ludah tanpa niat jahat, tidak dengan kebencian, maka tidak ada karma buruk di sana.

Quote
Buddha Josaphat bilang ada diskriminasi dalam peraturan Sangha antara bikkhu dan bikkhuni, ini kutipannya :
Quote
masuk Sangha dengan menjalani 227 peraturan/ vinaya buat bikkhu dan 311 peraturan/ vinaya buat bikkhuni jika Anda suka ajaran Buddha Therevada, kalo Anda berasal dari aliran Buddha Mahayana maka Anda perlu menjalankan 250 peraturan/ vinaya buat bikkhu atau 348 peraturan/ vinaya buat bikkhuni atau Anda berniat masuk ke aliran Buddha Tantrayana, anda perlu mempraktekan 253 peraturan/ vinaya buat bikkhu dan 364 peraturan/ vinaya buat bikkhuni.
Buddha tidak mengajarkan diskriminasi terhadap wanita, apalagi wanita dianggap memiliki potensi yang sama untuk mencapai kesucian tertinggi. Mengapa dibedakan? Karena memang secara lahiriah, wanita itu berbeda dengan pria; karakter umum, kecenderungannya, dan perannya dalam budaya juga berbeda. Karena itulah tidak mungkin diterapkan aturan yang pukul rata.

Quote
Dan bro Kainyn menuliskan :
Quote
Ya, itu 'kan "KATANYA" buku dan tidak bisa dibuktikan. Tolong donk, yang lebih konkret manfaatnya. Misalnya adakah satu kualitas baik yang hanya bisa ditemukan pada umat yang punya juru selamat, yang TIDAK dapat ditemukan dalam pengikut Buddha?
Menurut saya bisa dilihat dari OUT PUT nya yang dihasilkan setelah belajar percaya dan tindakannya dari umat yang percaya akan ajaran agamanya. Misalnya, dari segi ilmu pengetahuan : mana penemu2an ilmiah yang dihasilkan oleh setiap kelompok umat beragama atau tentang kesuksesan hidup dsb..... Dari situ aja kita bisa lihat ada perbedaannya "IN PUT" dan OUT PUT nya...... ;)
Iya, jadi apa contoh tindakan baik yang bisa dilakukan oleh umat tertentu yang tidak bisa dilakukan oleh umat Buddha? Lalu kesuksesan macam apa yang hanya dinikmati oleh umat tertentu yang tidak bisa dinikmati oleh umat Buddha?

Kalau mengenai pengetahuan, saya pikir itu adalah hal netral. Siapapun yang memberikan kontribusi pada pengetahuan, adalah bukan karena agamanya, namun karena pengabdiannya pada penelitian ilmiah.
Namun ada juga pihak yang mau membelokkan, mengotori, menodai pengetahuan karena kepercayaan butanya pada satu agama. Misalnya kelompok tertentu yang mendirikan museum 'ilmiah' tentang penciptaan 6 hari. Tapi tentu saja ini bukan kontribusi, tapi sesuatu yang menghalangi sains.

Quote
Mengenai prostitusi, antara Bro Kainy dengan GandalfTheElder masih ada ketidaksesuaian, bagaimana ini? Bingung aku  ??? ??? :-?

Kalo dikatakan melakukan prostitusi itu tidak ada karma buruknya, berarti ajaran Buddha menjadi "ajaran amoral", kalo dikatakan ada karma buruknya, seharusnya Ambapali tidak bisa keluar dari alam samsara bukan?? Jadi yang benar mana sih??
Kalau saya dan bro Gandalf, memang menjelaskan dari sudut pandang berbeda. Lalu kalau belajar Buddhisme, tidak perlu 'menyamakan' semua pandangan. Pelajarilah dan ambillah yang menurut masing-masing kita bermanfaat, tanpa menutup kemungkinan bahwa diri sendiri masih bisa salah dan perlu belajar pada orang lain.

Saya mau tanya dulu: ajaran moral/immoral ini memang standard-nya dari mana? Dengan tolok ukur apa anda katakan prostitusi itu amoral?

Quote
Belum lagi pengertian Bro william_phang atas kata "bohong" :
Apakah berbohong tidak bisa dimasukan dalam "karma buruk"??? 
Mengatakan tidak benar sebagai kebenaran, menyatakan kebenaran sebagai tidak benar. Ini tentu karma buruk dan tidak bermanfaat.

Quote
Menurut bro GandalfTheElder kebahagiaan bisa dicapai dengan mempraktekan Dharma, apakah umat lain mempraktetkan ajarannya tidak akan bahagia atau kurang bahagia??? Standar apa yang harus dipakai untuk mengukurnya??
Mengendalikan diri dalam perbuatan, terlepas dari apapun agamanya, ia akan mendapat manfaatnya. Menjauhi keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin, terlepas dari apapun agamanya, ia akan mendapat manfaatnya.


Offline sugianto budiman

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: -3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #138 on: 03 October 2011, 11:35:59 AM »


Quote
hukum karma sudah ada dengan sendirinya di alam ini...
hukum karma bukanlah diatur oleh seseorang yang 'mahakuasa', ia bertindak tanpa adanya suatu personal...

Jika hukum karma adanya sendiri, berarti ia sesuatu yang "maha" yang tidak diciptakan dan bukan personal artinya "impersonal" atau dikategorikan "ultimate truth", bukan???
Jika impersonal, bagaimana sesuatu yang impersonal dapat menghasilkan manusia yang "personal" ??? Jika ultimate truth mestinya yang dihasilkan juga ultimat moral????

Quote
kita contohkan saja seperti kita menanam pohon...
kalau kita menanam pohon mangga, dan kita mempunyai faktor yang menunjang, seperti air, dan zat hara, apakah pohon tersebut akan tumbuh??
lalu kalau ia tumbuh, apakah ia akan berubah menjadi pohon durian???
begitu pula ketika kita melakukan suatu perbuatan, kita seperti sedang menanam suatu benih dalam kesadaran kita, dan akan berbuah suatu saat nanti jika kondisinya mendukung(seperti air dan tanah dalam contoh pohon mangga tadi)

Masalah bukan dipohonnya, tapi darimana datangnya biji itu, dan air dan unsur hara serta iklim hanya sebagai penunjang kehidupan???

jadi, apa yang kita perbuat itu sama dengan apa yang akan kita rasakan, tidak mungkin kita berbuat jahat, buahnya adalah kebaikan, ini sama mustahilnya seperti nanam pohon berbuah durian...

Quote
contoh lain yang konkret, seperti isu2 pemanasan global saat ini..
pemanasan global itu diakibatkan oleh siapa???
manusia bukan??

Itu khan propaganda para vegan, pemanasan global bisa disebabkan oleh hewan selain manusia. Feces hewan bisa menyebabkan bertambahnya global warming. Feces/ kotoran hewan dan manusia melalui proses fermentasi menghasilkan gas methan( gas elpiji) buat energi. Gas ini juga menyumbang pemanasan global.....   :)

Hukum karma dan tummibal lahir mengajarkan kebaikan, menjauhi  kebathilan.......namun kenyataannya manusia semakin hari bertambah banyak, hewan dan tumbuhan juga bertambah, artinya karma baik makin nipis, karma buruk makin bertambah.......dengan kata lain ajaran Buddha sepertinya dalam angan-angan saja tanpa realitanya???  ;D

Quote
karena kita tidak menjaga bumi kita, maka bumi juga tidak dapat membantu kita bukan??
kita lah yang merusak lingkungan ini, dan kita juga yang merasakan akibat dari kerusakan lingkungan kita, itu namanya hukum alam, yaitu ada dengan sendirinya, bukan diciptakan oleh yang 'mahakuasa'...
sama juga dengan hukum karma, ia ada dengan sendirinya, bukan diciptakan oleh siapapun..
dan tentu saja hukum karma yang diberikan sesuai, sama seperti contoh isu pemanasan global diatas, apa yang kita perbuat, itulah yang kita rasakan...

Segala sesuatu tidak diciptakan, coba anda berikan penjelasan, darimana datangnya kehidupan? Reaksi kimia tak akan bisa menciptakan kehidupan.... DNA tanpa informasi genetika tak akan bisa menghasilkan apa2.  Ibarat komputer, tanpa hardware dan software......hanya sekedar barang rongsokan......apakah komputer ada dengan sendirinya?  :o ;D

Offline sugianto budiman

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: -3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #139 on: 03 October 2011, 12:23:37 PM »
baca yang teliti,  sy bilang itu secara general, di mana hanya diceritakan bagian yang buruknya saja, tapi bagian di mana pada akhirnya Arya Ambapali mencapai pencerahan gak diceritakan. Ini yang namanya melintir.

Quote
Thanks Bro Wolvie, saya udah baca, kesimpulan saya bukan diplintir oleh BJ, tapi BJ ingin tekankan kalo berbuat jahat itu hukuman karmanya sangat mengerikan, apakah dalam hal ini kamu tidak setuju????


Quote
Klo memang tujuannya memang murni untuk belajar agama Buddha tentu tidak dengan bodohnya belajar pada orang seagama yang sok ngerti soal Buddhism.

Buddha aja nggak larang kita belajar ke agama lain, jika agamanya tidak membahayakan kita dan mengajarkan kebaikan kenapa tidak?  ;D

Quote
N di buku tersebut jelas2 banyak hal yang dipelintir, dan ga tepat, kaya 5 perintah Budha, dll.

Bro, artikel BJ bukan berasal dari buku "Dari Budha hingga Yesus", soalnya saya udah beli bukunya dan 5 perintah itu artinya (Pancasila) umat Buddhis....Soalnya buku itu ditulis untuk konsumsi orang Barat. Dan di Indonesia diterjemahkan oleh orang yang kurang mengerti terminalogi Buddhisme, akhirnya jadi janggal kedengarannya...  ;D
Bukunya sangat ringan dan enak dibaca saja....
[/quote]

Offline sugianto budiman

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: -3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #140 on: 03 October 2011, 12:35:27 PM »

Quote
hukum karma adalah hukum alam seperti halnya hukum2 elektrik dan gravitasi.
darimana proses hukum2 alam itu? apakah ada dengan sendirinya?

jawabannya tentu tergantung dari tingkat pemikiran masing2.

singkatnya anda mempertanyakan keadilan hukum karma.

dalam teorinya hukum karma diformulasikan sebagai menanam pohon, dimana hasilnya ditentukan oleh bibit dan kondisi lingkungannya seperti tanah, pupuk dan lainnya. bibit yg unggul di lahan subur dan kondisi yg kondusif akan menghasilkan pohon yg berbuah banyak. sederhana saja.

Bro, nggak jelas dan bertele2.......terlalu metafisika, lebih bagus dijelaskan dengan filsafat saja....... Sorry ya, jangan marah......  :)

Quote
jadi maksud anda kalo outputnya adalah pembasmian jutaan american indians secara biadab dan tidak berperikemanusiaan, apakah itu berarti inputnya juga biadab dan tidak berperikemanusiaan?

Contoh saya TOTAL INPUT DAN OUT PUT, contoh bro item per item .....nggak abis dibahas bro.......  :D

Quote
wah, pengalaman saya berbeda kalo gitu. saya malah kenal seseorang yang dulunya buddhis, kemudian pindah agama menjadi aktifis gereja, sangat aktif ikut diskusi, penginjilan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain. setelah pindah hatinya sangat gundah dan gelisah. di rumah dia mencari gara2 dengan orang tuanya yg buddhis, menyebutkan mereka terpengaruh setan. iman barunya terus2an menimbulkan pertanyaan dan konflik karena banyak masalah hidupnya yg tidak terjawab. sukurlah akhirnya setelah pindah kembali ke buddhism, hatinya tenang dan hidupnya menjadi lebih berseri2. kegundahan hatinya terjawab dan terasa ada kedamaian di dalam hatinya.

Bisa seperti anda alami, dan yang saya alami berbeda....akhirnya terpulang kepada saya harus bersikap seperti apa....  :)

Offline sugianto budiman

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: -3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #141 on: 03 October 2011, 12:50:16 PM »
Quote
belum masuk agama kr****n saja anda sudah berani ngomong gitu sama orang tua anda, gimana kalo udah masuk???
mungkin jadi anak durhaka kali ya??

Bro, ortu ku kolot, dalam arti mereka harus dihormati dan minta ijin dulu, selama ini keluarga besarku masih memegang tradisi Chinese yang kuat........Aku ingin menjadi pengikut Yesus, setidaknya ortu ku harus tahu dan berharap mereka memahami apa yang saya gumulkan. Alhamdullilah, sabtu kemarin mereka datang ke Medan. Dan saya menceritakan pergumulan saya kepada mereka. Ternyata mereka menyetujui saya untuk menjadi pengikut Yesus, walau pun saya anak laki2 pertama dalam keluarga..... Dan saya ada ceritakan tentang peristiwa Ambapali kepada ortu, komentar mereka bahwa selama ini mereka juga tidak percaya itu "hukum karma", katanya kurang logis dan tak masuk diakal...  :) Kata mereka, mengapa orang lain yg berbuat, dan kita tidak tahu apa2 harus menanggung segala karma buruk mereka? Dimana letak keadilannya??? Karma dalam ajaran Hindu lebih memenuhi keadilan kata ortuku, namun demikian mereka juga tidak percaya.........( saya kaget, koq mereka tahu tentang ajaran Hindu ya?)  ;D........


Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #142 on: 03 October 2011, 01:37:31 PM »
Bro, nggak jelas dan bertele2.......terlalu metafisika, lebih bagus dijelaskan dengan filsafat saja....... Sorry ya, jangan marah......  :)
hehehe... tulisan saya di atas cuman beberapa kalimat singkat, gak bertele2...
gak ada metafisika juga, hanya perumpamaan.

singkatnya gini aja, om sugi. di dunia ini terdapat banyak fenomena alam. terhadap satu fenomena alam yang sama, ada bermacam2 penjelasan, tergantung kepercayaan dan pemikiran masing2.

misalnya, fenomena alam pelangi. dalam tingkat pemikiran anak taman kanak2, gampang saja, katakan saja pelangi adalah ciptaan tuhan. ada penjelasan lain yg memerlukan pemikiran yang lebih tinggi dan rumit, bahwa pelangi adalah cahaya matahari putih yg terurai menjadi komponen2 warna warni setelah melewati air yg ada di atmosfer. pelangi tidak memerlukan pencipta, karena itu hanyalah fenomena alam.

demikian juga fenomena alam seperti listrik. bisa saja orang menafsirkan listrik itu ciptaan tuhan ataupun setan, namun ada penjelasan lain yg menjelaskan bahwa listrik atau petir terjadi karena perbedaan dua potensial listrik yg menyebabkan listrik mengalir. lagi2 hanyalah fenomena alam.

demikian juga buddhis memandang hukum karma sebagai fenomena alam.
buddhis tidak memerlukan dan tidak mau berspekulasi mengenai sebuah sosok pencipta.

==

mengenai keadilan hukum karma yg diumpamakan sebagai menanam pohon, saya tidak bisa menjelaskan dengan lebih jelas lagi dan lebih sederhana lagi jadi saya anggap anda tidak cocok dengan pemikiran mengenai hukum karma. sampai di sini saja.


Contoh saya TOTAL INPUT DAN OUT PUT, contoh bro item per item .....nggak abis dibahas bro.......  :D
total? justru kalo ditotalkan jutaan manusia terbantai dengan mengenaskan karena kepercayaan dari agama tersebut.
kalau anda konsisten melihat outputnya, maka bisa disimpulkan kalo ada yg gak beres dengan inputnya?

Bisa seperti anda alami, dan yang saya alami berbeda....akhirnya terpulang kepada saya harus bersikap seperti apa....  :)
betul. saya pikir memilih agama itu bersifat personal dan subjektif, karena itu tidak benar kalo suatu kepercayaan itu dipromosikan seperti produk kepada orang lain yg sudah memiliki kepercayaan lain. saya memandang tindakan itu sebagai praktik intoleransi dan pemaksaan kehendak.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #143 on: 03 October 2011, 01:39:45 PM »
Quote
Bro, ortu ku kolot, dalam arti mereka harus dihormati dan minta ijin dulu, selama ini keluarga besarku masih memegang tradisi Chinese yang kuat........Aku ingin menjadi pengikut Yesus, setidaknya ortu ku harus tahu dan berharap mereka memahami apa yang saya gumulkan. Alhamdullilah, sabtu kemarin mereka datang ke Medan. Dan saya menceritakan pergumulan saya kepada mereka. Ternyata mereka menyetujui saya untuk menjadi pengikut Yesus, walau pun saya anak laki2 pertama dalam keluarga..... Dan saya ada ceritakan tentang peristiwa Ambapali kepada ortu, komentar mereka bahwa selama ini mereka juga tidak percaya itu "hukum karma", katanya kurang logis dan tak masuk diakal...  :) Kata mereka, mengapa orang lain yg berbuat, dan kita tidak tahu apa2 harus menanggung segala karma buruk mereka? Dimana letak keadilannya??? Karma dalam ajaran Hindu lebih memenuhi keadilan kata ortuku, namun demikian mereka juga tidak percaya.........( saya kaget, koq mereka tahu tentang ajaran Hindu ya?)  ;D........

Apakah anda sebelumnya adalah pengikut Muslim, kenapa menggunakan kata "Alhamdullilah" padahal anda hendak mengikut Yesus?

Wah, anehnya kenapa mereka gak jawab hukum karma menurut Taois ya? Bagaimana sih karma menrut Hinduisme menurut kedua ortu anda? hahaha

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline sugianto budiman

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: -3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #144 on: 03 October 2011, 01:40:42 PM »
Quote
Hahahahah... perumpamaan itu tidak menyangkutpautkan "penguapan atau penyubliman" segala, jd jangan dikaitkan ke arah sana, perumpamaan itu hanya untuk menceritakan efek karma buruk yang  bercampur dengan efek karma baik yang luar biasa.

Karma tidak akan hilang. Karma tidak akan berkurang. Tetapi KARMA BISA TERPURIFIKASI:
1. terpurifikasi berrati ketika banyak melakukan banyak perbuatan bajik, efek karma buruk seseorang akan tampak menjadi ringan, karena terlimpah oleh banyak perbuatan dan akibat bajik
2. terpurifikais berarti kita diberkahi kemampuan mengatasi segala macam akibat karma negatif dan membuatnya menjadi seseuatu yang positif. Segala kegagalan anda bisa ubah menjadi kesuksesan. Akibat karma negatif terpurifikasi sehingga anda mampu menggunakannya untuk membangun diri anda sendiri. Berkah purifikasi membantu anda mengubah racun menjadi obat.

Maka dari itu dalam sutra" Mahayana dikatakan mantra Buddha dapat memberangus karma negatif, bagaikan api yang membakar semuanya itu.

Bro, gua nggak ngerti lah terlalu metafisika,  mungkin benar juga ya Mahayana sutra sulit dipahami dan tersimpan 500 tahun dalam kerajaan naga ya???  :)

Apakah tulisannya terlalu mbleh atau ngawur......sampai manusia tak bisa mengerti??  ;)

Kata BJ : Aliaran Therevada manusia bisa menyelamatkan diri sendiri VS  aliran Mahayana : manusia perlu mantra, paritta dan bodhisatva agar bisa terbebas dari samsara....... Mana yang benar ini???  ;D

Quote
Menurut Mahayanis, KARMA BISA TERPURIFIKASI lewat pembacaan Sutra atau Mantra Buddha, dibarengi dengan perbuatan bajik. Konsep ini sudah ada dalam Saddharmapundarika Sutra YANG SAMA TUANYA dengan Kanon Pali.

Apakah para Therevadin juga menafsirkan seperti apa yang Mahayadin tafsirkan??? Kata para Mahayadin, Saddharmapundarika Sutra merupakan sutra terunggul dari segala sutra yang pernah dibabarkan oleh Sang Buddha, apakah para Therevadin setuju???  ::)
 
Quote
Oohhh.... kok bisa belum tahu kapan keluarnya la wong sudah diramal bakal jadi Pratyeka Buddha dan Samyaksambuddha (dalam Saddharmapundarika Sutra). Bahkan Nichiren mengatakan, berkat kekuatan Saddharmapundarika Sutra, Devadatta mampu keluar dari siksaan neraka dan menjadi Buddha. Masuk ke neraka tidak abadi, dan akhirnya menjadi BUDDHA ABADI bahkan disambut oleh para Buddha menuju Tanah Suci. "Bukankah enak sekali?" hahahahah

Bro, boleh check ke para Therevadin dech.........Saya tahu dalam aliran Mahayana, Devadatta tidak dianggap sebagai tokoh yang jahat, malahan mulia, tapi para Therevadin bilang, Devadatta itu jahat sekali!!! Kalo Mahayana benar, berarti para Therevadin yang melakukan fitnah dong??? Fitnah lebih kejam darpada pembunuhan lho, kata ustad...... Bagaimana ini ???:o :'( :'( 

Quote
Bahkan ketika anda pernah berkeyakinan pada Buddha Amitabha, dan suatu saat anda merosot masuk ke alam neraka karena anda murtad misalnya, Buddha Amitabha tidak akan melepas perhatian-Nya pada anda. Bahkan desiran angin sejuk di neraka yang panas adalah berkah Amitabha, yang memampukan karma kebajikan anda berbuah di neraka yang hampir mustahil. Dan ketika anda menyadarinya dan porsi karma buruk anda di neraka semuanya sudah habis, maka Amitabha akan siap menyambut anda dengan tangan-Nya yang hangat bak seorang Ayah dan dari sana anda akan mulai mengembangkan POTENSI diri anda sendiri, berjuang menjadi Buddha dengan tekad agung seperti Amitabha dan Shakyamuni.

Waduuuh, kedengarannya sangat menarik ya.........ada Buddha Amitabha ada Buddha Shakyamuni.........ngomongan siapa yang harus dipercayai ya, apakah Buddha Amitabha(bukan tokoh history) dan Buddha Sakyamuni(tokoh history)????? Tambah pusing aja .... :o :o :o :o :o
 

Quote
Anda melihat ludah orang lain dan anda marah sekali kalap, anda yang marah kok nyalahin bhiksuninya? Semua hal ya bisa disalah-salahin, ntar ada orang yang marah liat cewenya berambut panjang, ada org yang ga senang lihat bhiksu kok botak, la emang yang salah cewenya atau bhiksunya gitu?

Beda bro konteknya, kemarin ludah = hujat, sekarang ludah = rambut panjang................ Kasih logika yang lebih jelas bro...........  ;D

Quote
Anda menerapkan jumlah peraturan yang berbeda-beda untuk 3 orang anak yang mempunyai kecenderungan berbeda. Apakah ini diskriminasi? Atau tindakan terampil sesuai dengan kapasitas dan kecenderungan masing-masing, yang bahkan tujuan sebenarya adlah melindungi mereka?

Beda bro 3 orang anak dengan sebuah komunitas/ kelompok yang berlabel bikkhuni, jangan disamakan.....Kelihatan logis pemaparan Anda, tapi ini sebuah komunitas tentu berbeda dong, kemarin ada yang kasih pendapat takut bikkhu nya disaingi.........ckckckckck.....pemikiran duniawi sekali....... Lebih baik dicheck kembali apakah cocok peraturan itu diterapkan kepada bikkhuni yang selisih peraturan hampir 100 peraturan dari bikkhu pria????:'( :'( :'(

Quote
Hahahahahah bukankah Amrapali kemudian jadi bhiksuni dan mencapai pencerahan Arhat? Ini sama ketika anda menanyakan apakah orang buruk yang bertobat dan menjadi baik dapat menjadi Buddha? Jawabnya: YA bisaaa lah!!! Kalau nggak bisa bukankah Buddhisme lebih "amoral" lagi???

HAHAHAHAHA, coba direnungkan kembali.......apa isi pertanyaan saya, jangan digampangkan..........lihat kembali Hukum Karma dan ajaran-ajaran Buddha yang berkaitan dengan itu..............................  ;D ;D ;)

Quote
Bisa saja bahagia. Kenapa tidak? Banyak umat Kristiani sukses dan berbahagia. Demikian juga banyak umat Buddhis yang sukses dan berbahagia secara duniawi. Tetapi dalam Buddhis anda akan mendapatkan kebahagiaan LUAR BIASA menjadi Buddha, anda dapat rasakan sedikit sekarang dalam hidup kali ini, ketika cinta kasih anda timbul atau ketika anda damai bermeditasi, sebagai manusia, bukan di kerajaan Sorga antah berantah yang tidak tau di mana.

Bro, kamu tidak mengerti ajaran Buddha dengan baik dan sistematika, bagaimana Anda berani berbicara tentang "kerajaan sorga" yang tidak Anda mengerti??  ;D ;D
Ini saya ada kutipan singkat, "”Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran (= keadilan), damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rm 14:17). Ketiga karakter ini merupakan nilai fundamental Kerajaan Allah. Dalam gagasan rabinik, Kerajaan Allah hanya dipahami secara spiritual meskipun juga ada nuansa eskatologis. Namun, dalam pewartaan Yesus, secara tegas dinyatakan bahwa Kerajaan Allah juga menjadi realitas saat ini (lih Mat 25). Maka, secara ringkas Kerajaan Allah dirumuskan sebagai keadilan, damai sejahtera, dan suka cita dalam Roh Kudus. Ini bukan sekedar soal perasaan atau emosi, melainkan juga kenyataan yang harus diterapkan di dunia ini.

Quote
Walahh anda ketinggalan berita ya atau termakan propaganda? la wong jelas-jelas SEABREK SUTRA Sansekerta MAHAYANA asli ditemukan di Pakistan, Nepal dsb... buanyaak sekali malah... termausk yang menceritakan ttg Dharmakaya....kok anda bilang cuma Tibetan atau Mandarin???

Maksudku ditulis dalam bahasa Tibet dan Mandarin, memang ada sebagian ditulis dalam bahasa Prakrit............ Coba cari dech, berapa banyak ahli yang ngaku percaya sutra Mahayana itu otentik dan bisa disejajarkan seperti kanon Pali????

Offline sugianto budiman

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: -3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #145 on: 03 October 2011, 02:17:33 PM »
Quote
hehehe... tulisan saya di atas cuman beberapa kalimat singkat, gak bertele2...
gak ada metafisika juga, hanya perumpamaan.

singkatnya gini aja, om sugi. di dunia ini terdapat banyak fenomena alam. terhadap satu fenomena alam yang sama, ada bermacam2 penjelasan, tergantung kepercayaan dan pemikiran masing2.

misalnya, fenomena alam pelangi. dalam tingkat pemikiran anak taman kanak2, gampang saja, katakan saja pelangi adalah ciptaan tuhan. ada penjelasan lain yg memerlukan pemikiran yang lebih tinggi dan rumit, bahwa pelangi adalah cahaya matahari putih yg terurai menjadi komponen2 warna warni setelah melewati air yg ada di atmosfer. pelangi tidak memerlukan pencipta, karena itu hanyalah fenomena alam.

demikian juga fenomena alam seperti listrik. bisa saja orang menafsirkan listrik itu ciptaan tuhan ataupun setan, namun ada penjelasan lain yg menjelaskan bahwa listrik atau petir terjadi karena perbedaan dua potensial listrik yg menyebabkan listrik mengalir. lagi2 hanyalah fenomena alam.

Malu, aku dipanggil "Om Sugi"  ^-^ :P :), apakah saya udah tua gituan ya...........????? Atau saya sedang berkomunikasi dengan batita????  ;D

Semua ciptaaan biasa bisa di sebagai "natural" selain itu ada yang disebut sebagai "supranatural" dalam semua hal tidak bertentangan dengan fisika, metafisika...... Dalam semua keyakinan tidak ada mempersalahkan itu.

Quote
demikian juga buddhis memandang hukum karma sebagai fenomena alam.
buddhis tidak memerlukan dan tidak mau berspekulasi mengenai sebuah sosok pencipta.

Dalam point ini, agama theistik tidak sependapat............... banyak contoh, bahwa segala sesuatu dibalik ciptaan ada penciptanya, misalnya komputer, radio dll

==

Quote
mengenai keadilan hukum karma yg diumpamakan sebagai menanam pohon, saya tidak bisa menjelaskan dengan lebih jelas lagi dan lebih sederhana lagi jadi saya anggap anda tidak cocok dengan pemikiran mengenai hukum karma. sampai di sini saja.

Dengan meditasi vipassanna??  :)

Quote
total? justru kalo ditotalkan jutaan manusia terbantai dengan mengenaskan karena kepercayaan dari agama tersebut.
kalau anda konsisten melihat outputnya, maka bisa disimpulkan kalo ada yg gak beres dengan inputnya?

Ya, kita harus lihat total input yang sesuai ajaran agama masing2 dong, dan out put nya seperti apa? Kalo setitik hal yang tidak baik yg dilakukan oleh umat kita jadikan patokan, bagaimana dengan umat Buddhis yang melakukan pembantaian di Myanmar dan Sri langka??? Sejarah masa lalu yang bercampur dengan politik dijadikan patokan ya susah dong.......... Ambil yang positif aja......santai aja......  :)

Quote
betul. saya pikir memilih agama itu bersifat personal dan subjektif, karena itu tidak benar kalo suatu kepercayaan itu dipromosikan seperti produk kepada orang lain yg sudah memiliki kepercayaan lain. saya memandang tindakan itu sebagai praktik intoleransi dan pemaksaan kehendak.

Kalo bro merasakan seperti "intoleransi dan pemaksaan kehendak" ya, saya minta moderator delete aja keanggotaan saya........... Thanks buat semua teman2 di blog ini..............  :|

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #146 on: 03 October 2011, 02:20:57 PM »
Quote
Jika hukum karma adanya sendiri, berarti ia sesuatu yang "maha" yang tidak diciptakan dan bukan personal artinya "impersonal" atau dikategorikan "ultimate truth", bukan???
Jika impersonal, bagaimana sesuatu yang impersonal dapat menghasilkan manusia yang "personal" ??? Jika ultimate truth mestinya yang dihasilkan juga ultimat moral????

Kebenaran sejati menurut Buddhisme adalah non-dualisme, bukan personal juga bukan impersonal, tetapi juga kedua-duanya. Semuanya adalah Hukum Ketersalingbergantungan (Pratityasamutpada) yang dinamis, antara personal dan impersonal dan ini disebut sebagai Dharmakaya. Jika demikian Tuhan Kristiani yang Personal, bagaimana bisa menciptakan sesuatu yang Impersonal? Ini juga kontradiktif, bila saya balik.

Quote
Bro, gua nggak ngerti lah terlalu metafisika,  mungkin benar juga ya Mahayana sutra sulit dipahami dan tersimpan 500 tahun dalam kerajaan naga ya???  :)
Apakah tulisannya terlalu mbleh atau ngawur......sampai manusia tak bisa mengerti??  ;)
Kata BJ : Aliaran Therevada manusia bisa menyelamatkan diri sendiri VS  aliran Mahayana : manusia perlu mantra, paritta dan bodhisatva agar bisa terbebas dari samsara....... Mana yang benar ini???  ;D

Hahahah saya tidak yakin anda memang benar-benar tidak mengerti. Karena anda sendiri yang mengatakan bahwa penderitaan itu perlu untuk tercapainya kebahagiaan. Sudut pandang Mahayana juga saya jabarkan demikian, hanya bedanya tanpa Prima Causa seperti ajaran Kristiani, yang mana membuatnya tambah membingungkan dan gak jelas.
Huahahahahha anda baca saja sejarah India, apakah ada masyarakat manusia bernama ras "Naga" yang sering diumpamakan dengan bahasa-bahasa fantasi "kerajaan Naga"? Kalau nada bingung ya telusuri tinjauan sejarah Nagarjuna sampai ngelontok dulu! 
Anda ini berbelit-belit saja. anda melafalkan mantra atau Sutra, bukankah itu juga usaha diri sendiri? Mantra atau Sutra adalah praktik pendukung pribadi, BUKAN mantra sihir nan ajaib seperti Harry Potter.

Quote
Apakah para Therevadin juga menafsirkan seperti apa yang Mahayadin tafsirkan??? Kata para Mahayadin, Saddharmapundarika Sutra merupakan sutra terunggul dari segala sutra yang pernah dibabarkan oleh Sang Buddha, apakah para Therevadin setuju???  ::)

Anda ini seperti mempertanyakan kebenaran Protestan dan Khatolik, mana yang benar? Atau Anglikan yang benar? Memangnya para kaum Protestan setuju dengan Api Penyucian dalam Khatolik, penghormatan patung dan Santo dalam Khatolik? Semuanya memiliki padnangan sendiri, demikian sudut pandang Mahayana adalah seperti itu. Saddharmapundarika Sutra adalah sutra umat Mahayana, ya tentu saja semua umat Mahayana berpandangan demikian, jangan campur-campurkan dengan Theravada!

Quote
Bro, boleh check ke para Therevadin dech.........Saya tahu dalam aliran Mahayana, Devadatta tidak dianggap sebagai tokoh yang jahat, malahan mulia, tapi para Therevadin bilang, Devadatta itu jahat sekali!!! Kalo Mahayana benar, berarti para Therevadin yang melakukan fitnah dong??? Fitnah lebih kejam darpada pembunuhan lho, kata ustad...... Bagaimana ini ????

Itu kan and ayang bilang fitnah, saya tidak memandang para Theravadin mengatakan Devadatta benar-benar jahat. Kalau benar-benar jahat, ia tidak akan diramalkan menjadi Pacceka-Buddha oleh para Theravadin. Dan menruut Mahayana, Devadatta juga memiliki sifat jahat, sama seperti Theravadin, dan sama-sama dikatakan terjerumus ke dalam neraka.

Kenapa dikatakan mulia? Ya ini berkaitan dengan praktik yang mana anda mengatakan orang yang menghina anda sebagai mulia, bukankah ini adalah praktik bagus untuk kesabaran dan contoh nyata memandang racuin menjadi obat? Segala ejekan yang diperoleh dijadikan objek pendukung kesabaran.

Quote
Waduuuh, kedengarannya sangat menarik ya.........ada Buddha Amitabha ada Buddha Shakyamuni.........ngomongan siapa yang harus dipercayai ya, apakah Buddha Amitabha(bukan tokoh history) dan Buddha Sakyamuni(tokoh history)????? Tambah pusing aja .... :o :o :o :o :o

Menurut aliran Sukhavati, Buddha Amitabha muncul di Bodhgaya sebagai Sakyamuni Buddha. Amitabha dan Sakyamuni adalah Ayah Ibu yang tidka terpisahkan. Menurut aliran Nichiren, Buddha Amitabha adalah Nisyanda-Buddha dari Buddha Shakyamuni, manifestasi tubuh dari Buddha Pokok Sakyamuni. Percaya pada Buddha Amitabha berarti anda percaya pada Buddha Shakyamuni (TOKOH HISTORI).

Quote
Beda bro konteknya, kemarin ludah = hujat, sekarang ludah = rambut panjang................ Kasih logika yang lebih jelas bro...........  ;D

Sama saja. Memang ada agama yang mengajarkan anda untuk bereaksi negatif pada sesuatu yang "tampak negatif?" Kenapa ia tidak berpikir saja: "wah ini orang meludah mungkin banyak lendirnya di tenggorokan karena sakit, buat apa saya marah, lebih baik saya bersihkan saja deh." Apakah agama Kristiani membenarkan untuk marah terhadap segala sesuatu yang negatif? Yah ga tau lagi kalau protestan, kalau Khatolik saya banyak melihat para Santo Santa yang mempraktikkan kesabaran yang luar biasa.

Quote
HAHAHAHAHA, coba direnungkan kembali.......apa isi pertanyaan saya, jangan digampangkan..........lihat kembali Hukum Karma dan ajaran-ajaran Buddha yang berkaitan dengan itu..............................  ;D ;D ;)

Atau anda yang memperumit?? Hahahaha... Karma seberat apapun, apabila anda sungguh-sungguh berpraktik purifikasi, bahkan 5 Karma Buruk Terberat, dapat DIPURIFIKASI dan anmda bebas dari alam neraka. Bukankah sungguh luar biasa Buddhisme ini. Meskipun tetap masih harus terjatuh ke neraka, dikatakan Bodhicitta akan tumbuh dalam hati anda, demikian jelas Avalokitesvara.

Quote
Beda bro 3 orang anak dengan sebuah komunitas/ kelompok yang berlabel bikkhuni, jangan disamakan.....Kelihatan logis pemaparan Anda, tapi ini sebuah komunitas tentu berbeda dong, kemarin ada yang kasih pendapat takut bikkhu nya disaingi.........ckckckckck.....pemikiran duniawi sekali....... Lebih baik dicheck kembali apakah cocok peraturan itu diterapkan kepada bikkhuni yang selisih peraturan hampir 100 peraturan dari bikkhu pria????:'( :'( :'(

Hahahah yang pasti berbagai kitab penjelasan Buddhisme atau Atthakatha tidak ada yang mengatakan kalau bhiksunya takut disaingi? Ini yang saya katakan anda termakan propaganda kaum Kristiani. Silahkan saja anda terus bingung, tapi kami umat Theravadin dan Mahayanis tidak pernah berpandangan demikian. Kenapa kok bisa beda dengan perumpamaan 3 orang anak, lebih baik anda jelaskan!

Quote
Bro, kamu tidak mengerti ajaran Buddha dengan baik dan sistematika, bagaimana Anda berani berbicara tentang "kerajaan sorga" yang tidak Anda mengerti??  ;D ;D
Ini saya ada kutipan singkat, "”Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran (= keadilan), damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rm 14:17). Ketiga karakter ini merupakan nilai fundamental Kerajaan Allah. Dalam gagasan rabinik, Kerajaan Allah hanya dipahami secara spiritual meskipun juga ada nuansa eskatologis. Namun, dalam pewartaan Yesus, secara tegas dinyatakan bahwa Kerajaan Allah juga menjadi realitas saat ini (lih Mat 25). Maka, secara ringkas Kerajaan Allah dirumuskan sebagai keadilan, damai sejahtera, dan suka cita dalam Roh Kudus. Ini bukan sekedar soal perasaan atau emosi, melainkan juga kenyataan yang harus diterapkan di dunia ini.

Hahahahah dari postingan anda ini, semakin niat anda kentara kenapa anda posting di Dhammacitta  :)) :)) :))... Ya sudah terserah anda.
Ya saya tahu hal itu, mewujudkan Kerajaan Allah di dunia ini bukan? Yang Arya Bhiksu Thich Nhat Hanh juga membahas demikian di mana kajian beliau tentang paham Kristiani sangat mencerahkan dan luar biasa.

Jika ditinjau Kerajaan Allah anda terdiri dari tiga aspek perdamaian, kebenaran dan sukacita. Bukankah agama lain memiliki itu semua, dan menurut paham anda mereka tidka terselamatkan? Nah lho?

Tiga aspek Kerajaan Allah itu menurut paham anda diberikan oleh Roh Kudus yang merupakan Trinitas Allah, ini yang menurut saya tidak masuk akal karena berkah dari pihak EKSTERNAL (demikian terutama menurut Bapa" Gereja Awal). Sedangkan menurut Buddhisme, Buddha adalah realitas sejati diri kita sendiri, tidak diberikan oleh siapa-siapa, bersumber dari INTERNAL. Itu bedanya dengan anda! Dan lebih logika untuk mengatakan bhawa potensi itu ada dalam tiap diri manusia, bukan diberikan oleh pihak eksternal yang diskriminatif terhadap agama lain.

Quote
Maksudku ditulis dalam bahasa Tibet dan Mandarin, memang ada sebagian ditulis dalam bahasa Prakrit............ Coba cari dech, berapa banyak ahli yang ngaku percaya sutra Mahayana itu otentik dan bisa disejajarkan seperti kanon Pali????

Hahahhaha tulisan anda sebelum,nya tidak mencerminkan pendapat anda sekarang ini. Lihatlah bedanya! "Sebagian" kata anda? Ya memang sebagian yang berbahasa Sanskrit. Tetapi sebagian ini merupakan sutra-sutra penting Mahayana seperti Saddharmapundarika Sutra, dan Sukhavativyuha Sutra. Dan pokok ajaran Mahayana yang anda pertanyakan, sudah tercantum dalam Saddharmapundarika Sutra yang notabene sejajar dengan Kanon Pali. Untuk apa berbelit ke sutra lainnya?

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 03 October 2011, 02:28:18 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline sugianto budiman

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: -3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #147 on: 03 October 2011, 02:25:42 PM »
Quote
Apakah anda sebelumnya adalah pengikut Muslim, kenapa menggunakan kata "Alhamdullilah" padahal anda hendak mengikut Yesus?

Jangan sempit pandangan Anda bro, Alhamdullilah itu bahasa Arab artinya Terpujilah Tuhan atau Halleluyah dalam Ibrani!! Tidak semua orang Arab identik dengan Muslim, ada juga yang Buddhis, kr****n, Jainisme dll........ Jadi kalo ketemu orang Buddhis kita bisa bilang "Alhambudo" artinya "Terpujilah Buddha"  ;D :)) :)) :))



Quote
Wah, anehnya kenapa mereka gak jawab hukum karma menurut Taois ya? Bagaimana sih karma menrut Hinduisme menurut kedua ortu anda? hahaha

Taoisme asli tak mengenal itu Karma......kecuali ada pemaksaan oleh ajaran Buddha.... Taoisme asli mengenal adanya Pencipta berpribadi........  :)

Next time gua tanyain ortu gua ya tentang Hinduisme........  :)

 

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #148 on: 03 October 2011, 02:33:12 PM »
Quote
Dalam point ini, agama theistik tidak sependapat............... banyak contoh, bahwa segala sesuatu dibalik ciptaan ada penciptanya, misalnya komputer, radio dll

==

Apakah mereka menciptakan bahan-bahan pembuat komputer? Komputer bukan diciptakan tapi ditemukan dari bahan-bahan yang sudah ada dalam alam ini.

Quote
Jangan sempit pandangan Anda bro, Alhamdullilah itu bahasa Arab artinya Terpujilah Tuhan atau Halleluyah dalam Ibrani!! Tidak semua orang Arab identik dengan Muslim, ada juga yang Buddhis, kr****n, Jainisme dll........ Jadi kalo ketemu orang Buddhis kita bisa bilang "Alhambudo" artinya "Terpujilah Buddha"  ;D :)) :)) :))

Oohh siapa yang mempermasalahkan sehingga berpandangan sempit? Saya kan cuma nanya? Lagian jauh lebih baik anda mencintai dan menggunakan istilah salam Kristiani yang umum di Indonesia, alasannya ya pikirkan sendiri saja. Tidak usah jauh-jauh ke Arab atau agama tetangga segala.

Quote
Taoisme asli tak mengenal itu Karma......kecuali ada pemaksaan oleh ajaran Buddha.... Taoisme asli mengenal adanya Pencipta berpribadi........  :)

Next time gua tanyain ortu gua ya tentang Hinduisme........  :)

Hahahhahaha siapa bilang? Anda belajar dari mana? Silahkan menghubungi para Taois Taishang Men, Zhengyi dan Quanzhen di Indonesia ini!! Belajar apakah di Taoisme tidak ada karma?

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 03 October 2011, 02:36:01 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #149 on: 03 October 2011, 02:33:23 PM »
Jangan sempit pandangan Anda bro, Alhamdullilah itu bahasa Arab artinya Terpujilah Tuhan atau Halleluyah dalam Ibrani!! Tidak semua orang Arab identik dengan Muslim, ada juga yang Buddhis, kr****n, Jainisme dll........ Jadi kalo ketemu orang Buddhis kita bisa bilang "Alhambudo" artinya "Terpujilah Buddha"  ;D :)) :)) :))



Taoisme asli tak mengenal itu Karma...... kecuali ada pemaksaan oleh ajaran Buddha.... Taoisme asli mengenal adanya Pencipta berpribadi........  :)

Next time gua tanyain ortu gua ya tentang Hinduisme........  :)

bisa ditunjukan referensinya ?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha