;DTAnya lg om, BAgaimana jika pada saat pindapata atau kita berdana tapi ditolak oleh bhikku, jika si pemberi sedih karena tidak diterima apakah dua-duanya mendptkan dampak karma buruk jg, ada kejadian tp bukan terjadi pada calon bhikku disebut apaja ya kalau gak salah, contoh nya ada 2 orang memegang dua jenis jeruk warna hijau jeruk lokal dan warna kuning jeruk import, pada calon bhikku nya sudah berdiri di dpn kita yang memegang jeruk hijau dan bermaksud memberi tp ditolak,sedangkan yang berwarna kuning diterima, kalau dilaht itu akan menimbulkan kesedihan terhadap jeruk lokal tsb. Menurut om gimana?apakh dua2nya bersalah?
Saya coba bahas dari 2 sudut pandang: kamma & vinaya.
Kalau dari sudut pandang kamma, jika kita tidak mendapatkan kesempatan berdana, maka berarti belum ada kamma baik yang berbuah. Tapi bila kita bersedih karena hal tersebut, itu adalah buah kamma buruk karena kemelekatan kita pada keinginan untuk berdana.
Kalau dari sudut pandang vinaya, setahu saya bhikkhu TIDAK pilih-pilih makanan. Mereka akan makan makanan apapun yang masuk ke patta-nya, selama memang bisa dimakan. Kejadian penolakan itu kita tidak tahu mengapa si calon bhikkhu menolaknya. Mungkin harus ditanyakan dulu alasannya.
Tambahan lagi kalau dilihat cerita didalam buku, banthe akan memberikan darm jia mereka sudah mencapai arahat?dan kalau jaman sekarang susah mengetahu dia sudAh arahat atau bukan dan sudahboleh mengajar atau ceranah gimana tuh?apakah sebelum arahat kebijaksanaan selalu ada boleh dipegang ?makasih
Bukan berarti bhante harus Arahat dulu sebelum memberikan ceramah dhamma, tapi maksudnya adalah bahwa tujuan utama dari kehidupan kebhikkhuan adalah mencapai kesucian (mengakhiri kelahiran kembali), bukan menjadi penceramah dhamma. Itu dari sisi bhikkhu.
Kalau dari sisi umat, kita juga hendaknya belajar dari siapapun tanpa memandang siapa yang memberikan pelajaran tersebut. Kadang bhikkhu yang kita puja-puja juga ternyata bisa keliru dan sebaliknya orang yang tidak kita kenal pun juga bisa memberikan input yang bermanfaat. Jadi kalau menurut saya, lebih baik kita objektif menyelidiki apa yang diajarkan ketimbang percaya/menolak berdasarkan reputasi pengajar.