//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sejarah Agama Buddha Di negeri Tiongkok  (Read 8352 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Sejarah Agama Buddha Di negeri Tiongkok
« on: 02 December 2008, 01:57:28 PM »
Era Dinasti Han 206 BC- 220 AD

Pada Tahun era 156 Bc pada masa pemerintahan Han Wu Di (156 - 83 BC) ,
dan dimasa dinasti Han Barat. Jalur Sutra dibuka untuk melakukan
perdagangan dengan negara - negara tetangga. Pada Tahun 130 Bc Seorang
petualang, penjelajah dan pedagang bernama Zhang Qian's
melakukan perjalanan kembali kenegeri tiongkok dengan
membawa Patung Buddha, Lukisan dan beberapa material yang berasal
dari negeri India. Pada Waktu itu kaisar Han Wu Di tidak ada itikad
untuk beragama Buddha ataupun mempelajari Budhism semua barang -
barang tersebut hanyalah menjadi perhiasan istana saja. Sistem
pemerintahan Dinasti Han sendiri lebih banyak dipengaruhi dari agama
Tao dan Kong Fu Cu sebagai landasan negara.

Agama Buddha yang masuk negeri tiongkok itu sendiri merupakan aliran
Mahayana pertama kalinya. Yang menyebar luas kedaerah utara seperti
negeri Tiongkok.
catatan Aliran Buddha Mahanaya terbentuk pada Tahun 5 Ad di negeri
Tiongkok sendiri. Pada Tahun 68 Ad pada masa pemerintahan kaisar Ming
dari era Dinasti Han. Membangun Sebuah Vihara pertama kalinya dinegeri
tiongkok yang kemudian menjadi pondasi dasar agama Buddha di negeri
Tiongkok. Vihara Tersebut di beri nama Vihara Kuda Putih(Baimasi
白馬
寺). Vihara ini Berada diwilayah propinsi Henan / atau kota lou yang.
Sejarah pembangunan vihara kuda putih ini merupakan situs agama Buddha
penting di negeri tiongkok.

Catatan Dari Hou Hansu terdapat kunjungan seorang Bhiksu bernama
YueZhi yang masuk kedalam kerajaan pada tahun 2 Bc. Bikhu yue Zhi
memulai mengajar darma dan mengajar cara membaca sutra Buddha kepada
rakyat tiongkok, Disini era dimulainya agama Buddha di negeri
Tiongkok. Selain itu bhiksu Yue Zhi membawa rekananya dari India yang
bernama Dharmaraksa dan Kasyapa Mataga mereka yang nantinya menulis
sutra yang berasal dari 600.000 kata. Dan diberi judul " 42 bagian
Sutra yang berasal dari perkataan Buddha
(四十二章經)". Ini adalah
sansekrit
pertama yang berbahasa Mandarin yang kemudian menjadi basis pentunjuk
tata cara sembayang bagi Sangha ataupun umat di negeri Tiongkok.
Pada Tahun 164 - 186 Ad seorang Bhiksu bernama Kushan Lokaksema dan
menjadi penerjemah Sutra Mahayana yang pertama dalam bahasa mandarin
dinegeri Tiongkok.

Masa pembangunan vihara kuda putih ini dimulai dari Kaisar ming ( 28
Ad – 75 Ad) sendiri bermimpi tentang Buddha Sedang berdiri diatas awan
dan terbang menuju arah barat. Dan kaisar Ming menanyakan kepada
menterinya Zhong Hu. Kemudian perdana menteri Zhong Hu menjelaskan
mimpi dari kaisar Ming itu sendiri bahwa ia bermimpi tentang Buddha.
Kemudian ia mengutus 18 delegasi dari negeri tiongkok untuk mencari
Buddha yang dipimpin oleh Cai Yin, Qin Jing and Wang Zun. Mereka
kembali dari negeri Tiongkok setelah melakukan perjalanan dari sekitar
negeri Afganistan dengan membawa Lukisan Buddha, Patung Buddha, 42
Sutra dan 2 Anggota Sanggha. Kemudian setahun berikutnya Kaisar ming
mulai membangun Vihara kuda putih.

Pada Era 160- 220 Ad. Dinasti han mengalami gejolak pemberontakan
dimana - mana. Pada masa ini agama Buddha masih belum luas. Tetapi
Wihara sudah ada pada era tersebut. Pada era ini yang nantinya
Terdapat salah tokoh sejarah yang mempengaruhi Buddha Mahayana
nantinya yang menjadi Bodhisatva yang kita kenal sebagai Sangha Rama
Atau Kuan Di Gung (pembahasan beliau saya akan ungkapkan dalam bab
Para bodhisatva dari Buddha yang mempengaruhi negeri Tiongkok).

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Re: Sejarah Agama Buddha Di negeri Tiongkok
« Reply #1 on: 02 December 2008, 01:57:43 PM »
Era Dinasti Enam kerajaan (386-589 Ad)

Pada era enam Dinasti Wihara Shaolin berdiri pada Tahun 464 Ad di
daerah Lou yang pegunungan Song san Propinsi Henan sekitar 13 km barat
laut Kabupaten Deng Feng. Didirikan oleh kaisar Hsiao-Wen Dan Bhiksu
kepala pertama di Shaolin adalah Ba Tuo. Perguruan Shaolin tak hanya
belajar darma saja disini juga tempat pelatihan diri (meditasi ) dan
mental. Dan Perbuatan dan tingkah laku harus sesuai dengan kaidah
agama Buddha. Selain itu Shao lin juga terkenal akan ilmu bela dirinya.
Pada era enam kerajaan terdapat Da Mo Zu Shi 達摩祖師
{Hok Kian = Tat
Mo Co Su} nama aslinya adalah Bodhi Dharma, lahir di India Selatan
dalam suku Brahma. Setelah menjadi bikkhu, beliau dengan tekun
mendalami aliran Mahayana. Dharma {Mandarin = Da Mo}, Zu Shi = Master
/ Guru Besar. Da Mo Zu Shi merupakan pendiri aliran Chan {Jepang =
Zen} dalam Buddhisme Tiongkok. Beliau juga terkenal dengan nama Master
Of Zen. Hari lahir Da Mo Zu Shi diperingati pada tanggal 3 bulan 10 Imlek.
Pada tahun 520 Ad Bodhi Dharma meninggalkan India & pergi ke Tiongkok
(waktu ini merupakan zaman Enam Dinasti: 386-589 Ad). Beliau tiba di
Guang Zhou, & dari sini berjalan sampai ke negeri Wei (sekarang
propinsi Henan). Beliau mengunjungi Wihara Shaolin {Hok Kian = Siao
Lim Si} di pegunungan Song Shan. Di wihara ini ia memperdalam ilmu
meditasi aliran Chan & mengajarkan kepada para bikkhu di sana. Ilmu
meditasi ini kemudian menjadi dasar latihan tenaga dalam, sebagai
bagian dari ilmu silat Shaolin yang terkenal 少林功夫
{Siao Lim Kung
Fu}. Di biara ini, Hui Ke (kelak menjadi guru besar aliran Chan yang
ke-2) berguru pada Da Mo Zu Shi. Karena tertarik akan ketulusan
hatinya, Da Mo Zu Shi menyerahkan 4 gulung Sutra Leng Jia kepada Hui
Ke, dan berkata bahwa sutra tersebut paling sesuai untuk orang Tiongkok.
Da Mo Zu Shi menjadi legenda seiring dengan berkembangnya aliran Chan.
Sebuah kisah yang amat populer adalah percakapan antara Da Mo Zu Shi
dengan Kaisar Liang Wu Di di Jin Ling (sekarang Nan Jing). Liang Wu Di
adalah seorang Kaisar pemeluk agama Buddha yang banyak berbuat amal
kebajikan; mendirikan banyak kuil, penulisan kitab suci, membuat
banyak Buddha Rupang & pentahbisan bikkhu. Dengan bangga Sang Kaisar
bertanya kepada Da Mo Zu Shi : "Aku telah banyak beramal, berapa
banyakkah kebajikanku ?" Da Mo Zu Shi menjawab dengan singkat "Tidak
ada kebajikan!" Liang Wu Di terkejut dan bertanya: "Mengapa tidak ada
kebajikan?" Da Mo Zu Shi menjawab dengan tenang: "Yang Anda kerjakan
adalah perbuatan yang bermanfaat, namun itu bukan kebajikan yang
sejati." Liang Wu Di tidak dapat memahami makna dari jawaban Da Mo Zu Shi.

Da Mo Zu Shi lalu meninggalkan negeri Liang & menyeberangi sungai Yang
Zi dan masuk ke negeri Wei. Kisah Da Mo Zu Shi menyeberangi sungai
Yang Zi ini menjadi sebuah legenda tersendiri. Dikatakan bahwa Da Mo
Zu Shi menyeberangi sungai besar tersebut dengan hanya menggunakan
sebatang rumput gelagah. Pada zaman setelah itu muncul banyak lukisan
yang menggambarkan adegan tersebut.
Buddhis Mahayana yang dibawa Da Mo Zu Shi dari India ke Tiongkok
kemudian mendapat pengaruh dari agama asli Tiongkok yaitu Tao dan
Khong Hu Cu. Inilah yang kemudian disebut sebagai Zen Buddhisme,
merupakan salah satu sekte penting dalam agama Buddha Mahayana.
Mulanya Buddhisme Zen (Dhyana/Meditasi) ini dipengaruhi oleh
ajaran-ajaran Dao {Hok Kian: Tao} dan Kong Fu Zi {Khong Hu Cu}. Namun
pada perkembangannya, Buddhisme Zen ini mempengaruhi kembali Neo
Confucianisme yang terbentuk pada masa Dinasti Song (960-1279 M).

Offline David

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 8
  • Reputasi: 2
Re: Sejarah Agama Buddha Di negeri Tiongkok
« Reply #2 on: 21 November 2009, 11:07:07 AM »
alo ko Pur message saya di friendster koq ga dibales ???
jarang buka ya ?
Saya mau tanya nich, kebetulan saya dapet sumber dari Pak Budiyono Tantrayoga dalam topik yang sama di seminarnya pada waktu mukerda di magelang, yang mengatakan "agama buddha masuk ke tiongkok pertama kali aliran theravada dengan 2 bikkhu" yang namanya saya lupa, trus karena kurang dapat beradaptasi dengan budaya masyarakat sekitar maka tidak dapat berkembang kemudian menghilang yang kemudian masuk aliran mahayana yang kemudian dengan pesat. Tolong ko Pur bersedia membantu dengan memberikan acuan-acuan buku, dll dalam topik ini, beserta e-mail pak Budi klo kebetulan ko Pur mengenal.
Saya benar-benar berminat dan sungguh-sungguh ingin mengetahui lebih mendetail tentang topik ini.

-terima kasih-
« Last Edit: 21 November 2009, 11:11:24 AM by David »

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Sejarah Agama Buddha Di negeri Tiongkok
« Reply #3 on: 22 November 2009, 06:05:39 AM »
Yang dimaksud dengan dua bhiksu tersebut adalah Kashyapa-matanga (蓮葉摩騰) dan Gobharana. Beliau berdua tampaknya adalah bhiksu aliran Sarvastivada sub aliran Sthaviravada (Elders), bukan Theravada seperti yang kita kenal sekarang ini (yang notabene adalah sekte Mahaviharavasin sub aliran Sthaviravada).

Ini dikarenakan Kashyapa-matanga dan Gobharana adalah bhiksu Yuezhi yang menunjuk pada India Utara tempat berkembangnya (Sthaviravada) Sarvastivada, bukan Theravada (Sthaviravada) Mahaviharavasin. Teks yang mereka terjemahkan juga adalah Sansekerta, ini menunjuk pada Sarvastivada, bukan Mahaviharavasin yang adanya cuman di India Selatan atau Srilanka.

Aliran Sarvastivada - Hinayana ini kemudian menjadi kurang populer di Tiongkok dan akhirnya yang berkembang adalah ajaran Mahayana.

Berikut ringkasan kisahnya dari Gaoseng Zhuan dan lain-lain:

Pada hari pertama bulan ke-5, tahun ke-14 periode Yungping, para Taois dari 5 Gunung di Tiongkok datang untuk menghentikan penyebaran agama Buddha. Mereka ingin menyulut api pada teks-teks kedua agama. Namun tidak disangka, semua teks Taois terbakar dan sutra-sutra Buddhis tidak terbakar. Muncul cahaya lima warna dari sharira (relik) Sang Budha. Cahaya tersebut tampak membentuk seperti payung di udara, membayangi semua orang yang berkumpul untuk menyaksikan peristiwa tersebut. Ketika orang-orang melihat kanopi cahaya itu, mereka semua langsung percaya pada agama Buddha.

Buddha Dharma tiba di Tiongkok pada zaman Dinasti Han, ketika bhiksu Kashyapa-matanga dan Gobharana membawa Sutra 42 Bagian (佛說四十二章經) dari India ke Tiongkok dengan menunggangi seekor kuda putih.

Sutra 42 bagian mencakup kisah masuknya agama Buddha secara resmi di Tiongkok. Pada tahun ke-5 masa pemerintahannya, Kaisar Han Mingdi bermimpi melihat seorang dewa bertubuh emas memasuki istananya dan mengeluarkan seberkas cahaya matahari dari lehernya. Keesokan harinya, ia meminta menterinya untuk mengenali wujud tersebut. Salah satu dari mereka yang bernama Fu Yi berkata bahwa ia pernah mendengar seorang suci di India yang bernama Sang Buddha, yang telah mencapai keselamatan, dapat terbang dan tubuh-Nya berwarna emas. Terinspirasi oleh kata-kata ini, sang raja mengirim utusan untuk mencari agama Buddha.

Utusan tersebut akhirnya kembali dengan membawa sutra-sutra Buddhis dan gambar Buddha yang dibuat atas perintah Raja Udayana, beserta bhiksu Kashyapamatanga dan Gobharana.

Kemudian sang raja menanyai bhiksu Kashyapamatanga: "Ketika Raja Dharma (Buddha) dilahirkan, kenapa beliau tidak mewujudkan dirinya di negara [Tiongkok] ini?" Kashyapamatanga menjawab, "Negara Kapilavastu adalah pusat dari Mahalokadhatu. Semua Buddha dari ketiga zaman, terlahir di sana dan terlebih lagi, para deva, naga dan gui-shen berkeinginan melebihi segalanya untuk terlahir di negara tersebut, mempraktekkan Dharma Sang Buddha, dengan tujuan agar mereka dapat mencapai pencerahan sempurna dengan kekuatan transformasi Dharma, karena ketika terlahir di tempat lain, tidak ada transformasi semacam ini, dan maka dari itu para Buddha tidak pernah muncul di tempat lain. Meskipun demikian, cahaya dari ajaran-Nya mencapai tempat-tempat yang lain, sehingga selama periode 500 tahun dari 1000 tahun, mereka yang tidak berkesempatan bersua dengan Sang Buddha yang dapat mengajar mereka Dharma, dapat mendapatkan pembebasan." Sang Kaisar yang telah terbangkitkan keyakinannya kemudian mendirikan Vihara pertama di Tiongkok yaitu Vihara Baima Si di Luoyang.

Pada zaman tersebut, agama Tao (Huang-Lao Dao) juga berkembang. Ketika agama Buddha masuk ke Tiongkok, para Taois menjadi iri. Mereka mengadakan pertemuan dengan kaisar dan berkata pada sang kaisar, “Agama Buddha adalah keyakinan yang salah. Agama Buddha adalah agama kaum barbar, bukan agama orang Tionghoa. Maka, baginda seharusnya tidak mengizinkannya untuk menyebar ke daratan Tiongkok. Baginda harus membasmi agama Buddha!” , himbau mereka. “Jika baginda tidak membasminya, maka baginda paling tidak harus mengadakan pertandingan.”

Apakah peraturan pertandingan tersebut? Para Taois meminta kaisar untuk memerintahkan menaruh sutra-sutra Buddhis bersama dengan teks-teks Taois di sebuah timbunan dan menyulut api pada sutra serta teks-teks tersebut. Kitab-kitab agama yang terbakar menunjukkan bahwa agama tersebut adalah agama yang salah. Kitab agama yang selamat dari api (dan tidak terbakar) akan diakui sebagai agama yang benar.
Pemimpin para Taois yang bernama Chu Shanxin dan 500 master Taois lainnya menaruh teks-teks Taois bersama dengan sutra-sutra Buddhis, kemudian berdoa pada Laozi, “O Taishang Laojun! Mohon anugrahkanlah pada kami mukjizat untuk menjamin agar kitab-kitab Taois tidak terbakar dan sutra-sutra Buddhis akan terbakar!”

Banyak dari master Taois yang datang memiliki kekuatan spiritual yang hebat. Beberapa dapat terbang berkelana di awan-awan dan mengendarai kabut. Yang lainnya dapat pergi ke surga-surga maupun bersembunyi dalam bumi. Beberapa dapat menghilang di udara. Seseorang dapat melihatnya di depannya, namun tiba-tiba ia akan menghilang. Adapun para Taois yang memiliki kekuatan untuk melakukan hampir apapun. Beberapa dari mereka dapat melarikan diri dengan cepat dengan cara menghilang. Mereka menggunakan jimat dan mantra-mantra Taois untuk mendapatkan berbagai kekuatan spiritual.
Ketika api dinyalakan, ternyata tidak ada satupun sutra-sutra Buddhis yang terbakar, bahkan sutra-sutra tersebut mengeluarkan cahaya! Relik (sharira) dari Buddha juga mengeluarkan cahaya lima warna yang bersinar sampai ke angkasa, terang bagaikan matahari yang menyinari seluruh dunia.

Segera setelah api disulut pada teks-teks Taois, teks-teks tersebut malah terbakar menjadi abu dan lenyap. Mereka yang dapat terbang di antara awan-awan tidak dapat melakukannya lagi, mereka telah kehilangan kekuatan spiritual mereka. Mereka yang sebelumnya dapat berkelana di surga-surga, juga tidak dapat melakukannya lagi. Mereka yang dapat bersembunyi di tanah, tidak dapat lagi bersembunyi. Mereka yang sebelumnya dapat menghilang, tidak dapat lagi menghilang. Mantra-mantra yang mereka laaflkan tidak lagi bekerja. Tidak ada respon apapun. Teks-teks Taois terbakar habis dan master Taois Chu Shanxin dan Fei Zhengqing kemudian meninggal di tempat tersebut karena amarah mereka yang melebihi batas. Melihat kematian kedua pemimpin mereka, maka dua sampai tiga ratus Taois mencukur kepala mereka dan menjadi bhiksu Buddhis langsung di tempat tersebut. Maka, kontes Dharma antara agama Tao dan Buddha yang pertama kali, dimenangkan oleh pihak Buddhis.

Setelah peristiwa pembakaran kitab-kitab tersebut, Kashyapa matanga dan Gobharana terbang ke angkasa dan menunjukkan 18 transformasi seorang Arahat. Air muncul dari bagian atas tubuh mereka dan api muncul dari bagian bawah tubuh mereka, kemudian berlanjut sebaliknya. Mereka berjalan, berbaring dan tidur di angkasa. Mereka memanifestasikan berbagai abhijna di sana. Kaisar dan semua orang langsung menyakini agama Buddha.

Dikatakan bahwa, “Semua orang dari Putra Surga sampai para pangeran dan mereka yang dihormati menjadi pengikut-Nya, mereka semuanya tertarik oleh ajaran yang mengajarkan bahwa 'kesadaran' seseorang tidak lenyap setelah meninggal.”  (Fayuan Zhulin)

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 22 November 2009, 06:09:19 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Sejarah Agama Buddha Di negeri Tiongkok
« Reply #4 on: 22 November 2009, 06:27:44 AM »
Quote
Agama Buddha yang masuk negeri tiongkok itu sendiri merupakan aliran
Mahayana pertama kalinya. Yang menyebar luas kedaerah utara seperti
negeri Tiongkok.
catatan Aliran Buddha Mahanaya terbentuk pada Tahun 5 Ad di negeri
Tiongkok sendiri.

Mahayana belum masuk ke Tiongkok pada tahun segitu. Yang masuk saat itu baru aliran-aliran Hinayana. Mahayana pertama kali masuk ke Tiongkok seiring dengan diterjemahkannya sutra-sutra Mahayana pertama kali oleh bhiksu Lokaksema pada abad 2 Masehi.

Quote
Catatan Dari Hou Hansu terdapat kunjungan seorang Bhiksu bernama
YueZhi yang masuk kedalam kerajaan pada tahun 2 Bc. Bikhu yue Zhi
memulai mengajar darma dan mengajar cara membaca sutra Buddha kepada
rakyat tiongkok, Disini era dimulainya agama Buddha di negeri
Tiongkok. Selain itu bhiksu Yue Zhi membawa rekananya dari India yang
bernama Dharmaraksa dan Kasyapa Mataga mereka yang nantinya menulis
sutra yang berasal dari 600.000 kata.

Ada yang aneh di sini. Yuezhi itu adalah nama suatu kawasan yang merujuk pada area di India Utara, dll, bukan nama bhiksu atau nama orang.

Dan yang mengajak Kashyapa-Matanga dan Gobharana setahu saya dalah utusan raja Han Mingdi yang bernama Cai Yin, dll. Sebelum masa pemerintahan Han Mingdi yaitu Han Aidi sebenarnya juga telah ada utusan bhiksu dari Yuezhi bernama Yin-Tsun yang membawa serta Fotu Jing yang diduga sebagai teks Nidana. Tapi bhiksu Yin-Tsun tidak mengajak Kashyapa-matanga dan Gobharana.

Apalagi waktu yang anda sebutkan untuk bhiksu Yuezhi adalah abad 2 SM, sedangkan Kashyapa-matanga dan Gobharana diundang ke kerajaan oleh Kaisar Han Mingdi dan utusannya adalah pada tahun 64 M. Di sini ada ketidakkonsistenan waktu?

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline David

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 8
  • Reputasi: 2
Re: Sejarah Agama Buddha Di negeri Tiongkok
« Reply #5 on: 22 November 2009, 08:34:56 AM »
 _/\_ xie xie  ;D
klo boleh dan berkenan saya minta sumber dari info ini
karena saya rasa info ini setengah memojokan umat taoisme dan perlu dibuktikan kebenarannya melalui sumber,dan penulisnya  :)
« Last Edit: 22 November 2009, 08:46:54 AM by David »

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Sejarah Agama Buddha Di negeri Tiongkok
« Reply #6 on: 22 November 2009, 08:51:31 AM »
Sumbernya ada di kitab Gaoseng Zhuan dari abad ke-6 M dan diterjemahkan sebagai Records of High Sanghans oleh Master Hsuan Hua.

Kita juga tidak pernah tahu apakah catatan tersebut bertujuan memojokkan atau memang benar2 demikian yang terjadi sebenarnya.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

 

anything