ada 3 hal penting dlm kaitan dgn hubungan guru dan murid
1. kualifikasi guru
2. kualifikasi murid
3. bagaiman cara tepat mengandalkan guru.
byk sutra, vinaya, maupun menyebutkan kualifikasi guru spiritual, dlm Karya Asanga (berasal dari Maitreya) dlm sutra Mahayana-sutra-lamkara disebutkan ada 10 kaulifikasi ideal guru spiritual.
dlm naskah tantra disebutkan, dlm di zaman kemerosotan, guru spiritual akan tertampak oleh kita dalam kombinasi baik dan buruk, dengan demikian sulit bagi murid untuk melihat dgn jelas kualitas sesungguhnya dari seorang guru spiritual.
dlm 10 kualitas itu, minimal seorang guru perlu memiliki 5 kualitas guru ideal,
1. tiga latihan tinggi (1.a. sila, 1.b. samadhi, dan 1.c. prajna)
2. pemahaman valid atas shunyata / realisasi tentang shunyata
3. welas asih.
Jika anda tidak menemukan guru yg memiliki 5 kualifikasi ini, minimal guru spiritual tersebut harus memiliki lebih banyak kualitas baik daripada kamu.
Memang keliatannya seperti orang sedang pergi belanja di pasar, harganya 10 Rupiah, kemudian di tawar jadi 5Rp, seseungguhnya kita tidak bertindak demikian, namun disebutkan, paling minimal perlu ada 5 kaulifikasi itu.
Seorang guru spiritual yg otentik adalah mereka yg mengajarkan tentang persiapan utk masa akan datang, jika guru hanya mengajarkan tentang kekayaan masa hidup ini, ketenaran, pujian, dsb sudah jelas orang tersebut tidak masuk kaulifikasi guru spiritual.
kita berbicara tentang guru spiritual mahayana, jadi seharusnya guru spiritual itu selalu punya pikiran bahwa orang lain selalu lebih penting daripada dirinya sendiri.
berbicara guru spiritual yg memiliki kualitas baik daripada kita, tentu saja perlu memiliki pengetahuan luas, pengetahuan valid berdasarkan sutra, logika, pasikan guru tersebut menerima ajaran dari guru sebelumnya, dan guru sebelumnya bisa di telusuri hingga ke guru2 yg lain dan sampai kepada Buddha Sakyamuni.
yg paling penting adalah bagaimana teciptanya hubungan guru dan murid, dlm kondisi apapun penjalinan hubungan guru dan murid bisa terjadi, mendengar ceramaha dari seorang guru dan dalam hati ingin menjadi murid guru tersebut, maka hubungan guru murid sudah terbentuk. jadi dari sisi murid, dengan demikian saja sudah menjalin koneksi guru dan murid.
Namun, bisa saja dari pihak murid menganggap seseorang sebagai guru dan sudah tercipta hubungan guru-murid, namun dari sisi guru bisa saja tidak demikian, bisa saja guru tersebut tidak menganggap seseorang adalah muridnya.
karena begitu mudah terjalin hub guru-murid, maka semua orang tidak perlu terbutu-buru dan karena terkesima sesaat, terus langsung datang ke sebuah ceramah dan ingin menjadi murid seseorang. kadang kita sgt terkesan dgn tahta guru tsb, cara bicara, dllm jadi impresi pertama janganlah menjadikan sebagai patokan, namun anda wajib untuk memeriksa lebih lanjut tentang guru tersebut.
tanyakan pada diri, apakah benar dia adalah guru otentik, apakah suatu hari nanti dia tidak bakal menyesatkan saya? apakah mungkin saya tertipu oleh orang ini? jadi sudah jelas, anda wajib meluangkan waktu sekian lama utk memeriksa cukup detail dlm berbagai kegiatan, ceramah dharma, dan berbagai sumber, jadi anda bisa menentukan sendiri keputusannya.
yg paling tepat memang mengandalkan persepsi sendiri dalam melihat seluruh kejadian, namun anda juga boleh bertanya kepada orang lain sebagai pendapat tambahan, kita perlu tahu bahwa pendapat orang lain belum tentu tepat, namun kita boleh mengetahui pendapat orang lain.
masih byk yg bisa diungkapkan, saya rasa, tunggu ilham selanjutnya
mohon baca tulisan ini dengan menganggap sy adalah teman spiritual, tidak lebih dari itu, tidak ada hubungan apapun, simpan baik2 dalam batin / pikiranmu.
bow and respect,