Pada intinya, karmamudra adalah metode kultivasi versi Buddhisme Tibetan dimana p*n*s memasuki liang vagina, dan praktisi melakukannya dalam postur "bunga teratai".
Saya juga sudah tinjau kembali Thread "Mencapai Pencerahan dengan Sex"; di sana Bro Gandalf sendiri memberikan pernyataan memang dalam praktik karmamudra, dilakukanlah penetrasi. Penetrasi ini saya tangkap artinya sebagai "sodok-menyodok". Namun Bro Gandalf dan (mungkin) Buddhisme Tibetan tidak menilai metode ini sebagai praktik berhubungan kelamin.
Ralat yang dulu. Sebenarnya Yab-Yum / Karmamudra itu hanya berpelukan saja. Maka dari itu dikatakan posisi yab yum itu duduk teratai, berpelukan dan saling memandang. Ini setelah ada konfirmasi dari Lhama Tibetan sendiri di Surabaya sini. Di thangka-thangka juga tidak ada organ kelamin, menunjukkan bahwa memang tidak penetrasi. Yang menyatu dan penetrasi adalah "bindu" nya dan ini BUKAN alat kelamin atau sperma atau ovum. Bindu adalah energy drop (tetesan energi) dalam paham yoga. Dalai Lama pernah menjelaskan bahwa bindu ini bukan sperma atau ovum yang kita kenal.
Di thread itu, S. Nyanabhadra juga memberikan penjelasan singkat bahwa metode ini pertama kali dilakukan oleh Padmasambhava dengan 5 wanita yang dihadiahkan oleh Raja (Indrabhuti?).
Indrabhuti tidak pernah memberikan consort. Padmasambhava dihadiahi putri Tsogyal oleh Raja Trisong Detsen. Yang lainnya bukan hadiah siapa-siapa.
The Siddha Wanderer
Supaya teman-teman juga tahu seperti apa "berpelukan" itu, berikut ini saya menemukan beberapa gambar yang menunjukkan posisi karmamudra...
OK. Sekarang menurut Anda, Lhama Tibetan dari Surabaya, serta Dalai Lama menyatakan itu bukan memasukkan p*n*s ke liang vagina, dan dengan demikian tidak ada penetrasi. Dengan kata lain, Anda baru saja merevisi pernyataan Anda dari argumen yang pernah Anda lontarkan di Thread "Mencapai Pencerahan dengan Sex?".
Saya juga mencoba mencari referensi yang berkaitan dengan ini. Saya menemukan beberapa referensi yang cukup menjelaskan tentang karmamudra, atau kita sebut dengan metode kultivasi dengan menerapkan hubungan kelamin (seks). Anda tidak setuju dengan istilah ini? Coba baca dulu artikel ini...
MS: Sexuality is an extremely powerful, primal and irreducible aspect of human nature. One of the contributions of the tantric paradigm was the insight that sexual energies were being wasted in some forms of meditative practice. Some of the tantric pioneers felt that a celibate lifestyle did not, in fact, represent a mastery of one's sexuality, but rather a repression of and even a flight in fear from one's sexuality. One was in fact postponing for future lives work which must be done to integrate every aspect of one's being and to master every form of energy at one's command.
WIE: So the idea was that if you took a lifelong vow of celibacy, there was no way you could actually achieve mastery over the sexual impulse?
MS: There is a tantric teaching to the effect that without the practice of sexual union and without integrating one's energies at that level, it is impossible to attain enlightenment in the present lifetime.Yang artinya:
MS: Seksualitas adalah kuat, penting, dan tidak dapat direduksi dari aspek kehidupan manusia. Salah satu kontribusi dari paradigma Tantra adalah pemahaman bahwa energi seksual terbuang percuma pada beberapa bentuk latihan meditasi. Beberapa orang perintis Tantra merasa bahwa kehidupan selibat tidak bisa mengatasi dorongan seksual, pada kenyataannya, hanya mewakili penguasaan seksualitas seseorang, tapi sedikit menindas dan bahkan hanya satu bentuk pelarian dalam ketakutan dorongan seksualitas seseorang. Seseorang seperti itu pada kenyataannya hanya menunda pekerjaan di masa depan yang harus dikerjakan dengan mengintegrasi seluruh aspek kehidupan manusia dan mengendalikan semua bentuk energi di bawah kekuasaan seseorang.
WIE: Jadi ide jika Anda menjalani hidup dengan selibat, maka sebenarnya Anda tidak akan bisa mengendalikan dorongan seksual sesungguhnya?
MS: Ada sebuah ajaran Tantra yang menyatakan bahwa tanpa praktik penyatuan seksual, dan tanpa mengintegrasikan energi seseorang sampai pada level itu, adalah mustahil untuk mencapai Pencerahan dalam hidup ini.
*Diambil dari
EnglightenNext Magazine - Everything You Always Wanted to Know About Tantra ... but Were Afraid to Ask (An interview with Miranda Shaw. Phd by Craig Hamilton).
Ada juga referensi mengenai posisi wanita dalam paradigma Tantra, dan penjelasan mengenai intimasi (hubungan kelamin) sebagai jalan untuk mencapai Pencerahan
di sini.
Karena pembahasan ini masih berkaitan dengan Thread "Mencapai Pencerahan dengan Sex?", saya ingin bertanya kepada Anda. Di thread itu, Anda menyatakan bahwa mencapai Pencerahan dengan karmamudra itu masuk akal. Bisakah Anda menyajikan alasan dan pandangan Anda, sehingga Anda menyatakan bahwa mencapai Pencerahan dengan karmamudra (hubungan kelamin aka intimasi) ini adalah masuk akal?