Bagaimana Tanggapan anda tentang Majalah Harmoni No. 15/03/VIII/HAR/09
Edisi Ke-15
Redaksi Jl Pakin No. 1, Komp. Mitra Bahari, Blok B 17-19 Penjaringan, Jakarta 14440
Telp. (+62 21) 667 0226 - 6625155
Pada Halaman Ke-75 ada tanya jawab YM Bhiksu Tadisa Paramita Sthavira dengan umat
Pertanyaan Umat : Amitofo. Apakah Sang Thatagatha ( Sakyamuni Buddha ) seorang vegetarian? Soalnya saya pernah baca riwayat Buddha versi lain dikatakan SAng Buddha sebelum Parinibbana Beliau memakan daging babi yang sudah tidak layak di persembahkan seorang wanita kaya.
Jawabannya YM Bhiksu Tadisa Paramita Sthavira :
Di dalam kitab suci Mahayana disabdakan seorang Bodhisatva harus melaksanakan sila bervegetarian. Karena semua makhluk adalah mandalanya Bodhisatva. Apabila tidak mau menolong semua makhluk maka Bodhisattva tidak bisa jadi Buddha. Perlu diketahui, bahwa sebelum seorang petapa mencapai tingkatan keBuddhaan maka ia harus melaksanakan jalan Bodhisattva sekian lama. Melihat tekad dan pelaksanaan Bodhisattva, bagaimana mungkin Ia masih doyan makan daging ? Apalagi untuk seorang Buddha ?
Karena seorang Buddha memiliki 5 mata ( mata fisik, mata dewa, mata bijak, mata Dharma, dan mata Buddha), tentu Ia mengetahui latar belakang dan prosesnya tersedia daging itu milik siapa ? Apakah karena alasan Hyang Buddha pindapatra menerima segala persembahan makanan ( termasuk daging ) dari umat, langsung mengatakan bahwa Hyang Buddha makan daging? Tentu tidak boleh gegabah sebelum bertanya kepada Buddha! Masih ingatkah bahwa disaat Bodhisattva Siddharta menjelang jadi Buddha, adanya barisan tentara Dewa Mara menggoda dan menyerang tubuh Buddha ternyata semua senjata berubah menjadi bunga.
Disaat Ananda memberikan selokan yang kotor tetapi ditangan Buddha air menjadi jernih kembali. Juga dikatakan tidak ada satupun kekotoran duniawi yang bisa mengotori tubuhnya ( termasuk mulut ) Hyang Buddha. Juga Hyang Buddha mengajarkan 37 Bodhi Paksya untuk merenungkan tubuh termasuk daging adalah menjijikkan. Seperti kita ketahui, bahwa binatang bisa lahir karena nafsu kotor, senang makanan kotor, cara hidup yang bergelimang kekotoran, dipotong dengan cara kotor, sehingga dikatakan menjijikkan dan menyedihkan.
Melihat kenyataan ini bagaimana mungkin buddha senang dengan makanan yang bersumber dari kekotoran dan bagaimana pula bisa makan daging yang berarti nikmat di atas penderitaan makhluk lain ? Adapun kata Buddha atau Tathagata adalah sebuah gelar kesempurnaan dari kesucian dan kebajikan, bagaimana bisa sebuah gelar Buddha atau Tathagata makan daging ? dan terakhir Hyang Buddha memiliki kesaktian ampuh sehingga segala persembahan (makanan dan minuman) dan kebutuhan lainnya bisa berubah sesuai kemuliaannya. Setelah Anda menganalisa, merenung dan memperhatikan berbagai kitab suci Mahayana dan perjalanan hidup Hyang Buddha yang teramat luhur, bagaimana bisa Anda meragukan bahwa Hyang Buddha masih makan daging (yang berarti memakan bangkainya binatang dan menjadikan perutNya bagaikan kuburan binatang. Ingat! Jangan mencari kebenaran di dalam tulisan, jangan terjebak apa yang tersurat melainkan apa yang tersirat.
Juga pergunakanlah nalar, logika, kebijaksanaan Bodhi dan pandangan terang untuk mengambil kesimpulan atau kepastian! Semoga jawaban singkat ini bisa diselidiki, dibuktikan, dan dipahami, Amithofo. Adapun jawaban tulisan ini tidak bermaksud dan bertujuan merendahkan aliran lain yang siswanya masih mengkonsumsi makanan daging. Jawaban yang tertulis ini hanya sekedar informasi dan studi perbandingan dari sudut dari sudut pandangan Mahayana.
SELESAI
Tulisan ini baru keren. Yang ini baru kelihatan belang-nya.
Menurut saya, tulisan yang tidak mengungkapkan apa adanya dan tidak jujur, akan menjadi konflik yang berkepanjangan. Forum diskusi ini tidak akan mencapai titik temu bila mengungkapkan pendapat masing-masing yang tidak ada gunanya.
End of Comment.