//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Obat Plus Meditasi  (Read 5282 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Obat Plus Meditasi
« on: 28 November 2009, 09:54:01 AM »
dalam mengatasi berbagai penyakit, saya menggunakan meditasi sebagai terapi penyembuhan.

meditasi samatha vippasana memang sungguh dahyat.

dulu, ketika saya belum terampil dalam meditasi samatha vippasana, kalau saya sakit gigi, gusi bengkak, waduh rasa sakitnya sangat menyiksa. kadang-kadang obat-obatanpun kurang membantu untuk melepaskan perasaan menderita yang muncul karena rasa sakit tersebut.

seiring berjalannya waktu, saya semakin sering berlatih meditasi samatha-vipassana, saya semakin terampil. ketika saya sakit gigi yang cukup parah, bengkak dan sakit luar biasa, lalu saya segera bermeditasi. dalam waktu 5 atau 10 menit, rasa sakit tersebut langsung hilang. sama sekali tidak ada rasa sakit lagi. tetapi gigi masih sakit bila ditekan. tapi itu sudah merpakan kemajuan yang besar. dengan hilangnya rasa sakit, saya bisa meneruskan pekerjaan atau beristirahat dengan tenang.

setelah pengalaman tersebut, saya melepaskan segala jenis obat-obatan, dan hanya mengandalkan meditasi untuk penyembuhan. tetapi pemikiran saya tersebut ternyata salah. karena meditasi hanya efektif untuk meredakan rasa nyeri saja, tetapi tidak dapat menyembuhkan infeksi pada tubuh, bila terjadi infeksi. infeksi ini harus diobat dengan obat-obatan dari dokter.

sekarang, saya bermeditasi bila merasa sakit gigi, badan, kepala, flu, batuk, sakit perut, masuk angin, dsb. tetapi khusus untuk sakit gigi, saya tetap pergi ke dokter walaupun sudah dapat meredakan rasa sakit dengan meditasi. sebab, jika tidak diobati dengan obat dari dokter, gusi saya bisa terus membengkak, walaupun anehnya saya tidak merasakn sakit sama sekali.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Obat Plus Meditasi
« Reply #1 on: 28 November 2009, 10:08:05 AM »
tidak perlu meditasi juga bisa..
manusia memang dilengkapi dengan kemampuan iritabilita dan adaptasi.
jadi ketika anda fokus pada sesuatu hal, maka kemampuan peka terhadap rangsangan akan berpindah ke hal yang anda fokus.
contoh : anda sekarang sedang mengetik, anda bisa tidak merasakan adanya rangsangan sentuhan baju pada kulit anda. :)

jadi intinya bukan pada meditasi, namun lebih ditekankan pada fokus / tidaknya anda terhadap rangsangan.

dan 1 hal. ini BUKAN PENYEMBUHAN.. ibarat orang mabok, masalah terkesan hilang, namun masalah akan muncul ketika maboknya hilang :D
« Last Edit: 28 November 2009, 10:10:19 AM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Obat Plus Meditasi
« Reply #2 on: 28 November 2009, 10:12:28 AM »
tidak perlu meditasi juga bisa..
manusia memang dilengkapi dengan kemampuan iritabilita dan adaptasi.
jadi ketika anda fokus pada sesuatu hal, maka kemampuan peka terhadap rangsangan akan berpindah ke hal yang anda fokus.
contoh : anda sekarang sedang mengetik, anda bisa tidak merasakan adanya rangsangan sentuhan baju pada kulit anda. :)

jadi intinya bukan pada meditasi, namun lebih ditekankan pada fokus / tidaknya anda terhadap rangsangan.

dan 1 hal. ini BUKAN PENYEMBUHAN.. ibarat orang mabok, masalah terkesan hilang, namun masalah akan muncul ketika maboknya hilang :D


kamu betul bro! teng..teng...

jadi, selama ini, aku mabok mediasi ya..?

tapi kalo aku tidak bermditasi, aku jadi murung, marah-marah, kadang-kadang melakukan tindakan yang negatif, karena terdorong oleh rasa sakit dan keinginan untuk sembuh.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Obat Plus Meditasi
« Reply #3 on: 28 November 2009, 10:15:39 AM »
bukan mabok meditasi seh.. itu hanya perumpamaan
cuma kalau lagi sakit ya diobati, karena sumber penyakitnya gak bakal bisa hilang kalau hanya meditasi aja..
perlu juga gizi, obat dsb.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Obat Plus Meditasi
« Reply #4 on: 28 November 2009, 10:22:09 AM »
bukan mabok meditasi seh.. itu hanya perumpamaan
cuma kalau lagi sakit ya diobati, karena sumber penyakitnya gak bakal bisa hilang kalau hanya meditasi aja..
perlu juga gizi, obat dsb.

tapi kalau meditasinya udah mencapai jhana, mungkin juga penyakit tersebut sembuh tanpa obat. betul enggak ya?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Obat Plus Meditasi
« Reply #5 on: 28 November 2009, 10:27:42 AM »
wah.. kalau itu kurang tahu dah.. boro2.. capai jhana ada kaga.. :D
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Obat Plus Meditasi
« Reply #6 on: 28 November 2009, 10:35:47 AM »
wah.. kalau itu kurang tahu dah.. boro2.. capai jhana ada kaga.. :D


dulu aku pernah sakit keras hingga lumpuh. aku sudah putus asa. lalu aku dengan tekad yang sangat keras berjanji dalam hati "aku tidak akan berhenti bermeditasi hingga aku mati, dari pada aku hidup tapi menderita begini." lalu aku terus menerus memperhatikan naik turunnya perut. lama-lama aku seperti melihat cahaya berputar di perutku. dan ketika kesadaranku berpencar ke seluruh tubuh tiba-tiba aku bisa bangun, berdiri tegak dan sembuh seketika. maaf bro, itu cuma pengalaman pribadi yang membuat saya menyimpulkan kalau waktu itu batin saya mencapai jhana, dan kekuatannya menyembuhkan secara ajaib. tetapi kejdian seperti itu tidak pernah terulang untuk kedua kalinya. oleh karena itu, saya pikir bagi yang belum dapat mencapai mencapai jhana, obat-obatan sangat dibutuhkan. sedangkan bagi yang sudah mencapai jhana dan dapat dengan mudah kapan dan dimana saja dia masuk jhana, maka obat-obatan tidak diperlukan. itu cuma kesimpulan saya aja, bro!

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Obat Plus Meditasi
« Reply #7 on: 28 November 2009, 11:25:55 AM »
dalam mengatasi berbagai penyakit, saya menggunakan meditasi sebagai terapi penyembuhan.

meditasi samatha vippasana memang sungguh dahyat.

dulu, ketika saya belum terampil dalam meditasi samatha vippasana, kalau saya sakit gigi, gusi bengkak, waduh rasa sakitnya sangat menyiksa. kadang-kadang obat-obatanpun kurang membantu untuk melepaskan perasaan menderita yang muncul karena rasa sakit tersebut.

seiring berjalannya waktu, saya semakin sering berlatih meditasi samatha-vipassana, saya semakin terampil. ketika saya sakit gigi yang cukup parah, bengkak dan sakit luar biasa, lalu saya segera bermeditasi. dalam waktu 5 atau 10 menit, rasa sakit tersebut langsung hilang. sama sekali tidak ada rasa sakit lagi. tetapi gigi masih sakit bila ditekan. tapi itu sudah merpakan kemajuan yang besar. dengan hilangnya rasa sakit, saya bisa meneruskan pekerjaan atau beristirahat dengan tenang.

setelah pengalaman tersebut, saya melepaskan segala jenis obat-obatan, dan hanya mengandalkan meditasi untuk penyembuhan. tetapi pemikiran saya tersebut ternyata salah. karena meditasi hanya efektif untuk meredakan rasa nyeri saja, tetapi tidak dapat menyembuhkan infeksi pada tubuh, bila terjadi infeksi. infeksi ini harus diobat dengan obat-obatan dari dokter.

sekarang, saya bermeditasi bila merasa sakit gigi, badan, kepala, flu, batuk, sakit perut, masuk angin, dsb. tetapi khusus untuk sakit gigi, saya tetap pergi ke dokter walaupun sudah dapat meredakan rasa sakit dengan meditasi. sebab, jika tidak diobati dengan obat dari dokter, gusi saya bisa terus membengkak, walaupun anehnya saya tidak merasakn sakit sama sekali.

Dalam Kāyagātasatisutta dari Majjhimanikāya, dikatakan bahwa seseorang yang mempraktikkan kesadaran terhadap tubuh seperti praktik ānāpanasati, menyadari gerak-gerik tubuh, empat unsur jasmani dan praktik asubha, akan memperoleh 10 manfaat. Salah satunya adalah bahwa ia akan mampu bertahan terhadap rasa sakit.

Saya berpendapat bahwa dalam vipassana seseorang mau tidak mau akan mengamati jasmani baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Dalam praktik ini, seseorang dilatih untuk selalu tenang dan tidak bereaksi terhadap perasaan2 jasmani termasuk rasa sakit. Seiring dengan waktu, seorang praktisi vipassana akan melihat fenomena perasaan tubuh tidak lebih daripada sekedar proses perasaan yang muncul dan lenyap. Ia tidak akan mudah terseret lagi oleh perasaan2 tersebut. Oleh karena itu, adalah sangat mungkin bahwa seseorang yang mempraktikkan vipassana akan memiliki ketahanan tubuh terhadap rasa sakit yang muncul dari jasmani.

Selain ketahanan tubuh (endurance), dalam praktik vipassana,  seseorang harus menghabiskan sebagian waktunya (bahkan seharusnya keseluruhan waktunya)  dengan tubuh yang tenang dan rileks. Kondisi ini akan sangat membantu untuk melenyapkan beberapa penyakit tubuh khususnya penyakit2 yang muncul karena intensitas tubuh.

Be happy.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Obat Plus Meditasi
« Reply #8 on: 28 November 2009, 02:49:03 PM »
wah.. kalau itu kurang tahu dah.. boro2.. capai jhana ada kaga.. :D


dulu aku pernah sakit keras hingga lumpuh. aku sudah putus asa. lalu aku dengan tekad yang sangat keras berjanji dalam hati "aku tidak akan berhenti bermeditasi hingga aku mati, dari pada aku hidup tapi menderita begini." lalu aku terus menerus memperhatikan naik turunnya perut. lama-lama aku seperti melihat cahaya berputar di perutku. dan ketika kesadaranku berpencar ke seluruh tubuh tiba-tiba aku bisa bangun, berdiri tegak dan sembuh seketika. maaf bro, itu cuma pengalaman pribadi yang membuat saya menyimpulkan kalau waktu itu batin saya mencapai jhana, dan kekuatannya menyembuhkan secara ajaib. tetapi kejdian seperti itu tidak pernah terulang untuk kedua kalinya. oleh karena itu, saya pikir bagi yang belum dapat mencapai mencapai jhana, obat-obatan sangat dibutuhkan. sedangkan bagi yang sudah mencapai jhana dan dapat dengan mudah kapan dan dimana saja dia masuk jhana, maka obat-obatan tidak diperlukan. itu cuma kesimpulan saya aja, bro!
wow.. cool.. tapi pendapat bro gak salah juga seh.. pepatah cina dulu juga mengatakan penyakit berasal dari pikiran juga. jadi kalau pikiran sakit maka penyakit juga bisa datang. jadi mungkin di sini, ada suatu korelasi antara pikiran (dan dengan meditasi tentunya) dengan penyakit..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Obat Plus Meditasi
« Reply #9 on: 29 November 2009, 02:13:28 AM »
Kanker Itu Lenyap
Dituturkan langsung oleh Erlina Kang, Bali


--------------------------------------------------------------------------------

Bagi kalangan umat Buddha di Bali, nama Ibu Erlina Kang Adiguna tentunya tidak asing lagi. Di samping aktif melakukan berbagai kegiatan di Vihara Buddha Sakyamuni, beliau juga sibuk mengelola usaha garmennya, "Mama & Leon". Kesuksesan beliau dalam dunia usaha bukan muncul begitu saja, tapi berkat usahanya yang gigih dan pantang menyerah.
Ibu Erlina dilahirkan dalam sebuah keluarga yang cukup mampu di Baturiti, Bedugul, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Sekarang beliau hidup bahagia bersama suami dan kelima anak, tiga putera dan tiga puterinya. Beliau pernah menderita sakit kanker yang sudah cukup parah dan harus dioperasi, tetapi dengan keyakinannya yang amat besar terhadap Sang Tri Ratna dan tekadnya yang kuat untuk menjadi abdi siswa Sang Bhagava, serta melaksanakan Ajaran Sang Buddha dengan sungguh-sungguh beliau dinyatakan sembuh tanpa melalui operasi. Inilah kisah sejati beliau yang berjuang dengan gigih untuk mengatasi sakit kanker yang dideritanya.

AWAL MULANYA

Pada suatu hari di akhir tahun 1992, saya mendadak mengalami perdarahan yang serius, padahal saya telah menopause sejak dari tahun 1984. Setelah saya periksakan ke dokter di Bali, dokter itu mengatakan ada gejala benjolan di rahim saya, setelah beberapa kali saya berobat ke rumah sakit, saya kemudian tidak memperhatikannya dengan serius.

Pada tahun 1993 saya kembali mengalami sakit perut di sebelah kiri, yang terasa sakit apabila saya jongkok dan sulit untuk berdiri kembali. Akhirnya saya berangkat ke Singapura, bertemu dengan Dokter Wong, di salah satu rumah sakit di sana. Ternyata setelah diperiksa dokter mengatakan saya menderita kanker rahim, hampir stadium tiga. Saya sangat kaget, dokter lalu menganjurkan beberapa saran pengobatan, karena benjolan yang saya derita cukup besar: Sampai pada pemeriksaan yang ketiga kalinya saat saya berobat ke Singapura, Dokter Wong tetap menganjurkan saya untuk segera dioperasi saja.

Akhirnya saya nekat memutuskan untuk tidak mau dioperasi, saya pulang ke Indonesia, dan saya ingin tahu bagaimana risiko kalau orang yang kena kanker itu dikemoterapi. Saya mengunjungi Rumah Sakit Kanker di Jakarta, tidak terbayangkan bahwa penyakit yang saya derita itu sangat mengerikan, setelah saya melihat kenyataan ini, saya memutuskan untuk tidak dioperasi, tidak dikemoterapi, juga tidak makan obat. Saya siap menghadapi kenyataan ini.

Karena pada masa-masa tahun 1994 itu saya banyak sekali memiliki kegiatan dalam pengembangan Dhamma, saya melupakan sakit saya dan tidak henti-hentinya saya melakukan kebajikan dan belajar meditasi, serta mempelajari Dhamma, Ajaran Sang Buddha secara lebih mendalam, untuk menguatkan keyakinan saya bahwa Sang Tri Ratna pasti akan memberikan jalan yang terbaik bagi saya karena saya tidak percaya bisa terkena penyakit kanker, karena dalam keturunan keluarga saya tidak ada yang sakit kanker.

Pada suatu hari saya mendapat telpon dari Dokter Wong, yang mengharuskan saya untuk segera dioperasi, namun saya sudah memutuskan untuk berjuang dengan cara saya sendiri. Sakit saya semakin hari semakin bertambah, muka saya semakin pucat, perut saya semakin kaku, keluarga saya tidak tahu sama sekali, termasuk suami saya.

KESEMBUHAN

Pada suatu hari saya memutuskan akan bermeditasi secara kontinyu, terus-menerus selama 40 hari, setiap pagi dan sore hari. Saya tidak tahu mengapa saya mempunyai keputusan untuk bermeditasi selama 40 hari. Setiap hari saya membacakan Paritta lengkap mulai dari Namakara Gatha, Karaniya Metta Sutta, Saccakiriya Gatha dan seterusnya sampai diakhiri dengan Ettavatta. Setelah selesai membacakan Paritta Suci, saya selalu meminum tiga cangkir air yang saya persembahkan di Altar. Saya selalu berdoa,mengucapkan kata-kata yang sama, memohon untuk diberkahi jalan yang terbaik, mengucapkan janji dan tekad saya. Dan pada saat saya meminum air, saya selalu berdoa seperti ini:

1. Pertama-tama saya ambil cangkir yang di tengah, saya berdoa di hadapan Sang Bhagava, kalau memang saya harus menghadapi kematian, saya mohon Sang Bhagava memberikan jalan yang terbaik.

2. Lalu saya ambil cangkir air yang di sebelah kiri, saya berdoa; Sang Bhagava kalau saya diberi kesempatan untuk tetap hidup, saya akan bersungguh-sungguh mendalami dan menjalankan Dhamma, Ajaran Sang Bhagava dengan baik.

3. Yang terakhir, saya mengambil cangkir yang di sebelah kanan, saya berdoa; Sang Bhagava kalau saya kini diberi kesempatan untuk tetap hidup, saya akan mengabdi menjadi siswa Sang Bhagava.

Setiap hari dengan tekun saya membaca Paritta Suci, bermeditasi dan berdoa dengan sungguh-sungguh.



Hingga pada hari yang ke-35, biasanya saya dari duduk untuk berdiri saja sulit, saya harus memegangi perut di sebelah kiri, baru saya bisa berdiri. Tetapi pada hari itu, pada saat bermeditasi saya mendengar sepertinya ada orang yang masuk ke dalam ruangan saya bermeditasi, seperti ada suara injakan kakinya yang sangat keras, dan sepertinya duduk di sebelah saya, suara nafasnya keras sekali, saya benar-benar takut tetapi saya tidak berani membuka mata, saya takut kalau saya sampai melihat orang itu. Beberapa menit kemudian saya mendengar orang itu meninggalkan tempat dan perlahan-lahan saya membuka mata, ternyata orang itu sudah tidak ada lagi. Saya lupa bagaimana caranya saya berdiri pada saat itu, saya lalu ke dapur dan setelah minum saya baru sadar bagaimana ya caranya saya bangun. Saya mencoba kembali duduk dan bangun kembali, saya bisa melakukannya, rasa sakit itu hilang. Saya terus melakukan meditasi selama 40 hari, di dalam hati saya berjanji akan melakukan kebajikan terus menerus dan saya selalu merasa berbahagia, dan saya tidak tahu mengapa, apa saya sudah lupa bahwa saya akan mati.



Sejak hari ke-35 itu, saya selalu bermimpi yang aneh-aneh, tetapi di dalam mimpi saya selalu berhubungan dengan para Bhikku. Di dalam mimpi itu saya naik gunung, sampai di puncak gunung saya terperosok masuk lumpur, dan saya mengucapkan "Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa" ke hadapan Sang Bhagava, dan di bawah gunung, puluhan para Bhikkhu memanggil-manggil nama saya, mendadak ada air bah yang mendorong saya sehingga saya sampai di bawah, saya diberi bungkusan oleh salah seorang Bhikkhu.



Banyak teman-teman saya selalu memimpikan saya selalu bersama para Dewa, dan keajaiban terakhir yang saya dapatkan adalah telepon dari Dokter Wong yang menanyakan keadaan saya, dokter itu menyarankan agar saya mengambil keputusan untuk dioperasi, tetapi rasa sakit di perut saya sudah berkurang, akhirnya saya putuskan untuk memeriksakan kembali penyakit saya di Singapura.



Pada tanggal 20 Februari 1995 saya berangkat bersama suami saya menuju Singapura. Namun ada satu keanehan, sejak saya berangkat ke Airport, saya merasa sangat mengantuk, begitu naik pesawat terbang saya minta kepada suami saya untuk jangan membangunkan pada saat dibagikan makanan. Begitu tidur, saya bermimpi dari Bali ke Singapura saya berjalan di atas lautan, dan di pinggir banyak sekali para Bhikkhu yang berdiri di atas lautan. Begitu mendarat di Singapura, saya dibangunkan dan saya bertanya, saya jalan apa naik pesawat, suami saya menjawab sedikit sewot, tentu saja naik pesawat masak jalan kaki katanya. Tetapi pada sore hari itu saya memutuskan, untuk bertemu dokter esok hari saja.


Pada pagi hari tanggal 22 Februari 1995 saya diperiksa oleh dokter, berkali-kali saya disuruh minum air dan diperiksa berkali-kali, sepertinya dokter itu bingung, komputernya dicek, diperiksa kalau-kalau rusak. Lalu dilihat lagi hasil-hasil pemeriksaan yang dulu; saya diperiksa lagi, kemudian saya dikirim ke Rumah Sakit lain untuk diperiksa lagi oleh satu tim dokter yang terdiri dari 5 orang dokter ahli, memeriksa saya berulang kali, sampai saya teler, kecapaian diperiksa bolak-balik, setelah itu dokter menyatakan sakit kanker saya tidak bisa ditemukan, hanya ada tanda seperti petikan buah anggur. Saya dikembalikan lagi ke Dokter Wong, beliau tidak memeriksa lagi hanya bertanya, agama saya apa, saya bengong, beliau hanya mengucapkan Amitabha dan menyuruh saya berdoa ke Vihara. Saya terkejut dan sungguh bahagia, saya bisa sembuh dari penyakit kanker, tanpa melalui operasi.



Inilah berkah Sang Buddha yang demikian besar kepada saya, sehingga saya benar-benar percaya bahwa karma itu bisa dirubah dengan cara melaksanakan Ajaran Sang Buddha dengan sungguh-sungguh.



Karena itu tumbuhkanlah keyakinan yang kuat kepada Sang Tri Ratna, menjadi siswa Sang Buddha yang baik, melaksanakan Ajaran Sang Buddha dengan sungguh-sungguh, perbanyaklah perbuatan bajik, sucikanlah pikiran.



Saya telah berusaha menjalankan segala kebajikan, dengan materi yang saya miliki, saya pergunakan sebaik-baiknya di dunia ini, agar ada kenangan yang berarti untuk menuju kehidupan yang akan datang.


Semoga pengalaman saya ini menjadi kesaksian nyata untuk dijadikan cermin bagi saudara-saudara se-Dhamma, di dalam memperoleh kebahagiaan dengan melaksanakan Ajaran Sang Guru Agung kita, Sang Buddha Yang Maha Sempurna. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata.



Semoga semua makhluk berbahagia. Sadhu... sadhu... sadhu.
 _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Obat Plus Meditasi
« Reply #10 on: 29 November 2009, 05:08:37 PM »
^ Bulet-buletin item-item di belakang sutra, minta sama Kwan Im, bakar terus minum. Ntar juga sembuh.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days