Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Deva19 on 27 November 2009, 09:22:01 PM
-
aku selalu ingin bercerita tentang diriku. dimana-mana yang aku bahas adalah tentang aku, aku dan aku. semua pembicaraan akhirnya berujung kepada tentang "aku". mengapa aku tidak dapat berhenti dari mengatakan "aku"? setiap kali aku berbicara, selalu ada tentang "aku" di dalamnya.
mengapa "aku" merupakan sesuatu yang ingin aku pertontonkan pada orang lain?
mengapa "aku" menjadi suatu pribadi yang sangat penting dalam segala kondisi?
mengapa semua tindak tanduk seakan-akan hanya untuk "aku"?
bila "aku" adalah sebuah lukisan, maka "aku" selalu saja ingin menghiasi lukisan itu terus menerus, sehingga tampak lebih indah di mata orang lain?
aku bermeditasi untuk kebahagiaanku
aku berbuat baik, untuk keberuntunganku
aku berdiskusi, untuk meningkatkan pengetahuanku
dan tidak ada yang paling nikmat untuk didiskusikan selain dari tentang Aku
sobat Dhamma, mengapa semua hanya tentang aku?
-
Oh.. nanyanya ke Sobat-Dharma ya? Ntar yah tak panggilin dulu ;D
-
seperti gambar di atas lukisan, seperti gambar2 pada keramik
semua itu cuma gabungan unsur2 yang membentuknya
aku itu ada tapi ga ada
isi tapi kosong, kosong tapi isi
masalahnya yg setiap hari kulihat hanyalah isinya saja
seandainya aku menyadari bahwa isi itu juga ternyata kosong
maka aku akan selalu bahagia
_/\_
-
Oh.. nanyanya ke Sobat-Dharma ya? Ntar yah tak panggilin dulu ;D
maskudku sobat dhammacitta
-
seperti gambar di atas lukisan, seperti gambar2 pada keramik
semua itu cuma gabungan unsur2 yang membentuknya
aku itu ada tapi ga ada
isi tapi kosong, kosong tapi isi
masalahnya yg setiap hari kulihat hanyalah isinya saja
seandainya aku menyadari bahwa isi itu juga ternyata kosong
maka aku akan selalu bahagia
_/\_
tapi yang kutanyakan bukan bagaimana caranya bahagia, tapi mengapa selalu tentang "aku"?
-
karena aku selalu menuntut sesuai dengan pertanyaan :D
-
seperti gambar di atas lukisan, seperti gambar2 pada keramik
semua itu cuma gabungan unsur2 yang membentuknya
aku itu ada tapi ga ada
isi tapi kosong, kosong tapi isi
masalahnya yg setiap hari kulihat hanyalah isinya saja
seandainya aku menyadari bahwa isi itu juga ternyata kosong
maka aku akan selalu bahagia
_/\_
tapi yang kutanyakan bukan bagaimana caranya bahagia, tapi mengapa selalu tentang "aku"?
ada ko nih, baca aja
"masalahnya yg setiap hari kulihat hanyalah isinya saja"
-
Mengapa selalu tentang aku? It's just natural. Memang apa yg kita perbuat tidak pernah terlepas dr seputar soal aku. Itulah puthujjana.
Sedangkan nasihat Sang Buddha bagi seorang sekha adalah:
Kenal dan pahami dulu si aku. Lalu mengerti dari mana datangnya aku. Sadari bagaimana aku bisa ditinggalkan untuk ke depannya. Dan kembangkan cara untuk meninggalkan aku.
_/\_
-
ok! teng teng... (teng kyu:terima kasih)!
-
aku selalu ingin bercerita tentang diriku. dimana-mana yang aku bahas adalah tentang aku, aku dan aku. semua pembicaraan akhirnya berujung kepada tentang "aku". mengapa aku tidak dapat berhenti dari mengatakan "aku"? setiap kali aku berbicara, selalu ada tentang "aku" di dalamnya.
mengapa "aku" merupakan sesuatu yang ingin aku pertontonkan pada orang lain?
mengapa "aku" menjadi suatu pribadi yang sangat penting dalam segala kondisi?
mengapa semua tindak tanduk seakan-akan hanya untuk "aku"?
bila "aku" adalah sebuah lukisan, maka "aku" selalu saja ingin menghiasi lukisan itu terus menerus, sehingga tampak lebih indah di mata orang lain?
aku bermeditasi untuk kebahagiaanku
aku berbuat baik, untuk keberuntunganku
aku berdiskusi, untuk meningkatkan pengetahuanku
dan tidak ada yang paling nikmat untuk didiskusikan selain dari tentang Aku
sobat Dhamma, mengapa semua hanya tentang aku?
Kalau ini ciri-cirinya AKU nya AMAT GEDEH (huge, gigantic, jumboo, extra size)
=)) =)) =))
kalau kecil kan malu ditampilkan...(apalagi berkali-kali) ;D
-
Karena AKU itu tidak pernah puas !
Kalau masih ada AKU, berarti belum mencapai Nibbana
_/\_
-
Aku adalah pikiran.
-
aku selalu ingin bercerita tentang diriku. dimana-mana yang aku bahas adalah tentang aku, aku dan aku. semua pembicaraan akhirnya berujung kepada tentang "aku". mengapa aku tidak dapat berhenti dari mengatakan "aku"? setiap kali aku berbicara, selalu ada tentang "aku" di dalamnya.
mengapa "aku" merupakan sesuatu yang ingin aku pertontonkan pada orang lain?
mengapa "aku" menjadi suatu pribadi yang sangat penting dalam segala kondisi?
mengapa semua tindak tanduk seakan-akan hanya untuk "aku"?
bila "aku" adalah sebuah lukisan, maka "aku" selalu saja ingin menghiasi lukisan itu terus menerus, sehingga tampak lebih indah di mata orang lain?
aku bermeditasi untuk kebahagiaanku
aku berbuat baik, untuk keberuntunganku
aku berdiskusi, untuk meningkatkan pengetahuanku
dan tidak ada yang paling nikmat untuk didiskusikan selain dari tentang Aku
sobat Dhamma, mengapa semua hanya tentang aku?
karena itulah AKU ;D