Ya. Itu namanya teori.
Banyak ilmuwan mengemukakan teori atas dasar pemikiran sendiri.
...
Jadi ilmiah dapat menerima bukti hasil pemikiran selama orang tersebut mempunyai argumen yang kuat.
jadi kenapa yg namanya "teori" karma itu gak pernah terdengar di forum2 science?
Disini anda salah. Hukum alam tidak hanya fisika. Hukum alam itu sangat luas.
Jika anda mengatakan hukum alam hanya fisika maka anda hanya orang yang berpikir sempit.
susah juga ngejelasinnya
http://en.wikipedia.org/wiki/PhysicsPhysics (Greek:
?? (phúsis), "nature" and
(phusiké), "knowledge of nature") is the branch of science concerned with discovering and characterizing universal laws that govern such things as matter, energy, space, and time. Discoveries in physics resonate throughout the natural sciences, and physics has been described as the "fundamental science" because other fields such as chemistry and biology investigate systems whose properties depend on the laws of physics.
jadi kalo misalnya anda berhasil membuktikan adanya alam / dimensi tavatimsa, tentu saja domainnya adalah physics, bukan ekonomi, bukan kimia, bukan politik, bukan computer science, bukan yg lain2... di sini saya berbicara mengenai
domain.
yg namanya hukum alam, apa aja yg terjadi dialam itu
klasifikasinya adalah fisika. sekali lagi saya berbicara mengenai domain. saya gak mengatakan seluruh fenomena di dunia ini sudah dijelaskan oleh text book fisika.
kalo begini terus, energi saya udah bakal habis. kayaknya saya perlu minum hemaviton
Kemungkinan diatas masih terlalu umum karena masih banyak kemungkinan lain.
Tidak ada hubungan antara ada alam ada karena ada sebab, kemudian nyambung ke Tuhan.
Ingat bibinya ke dokterm, Bon fire tidak ada hubungan dengan Tuhan.
Dalam prinsip jagung terlihat hukum bahwa jika kita menanam sesuatu itu lah yang kita dapatkan.
Prinsip ini terlihat lebih jelas dari pada teori anda yang sama sekali tidak nyambung.
ini juga anda tanggapi? ini kan sarkasme?!?!?
maksud saya mengeluarkan
anekdot di atas untuk menggambarkan kesimpulan yg meloncat2...
*nyari2 hemaviton*
Tapi menurut yang saya dengar bukti tersebut berdasarkan penelitian umur dari batu.
Anda tidak mungkin tau secara nyata kecuali anda menyaksikan bumi itu terbentuk dan masih hidup sampai saat ini. Jadi penelitian tersebut hanya kesimpulan dari ilmuwan itu sendiri bedasarkan fakta2 yang ada.
bukti2 itu dari bidang geologi, radioaktif, atmosfit, dll, semua menunjukkan arah umur bumi yg sama.
science != menyaksikan secara nyata.
gak menyaksikan secara nyata pun bisa diakui science.
saya udah berkali2 ngomong soal instrumen, pengukur, dokumen, blablabla.
Tapi dari pembicaraan anda diatas menyatakan bahwa kepercayaan buddhis sama dengan kepercayaan agama samawi. dimana sesuatu yang ditulis dalam kitab suci dipercayai 100%.
tanpa dipikirkan atau berusaha di buktikan. Seorang manusia punya otak oleh karena itu kita harus mengunakan otak kita untuk berpikir jangan percaya sesuatu membabi buta.
Sebenarnya itulah pangkal perdebatan ini.
anda menciptakan sendiri kata2 yg tidak pernah saya ucapkan sejak awal diskusi ini. saya tidak pernah ngomong buddhis itu 100% percaya buta pada kitab suci. dan ini berkali2 saya sangkal, tapi balik2nya lagi ke prinsip buddhis tidak langsung percaya, blablablabla...
pangkalnya adalah bahwa yg namanya kepercayaan apapun labelnya tetaplah kepercayaan. tidak ada kepercayaan yg lebih logis ataupun lebih ilmiah ketimbang kepercayaan lainnya...
kalo suatu kepercayaan itu sudah terbukti melalui riset, experiment dan proses2 ilmiah, maka kepercayaan itu tidak lagi disebut kepercayaan, melainkan pengetahuan
contohnya, mengenai meditasi bisa bikin orang lebih bahagia itu bukan lagi kepercayaan, melainkan udah menjadi pengetahuan (baca link bbc yg saya post sebelumnya). namun yg namanya nibbana, tavatimsa, asura, dll sampai saat ini statusnya adalah kepercayaan. karenanya, nibbana dan tavatimsa tidak berhak untuk disebut ilmiah.
saya sudahi aja post saya di topik ini.
saya udah gak ada tenaga dan hemevitonnya blom ketemu
kamsiah