//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha  (Read 8781 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #15 on: 18 February 2010, 01:51:48 PM »
objek indera salah satunya adalah juga pikiran(cittanupasana) beda dengan vedananupasana dan dhammanupasana. Yg dimaksud ditulis diatas. Starting point dari sana, lalu dikembangkan terhadap objek lainnya maka terealisasilah nibbana. Jadi terlihat kalimat itu mentah. Tapi bila dilihat keseluruhan percakapan, Sang Buddha mengerti artinya tetapi bhikkhu lainnya bingung dan menyalah artikan. Disitu point utamanya. Ini mengapa saya bold.

Kemudian Sang Buddha menjelaskan kepada mereka makna sebenarnya dari jawaban Sariputta.

Para bhikkhu, jawaban Sariputa dapat disederhanakan menjadi demikian: Ia menerima bahwa nibbana dapat dicapai dengan meditasi, tetapi ia menerima hal itu berdasarkan hasil pengalamannya sendiri, dan bukan karena saya telah mengatakan hal itu atau orang lain mengatakan hal itu. Sariputta mempunyai keyakinan kepada Tathagatha. Ia juga yakin terhadap akibat-akibat dari perbuatan baik dan jahat."

kalo yang saya tangkap, kesalahpahaman para bhikkhu terjadi karena mereka mengira Sariputta tidak mempunyai keyakinan pada Sang Tathagata. Lalu Sang Buddha meluruskan bahwa bukan demikian namun, "Sariputta menerima bahwa nibbana dapat dicapai dengan meditasi, tetapi ia menerima hal itu berdasarkan hasil pengalamannya sendiri, dan bukan karena Sang Buddha yang telah mengatakan hal itu atau orang lain mengatakan hal itu". Jadi kesalahpahamannya bukan dari penafsiran mentah "meditasi objek indera". IMO, sepertinya terjemahan menjadi "meditasi objek indera" saja yang perlu diperbaiki...
« Last Edit: 18 February 2010, 02:14:41 PM by Mayvise »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #16 on: 18 February 2010, 02:14:39 PM »
Betul....

Penafsiran mentah itu adalah juga bagian dari pengalaman sariputta bukan?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #17 on: 18 February 2010, 02:24:12 PM »
sorry ketinggalan 1 "dhammanupasanna satipathana" ;D

indera = badan jasmani atau pikiran om?

jadi sekali sati 4 objek..?


Begini indera itu kan ada 6 menurut buddhism :
1. Mata
2. Telinga
3. hidung
4. kulit
5. lidah.
6. pikiran

1-5 adalah indera jasmani--> bagian dari jasmani
6. Indera non jasmani

Objek indera yg saya sebutkan sebelumnya adalah yang jasmani termasuk kelompok kayanupasana..
Dan yg terakhir sis rina sebut itu kelompok diluar jasmani yakni indera pikiran--->cittanupasana
Pelatihan sati ya satu2 sis....biasanya dimulai dari kayanupasana atau terkadang tergantung dari fenomena yang muncul, sati terhadap fenomena itu.
« Last Edit: 18 February 2010, 02:28:52 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #18 on: 18 February 2010, 02:30:53 PM »
^ ^ ^ Saya hanya mau konfirmasi aja  Maksud bro Bond, "meditasi objek indera" adalah meditasi yang mencakup Kayanupasana dan Cittanupassana saja.

Mengenai Vedananupasana dan Dhammanupasana adalah pengembangan dari "meditasi objek indera"?

« Last Edit: 18 February 2010, 02:47:09 PM by Mayvise »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #19 on: 18 February 2010, 02:38:03 PM »
^ ^ ^ Saya hanya mau konfirmasi aja :) Maksud bro Bond, "meditasi objek indera" adalah meditasi yang mencakup Kayanupasana dan Cittanupassana saja.

Mengenai Vedananupasana dan Dhammanupasana adalah pengembangan dari "meditasi objek indera"?



Tentu saja dari kedua objek dari sana tentu muncul vedana, dan Dhamma juga. Artinya kalau yg mulai dari kayanupasana atau cittanupasana, lalu muncul objek2 vedana dan Dhamma(vedananupasana dan dhammanupasana) di moment berikutnya nantinya itu juga akan dijadikan objek juga. Tetapi starting point dan pengertian awal dari objek indera tadi. Ini yang saya sebut pengembangannya, yakni pengertian yg berkembang dari suatu objek ke objek lainnya. Tidak mati disatu titik.

Bisa saja mau mulainya dari vedananupasana seperti metode Goenka lalu pengembangannya ke objek lainnya.
 _/\_
« Last Edit: 18 February 2010, 02:42:39 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #20 on: 19 February 2010, 03:14:22 PM »
Kisah ini juga uda pernah di posting di sini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5875.0;all

Kalo di link tsb, diterjemahkannya "meditasi" aja, bukan "meditasi berobjek indera". Tapi yang penting intinya meditasi sih.

Saya nambahin aja versi inggrisnya:

http://web.ukonline.co.uk/buddhism/dmpada2e.htm

While residing at the Jetavana monastery, the Buddha uttered Verse (97) of this book, with reference to Thera Sariputtta.
Thirty bhikkhus from a village had arrived at the Jetavana monastery to pay homage to the Buddha. The Buddha knew that the time was ripe for those bhikkhus to attain arahatship. So, he sent for Sariputta, and in the presence of those bhikkhus, he asked, "My son Sariputta, do you accept the fact that by meditating on the senses one could realize Nibbana ?" Sariputta answered, "Venerable Sir, in the matter of the realization of Nibbana by meditating on the senses, it is not that I accept it because I have faith in you; it is only those who have not personally realized it, that accept the fact from others." Sariputta's answer was not properly understood by the bhikkhus; they thought, "Sariputta has not given up wrong views yet; even now, he has no faith in the Buddha."

Then the Buddha explained to them the true meaning of Sariputta's answer. "Bhikkhus, Sariputta's answer is simply this; he accepts the fact that Nibbana is realized by means of meditation on the senses, but his acceptance is due to his own personal realization and not merely because I have said it or somebody else has said it. Sariputta has faith in me; he also has faith in the consequences of good and bad deeds."

Then the Buddha spoke in verse as follows:

Verse 97. He who is not credulous, who has realized the Unconditioned (Nibbana), who has cut off the links of the round of rebirths, who has destroyed all consequences of good and bad deeds, who has discarded all craving, is indeed the noblest of all men (i.e., an arahat). .

At the end of the discourse, all those bhikkhus attained arahatship
« Last Edit: 19 February 2010, 03:24:47 PM by Mayvise »

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha
« Reply #21 on: 19 February 2010, 03:26:22 PM »
Anumodana sis. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada